Pulverizered Fuel (PF) Mengingat cadangan batubara di Indonesia cukup besar, maka kian hari kian banyak PLTU berbahan bakar batubara dibangun di Indonesia. Bila ditinjau dari keragaman sistemnya, PLTU batubara memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi dibanding PLTU minyak Gambar.1.1. Sistem Pembakaran PLTU. Komponen-komponen dalam sistem pembakaran batubara adalah : Bunker Batubara (Coal Bunker). - Penampung (storage) sementara batubara un- tuk kebutuhan ketel. - Setiap bunker dilengkapi level indikator untuk mengetahui level batubara didalam bunker. - Dibawah bungker dipasang Discharge Isolation Gate/Bin Gate, yang berfungsi untuk memblo-kir aliran batubara dari bunker. - Beberapa jenis bunker, juga dilengkapi dengan penghembus udara (air cannon)atau vibrator yang berfungsi untuk mencegah menempelnya batubara pada dinding-dinding bunker, yang le-bih umum dikenal dengan istilah Channeling. Coal Feeder. Fungsi : - Pemasok batubara secara kontinyu ke penggiling (mill/pulverizer). - Pengatur aliran batubara. Pada PLTU batubara, laju aliran bahan bakar untuk ketel dikontrol oleh coal feeder. Ada beberapa jenis coal feeder namun yang bayak dipakai adalah jenis belt feeder seperti terlihat pada gambar 1.2. Gambar.1.2. Belt Feeder. Penggiling Batubara (Pulverizer/Mill). fungsi : - untuk menggiling bongkahan batu-bara menjadi serbuk halus (PF), agar lebih mudah bercampur dengan udara pembakaran didalam ketel sehingga proses Pembakaran sempurna akanberlangsung lebih cepat.
Seperti halnya coal feeder, Pulverizer juga
memiliki banyak tipe. Gambar.1.3. MPS Pulverizer. GAMBAR : SIRKULASI BATUBARA DALAM MILL 1.2 Sistem Udara Pembakaran Fungsi : adalah menyediakan udara yang cukup untuk kebutuhan proses pembakaran bahan bakar dida-lam ruang bakar ketel.
Ada 4 macam draft system yang dikenal yaitu : Natural
draft seperti ilustrasi 1.2.1, Forced Draft (gambar 1.2.2.), Induced Draft (gambar 1.2.3) dan Balanced Draft (gam- bar 1.2.4). 1.2.1 Sistem Udara Pembakaran pada Forced Draft. Dalam sistem ini, seluruh saluran udara, ruang bakar ketel hingga ke saluran gas bekas bertekanan positif (lebih tinggi dari tekanan atmosfir). Umumnya diterapkan pada ketel - ketel berbahan bakar minyak. Sistem Udara Pembakaran Pada Balanced Draft. Pada sistem Balanced draft, FDF dipakai untuk menghembuskan uda-ra pembakaran dan kipas hisap pak-sa (Induce Draft Fan / IDF) dipakai untuk menghisap gas bekas hasil pembakaran dari ruang bakar ketel Ruang bakar biasanya termasuk ke-dalam daerah yang bertekanan ne-gatif. Gambar.1.2.6. Sistem Udara .Pembakaran Balanced Draft.
Gambar.1.2.6. Sistem Udara Pembakaran Balanced Draft
Gbr.1.2.7 Udara Primer Udara Sekunder (secondary air). Fungsi : - adalah memasok kebutuhan udara untuk proses pembakaran yang sem-purna di - dalam ruang bakar(combus-tion air) Gambar.1.2.8. Sistem Udara Sekunder. Sistem Bahan Bakar Minyak. Fungsi sistem ini adalah untuk menyediakan pasokan bahan bakar minyak bagi kebutuhan ketel. Sistem bahan bakar minyak mencakup pengisian, penimbunan, transfer serta pemanasan minyak terutama untuk HFO.
Gambar.1.4.1. Sistem Bahan Bakar Minyak.
Adapun komponen-komponen sistem bahan bakar minyak diantaranya adalah : - Tangki Penyimpan. Berfungsi sebagai sarana penampung bahan bakar minyak. Untuk HFO terdiri dari tangki pe-nampung utama (Main Storage Tank) dengan kapasitas cukup besar dan tangki harian (Day Tank) dengan kapasitas yang lebih kecil. Sto-rage Tank umumnya diisi dari sumber pasokan minyak diluar sistem seperti Tongkang, Truk dan lain sebagainya. Tangki ini biasanya juga dilengkapi dengan pe-manas (heater) minyak yang berberfungsi un-tuk memanaskan minyak guna menurunkan kekentalan agar lebih mudah dipompakan. - Pompa Minyak. Baik transfer pump, supply pump mau-pun booster pump memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengalir- kan minyak. Bagi minyak yang sudah dipanasi de-ngan cukup sehingga memenuhi kua-lifikasi un-tuk rentang atom - isasi,dapat digunakan pompa centrifugal untuk menga- lirkannya. Karena itu, pompa centrifugal banyak di- pakai sebagai booster pump. Fuel Oil heater. - Fungsi yang paling utama dari fuel oil heater ada- lah untuk memanaskan minyak hingga mencapai temperatur yang cukup tinggi sehingga viskosi-tas minyak memenuhi kriteria untuk kebutuhan atomisasi (Atomizing Range). Saringan Minyak (Strainer). Fungsi : adalah untuk menahan partikel-partikel padat atau semi padat dari minyak agar tidak menim-bulkan masalah pada kom- ponen-komponen lain seperti pompa, oil heater dan sebagainya. Karena itu disetiap sisi hisap (suction)
pompa senantiasa dipasangi saringan ini.
Saringan minyak yang dipakai umumnya bertipe dupleks sehingga memungkinkan satu saringan dibersihkan sedang satu saringan lain aktif beroperasi. Saringan Minyak (Strainer). SIKLUS FLUIDA KERJA. Fluida kerja yang dipakai di PLTU adalah air. Sebagai perantara, fluida kerja akan mengalir melintasi bebe- rapa komponen utama PLTU dalam suatu siklus tertutup, seperti tampak pada gambar 2.1. Gambar.2.1. Siklus Fluida Kerja Yang Disederhanakan. Selama melewati lintasan tertutup tersebut, flui- da kerja mengalami perubahan wujud yaitu dari air menjadi uap untuk kemudian menjadi air kembali. Karena itu siklus fluida kerja dapat dipi- sahkan menjadi dua sistem, yaitu : - sistem uap - sistem air. 2.1Sistem uap. Sistem uap merupakan bagian dari siklus dimana fluida kerja berada dalam wujud uap dan dapat dikelompokkan menjadi : 2.1.1 Sistem Uap Utama (Main Steam System). Merupakan rangkaian pipa saluran untuk menga- lirkan uap yang keluar dari ketel ke turbin. 2.1.2 Sistem Uap Panas Ulang (Reheat Steam System). Sistem ini hanya terdapat pada pada PLTU dengan turbin reheat. Juga merupakan rangkaian pipa saluran uap yang terdiri dari dua segmen yaitu yang menyalurkan uap bekas dari turbin tekanan tinggi kembali ke ketel (cold reheat) dan yang menyalurkan uap dari ketel ke Turbin tekanan menengah/rendah (hot reheat).
2.1.3 Sistem Uap Ekstraksi (Extraction / Bled Steam
System). Selama melintasi turbin hingga keluar ke kondensor, uap dicerat/diekstrak di beberapa titik dan pada umumnya uap ini dialirkan ke pemanas awal air pengisi (Feed water Heater) untuk memanaskan air kondensat / air pengisi. Uap tersebut dinamakan uap ekstraksi. Gambar 2.2, memperlihatkan ketiga sistem uap tersebut, dimana garis tebal putus-putus menunjukkan sistem uap ekstraksi dan garis tebal menyatakan sistem uap utama serta sistem uap reheat. Gambar.2.2. Sistem Uap. 2.2 Sistem Air Kondensat. Sistem air kondensat merupakan sumber pasokan utama untuk sistem air pengisi ketel. Mayoritas air kon- densat berasal dari proses kondensasi uap bekas didalam kondensor. Rentang sistem air kondensat adalah mulai dari hotwell sampai ke Deae- rator. Selama berada dalam rentang sistem air kondensat, air mengalami 3 proses utama yaitu mengalami pema- nasan, mengalami pemurnian dan mengalami deaerasi. Deaerasi adalah proses pembuangan pencemar gas dari dalam air kondensat. Gas-gas pencemar yang ada dalam air konden-sat misalnya oksigen (O2), car- bondioksida (CO2) dan non condensable gas lainnya. Pencemar gas dapat menye- babkan korosi pada saluran dan kompo- nen-komponen yang dilalui air konden- sat. Proses deaerasi ini terjadi didalam deaerator yang merupakan komponen paling hilir dari sistem air kondensat. Komponen-komponen yang terdapat pada sistem air kondensat antara lain : 2.2.1 Hotwell. Hotwell adalah tangki penampung yang terletak di- bagian bawah kondensor dan berfungsi untuk me- nampung air hasil kondensasi uap bekas didalam kondensor sebagai pemasok utama sistem air kon- densat. Untuk menjaga stabilitas level hotwell, u- mumnya disediakan Hotwell Level Control yang akan mengontrol level hotwell secara otomatis. Bila level hotwell turun dari harga yang semestinya, ma- ka Hotwell Level Control akan memerintahkan ka- tup air penambah (make up water) untuk membuka sehingga air penambah akan mengalir masuk keda- lam hotwell akibat tarikan vacum kondensor. Ketika level hotwell kembali ke kondisi normal, Hotwell Level Control akan memerintahkan katup air pe- nambah untuk menutup. Pompa Kondesat (Condensate Pump). Berfungsi untuk mengalirkan air kondensat dari hotwell melintasi sistem air kondensat menuju ke deaerator. 2.2.3 Gland Steam Condensor. Gland steam condensor adalah penukar pa- nas untuk mengkondensasikan uap bekas dari perapat poros turbin. Uap bekas ini a- kan memanaskan air kondensat dari pompa kondensat yang dialirkan melintasi gland steam condensor. Karena panasnya diserap oleh air kondensat, uap bekas dari perapat poros akan mengembun dan selanjutnya dialirkan ke hot- well hingga bercampur dengan air hotwell. Gland Steam Condensor dilengkapi dengan Fan penghisap (exhauster Fan) yang berfungsi un- tuk membuat tekanan Gland Steam Condensor sisi uap sedikit vacum. Dengan kevacuman ini, maka uap bekas perapat turbin akan mudah mengalir kedalam gland steam condensor. 2.2.6 Steam Air Ejector Condensor. Pada PLTU yang menggunakan ejector uap untuk mempertahankan vakum kondensor, maka uap bekas bercampur non condensable gas yang masih mengandung energi panas di-pakai untuk memanaskan air kondensat yang dialirkan lewat steam air ejector condenser. Dengan cara ini maka panas yang terkandung dalam campuran uap tadi akan diserap oleh air kondensat sehingga temperatur air kon-densat keluar dari steam air ejector condenser akan mengalami kenaikkan. Uap yang telah diserap panasnya akan mengembun dan air-nya dialirkan ke hotwell. 2.2.8 Katup Pengatur Aliran Kondensat / Katup Pengontrol Level Deaerator. Katup ini terpasang di saluran air kondensat me- nuju deaerator yang berfungsi untuk mengontrol level deaerator. Dalam posisi pengaturan otoma- tis katup ini dikendalikan oleh level deaerator. Bi- la level deaerator turun, pembukaan katup akan bertambah besar sehingga aliran air kondensat menuju deaerator juga akan meningkat. Pada sa- at level deaerator tinggi, pembukaan katup akan berkurang untuk mengurangi aliran air kondensat ke deaerator. Pada beberapa PLTU, terdapat 2 macam katup pengontrol level deaerator, yaitu katup pengontrol untuk kondisi normal operasi dan katup pengontrol untuk kondisi start up/be- ban rendah. Katup yang pertama berfungsi untuk mengatur aliran air kondensat ketika unit sudah berada dalam kondisi normal operasi pada beban yang cukup dimana aliran air kondensat sudah cukup tinggi. 2.2.9 Pemanas Awal Air Tekanan Rendah (LP Heater). Pemanas awal air tekanan rendah berfungsi untuk meningkatkan efisiensi siklus dengan cara memanaskan air kondensat yang melin- tasinya. Media pemanas yang digunakan ada- lah uap yang dicerat / di-ekstrak dari turbin dan disebut uap ekstraksi (bleed steam / ex- traction steam). Pemanas ini umumnya tipe permukaan (surface) dimana air mengalir di- bagian dalam pipa sedang uap ekstraksi diba- gian luar pipa. Kondensasi uap ekstraksi yang terbentuk dialirkan ke pemanas awal air tingkat yang lebih rendah atau langsung ke kondensor. Gambar 2.2.2, memperlihatkan sebuah pema- nas awal beserta kelengkapannya Deaerator Deaerator merupakan komponen paling hilir dari sis- tem air kondensat. Merupakan pemanas tipe kontak langsung (direct contact heater). Fungsi : -untuk memanaskan air kondensat -menghilangkan gas-gas (non condensable gas) dari air kondensat. Didalam deaerator terjadi kontak langsung antara air kondesat dengan uap pemanas. Akibat percampuran ini, maka temperatur air kondensat akan naik hingga hampir mencapai titik didihnya. Semakin dekat tempe- ratur air kondensat dengan titik didihnya, semakin mu- dah pula proses pemi-sahan air dengan oksigen dan gas-gas lainnya yang terlarut dalam air kondensat. Ada beberapa tipe deaerator, tetapi yang banyak dipakai adalah tipe Spray & Tray, seperti yang terlihat pada gambar 2.2.3. Gambar.2.2.3. Deaerator Tipe Spray & Tray 2.3 Sistem Air Pengisi. Fungsi dari sistem air pengisi hampir sama dengan sistem air kondensat yaitu untuk mena- ikkan tekanan, menaikkan temperatur serta me- murnikan air pengisi. Tekanan air pengisi perlu dinaikkan agar air pengisi dapat mengalir keda- lam ketel. Tugas ini dilaksanakan oleh pompa air pengisi ketel (BFP). Pemanasan air pengisi dilakukan untuk dua tujuan. Pertama, semakin dekat temperatur air pengisi masuk ketel dengan titik didih air pada tekanan ketel, maka semakin sedikit bahan bakar yang diperlukan untuk proses penguapan didalam ketel. Kedua, temperatur air pengisi yang akan masuk ketel sedapat mungkin harus mendekati temperatur metal ketel sebab perbedaaan yang besar antara keduanya dapat menimbulkan kerusakkan komponen ketel akibat thermal stress. 2.3.1 Pompa air pengisi (BFP). Kebanyakan berjenis pompa centrifugal berting- kat dengan putaran tetap ataupun putaran vari- abel. Jumlah pompa tergantung pada kapasitas unit pembangkit. Beberapa PLTU memiliki 2 pom- pa air pengisi dimana 1 pompa untuk beroperasi dan satu pompa untuk cadangan (stand by). Be- berapa PLTU lain dilengkapi dengan 3 buah pom- pa dengan 2 buah pompa beroperasi (pada beban penuh) dan satu pompa stand by. Penggerak pompa juga beberapa macam. Ada pompa air pengisi yang digerakkan oleh motor listrik, ada juga yang digerakkan oleh turbin uap khusus yang memang dibuat hanya untuk meng- gerakkan BFP. Saat ini, penggerak yang disebut terakhir semakin banyak digunakan karena lebih efisien terutama untuk BFP berukuran besar. Gambar. 2.3.1. Saluran Piston Pengimbang Pada BFP. Saluran air pancar Attemperator). Beberapa ketel dilengkapi dengan pera- latan pengatur uap dengan mengguna- kan air pancar (Attemperator). Air yang digunakan untuk keperluan tersebut ju- ga berasal BFP. Saluran air pancar un- tuk superheater umumnya dicabangkan dari sisi tekan BFP. Sedangkan saluran air pancar untuk Reheat, biasanya di- ekstrak dari tingkat tertentu BFP. Sistem pelumasan. Mengingat ukuran BFP cukup besar, maka umumnya dilengkapi dengan sistem pelumasan sirkulasi berte- kanan. Sistem terdiri dari tangki pelumas, pompa pelumas, pendingin minyak pelumas, saringan dan katup-katup pengatur. Pada beberapa BFP terdapat 2 pompa pelumas yaitu pompa pelumas utama dan pompa pelumas bantu. Pompa pelumas utama dige- rakkan oleh poros pompa sedang pompa pelumas bantu digerakkan oleh motor listrik. Sebelum pompa beroperasi, pelumasan dipasok oleh pompa pelumas bantu. Setelah pompa berputar, tugas pelumasan diambil alih oleh pompa pelumas utama. Pada BFP yang menggunakan kopling fluida, maka selain me- masok sistem pelumasan minyak yang sama juga digunakan sebagai fluida kerja pada kopling fluida. - Pengaturan aliran dengan variasi putaran turbin. Sistem pengaturan ini ditetapkan pada BFP yang digerakkan oleh turbin uap khusus untuk meng- gerakkan BFP. Dalam hal ini BFP dikopel lang- sung dengan turbin. Untuk mendapatkan variasi aliran, dilakukan dengan merubah putaran BFP. Variasi pengaturan putaran turbin dilakukan oleh governor dengan sistem pengaturan yang mirip dengan sistem yang diterapkan pada turbin PLTU. Bila aliran uap ditambah, maka putaran pompa akan naik. Sebaliknya bila aliran uap dikurangi, maka putaran pompa akan turun. Dengan cara ini diperoleh variasi aliran air pengisi ke ketel. Skema pengaturan semacam ini dapat dilihat pada gambar 2.3.3. Gambar. 2.3.3. Pengaturan Aliran Air Pengisi Dengan Governor. Gambar. 2.3.4. Pengaturan Aliran Dengan Katup. Pemanas awal air pengisi(HP Heater) Fungsi : untuk menaikkan temperatur air pengisi guna menghemat pemakaian bahan bakar dan me- naikkan efisiensi siklus. Media pemanas berasal dari titik-titik ekstraksi pada daerah tekanan uap yang lebih tinggi. Tipe pemanas yang dipakai adalah tipe permu- kaan (surface) dimana air pengisi mengalir da- lam pipa sedang uap ekstraksi diluar pipa. Dalam usaha untuk mendapatkan efisiensi pe- manas awal yang optimum, pemanas air peng- isi dirancang untuk terdiri dari 3 zona seperti terlihat pada gambar 2.3.5, yaitu : Gambar. 2.3.5. Pemanas Awal Air Pengisi 3. SISTEM DRAIN DAN EKSTRAKSI UAP. Manakala aliran uap dalam satu saluran ter- ganggu, misalnya saat unit trip, maka sisa uap dalam saluran akan terkondensasi. Air konden- sasi yang terbentuk akan terkumpul dibagian saluran atau dititik paling rendah dalam sistem dan dapat menimbulkan dua masalah : Adanya butiran ataupun genangan air didalam sistem saluran dapat meningkatkan laju korosi. Pada saat unit distart kembali, genangan air a- kan kontak dengan uap yang dapat mengaki- batkan terjadinya letusan air (splashing), water hammer dan bahkan dapat terbawa oleh uap kedalam turbin sehingga menimbulkan erosi. Untuk itu maka pada sistem saluran uap mau- pun turbin dilengkapi dengan banyak saluran drain yang berfungsi untuk membuang air yang terkondensasi. Selain untuk membuang air, saluran drain juga dipakai untuk mema- naskan pipa-pipa saluran pada tahap pema- nasan (warming) sebelum menjalankan unit. Proses pemanasan (warming) yang baik akan mengurangi thermal stress dan pada akhirnya akan memperpanjang umur dari sistem salu- ran maupun komponen-komponen PLTU pada umumnya. Adapun sistem drain mencakup : Main Steam Line Drain. Main steam line drain berfungsi untuk mencegah terjadinya akumulasi kondensasi uap disekitar Main Stop Valve, Governor Valve dan Main Steam Line pada periode start maupun stop. Selain itu juga dipakai untuk pemanasan (warming) main steam line terutama pada start dingin. Umumnya katup drain ini baru ditutup setelah generator sinkron atau pada beban rendah tertentu. Reheat Steam Line Drain. Juga berfungsi untuk mencegah terjadinya akumulasi kondenasi uap disekitar reheat stop valve dan intercept valve saat start/shutdown. Extraction Steam Line Drain. Saluran uap ekstraksi juga dilengkapi dengan saluran drain untuk membuang kondensasi dalam saluran dan untuk keperluan pemanasan sacara bertahap pada saat start. Katup drain biasanya baru ditutuip setelah ekstraksi aktif dan stabil. 4. SISTEM AIR PENDINGIN 4.1 Sistem Air Pendingin Utama. Fungsi Utama : menyediakan dan mema- sok air pendingin yg diperlukan utk mengkondensasi uap bekas dan drain u- ap di dalam kondensor. Fungsi lain : memasok air untuk men-
dinginkan H E pd sistem pendingin ban-
tu(auxi liary cooling water) yg merupa- kan siklus pendingin tertutup. Diagram Aliran Air Pendingin Siklus Terbuka: Komponen-komponen utama dari sistem air pendingin utama terbuka meliputi : Saringan Apung (Floating dam). Fungsi : -untuk mencegah terbawanya sampah- sampah dan benda-benda yang menga-pung diatas permukaan air terutama yang berukuran besar. -untuk menghambat aliran air dibagian permukaan yang relatif lebih hangat dan membiarkan air yang lebih dingin dari daerah yang lebih dalam untuk mengalir. Sistem Air Pendingin Utama Siklus Terbuka : Bar screen / Trash Rack. Fungsi : untuk menyaring benda-benda berukuran sedang. Biasanya terbuat dari batang logam pipih yang dirangkai sehingga membentuk semacam terali besi. Saringan putar (Traveling screen). Fungsi : untuk menyaring semua benda sampai yang berukuran relatif kecil. Gambar.4.1.2. Saringan Putar (Traveling Screen). Saringan Putar (Travelling Screen) Fungsi Saringan Putar : ~ untuk menyaring semua benda sampai yang berukuran relatif kecil, yang lolos dari saringan kasar. Cara kerja : ~ sampah-sampah dalam air pendingin a- kan ter-sangkut pada saringan dan karena saringan ber-gerak, maka sampah-sam- pah yang menempel akan terbawa keatas permukaan. Diatas permu-kaan dipasang sprayer yang akan merontokkan sampah- sampah tersebut dan akan masuk salu- ran penampungan. Tipe-Tipe Saringan Putar : 1. Type Single Flow : ~ Poros saringan dipasang tegak lurus terhadap aliran air. ~ Sisi air masuk saringan berputar kearah atas, sedang sisi bersih saringan berputar kearah bawah. 2. Type Double Flow : ~ Poros saringan dipasang pararel dengan arah aliran air. ~ Perputaran saringan seperti pada single flow. ~ Aliran air dapat disusun dengan arah dari luar ke da-lam saringan atau dari dalam saringan keluar Pompa penyemprot saringan putar (screen wash pump). Merupakan pemasok air bertekanan yang dialirkan kenosel penyemprot guna mem bersihkan Saringan putar. Pompa ini dapat dioperasikan secara manual ataupun otomatis. Dalam posisi otomatis, pompa akan start secara otomatis bila perbedaan tekanan (P) air melintasi saringan putar tinggi. P yang tinggi mengindikasikan bahwa saringan sudah mulai tersumbat sampah. Manakala P sudah normal kembali, maka pompaakan stop secara otomatis. Penginjeksi chlor (chlorinator). Berfungsi untuk menginjeksi chlor keda- lam air pendingin yang tujuannya untuk membunuh atau sekurangnya mencegah berkembang biaknya jasad-jasad renik (micro organisme) yang hidup dalam air pendingin agar tidak menimbulkan gang- guan dalam sistem air pendingin utama. Sumber pasokan chlor dapat berupa ta- bung-tabung gas chlor ataupun unit penghasil chlor (Chlorination plant) yang detilnya dibahas pada mata pelajaran lain. Pompa pendingin utama (CWP). Fungsi : untuk mengalirkan air pendingin utama ke kondensor dan pada beberapa sistem juga memasok air ke Auxiliary cooling water heat Ex- changer. Gambar. 4.1.3. CWP Kondensor Fungsi : Merupakan peralatan yg merubah uap menjadi air (konden- sasi). Proses : Dng. mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan yg berisi pipa-2 (tubes) pendingin. Hasil : Air kondensat yg. mempunyai temperatur mendekati temperatur udara luar. Gambar. 4.1.5. Sistem Priming Tertutup. Pada sistem ini, pembuangan udara dilakukan melalui saluran dan katup venting dibagian atas water box ha- nya dengan mengandalkan tekanan air pendingin. Sedangkan pada sis- tem terbuka (gambar 4.1.6) udara dikeluarkan dari water box melaui saluran yang sama tetapi dengan bantuan perangkat vacum seperti vacum pump. Gambar. 4.1.6. Sistem Priming Terbuka. Taproge.
Taproge adalah sistem pem-
bersih pipa kondensor sisi air pendingin dengan mengguna- kan sarana pembersih beru- pa bola-bola karet yang dise- but bola Taproge dengan ca- ra mensirkulasikan bola-bola tersebut bersama air pen- dingin Menara Pendingin (Cooling Tower). -Berfungsi untuk mendinginkan air pendingin uta- ma dengan menggunakan udara sebagai media pendingin. -Cooling tower yang banyak dipakai di PLTU adalah tipe wet cooling tower. -Pada wet cooling tower, air pendingin utama yang akan didinginkan dialirkan dari bagian atas cooling water dan disemprotkan pada kisi-kisi pendingin. -Udara sebagai media pendingin dihembuskan dari arah samping bagian bawah cooling tower dan me- ngalir kearah atas -Selanjutnya, butiran-butiran air akan kontak lang- sung dengan udara sehingga terjadi transfer panas dari air ke udara. Akibat proses ini, sebagian air a- kan menguap dan terbuang bersama udara lewat bagian atas cooling tower. -Air Penambah (CT- make up),merupakan penamba- han air dari luar yang sebanding dengan pengurang- an jumlah air akibat penguapan dan blowdown. Juga berguna untuk mempertahankan kualitas air pen- dingin dalam siklus. Blowdown ~ pembuangan/drain air pendingin secara peri- odik atau secara kontinyu dari bagian bawah bak penampung (basin). ~ fungsi : untuk menurunkan konsentrasi zat pencemar dan untuk membuang en- dapan-endapan/lumpur-lumpur diba- gian bawah bak penampung. Konstruksi Mechanical Draft Cooling Tower. Prinsip Kerja Cooling Tower : ~Dibagian atas Cooling Tower, terdapat beberapa kipas (fan) yang digerakkan oleh motor listrik melalui rang-kaian gigi reduksi (gear box) untuk menurunkan putaran motor. ~ Air pendingin yang panas masuk ke header atas dan di-spraykan kebawah manuju kisi-kisi yang bertipe pantul (splash) ~ Udara atmosfir dari samping melalui sirip-sirip akibat hisapan fan dan mengalir keatas, bertemu dengan air yang dispray, sehingga mendinginkan air. ~ Udara panas akan dihembuskan kembali ke at- mosfir oleh fan lewat bagian atas cooling tower. ~ Air dingin akan berkumpul di bak penampung (basin) di-bagian bawah cooling tower. Selanjutnya air pendingin disirkulasikan lagi ke kondensor sebagai air pendingin utama. Sistem Air Penambah. -Sistem air penambah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan tambahan fluida kerja. -Kualitas air penambah harus sama baiknya dengan kualitas air yang telah berada dalam siklus, maka sistem air penambah dilengkapi dengan unit peng- olah air (demineralizer plant) yang berfungsi untuk mengolah air sumber (raw water) menjadi air pe- nambah (make up water). -Raw water untuk PLTU dapat berasal dari berbagai sumber seperti air PAM (City water), air tanah (well water), air sungai atau air laut yang telah dio- lah melalui Desalination Plant. -Desalination Plant adalah unit untuk mengolah air laut melalui proses evaporasi / penguapan air laut. Uap air ini kemudian dikondensasikan dan akhir- nya didapat air dengan kualifikasi yang memadai sebagai Raw Water. Well Water Supply System. Sistem air pendingin bantu (Aux. Cooling Water System) Sistem air pendingin bantu merupakan pemasok kebutuhan air pendingin untuk alat-alat bantu PLTU seperti : Hydrogen Cooler (untuk generator berpendingin hidrogen) Turbine Lube Oil Cooler Instrument & Service Air Compressor Pompa air pengisi (BFP) Air Heater Lube Oil Cooler GRF Lube Oil Cooler FDF & IDF Lube Oil Cooler dan lain sebagainya Adapun komponen dalam sistem air pendingin bantu adalah : Tangki air pendingin bantu (head tank).
-Merupakan sarana penampung air pendingin bantu
yang diisi air demin (make up water) diletakkan pada elevasi yang cukup tinggi dari permukaan tanah dengan maksud untuk memberikan tekanan hisap positif (posi- tive suction head) pada pompa air pendingin bantu -Pada saluran airpenambah ini dipasang katup pengatur (control valve) yang dikendalikan oleh level tangki (LT). Pompa air pendingin bantu (Auxiliary Cooling Water Pump). - berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin bantu. - pada pompa dilengkapi dengan saringan (strainer) pada sisi hisapnya. - kondisi saringan dapat diidentifikasikan dari perbe- daan tekanan (P) melintasi saringan. Bila perbedaan tekanan tinggi, berarti saringan dalam kondisi kotor dan perlu segera dibersihkan. Penukar panas air pendingin bantu (Auxiliary Cooling Waterheat Exchanger). Merupakan penukar panas tipe permukaan (surface type) yang berfungsi untuk mendinginkan air pendingin bantu dengan air pendingin utama sebagai media pendinginnya. TERIMA KASIH