Anda di halaman 1dari 30

THT LBM 4

HANIF ROBBANI
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari sinus
paranasal dan embriologi dari sinus
paranasal?
Perkembangan sinus
S. Maksila dan etmoid mulai fetus 3-4 bulan invaginasi mukosa rongga hidung
Epitel: Pseudo stratified kolumnar bersilia (epitel torak berlapis semu)
S.Frontal dari s. etmoid anterior 8 th
S.Sfenoid dari pneumatisasi posterior superior rongga hidung 10 th
Fisiologi
Fungsi Sinus Paranasal
Sampai saat ini belum ada kesesuaian pendapat mengenai fisiologi sinus paranasal.
Beberapa pendapat:
Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)
Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur kelembaban
udara inspirasi. Keberatan terhadap teori ini ialah karena ternyata tidak didapati pertukaran
udara yang definitive antara sinus dan rongga hidung. Lagipula mukosa sinus tidak mempunyai
vaskularisasi dan kelenjar yang sebanyak mukosa hidung.
Sebagai penahan suhu (termal insulators)
Sinus paranasal berfungsi sebagai penahan (buffer) panas, melindungi orbita dan fossa
serebri dari suhu rongga hidung yang berubah-ubah.
Membantu keseimbangan kepala
bila udara dalam sinus diganti dengan tulang, hanya akan memberikan
pertambahan berat sebesar 1% dari berat kepala, sehingga teori dianggap tidak
bermakna.
Membantu resonansi suara
Akan tetapi ada yang berpendapat, posisi sinus dan ostiumnya tidak
memungkinkan sinus berfungsi sebagai resonator yang efektif. Lagipula tidak ada
korelasi antara resonansi suara dan besarnya sinus pada hewan-hewan tingkat
rendah.
Sebagai peredam perubahan tekanan udara
misalnya pada waktu bersin atau membuang ingus.
Membantu produksi mucus
jumlahnya kecil dibandingkan dengan mucus dari rongga hidung, namun efektif
untuk membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi karena
mucus ini keluar dari meatus medius, tempat yang paling strategis
2. Mengapa pada scenario di dapatkan ingus
kental, berbau, pada sisi sebelah kanan?
3. Mengapa pasien merasa ingus mengalir ke
tenggorokan terutama pada saat bangun tidur
dan batuk2 terutama malam hari?
4. Mengapa di dapatkan keluhan nyer kepala
yg berkurang bila berbring dan apa
hubungannya riwayat gigi berlubang pada gigi
rahang atas?
5. Bagaimana patofisiologi dari scenario?
6.Bagaimana pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang dari keluhan di
scenario?
7. Apa diagnosis dan DD dari scenario?
Sinusitis Maksila Akut

- Faktor Rhinogen
- Infeksi saluran nafas atas
- Palatoschisis
- Odontogen

Gejala :

1.Nyeri atau sakit kepala di daerah pipi pagi petang


2.Rasa bengkak di wajah
3.Nyeri gigi jika kepala digerakan
4.Rhinore / sekret berbau dapat dikenali oleh penderita
Sinusitis Frontal

Biasanya bersama dengan etmoiditis anterior


Banyak terdapat pada orang dewasa
Nyeri di daerah dahi, diatas alis timbul pada pagi hari
memburuk pada tengah hari
Mereda pada sore sampai malam hari

Pengobatan :
Antibiotik sistemik, dekongestan FESS
Sinusitis Etmoid

Sering pada anak-anak dan bermanifestasi : Selulitis orbita


Gejala nyeri dan nyeri tekan diantara kedua belah mata
Dan sumbatan hidung

Pengobatan :

Antibiotik sistemik,
Dekongestan,
Vasokonstriktor lokal
Sinusitis Spenoid

Jarang berdiri sendiri Pan Sinusitis

Jika berdiri sendiri keluhan rasa sakit kepala di


daerah vertek atau di ocipitalis

Pemeriksaan tambahan CT-Scan


8.Apa saja etiologic dari kasus di scenario?

Beberapa sumber infeksi adalah :

1.Infeksi hidung
2.Infeksi gigi
Abses periapikal
Abses peridontal
Ekstraksi gigi
3.Trauma
Fraktur terbuka
Contusio Sinus
Benda asing
Barotrauma
9. Bagaimana penatalaksanaan dari scenario?
10. Apa komplikasi dari scenario?

komplikasi sinusitis adalah kelainan orbital disebabkan oleh sinus paranasal yang
berdekatan dengan mata. Yang paling sering ialah sinusitis etmoid, kemudian
sinusitis frontal dan maksila. Penyebaran infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan
perkontinuitatum. Kelainan yang dapat timbul ialah edema palpebra, selulitis
orbita, abses subperiostal, abses orbita dan selanjutnya dapat terjadi thrombosis
sinus kavernosus (Mangunkusomo dan Soetjipto,2007).
Komplikasi lain adalah infeksi orbital menyebabkan mata tidak dapat digerakkan
serta kebutaan karena tekanan pada nervus optikus (Hilger, 1997)
Osteomielitis dan abses subperiosteal paling sering timbul akibat sinusitis frontal
dan biasanya ditemukan pada anak-anak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat
timbul fistula oroantral atau fistula pada pipi (Tucker dan Schow, 2008)
Komplikasi sinusitis yang lain adalah kelainan paru seperti bronkitis kronis dan
bronkiektasi. Adanya kelainan sinus paranasal disertai dengan kelainan paru ini
disebut sinobronkitis. Selain itu, dapat juga menyebabkan kambuhnya asma
bronchial yang sukar dihilangkan sebelum sinusitisnya disembuhkan (Ballenger,
2009).
11. Bagaimana eduksi dari kasus di
scenario?

Anda mungkin juga menyukai