Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 2
Tax Planning Pengelompokkan Jenis
1. Penghasilan Untuk Menghitung Angsuran
Masa PPh Pasal 25
Perhitungan besarnya penghasilan dan besarnya PPh yang terhutang tersebut
baru dapat diketahui pada saat WP membuat SPT Tahunan PPh.
WP dalam hal ini diwajibkan untuk mengangsur atau mencicil pembayaran PPh-
nya selama tahun pajak berjalan, sebelum membuat dan melaporkan SPT
Tahunan PPh. Pembayaran angsuran atau cicilan ini dinamakan Pajak
Penghasilan Pasal 25.
Pada umumnya, cara menghitung PPh Pasal 25 didasarkan kepada data SPT
Tahunan tahun sebelumnya. Artinya, kita mengasumsikan bahwa penghasilan
tahun ini sama dengan penghasilan tahun sebelumnya sehingga nantinya akan
ada perbedaan dengan kondisi sebenarnya ketika tahun pajak sekarang
sudah berakhir. Selisih Kekurangan bayar akhir tahun ini biasa dinamakan PPh
Pasal 29.
Pada umumnya angsuran pajak ini adalah sebesar Pajak Penghasilan terutang
menurut SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun lalu dikurangi dengan kredit
pajak Pajak Penghasilan Pasal 21,22, 23 dan Pasal 24, dibagi 12 atau banyaknya
bulan dalam bagian tahun pajak.
PFIN4 | CH3 3
Tax Planning Pengelompokkan Jenis
1. Penghasilan Untuk Menghitung Angsuran
Masa PPh Pasal 25
PFIN4 | CH3 4
Tax Planning Pengelompokkan Jenis Penghasilan Untuk
1. Menghitung Angsuran Masa PPh Pasal 25
Bersifat Tidak Final / Final (Pasal 4 ayat 2) . Bersifat Tidak Teratur / Teratur
Objek pajak dari PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut
meliputi:
Penghasilan dari Pekerjaan, contoh: gaji,
Bunga deposito/tabungan, diskonto SBI dan
honor, dan lain-lain.
jasa giro Penghasilan dari Pekerjaan Bebas,
Penghasilan dari transaksi lainnya di bursa efek contoh: dokter, akuntan, konsultan, dan
Bunga/diskoto Obligasi lain-lain.
Hadiah Undian Penghasilan dari Usaha, contoh: laba
Jasa Konstruksi usaha
Persewaan Tanah/bangunan Penghasilan dari Harta/Modal, contoh:
Penghasilan dari pengalihan harta berupa sewa, bunga, dividen, dan lain-lain.
tanah atau bangunan Penghasilan Lain-lain, contoh:
Penghasila tertentu lainnya pembebasan utang, hadiah, dan lain-
lain.
PFIN4 | CH3 5
Tax Planning Pengelompokkan Jenis
1. Penghasilan Untuk Menghitung Angsuran
Masa PPh Pasal 25
Contoh :
Penghasilan teratur wajib pajak A dari usaha dagang dalam
tahun 2013 adalah Rp. 48.000.000,- dan penghaasilan tidak
teratur dari mengontrakkan rumah selama 3 tahun yang dibayar
secara sekaligus di tahun 2013 adalh Rp 72.000.000. Mengingat
penghasilan yang tidak teratur sekaligus diterima di tahun 2013,
maka penghasilan yang dipakai sebagai dasar penghitungan
angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun 2014 adalah hanya
berdasarkan penghasilan teratur tersebut.
PFIN4 | CH3 6
2. Foreign Exchange Revenue(Laba Selisih Kurs)
Keuntungan/Kerugian selisih kurs dapat disebabkan oleh
fluktuasi kurs mata uang asing atau karena adanya
kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter.
Berdasarkan UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf 1, keuntungan
selisih kurs merupakan objek Pajak Penghasilan.
2 PILIHAN PEMBUKUAN
VALAS
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 7
2. Foreign Exchange Revenue(Laba Selisih Kurs)
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 8
Rekonsiliasi Peredaran Usaha dan Penghasilan
3. Lainnya dengan DPP PPN Keluaran dan DPP
PPh yang Dipotong/Dipungut
Rekonsiliasi PPN
adalah proses pencocokan antara data di SPM
PPN dengan SPT Tahunan Perusahaan.
Pada umumnya perbedaan yang timbul antara
pengakuan pendapatan perusahaan menurut
SPT Tahunan PPh Badan dengan nilai penyerahan
menurut SPM PPN bisa timbul karena dua
kondisi, yaitu:
1. Karena karakteristik transaksi
2. Karena Peraturan yang berlaku memang
mengakibatkan timbulnya perbedaan.
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 9
Rekonsiliasi Peredaran Usaha dan Penghasilan
3. Lainnya dengan DPP PPN Keluaran dan DPP
PPh yang Dipotong/Dipungut
Perbedaan-perbedaan nilai peredaran usaha menurut SPT Tahunan PPh
Badan dan SPT Masa PPN, yang mungkin timbul antara lain dikarenakan oleh :
1. Terdapat penghasilan yang diakui pada PPh Badan namun bukan objek PPN,
contoh : bunga, dividen, pendapatan selisih kurs
2. Terdapat nota retur paja keluaran yang beda waktu
3. Selisih kurs atas penggunaan mata uang asing, dimana biasanya penjualan
yang dicatat pada buku besar menggunakan kurs yang ditetapkan
perusahaan, dan nilai penyerahan BKP dan JKP pada SPM PPN menggunakan
kurs pajak.
4. Terdapat penghasilan yang diakui sebagai penyerahan BKP dan/atau JKP
namun bukan objek PPh melainkan merupakan biaya, contoh pemakaian
sendiri, penyerahan antar cabang, pemberian cuma-cuma.
5. Tedapat penjualan aset yang dikenakan PPN (PPN Pasal 16D), namun dicatat
laba/rugi atas penjualan aset pada Laporan Keuangan Laba Rugi Wajib Pajak.
6. Uang muka penjualan yang telah diakui sebagai objek PPN namun masih
dilaporkan di neraca pada SPT PPh Badan
7. Terdapat BKP dan JKP yang dicatat pada penghasilan lain-lain pada SPT
Badan.
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 10
Rekonsiliasi Peredaran Usaha dan Penghasilan
3. Lainnya dengan DPP PPN Keluaran dan DPP
PPh yang Dipotong/Dipungut
PPN
MASUKAN
PFIN4 | CH3 11
4. Berbagai Pengujian Untuk Menguji Kebenaran
Perhitungan Peredaran Usaha
Benchmarking (perbandingan) adalah suatu proses
sistematik dalam membandingkan produk, jasa atau
praktik suatu organisasi terhadap kompetitor atau
pemimpin industri untuk menentukan apa yang harus
dilakukan dalam mencapai tingkat kinerja yang tinggi.
PROSES
KARAKTERISTIK TUJUAN & RASIO
METODE
Total Benchmarking
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 13
4. Berbagai Pengujian Untuk Menguji Kebenaran
Perhitungan Peredaran Usaha
KARAKTERISTIK TOTAL BRENCHMARKING
1. Rasio total benchmarking disusun berdasarkan kelompok usaha;
2. Benchmarking dilakukan atas rasio-rasio yang berkaitan dengan
ingkat laba dan input-input perusahaan;
3. Ada keterkaitan antar rasio benchmark;
4. Fokus pada penilaian kewajaran kinerja keuangan dan pemenuhan
kewajiban perpajakan.
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 14
4. Berbagai Pengujian Untuk Menguji Kebenaran
Perhitungan Peredaran Usaha
TUJUAN & MANFAAT
TOTAL BRENCHMARKING
Tujuan Manfaat
Menjadi pedoman dan sebagai Supporting tools bagi program
pembanding dengan kondisi SPT intensifikasi/ penggalian potensi
Tahunan yang dilaporkan Wajib pajak;
Pajak; Alat bantu dalam penghitungan tax
Membantu pengawasan kepatuhan gap.
Wajib Pajak, terutama menyangkut
kepatuhan materialnya.
PFIN4 | CH3 15
4. Berbagai Pengujian Untuk Menguji Kebenaran
Perhitungan Peredaran Usaha
METODE & PROSES
TOTAL BRENCHMARKING
1. Nilai masing-masing benchmarking ditetapkan untuk masing-masing
kelompok usaha berdasarkan 5 digit kode KlasifikasiLapangan Usaha
(KLU) Wajib Pajak.Klasifikasi Lapangan Usaha dimaksud adalah KLU
sesuai Keputusan DirjenPajak Nomor : PER-17 /PJ/2015
2. Penetapan rasio-rasio benchmarking untuk keseluruhan kelompok
usaha dilakukan secara bertahap oleh Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak;
3. Sumber data yang digunakan dalam tahap awal pembentukan
benchmarking adalah data internal dalam sistem informasi
perpajakan DJP, yang terdiri dari:
a. Elemen-elemen Surat pemberitahuan (SPT) Tahunan Badan;
b. Elemen-elemen Surat Pemberitahuan Masa PPN;
c. Elemen-elemen transkrip Laporan Keuangan.
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 16
4. Berbagai Pengujian Untuk Menguji Kebenaran
Perhitungan Peredaran Usaha
RASIO TOTAL BRENCHMARKING
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 18
4. Berbagai Pengujian Untuk Menguji Kebenaran
Perhitungan Peredaran Usaha
PENGUJIAN DOKUMEN
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 19
4. Berbagai Pengujian Untuk Menguji Kebenaran
Perhitungan Peredaran Usaha
UJI ARUS UANG
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 20
4. Berbagai Pengujian Untuk Menguji Kebenaran
Perhitungan Peredaran Usaha
UJI ARUS PIUTANG
Pelunasan : xxx
Piutang akhir : xxx (+)
Total : xxx
Piutang awal : xxx (-)
Peredaran usaha menurut Uji Arus Piutang : xxx
Peredaran usaha menurut SPT Badan : xxx
Selisih : xxx
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 21
4. Berbagai Pengujian Untuk Menguji Kebenaran
Perhitungan Peredaran Usaha
UJI ARUS BARANG
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 22
Pengendalian Atas Bea Keluar (Pajak Ekspor)
5. atas Penjualan Ekspor yang Terutang Bea
Keluar
Barang ekspor yang dikenakan bea keluar berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.011/2012, adalah:
i. Kulit dan kayu;
ii. Biji kakao;
iii. Kelapa sawit, Crude Palm Oil (CPO), dan produk turunannya; dan
iv. Bijih (raw material atau ore) mineral.
2. Tarif Spesifik
Tarif Bea Keluar per Satuan Barang Dalam Satuan Mata Uang
Tertentu x Jumlah Satuan Barang x Nilai Tukar Mata Uang.
PFIN4 | CH3 23
Pengendalian Atas Bea Keluar (Pajak Ekspor)
5. atas Penjualan Ekspor yang Terutang Bea
Keluar
Dalam perhitungan bea keluar khusus untuk barang
campuran CPO dan turunannya diatur harga dan tariff
yang digunakan adalah harga dan tariff ekspor yang
tertinggi dari barang yang dicampur tersebut dengan
jumlah barang adalah volume dan atau berat total.
Sedangkan untuk campuran bijih (raw material atau
ore) mineral harga yang digunakan adalah harga
ekspor tertinggi dengan jumlah barang adalah berat
total.
PFIN4 | CH3 24
CONTOH KASUS
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 25
KASUS
PERHITUNGAN PPh PASAL 25
PT Abadi yang bergerak pada bidang manufaktur, pada bulan April 2013
melaporkan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2012 dengan keterangan sebagai
berikut:
Penghasilan Kena Pajak (Penghasilan Neto) yang dilaporkan di Induk SPT
Tahunan PPh sebesar Rp. 500.000.000,00 dan untuk PPh yang terutang
diasumsikan tarif PPh Badan yang digunakan adalah 25%.
Namun Penghasilan Kena Pajak tersebut terdiri dari penghasilan neto dari
kegiatan usaha setelah ditambah dengan laba penjualan aktiva Rp.
10.000.000,00 dan laba selisih kurs Rp. 5.000.000,00.
Kredit PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23 yang dilaporkan berjumlah Rp.
100.000.000,00
Kredit PPh Pasal 24 yang dilaporkan berjumlah Rp 10.000.000,00
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 27
KASUS
CONTOH IMPLEMENTASI TAX PLANNING PADA PT. INDO
JAYA MANDIRI
PFIN4 | CH3 28
KASUS
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 29
KASUS
Dari tabel 6 diatas sebelum tax planning terdapat koreksi fiskal positif sejumlah Rp
115.036.933,00. Dari jumlah tersebut terdapat biaya-biaya yang diberikan dalam bentuk
kenikmatan untuk kesejahteraan karyawan sebesar Rp 114.468.000,00
Biaya kesejahteraan karyawan terkena koreksi fiskal positif merupakan biaya konsumsi,
biaya premi asuransi dan biaya tranportasi. Adanya koreksi fiskal positif yang dikeluarkan
perusahaan tersebut diatas menyebabkan penghasilan kena pajak perusahaan akan lebih
besar sehingga pajak penghasilan yang harus dibayar perusahaan juga ikut lebih besar.
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 30
PEMBAHASAN KASUS
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN YANG SECARA TIDAK LANGSUNG SUDAH DAPAT TERMASUK DALAM
AKTIVITAS SUATU TAX PLANNING
A. Biaya konsumsi
PT. Indojaya Mandiri memberikan konsumsi setiap hari pada karyawan dalam bentuk
tunjangan uang makan dan air mineral kepada semua karyawan, terkait dengan hal
ini kebijakan perusahaan yaitu dengan memberikan uang tunai setiap hari kepada
para pegawai, dan tidak terakumulasi untuk diakui sebagai penghasilan karyawan
terkait dengan PPh pasal 21, sehingga perusahaan secara akuntansi kas keluar
tersebut tidak dapat dibebankan dalam laporan pajak dan dikoreksi fiskal positif.
Dalam Undang-undang no. 36 Tahun 2008 pasal 9 ayat (1) huruf e tentang
penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai dan pengganti atau
imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura
di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur
dengan peraturan menteri keuangan.
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 32
PEMBAHASAN KASUS
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN YANG SECARA TIDAK LANGSUNG SUDAH DAPAT TERMASUK DALAM
AKTIVITAS SUATU TAX PLANNING
C. Biaya Transportasi
PT. Indojaya Mandiri mengeluarkan biaya penggantian parkir dan bensin
kendaraan bagi karyawan tertentu, maka sesuai Undang-undang no 36 thn
2008, pasal 9 pada huruf i, terkait dengan biaya yang diakui oleh perusahaan
dimana transaksi tersebut tergolong objek atau pengeluaran yang harus
dijadikan koreksi fiskal positif, karena tergolong pada biaya yang dikeluarkan
untuk keperluan pribadi wajib pajak atau keperluan orang tertentu yang
ditanggung perusahaan.
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 33
PEMBAHASAN KASUS
Diiatas ini akan disajikan perhitungan Pajak Penghasilan Badan setelah dilakukan tax planning
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 34
PEMBAHASAN KASUS
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tax planning maka
terdapat penghematan pajak yang dapat dilakukan oleh PT.Indojaya Mandiri sebesar
Rp 26.627.299. Penghematan pajak ini karena perusahaan memberikan biaya
konsumsi sebesar Rp. 96.000.000 tidak dalam bentuk natura dan kenikmatan tetapi
diakui sebagai tunjangan makan, dan biaya premi asuransi sebesar Rp. 9.468.000
dibebankan didalam penghasilan wajib pajak yang bersangkutan berupa tunjangan
premi karyawan, dan biaya transportasi sebesar Rp. 9.000.000 diberikan dalam
bentuk tunjangan transportasi yang masuk ke dalam penghasilan karyawan.
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH3 35
KESIMPULAN
Hasil dari penerapan tax planning pada PT. Indojaya Mandiri mampu menerapkan perhitungan
pajak penghasilan badan yang sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku dan dapat
memanfaatkan tax saving yang sudah ada dalam laporan keungan PT.Indojaya Mandiri, antara lain :
Biaya Konsumsi diberikan tidak dalam bentuk natura tetapi diakui sebagai tunjangan makan
Biaya Premi Karyawan yang dibebankan dalam penghasilan karyawan berupa tunjangan premi
karyawan.
Biaya Transportasi yang diberikan dalam bentuk tunjangan transportasi yang masuk dalam
penghasilan karyawan.
Copyright 2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. PFIN4 | CH5 36