Anda di halaman 1dari 27

TRANSFUSI DARAH

Oleh :
Made Mulya Cintyadewi S (1002005032)
Pembimbing :
dr. IGAG Utara Hartawan Sp.An.MARS

Bagian/SMF Ilmu Anestesi dan Reanimasi


Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
RSUP Sanglah
2014
OUTLINE

PENDAHULUAN

ISI : Proses terbentuknya darah, produk darah,


prosedur transfusi darah, zat pengawet
(antikoagulan), dan komplikasi transfusi darah

PENUTUP
PENDAHULUAN
Transfusi darah : proses pemindahan darah atau
komponen darah dari seseorang (donor) ke orang
lain (resipien).
Jenis : darah lengkap (whole blood), sel darah
merah, sediaan trombosit, cryoprecipitate, transfusi
plasma segar beku (fresh frozen plasma), dan
transfusi plasma.
PROSES TERBENTUKNYA DARAH
Sel induk hemopoetik (hematopoietic stem cell)
Self renewal : kemampuan memperbaharui diri
sendiri sehingga tidak akan pernah habis meskipun
terus membelah.
Proliferatif : kemampuan membelah atau
memperbanyak diri.
Diferensiatif : kemampuan untuk mematangkan diri
menjadi sel-sel dengan fungsi tertentu.
sifat kemampuan diferensiasinya :

Pluripotent (totipotent) stem cell mempunyai kemampuan


untuk menurunkan seluruh jenis sel-sel darah.
Committed stem cell : sel induk yang berdiferensiasi melalui
salah satu garis turunan sel.
Oligopotent stem cell : dapat berdiferensiasi menjadi hanya
beberapa jenis sel. Misalnya : CFU-GM (Colony Forming
Unit- Granulocyte/Monocyte) yang dapat berkembang
hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit.
Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu
berkembang satu jenis sel saja. Misalnya : CFU-E (Colony
Forming Unit-Erythrocyte) hanya dapat menjadi eritrosit,
CFU-G (Colony Forming Unit-Granulocyte) hanya mampu
berkembang menjadi sel-sel granulosit.
LINGKUNGAN MIKRO
Substansi yang memungkinkan sel induk tumbuh
secara kondusif.
Komponen :
Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
Sel-sel stroma meliputi sel endotil, sel lemak,
fibroblast, makrofag, dan sel retikulum (blanket cell).
Matriks ekstraseluler meliputi fibronektin,
haemonektin, laminin, kolagen, dan proteoglikan.
Peran lingkungan mikro
Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis yang
dibawa oleh peredaran darah mikro dalam sumsum
tulang.
Komunikasi antar sel terutama ditentukan oleh
adanya adhesion molecule.
Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis yaitu
hematopoietic growth factor, cytokine, dan lain-lain.
Bahan-bahan pembentuk darah

Asam folat dan vitamin B12 yang merupakan


bahan pokok pembentuk inti sel.
Besi sangat diperlukan dalam pembentukan
hemoglobin.
Cobalt, magnesium, Cu, dan Zn.
Asam amino
Vitamin seperti vitamin C, vitamin B kompleks, dan
lainnya.
Mekanisme Regulasi
untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan sel
dan pelepasan sel darah yang matang dari
sumsung tulang ke darah tepi sehingga sumsum
tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan
tepat.
Zat-zat yang berpengaruh dalam mekanisme
regulasi : faktor pertumbuhan, sitokin, hormon
hemopoetik spesifik, dan hormon non spesifik.
Produk Darah
Darah lengkap (whole blood)
Sel darah merah (packed red cell)
Sediaan trombosit (platelet concentrates)
Transfusi faktor hemolitik (cryoprecipitate)
Transfusi plasma segar beku (fresh frozen plasma)
Transfusi plasma.
Darah Lengkap (Whole Blood)
Berisi sel darah merah, leukosit, trombosit, dan plasma.
Satu unit berisi 450mL darah dan 63 mL antikoagulan.
Diberikan pada pasien yang mengalami perdarahan
akut.
Dewasa, 1 unit darah lengkap akan meningkatkan Hb
sekitar 1g/dl atau hematokrit 3-4%. Anak-anak darah
lengkap 8mL/kg akan meningkatkan Hb sekitar 1g/dl.
Dewasa bila kehilangan darah lebih dari 15-20%
volume darahnya, sedangkan pada bayi lebih dari
10% volume darahnya.
Sel darah merah (Packed Red Cell)
Berisi eritrosit, trombosit, leukosit, dan sedikit plasma.
Didapat dengan memisahkan sebagian besar plasma
dari darah lengkap sehingga diperoleh sel darah
merah dengan nilai hematokrit 60-70%.
Pnderita anemia kronik dan anemia yang disertai
dengan penyakit jantung, hati dan ginjal. Jumlah darah
yang dibutuhkan dapat dipergunakan formula :
Volume darah yang diberikan =

vol darah pasien x kenaikan Hb yang diinginkan


Hb darah yang diberikan
Sediaan Trombosit (Platelet Concentrates)

Berisi trombosit, beberapa leukosit dan sel darah


serta plasma. Diperoleh dengan sentrifugasi.
Diberikan pada pasien yang menderita
trombositopenia (trombosit <50.000/L) berat
disertai kegagalan pembentukan trombosit
misalnya pada penyakit leukemia dan tumor ganas.
Dosis yang digunakan pada perdarahan yang
disebabkan karena trombositopenia adalah 1
unit/10kg BB, biasanya diperlukan 5-7 unit pada
orang dewasa.
Satu kantong trombosit yang berasal dari 450mL
darah lengkap diperkirakan dapat menaikkan
jumlah trombosit sebanyak 9000-11.000/l/m2
luas permukaan tubuh.
Pada orang dewasa dengan berat badan 70kg
diperkirakan dapat menaikkan 5000-10.000/l.
Transfusi faktor anti hemolitik (Cryoprecipitate)

Berisi faktor VIII 80-120 unit, 150-250 fibrinogen,


sekitar 40-70% faktor Von Willebrand, dan 20-
30% faktor XIII.
Diberikan pada pasien yang menderita hemophilia
sebagai profilaksis dan terapi perdarahan.
Dosis untuk hipofibrinogenemia : 10 kantong pada
orang dewasa dengan berat badan 70kg, dosis
pada anak-anak adalah 1 kantong/10kg dapat
meningkatkan fibrinogen 60-100mg/dl.
Transfusi plasma segar beku
(Fresh Frozen Plasma)

Plasma digunakan untuk mengganti kekurangan


faktor koagulasi.
Diberikan pada pasien yang menderita defisit
faktor pembekuan.
Dosisnya : 10-20ml/kg (4-6 unit untuk orang
dewasa) dapat meningkatkan faktor koagulasi 20-
30%, dan dapat meningkatkan faktor VIII 2% (1
unit/kg).
Prosedur transfusi darah
Penentuan golongan darah ABO dan Rh.
Pemeriksaan untuk donor darah terdiri atas :
Penapisan (screening) terhadap antibody dalam serum
donor dengan tes antiglobulin indirek (tes Coombs indirek)
Tes serologic untuk hepatitis, HIV, dan sifilis
Pemeriksaan untuk resipien :
Major side cross match : serum resipien diinkubasikan
dengan RBC donor untuk mencari antibodi dalam serum
resipien.
Minor side cross match : mencari antibodi dalam serum
donor.
Pemeriksaan klerikal (identifikasi) : periksa dengan teliti
dan mencocokkan label darah resipien dan donor.
Prosedur pemberian darah yaitu :
Hangatkan darah perlahan-lahan.
Catat nadi, tensi, suhu, dan respirasi sebelum transfusi.
Pasang infuse dengan infus set darah.
Pertama diberikan larutan NaCl
Pada 5 menit pertama pemberian darah diberikan
tetesan pelan-pelan, diawasi adanya urtikaria,
bronkospasme, dan menggigil. Selanjutnya awasi tensi,
nadi, suhu dan respirasi.
Zat Pengawet (Antikoagulan)

Citrate Phosphate Dextrose (CPD) dan Citrate


Phosphate Dextrose Adenine (CPDA).

Bertahan pada suhu 1-60 celcius.

Berisi trisodium sitrat, asam sitrat, dekstrosa,


monosodium phospat dan pada CPDA ditambahkan
adenine.
Kuantitas asam sitrat dan trisodium sitrat pada CPD dan CPDA
sama sehingga pengeluaran ion K dapat ditekan sehingga
membuat 2,3 DPG eritrosit lebih awet.

Pemberian antikoagulan ini sebanyak 1,4ml untuk 10ml darah,


63ml dalam standar plastic bag adalah 450 + 10% darah
(405-495ml).
Komplikasi Transfusi Darah

Reaksi hemolitik akibat lisis eritrosit donor oleh


antibodi dalam serum resipien. Disebabkan
inkompatibilitas sel darah merah. Antibodi dalam
plasma pasien akan melisiskan sel darah merah
yang inkompatibel.
Reaksi febril karena antibodi terhadap leukosit
atau trombosit. Muncul karena antibody dalam
serum resipien terhadap leukosit donor.
Reaksi anafilaksis dimana resiko meningkat sesuai
dengan kecepatan transfusi. Sitokin dalam plasma
merupakan salah satu penyebab bronkokonstriksi
dan vasokonstriksi pada resipien tertentu.
Endotoksemia karena memakai darah yang
terkontaminasi kuman gram negatif.
Edema paru karena volume overload. Keadaan ini
mudah terjadi pada pasien yang menderita
penyakit jantung, anemia kronik, gagal ginjal, dan
pada pasien lanjut usia.

Reaksi keracunan sitrat


Reaksi akibat transfusi darah massif

Hipotermia karena setiap transfusi masif sebanyak 5 unit


dalam 30 menit akan dapat menyebabkan penurunan suhu
tubuh pasien.
Hiperkalemia karena semakin lama darah disimpan semakin
tinggi kadar kaliumnya, sehingga bila transfusi diberi dalam
jumlah yang banyak menyebabkan peningkatan kalium darah.
DIC terjadi bila tromboplastin jaringan masuk ke dalam
sirkulasi dan memacu mekanisme pembekuan secara
berlebihan, sehingga terjadi pembekuan darah dan agregasi
trombosit intravaskuer. Keadaan ini akan menimbulkan
perdarahan-perdarahan yang tidak dapat dihentikan.
Reaksi lambat
Reaksi hemolitik lambat timbul karena adanya
antibody dalam bentuk IgG yang tidak terdeteksi
pada pemeriksaan pretransfusi. Gejala berupa
anemia dan ikterus ringan.
Penularan penyakit hepatitis B dan C, sifilis, malaria,
dan HIV
KESIMPULAN
Transfusi darah adalah proses pemindahan darah
atau komponen darah dari seseorang (donor) ke
orang lain (resipien).
Produk : darah lengkap, sel darah merah, sediaan
trombosit, cryoprecipitate, transfusi plasma segar
beku (fresh frozen plasma), dan transfusi plasma.
Antikoagulan : Citrate Phosphate Dextrose (CPD)
dan Citrate Phosphate Dextrose Adenine (CPDA).
Komplikasi : reaksi segera dan reaksi lambat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai