Anda di halaman 1dari 28

LBM 5 MODUL PENGLIHATAN

1. Mengapa didapatkan mata kabur?


Trauma Asam:
Asam merusak dan memutus ikatan
intramolekul protein koagulasi protein
dapat merupakan barier
menghambat penetrasi zat ke intraokular
(nekrose koagulase).
Bila trauma disebabkan oleh asam kuat
menembus stroma kornea berubah
warna menjadi kelabu dalam 24 jam dan
juga timbul kerusakan pada badan siliar.
Gunawan, Wasidi. 2008. Kegawatdaruratan dalam Ilmu
Penyakit Mata. Dalam : Purnasidha, Hendry Ed. Cliical
Update : Emergency Cases. Jogjakarta : Press Jogjakarta.
TRAUMA ASAM
Trauma Basa:
Alkali persabunan disertai dengan disosiasi
asam lemak membran sel mempermudah
penetrasi alkali mukopolisakarida jaringan
akan menghilang penggumpalan sel
kornea atau keratosit serat kolagen kornea
akan menjadi bengkak dan stroma kornea
akan mati edem kornea terdapat
serbukan sel polimorfonuklear ke dalam
stroma kornea disertai dengan masuknya
neovaskularisasi epitel kornea rusak akan
memudahkan sel epitel diatasnya lepas
epitel yang baru terbentuk plasminogen
aktivator & kolagenase keluar gangguan
penyembuhan epitel.
Gunawan, Wasidi. 2008. Kegawatdaruratan dalam Ilmu
Penyakit Mata. Dalam : Purnasidha, Hendry Ed. Cliical Update
: Emergency Cases. Jogjakarta : Press Jogjakarta.
TRAUMA BASA
Menurut klasifikasi Thoft maka trauma basa
dapat dibedakan dalam :
Derajat 1 : Hiperemi konjungtiva
disertai dengan keratitis pungtata.
Derajat 2 : Hiperemi konjungtiva
disertai dengan hilang epitel kornea.
Derajat 3 : Hiperemi disertai dengan
nekrosis konjunctiva dan lepasnya epitel
kornea.
Derajat 4 : Konjungtiva perilimal
nekrosis sebanyak 50%.
Ilyas, Sidharta. Trauma Kimia. Ilmu Penyakit
Mata Edisi Ketiga, Jakarta : Balai Penerbit
FKUI. 2009; h 271 273.
Menurut American Academy of Ophtalmology stadium trauma kimia pada bola
mata dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Grade Perubahan pada Perubahan pada Prognosis
Kornea Konjungtiva Penglihatan
I Kerusakan hanya Khemosis (+) Baik
pada lapisan epitel Iskhemik (-)

II Kornea keruh tetapi Kongesti (+) Baik


iris masih jelas Khemosis (+)
terlihat Iskhemik kurang
dari 1/3 limbal
konjungtiva
III Kehilangan lapisan Iskemik 1/3 sampai Tidak dapat dinilai
epitel secara dengan limbal
menyeluruh, konjungtiva
sroama keruh dan
iris tidak dapat
dinilai
IV Opak, iris dan pupil Iskemik dan Buruk
tidak dapat dilihat nekrosis leih dari
limbal konjungtiva

American Academy of Ophthalmology. 2006. Ocular Trauma Epidemiology and


Prevention Ophtalmology, Basic and Cliical Science Course Section 13, p 121-134.
2. Mengapa didapatkan mata merah
(mixed inj.)?
Truma kimia kerusakan konjunctiva s/d
kornea reaksi peradangan vasodilatasi
a. conjunctiva posterior & a. ciliaris anterior
pengeluaran sel radang seperti sel PMN.
Vasodilatasi a. conjunctiva posterior & a.
ciliaris anterior mata merah.
Lang GK, Ophhalmology. Stuttgart: Thieme;
2000.p.117-41.
3. Mengapa didapatkan mata berair?
Struktur ini menerima persarafan dari cabang
ophtalmik dari nervus trigeminalis. Kornea
sendiri adalah sebuah struktur vital pada mata
dan karenanya juga bersifat sangat sensitif.
Sensasi taktil minimal telah dapat menimbulkan
refleks penutupan mata. Adapun lesi pada
kornea akan membuat ujuang saraf bebas
terpajan dan sebagai akibatnya, akan timbul
nyeri hebat diikuti refleks pengeluaran air mata
beserta lisozim yang terkandung di dalamnya
(epifora) dan penutupan mata secara involunter
(blefarospasme) sebagai mekanisme proteksinya.
Lang GK, Ophhalmology. Stuttgart: Thieme;
2000.p.117-41.
4. Mengapa didapatkan mata nyeri?
Struktur ini menerima persarafan dari cabang
ophtalmik dari nervus trigeminalis. Kornea
sendiri adalah sebuah struktur vital pada mata
dan karenanya juga bersifat sangat sensitif.
Sensasi taktil minimal telah dapat menimbulkan
refleks penutupan mata. Adapun lesi pada
kornea akan membuat ujuang saraf bebas
terpajan dan sebagai akibatnya, akan timbul
nyeri hebat diikuti refleks pengeluaran air mata
beserta lisozim yang terkandung di dalamnya
(epifora) dan penutupan mata secara involunter
(blefarospasme) sebagai mekanisme proteksinya.
Lang GK, Ophhalmology. Stuttgart: Thieme;
2000.p.117-41.
5. Mengapa didapatkan edema kornea?
Pompa Endotel
Stroma kornea memiliki konsentrasi Na+ 134 mEq/L
sedangkan humor aquous 143 mEq/L. Perbedaan
osmolaritas tersebut menyebabkan air berpindah dari
stroma ke humor aquous melalui osmosis. Mekanisme ini
diatur oleh pompa metabolik aktif sel-sel endotel. Pompa
metabolik ini dikontrol oleh Na+ / K+ ATPase yang terletak
di lateral membrane. Dalam menjalankan fungsinya
pompa endotel tergantung pada oksigen, glukosa,
metabolisme karbohidrat dan adenosine
triphosphatase. Keseimbangan antara fungsi barier dan
pompa endotel akan mempertahankan keadaan
deturgesensi kornea.
Watsky MA, Olsen TW., Cornea and Sclera, In: Duanes
Clinical Ophthalmology, (two volume, chapter four), (CD-
ROOM). Lippincott Williams & Wilkins. USA:2003.
Kerusakan endotel pompa endotel
terganggu cairan tidak dapat berpindah
dari stroma ke HA fungsi mempertahankan
hidrasi terganggu edem kornea.
Watsky MA, Olsen TW., Cornea and Sclera, In:
Duanes Clinical Ophthalmology, (two volume,
chapter four), (CD-ROOM). Lippincott Williams &
Wilkins. USA:2003.
6. Mengapa didapatkan erosi kornea pd
kasus tsb?
Asam dipisahkan dalam dua mekanisme, yaitu ion hidrogen dan
anion dalam kornea:
Molekul hidrogen merusak permukaan okular dengan
mengubah pH,
Anion merusak dengan cara denaturasi protein, presipitasi
dan koagulasi. Koagulasi protein umumnya mencegah
penetrasi yang lebih lanjut dari zat asam, dan menyebabkan
tampilan ground glass dari stroma korneal yang mengikuti
trauma akibat asam.
Sehingga trauma pada mata yang disebabkan oleh zat kimia
asam cenderung lebih ringan daripada trauma yang diakibatkan
oleh zat kimia basa.
Trauma asam erosi kornea.
Trauma basa ulkus kornea perforasi kornea.
Randleman, J.B., Bansal, A. S., Burns, Chemical., eMedicine
Journal. 2009.
7. Kapan pada pasien trauma mata untuk
dikonsulkan ke dokter SpM?
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA, KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA (Indonesian Medical Council), Jakarta 2012.
Tingkat kemampuan yang harus dicapai:
Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan
penatalaksanaan awal, dan merujuk.
3A. Bukan gawat darurat
3B. Gawat darurat
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan
penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip
dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB).
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA, KONSIL
KEDOKTERAN INDONESIA (Indonesian Medical Council), Jakarta
2012.
8. Mengapa dilakukan irigasi dgn
aquabidest dan tidak di irigasi dengan
asam agar netral?
Pengobatan yang paling penting dari trauma kimia
adalah irigasi segera seluas-luasnya. Larutan steril
osmotik yang lebih tinggi seperti larutan amfoter
(Diphoterine) atau larutan buffer (BSS atau Ringer
laktat) yang ideal. Jika tidak tersedia, saline isotonik
steril merupakan irrigant yang sesuai. Larutan
hipotonik, seperti air, menghasilkan penetrasi yang
lebih dalam dari bahan korosif ke dalam struktur
kornea karena meningkatnya gradien osmotik kornea
(420 mos / L).
Durasi dan jumlah irigasi ditentukan oleh pH mata.
Lanjut irigasi sampai pH tetap pada tingkat normal
selama 30 menit.
Randleman, J.B., Bansal, A. S., Burns, Chemical.,
eMedicine Journal. 2009.
9. Apa tujuan dari bebat mata?
Terapi balutan mata sampai epitel telah
beregenerasi dapat membantu
penyembuhan.
Randleman, J.B., Bansal, A. S., Burns,
Chemical., eMedicine Journal. 2009.
10. Apa saja yang dapat menyebabkan
trauma mata?
Bahan Asam:
Umumnya asam menyebabkan cedera (trauma) ocular
termasuk asam sulfat, asam hidroklorik, asam nitrat, asam
asetat, asam khromik, dan asam hidrofluorat3.
Ledakan accu mobil, yang menyebabkan luka bakar
(cedera) asam sulfat, mungkin merupakan asam yang
paling sering mencederai mata3.
Asam hidrofluorat dapat ditemukan pada pembersih karat
di rumah, pengkilat alumunium, dan petugas
pembersihan. Industri tertentu yang menggunakan asam
hidrofluorat untuk membersihkan batu bata, pengikisan
kaca, electropolishing, tanning kulit. Asam hidrofluorat
juga digunakan untuk fermentasi control di pabrik3.
Toksisitas hidrofluorat okuler dapat terjadi dari paparan
gas dan cairan.
Weaver, C. N. M., Rosen, C. L., Burns, Ocular ., eMedicine
Journal. 2010.
Bahan Basa:
Zat alkali pada umumnya mengandung
ammonium hidroksida, potasium hidroksida,
sodium hidroksida, kalsium hidroksida, dan
magnesium hidroksida. Zat yang mengandung
seperti senyawa tersebut dan dapat
ditemukan di rumah seperti larutan alkali,
semen, kapur, dan ammonia.
Semprotan balon udara dengan sodium
hidroklorida pada pemompaan dan mungkin
dapat menyebabkan keratitis alkali. Selain itu,
bunga api dan percikan api mengandung
magnesium hidroksida dan fosfor.
Weaver, C. N. M., Rosen, C. L., Burns, Ocular.,
eMedicine Journal. 2010.
11. Apa komplikasi dari trauma kimia?
Komplikasi dari trauma mata juga bergantung pada berat
ringannya trauma, dan jenis trauma yang terjadi. Komplikasi
yang dapat terjadi pada kasus trauma basa pada mata antara
lain:
Simblefaron,
Kornea keruh, edema, neovaskuler
Sindroma mata kering (dry eye)
Katarak traumatik, trauma basa pada permukaan mata
sering menyebabkan katarak. Komponen basa yang
mengenai mata menyebabkan peningkatan pH cairan akuos
dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat
terjadi akut ataupun perlahan-lahan. Trauma kimia asam
sukar masuk ke bagian dalam mata maka jarang terjadi
katarak traumatik.
Glaukoma sudut tertutup
Entropion dan phthisis bulbi
Kanski, JJ. Chemical Injuries. Clinical Opthalmology. Edisi
keenam. Philadelphia: Elseiver Limited. 2000.
Trauma, inflamasi intraocular, ablatio retina
kronik, dan banyak keadaan lainnya
mengakibatkan pengecilan bola mata (atrofi)
dan akhirnya bagian dalam mata mengalami
disorganisasi, yaitu: ptisis bulbi.
BS DASAR PATOLOGIS PENYAKIT ED. 7,
MITCHELL, KUMAR, ABBAS & FAUSTO.
12. Apa tujuan pemberian salep antibiotic?

Antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi


oleh kuman oportunis. Tetrasiklin efektif
untuk menghambat kolagenase, menghambat
aktifitas netrofil dan mengurangi
pembentukan ulkus. Dapat diberikan
bersamaan antara topikal dan sistemik
(doksisiklin 100 mg).
Kanski, JJ. Chemical Injuries. Clinical Opthalmology.
Edisi keenam. Philadelphia: Elseiver Limited. 2000.
13. Penatalaksanaan pd pasien ini?
Menghilangkan penyebab kimiawi (irigasi).
Irigasi sebanyaknya sesegera mungkin adalah
terapi tunggal yang paling penting untuk
mengobati luka kimia. Jika tersedia, mata
harus dibius sebelum diirigasi. Idealnya, mata
harus diairi dengan larutan buffer steril
seimbang, seperti larutan garam normal atau
larutan Ringer laktat. Namun, irigasi langsung
bahkan dengan air keran biasa lebih
diutamakan tanpa menunggu cairan yang
ideal. Irigasi harus dilanjutkan sampai pH
permukaan mata dinetralisasi, biasanya
memerlukan 1-2 liter cairan.
Mempercepat penyembuhan permukaan
ocular (epithelial).
Luka trauma kimia kurang menghasilkan
air mata diberikan air mata buatan
penyembuhan.
Askorbat memainkan peranan penting
dalam remodeling kolagen, yang
menyebabkan peningkatan dalam
penyembuhan kornea.
Mencegah infeksi
Bila epitel kornea hilang, mata rentan dengan
infeksi. Antibiotik profilaksis topikal dapat
dipilih sebagai terapi tahap awal.
Kontrol TIO
Penggunaan aqueos supresan (diuretic)
sangat dianjurkan untuk mengurangi TIO
sekunder karena cedera kimia, keduanya
dipilih sebagai terapi awal dan pada saat
pemulihan tahap lanjut, jika TIO tinggi (> 30
mm Hg).
Kontrol nyeri
Cedera kimia berat dapat sangat
menyakitkan. Spasme siliaris dapat ditangani
dengan penggunaan agen sikloplegik, namun,
obat nyeri oral mungkin diperlukan pada
awalnya untuk mengontrol rasa sakit.
Perawatan Bedah

Randleman, J.B., Bansal, A. S., Burns,


Chemical., eMedicine Journal. 2009.

Anda mungkin juga menyukai