Agent Infeksi Sistem Respirasi
Agent Infeksi Sistem Respirasi
SISTEM RESPIRASI
Flora normal/komensal :
MO flora normal/komensal dlm tubuh, akan
melindungi tbh secara berkompetisi dgn
patogen pd tmpt kolonisasi dan mhslkn antibi
otik/bacteriosin yg menekan MO patogen.
Bakteri anaerob. Memproduksi produk
metabolik toksik dan as. Lemak bebas yg
menghambat MO lain.
Disaluran genital wanita, lactobacillus mem
produksi as. Laktat yg dpt menurunkan pH,
shg mencegah kolonisasi o/ patogen.
Antibiotik, menekan flora normal, mmgknkan terjd.
Kolonisasi & infeksi o/ MO yg secara alami resisten,
sep. Candida albicans
Antibiotik dpt mengganggu keseimbangan antar
MO flora normal, memungkinkan salah satu
berproliferasi secara tdk proporsional, contoh
infeksi Clostridium difficile yg menyebabkan
penyakit diare berat.
Dlm saluran napas, udara dilembabkan dan di
hangatkan o/ aliran melalui konka dan sinus
paranasalis. Partikel yg nempel pd mukus yg
lengket pd epitel sal.napas, dan debris diangkut
o/ silia yg berbentuk sep ban berjalan/conveyor
belt, ke orofaring kmd ditelan.
Mekanisme ini hanya u/ partikel diameter >5u u/
mencapai alveoli. Saluran napas dibwh steril
Imunisasi aktip
Dilakukan imunisasi pasip bila terinfeksi pd
saat hamil (serum kebal).
3. Mumps/ gondongan :
Occurrence : diseluruh dunia
Penyebab :
Mumps virus. Anggota Genus
Paramyxovirus, mrpk virus RNA pleomorfik,
berenvelop, dan antisense.
Memiliki satu serotipe.
Reservoar : Manusia
Transmisi : Droplet dan kontak.
Epidemiologi :
Mrpk infeksi akut, ringan, bs smbh sendiri dan
biasa muncul pd masa anak-anak >2th
Transmisi melalui saliva.
Masa inkubasi 14-24 hari.
Infeksi sub klinis srg terjadi. Terutama pd anak.
Virus menyerang kel. Saliva,, testis, ovarium,
SSP, dan pankreas.
Infeksi alami diikuti o/ imunitas seumur hidup.
Epidemi muncul lg, bila vaksinasi menurun.
Gambaran Klinis :
Dtandai dgn demam, malaise, mialgia, radang
kel. Kel. Parotis.
Muncul meningitis pd 15% px dgn parotitis.
Pernah menjadi penyebab tersering meningitis
Pasca meningitis dpt menjadi tuli.
Diagnosis :
Jarang butuh diagnosis lab. , tp dibutuhkan u/
kepentingn study kes.mas.
IgM spesifik dlm serum/saliva, bsf diagnosis
Dpt diisolasi dr saliva,/deteksi dgn NAAT.
Pencegahan :
Kasus diisolasi
Imunisasi aktip u/kelompok yg
rentanPerbaikan sanitasi dan gizi.
4. Influenza/ Flu :
Occurrence : diseluruh dunia, dpt terjadi endemi,
epidemi lokal, atau terjadi pandemi menyebar
keseluruh dunia.
Penyebab :
Influenza virus A, B, C, mrpk Orthomyxovirus
berenvelop, mengandung genom RNA untai tunggal
negatip, tbagi jd 8 segmen, shg mem bantu trjdnya
penataan ulang genetik, mmgkn Ag permukaan virus
berbeda.
Mengekspresi 7 protein, 3 diantaranya bertanggung
jwb dlm transkripsi RNA.
Lanjutan.
Nukleoprotein punya 3 tipe Ag, yg mbtk 3 kelompok
virus utama Influenza A, B, dan C.
Virus dikelompokan bdsrkan antigen Hemaglutinin
(H) dan Neuraminidase (N).
Reservoar : manisia
Transmisi : Air borne, kontak
Epidemiologi :
Mrpk penyakit epidemik, sangat infeksius.
Kelompok influenza A, menyebabkan epidemi yg
menyebar diseluruh dunia secara periodik tiap 1-3
th, & pandemi yg tdk dpt diprediksi (tiap 1-2 dekade)
Lanjutan.
Virus Influenza A menginfeksi banyak hewan (burung,
babi, kuda), dan memiliki variasi antigenik lbh besar
drpd Influenza B, Influenza C jarang tdpt(penyebab
ISPA).
Masa inkubasi 1-4 hari.
Komplikasi srg tjd pd lansia, px dgn penyakit jantung
dan paru, meliputi pneumonis primer o/ virus, atau
pneumonia sekunder o/ bakteri.
Patologi :
Influenza A punya kmampuan u/ meghasilkan varian
antigenik baru pd interval yg tdk teratur.
Lanjutan..
Imunitas berkembang secara spesifik thd Ag H dan N,
perubahan pd salah satu Ag akan me nyebabkan
hilangnya imunitas sebelumnya.
Perubahan bsr pergantian Ag/antigenic shift
menyebabkan pandemi, dan disebabkan o/ penataan
ulang genetik manusia dan reservoar hewan, serta
munculnya Ag H/N /H dan N baru.
Perubahan kecil penghanyutan Ag/antigenik drift
menyebabkan epidemi dan disebabkan o/ akumulasi
mutasi titik acak pd RNA dan perubahan kecil
selanjutnya ada pd Ag H dan /Ag N.
Skg ada 3 subtipe Influenza A : H1N1, H1N2 & H3N2
Lanjutan.
Virus bsf sitopatik thd saluran pernapasan.
Diagnosis :
Px dgn gejala menyerupai influenza, dikonfir masi
dgn melakukan : Isolasi virus dari swab hidung dan
tenggorok, peningkatan/penurunan titer Ab 4X/ titer
Ab pd pengukuran tunggal melalui uji fiksasi
komplemen atau hemaglutinasi
Deteksi Ag pd aspirat faryng.
Amplifikasi as.nukleat spesifik melalui PCR.
Bila curiga ada infeksi sekunder, Kultur darah serta
pewarnaan Gram, kultur sputum harus dilakukan.
Pencegahan :
Vaksin virus yg telah dimatikan
Vaksin influensa direkomendasikan u/ orang dgn
penyakit pernapasan, jantung, ginjal kronik, DM,
atau gangguan endokrin lain, u/ px dgn
imunosupresi/HIV, u/org.dipanti jompo u/pekerja
kshtn yg terlibat dlm perawatan px.
Infeksi Influenza A dpt dicegah/dimodifikasi pd
individu yg rentan dgn Amantadin, inhibitor
neuraminidase, Zanavir dan oseltamivir, mem
perpendek durasi gejala.
Obat ini diindikasikanu/ px yg berisiko mengalami
komplikasi berat & dpt memperpendek durasi
pandemik, menurunkan mortalitas.
5. Infectious mononucleosis :
Occurrence : diseluruh dunia.
Penyebab :
EpsteinBarr virus (EBV) atau human herpesvirus 4 (HHV-4)
Group:Group I (dsDNA)
Family:Herpesviridae
Subfamily:Gammaherpesvirinae
Genus:Lymphocryptovirus
Species: Human herpesvirus 4 (HHV-4)
Genom EBV mengkode komplek Ag inti Epstein-Barr (Epstein
Barr Nuclear antigen,EBNA), prot membran laten, protein
terminal, komplek Ag membran, kompleks early antigen (EA),
dan antigen kapsid virus.
Reservoar : manusia
* Transmisi : Air borne, kontak
Patologi dan mekanisme :
EBV mrpk Herpes virus.
Stlh inokulasi orofaringeal, akan menginfeksi sel
epitel lokal dan limposit B.
Diseminasi limfosit B yg terinfeksi kmd diikuti o/
produksi respon sel T yg ditandai o/ mono nukleosis
atipikal.
Hal ini menyebabkan hiperplasia limfoid dgn
limfadenopati, splenomegali dan hepatomegali.
Stlh infeksi sel yg mengandung genom EBV dpt dibiak
invitro secara kontinyu.
Klinis :
Infeksi ditandai dgn demam, malaise, kelelah an,
nyeri tenggorok, limfadenopati, kdg hepatitis.
Infeksi kdg berlangsung 2 mgg, gejala yg menetap
dpt terjadi pd bbrp px.
Diagnosis :
Ditegakkan melalui tehnik aglutinasi slide secara
cepat.
Diagnosis definitip dilakukan melalui deteksi IgM
spesifik thd Ag kapsid virus EBV
Diagnosis dpt jg bdsrk NAAT.
Pencegahan :
Vaksin tdk ada.
Perawatan isolasi tdk perlu
Blm ditemukan cara pencegahan yg efektip.
6. Chikenpox (Varicella, cacar air ) :
Occurrence : diseluruh dunia
Penyebab :
Varicella-zoster virus, hanya punya satu tipe
serologi dan menyebabkan infeksi primer akut
yg dikenal sbg chikenpox/cacar air/Varicella
dan rekurensinya(shingles).
Reservoar : manusia.
Transmisi : Kontak, droplet, vomitus.
Patogenesis dan mekanisme :
Cairan vesikular mengandung sjml besar VZV.
Saat vesikel ruptur, VZV ditransmisikn melalui udara.
Angka serangannya pd individu yg non imun sangat
tinggi(>90%).
Masa inkubasi 14-21 hari.
Paling sering menginfeksi anak2, 4-10 th.
Individu jd infeksius sjk bbrp hr sblm ruam muncul,
sampai cairan vesikel tlh mengering.
Penyembuhan memberikan imunitas seumur hidup
Virus berdiam laten diganglion radiks posterior, dan
pd org yg tlh terinfeksi sblmnya(20%), virus akan ber-
Lanjutan ..
Gerak menuruni akson u/ menimbulkan lesi re
aktivasi pd dermatom & dikenal sbg shingles.
Krn lesi shingles mengandung VZV, maka lesi
ini infeksius thd org. yg non imun yg kmd dpt
mengalami chickenpox.
Tdk mungkin seseorang mengalami shingles
tanpa chickenpox.
Klinis :
Ketdk nyamanan infeksi VZV muncul dari ruam
, gejala sistemik umumnya ringan.
Lanjutan.
Masing2 lesi berkembang dr makula dan papula
menjadi erupsi vesikular, stlh ruptur jd krusta kmd
sembuh spontan.
Lesi muncul berkelompok, biasanya berselang 2-3 hr,
mengenai smua bag.tbh jg orofaryng dan sal.
urogenital.
Ruam bertahan 7-10hr, kdg infeksi dpt dipersu lit o/
lesi kulit bedarah, yg dpt mngancam jiwa.
Lesi dpt mengalami infeksi sekunder dgn bakteri kulit
sep. Staphylococcus aureus dan Streptococcus
pyogenes.
Lanjutan.
Pneumonia akibat VZV, lbh srg terjadi pd org.
dewasa, terutama yg imunokompromised.
Mortalitas tinggi, org. yg selamat sembuh
sempurna, atau cacat pernapasan.
Transmisi maternal, melalui kontak dgn lesi
vagina selama persalinan, menyebabkan
infeksi berat pd neonatus.
Pencegahan :
Imunisasi thd kelompok resting.
7. Q-Fever/ Penyakit demam Q :
Occurrence : diseluruh dunia, sbg Zoonosis di
berbag. Tempat di dunia.
Penyebab :
Coxiella burneti, mrpk bakteri Gram ukuran kecil,
berbentuk batang, berhub. erat dgn Rickettsia.
Biasa menginfeksi sapi, domba dan kambing, dan
terlokalisasi dlm plasenta.
Dpt bertahan hdp dlm suasanan benar2 kering
/desiccation, ditransmisikan melalui aerosol
Mnyebabkn demam Q, dpt muncul sbg pneumonia
atipik/pireksia yg tdk diket.penyebabnya.
Lanjutan .
Gambaran klinis didominasi o/hepatitis dan
splenomegali.
Relaps muncul dlm btk endocarditis kultur negatip/
hepatitis granulomatosa.
Diagnosis :
Biasanya didiagnostik dgn CFT/Complemen fixation
test, yg menggunakan serum akut dan konvalesen.
Mengekspresikan Ag yg berbeda pd fase infeksi yg
berbeda.
EIA dan metode bdsrk NAAT lbh sensitif dan lbh
cepat positip pd perjalanan penyakit.
Pencegahan :
Imunisasi pd manusia dan hewan (di Indone
sia belum ada ).
Pasteurisasi air susu sapi, kambing dll, atau
dgn High temperature short time.
8. Histoplasmosis :
Occurrence : bbrp tempat di Amerika, Afrika
dan Asia Pasifik Tropik.
Penyebab :
Histoplasma capsulatum
Infeksi terjadi pd manusia, hewan, dan
burung.
Sumber infeksi adl kotoran burung dan bhn
organik yg membusuk dlm tanah.
Infeksi diakibatkan o/ inhalasi spora dr udara.
Manifestasi klinis :
Infeksi asimtomatik
Px jarang mengalami penyakit pernapasan akut :
malaise. Dan demam. Rongent torax dpt
menunjukan gambaran opak kecil difus.
Biasanya sembuh sendiri dan ringan pd px
imunokompeten, penyakit kronik menyerupai
tuberkulosis paru jrg terjadi.
Penyakit diseminata dpt berkembang pd px
immunocompromised, sep px AIDS.
Manifestasi bsf subakut, dgn demam,penurunan BB,
batuk ringan dan splenomegali.
Lanjutan.
Bercak-bercak milier bisa tampak pd rongent
toraks.
Penyakit dpt disebabkan o/reaktifasi infeksi
dorman.
Diagnosis :
Serologi bsf diagnostik pd px imunokompeten,
namun tdk dpt dipercaya pd px imunokompro
mised.
Ditemukannya MO dlm sumsum tlg, darah,
sputum, aspirat limfa dpt mengkonfirmasi
diagnosis.
Pencegahan :
Menghindari daerah yg dianggap
terkontaminasi spora jamur tsb.
Pengendalian populasi burung yg diduga sbg
reservoar.
Reservoar : Tanah terkontaminasi kotoran
burung.
Transmisi : Air borne, (spora yg berasal dr
tanah ).
Selesaiiiii..