Anda di halaman 1dari 25

KELAINAN NEUROLOGIS

PADA TENAGA KERJA


PENGERTIAN
3
Penyakit akibat kerja bidang neurologi adalah
penyakit yang mengenai sistem syaraf pusat dan perifer yang
penyebabnya antara lain adalah trauma, gangguan
vaskuler, infeksi, degenerasi, keganasan, gangguan
metabolisme, dan intoksikasi.

Manifestasi berupa keluhan subjektif seperti nyeri, rasa


berputar, kehilangan keseimbangan, penglihatan kabur,
gangguan kognitif dan gangguan emosi dan keluhan
objektif berupa gangguan fungsi sistem motorik, sistem
sensorik, sistem autonom.
work related musculoskeletal disorder
(WMSD)
4

mengacu pada kondisi kelainan pada saraf, tendon, otot, dan


struktur penyangga tubuh lainnya akibat suatu pekerjaan
yang dilakukannya.

Istilah kelainan muskuloskeletal akibat kerja juga dikenal


dengan beberapa nama lain, seperti cummulative trauma
disorders, repetitive trauma disorders (oleh OSHA, USA),
repetitive strain injuries (oleh British & Commonwealth),
overuse syndrome (oleh Sport medicine), dan regional
musculoskeletal disorders (oleh Rheumatologist).
lanjutan
WMSD
5

1. Fibromyalgia
penyakit yang ditandai dengan gejala berupa nyeri otot yang
luas, yaitu paling sering pada tengkuk, punggung atau
pinggang. sangat nyeri bila ditekan, nyeri tidak menjalar.
Keluhan dirasakan lebih dari 3 bulan, disertai adanya gejala
gangguan tidur, dan kekakuan pada pagi hari.
Penyebab penyakit ini masih belum diketahui dengan pasti,
tetapi disinyalir berhubungan dengan proses hormonal,
sistem kekebalan tubuh dan faktor ketegangan jiwa.
lanjutan
WMSD
6

2. Myofasial Pain
mirip fibromyalgia, tetapi jika ditekan timbul rasa nyeri yang
menjalar ke area tubuh lain. Prevalensi antara usia 20-49
tahun. Kaku pada malam hari. Penurunan ROM.
Kelemahan tanpa disertai atrofi otot. Penurunan
sensitifitas terhadap rasa dingin.
Penyebab penyakit ini terutama disebabkan karena kesalahan
postur atau posisi tubuh dalam waktu lama dan ketegangan
emosi.
lanjutan
WMSD
7

3. Post exercise muscle soreness


terjadi sesudah melakukan olah raga, dapat timbul
langsung pasca olah raga atau timbul 8 24 jam
kemudian yang mencapai puncak nyeri pada 24
72 jam pasca olah raga. Nyeri otot yang timbul
beberapa jam sampai beberapa hari pasca olah
raga tersebut disebut delayed onset muscle
soreness (DOMS). Biasanya nyeri akan hilang
dengan sendirinya setelah 5 7 hari.
lanjutan
WMSD
8

4. Overuse injury
Nyeri otot terjadi akibat beberapa hal: digunakan
berulang dalam waktu lama, digunakan dalam
posisi yang salah dalam waktu lama, akibat getaran
atau akibat penggunaan dengan kekuatan yang
besar, misalnya mengangkat benda yang berat.
Nyeri yang timbul berupa perasaan pegal, panas,
kebas, dapat disertai bengkak dan kemerahan.
lanjutan
WMSD
9

5. Tendinitis (Peritendinitis, Tenosynovitis, De


Quervains disease, Epicondylitis, Trigger finger)
Tendinitis dapat terjadi pada tendon di mana saja,
namun paling sering terjadi pada siku, tendon
Achilles, bahu, panggul, lutut, jari dan pergelangan
tangan.
lanjutan
WMSD
10

6. Carpal tunnel syndrome


terjadi akibat gerakan repetitif dari pergelangan tangan yang
menekuk, memegang benda kerja atau perkakas dengan
sangat erat, atau secara terus-menerus menekankan
pergelangan tangan pada benda kerja yang keras.
Gejala-gejala umum adalah pergelangan tangan yang mati
rasa, terasa kebas, terasa seperti terbakar, dan nyeri.
lanjutan
WMSD
11

7. Cubital tunnel syndrome


gangguan yang disebabkan oleh penekanan saraf ulnaris di
siku. Beberapa kondisi yang berisiko yaitu menekuk siku
untuk waktu yang lama, misalnya saat menelpon atau tidur
dengan posisi tangan di bawah bantal, sering bersandar
dengan siku, terutama pada permukaan yang keras
lanjutan
WMSD
12

8. Raynauds syndrome
Sindrom ini sering disebabkan oleh penggunaan peralatan
kerja yang menimbulkan getaran. Pekerja kemudian
mengalami mati rasa dan kebas pada jari tangannya.
Keadaan mati rasa dan lemas pada tangan ini kemudian
membatasi gerakan pekerja untuk memegang benda kerja
dengan baik dan mengganggu kemampuan.
lanjutan
WMSD
13

9. Low Back Pain


rasa sakit di area bawah punggung merupakan salah satu
penyebab utama ketidaknyamanan dalam bekerja. gejala
ini dapat timbul dari kegiatan sehari-hari, seperti
berkebun, menyetir, dan melakukan pekerjaan rumah
lainnya. Umumnya, sumber rasa sakit berasal
dari posterior ligament dan jaringan tipis lainnya (Bridger,
1995). Kumar dalam Bridger (1995) mengemukakan bahwa
pembebanan secara mekanik merupakan faktor risiko LBP.
PEDOMAN DIAGNOSIS
14

1. Kelainan dapat berupa :


- Kelainan motorik
- Kelainan sensibilitas
- Kelainan otonom

2. Cara menegakan diagnosis:


1. Anamnesis
2.Pemeriksaan fisik:
a.Umum
b.Pemeriksaan Neurologi.
lanjutan
PEDOMAN DIAGNOSIS
15
Pemeriksaan neurologis harus meliputi
Pemeriksaan fungsi saraf, status mental, saraf kranial, sistem motorik
dan sensorik, refleks, koordinasi, gaya berjalan dan postur tubuh,
evaluasi sistem saraf otonom (refleks cahaya pupil dan fungsi
kelenjar lakrimal, ludah, dan pencernaan, kencing dan seksual),
pemeriksaan refleks tendon dalam dan kekuatan otot.

3.Pemeriksaan Penunjang Neurologi:


a.Pengukuran sensitivitas getaran
Pengukuran sensitivitas getaran memberi informasi
tentang serabut saraf yang membawa sensasi dalam, dan
dianggap sebagai sarana yang baik untuk menilai
ganggguan sensorik. Uji ini termasuk pemeriksaan garpu
tala (antara 128-256 Hz) pada suatu tonjolan tulang.
lanjutan
PEDOMAN DIAGNOSIS
16

b. Uji neurofisiologis

Elektromiografi dapat membantu mendeteksi


denervasi serat otot akibat degenerasi akson. Selain itu
dapat pula mendemonstrasikan potensial listrik pada otot
yang sedang istirahat, menurunnya rekruitmen unit
motorik saat kontraksi otot, dan variasi parameter unit
motorik. Elektroneurografi memungkinkan pengukuran
kecepatan konduksi impuls serabut motorik maupun
sensorik.
lanjutan
PEDOMAN DIAGNOSIS
17

c. Elektroensefalografi

Elektroensefalografi tidak dapat dianjurkan


sebagai uji deteksi dini gangguan fungsional sistem saraf
pusat. Demikian pula teknik-teknik baru seperti analisis
frekuensi elektroensefalografi dan potensial yang

dibangkitkan otak.
lanjutan
PEDOMAN DIAGNOSIS
18

d. Uji psikologis (neuro behavior)

Para pekerja yang berisiko tinggi terpapar zat


neurotoksik hendaknya menjalani pemeriksaan psikologis
secara berkala untuk mencegah terjadinya kemunduran
fungsi yang irreversible pada sistem saraf yang lebih tinggi.
lanjutan
PEDOMAN DIAGNOSIS
19

e. Pemeriksaan Radiologi : CT Scan dan MRI

Lumbar punctie/cairan otak

Elektro Fisiologi (EEG, EMG)


Pencegahan
20

OHSCOs (2007) memberikan panduan tahapan untuk


melakukan program pencegahan musculoskeletal
disorder di lingkungan kerja yang meliputi:
1. Membangun pondasi menuju sukses
diperlukan penetapan komitmen oleh manajemen,
menentukan tujuan pelaksanaan, sasaran dan ruang
lingkup pelaksanaan, membuat aturan dan tanggung
jawab pada seluruh lapisan karyawan, membentuk
komite pelaksana dan bergabung dengan organisasi
kesehatan dan keselamatan kerja.
lanjutan

Pencegahan
21

2. Mengidentifikasi faktor -faktor yang menimbulkan


MSD dan faktor lainnya yang terkait.
Proses identifikasi dilakukan dengan menanyakan
kepada pekerja gangguan MSD yang dialami,
menanyakan jenis tugas yang sulit dan menyebabkan
ketidaknyamanan, mengevaluasi catatan kecelakaan
kerja yang pernah terjadi, mengamati jenis
pekerjaan yang membutuhkan waktu yang lama.
lanjutan

Pencegahan
22

3. Lakukan evaluasi faktor-faktor yang menyebabkan


MSD
Evaluasi faktor-faktor yang telah ditemukan dengan
melibatkan pekerja untuk mencari akar masalah dan
buat kesepakatan untuk melakukan tindakan
perbaikan.
lanjutan

Pencegahan
23

4. Memilih dan melaksanakan program perbaikan


untuk pencegahan MSD
Lakukan perubahan metode kerja, menata ulang
peralatan dan area kerja untuk mengurangi resiko
MSD.
lanjutan

Pencegahan
24

5. Evaluasi kesuksesan penerapannya dan lakukan


peningkatan secara berkelanjutan
Tanyakan kepada pekerja apakah perubahan yang
dilakukan memberikan dampak yang lebih baik dan
memberikan rasa nyaman dalam bekerja.
Tingkatkan dan ulangi penerapan setelah 3 -6 bulan
lanjutan

Pencegahan
25

6. Menyebar luaskan kesuksesan pencegahan MSD


Umumkan hasil yang telah dicapai dan usaha-usaha
yang telah dilakukan dalam pencegahan MSD
kepada seluruh pekerja dan semua departemen
26

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai