Anda di halaman 1dari 27

Chapter 7

Cementing
Reasons for Cementing
Melekatkan casing pada dinding lubang sumur
Melindungi casing dari masalah-masalah mekanis
sewaktu operasi pemboran (seperti getaran)
Melindingi casing dari fluida formasi yang
bersifat korosif
Memisahkan zona yang satu dengan lainnya di
belakang casing
Jenis Cementing
Primary Cementing
Penyemenan pertama yang dilakukan setelah casing
diturunkan ke dalam sumur
Secondary (Remedial) Cementing
Penyemenan ulang untuk menyempurnakan primary
cementing atau memperbaiki penyemenan yang rusak
Terbagi menjadi tiga: Squeeze Cementing, Re-Cementing
dan Plug-Back Cementing
Secondary Cementing
Squeeze Cementing, bertujuan untuk:
Mengurangi water-oil ratio
Menutup formasi yang tidak lagi produktif
Menutup zona lost circulation
Memperbaiki kebocoran yang terjadi di casing
Memperbaiki primary cementing yang kurang memuaskan
Re-Cementing
Dilakukan untuk menyempurnakan primary cementing yang
gagal dan untuk memperluas perlindungan casing di atas TOC
Plug-Back Cementing, bertujuan untuk:
Menutup atau meninggalkan sumur
Melakukan directional drilling sebagai landasan whipstock
Menutup zona air di bawah zona minyak
Classification
Kelas A
Digunakan dari kedalaman 0-6000 ft
Kelas B
Digunakan pada kedalaman 0-6000 ft dan memiliki daya
tahan terhadap kandungan sulfat menengah dan tinggi
Kelas C
Digunakan pada kedalaman 0-6000 ft dan proses
pengerasannya cepat
Kelas D
Digunakan pada kedalaman 6000-12000 ft dan untuk kondisi
sumur yang memiliki tekanan dan temperatur tinggi
Classification
Kelas E
Digunakan pada kedalaman 6000-14000 ft dan untuk kondisi
sumur yang memiliki tekanan dan temperatur tinggi
Kelas F
Digunakan pada kedalaman 10000-16000 ft dan untuk
kondisi sumur yang memiliki tekanan dan temperatur tinggi
Kelas G
Digunakan pada kedalaman 0-8000 ft dan merupakan semen
dasar
Kelas H
Digunakan pada kedalaman 0-8000 ft dan merupakan semen
dasar
Cement Rheology
Densitas
Bila formasi tidak sanggup menahan tekanan suspensi
semen, maka formasi akan pecah sehingga menyebabkan lost
circulation
Densitas semen yang rendah digunakan pada primary dan
remedial cementing
Penurunan densitas dilakukan dengan:
Menambah clay atau zat kimia silikat
Menambah bahan-2 yang dapat menambah volume suspensi
semen
Densitas semen yang tinggi digunakan pada tekanan formasi
yang besar. Menaikkan densitas dilakukan dengan
penambahan pasir atau barite.
Cement Rheology
Thickening Time dan Viskositas
Thickening time adalah waktu yang diperlukan oleh semen
untuk mencapai 100 UC (unit of consistency)
Waktu pemompaan harus lebih kecil dari thickening time
Untuk memperlambat thickening time digunakan retarder
(calcium lignosulfat, asam organik etc)
Untuk mempercepat thickening time, digunakan accelerator
(Calcium Chloride, Sodium Chloride, gypsum, etc)
Perencanaan thickening time tergantung pada kedalaman
sumur dan waktu untuk mencapai daerah target yang akan
disemen
Cement Rheology
Filtration Loss
Peristiwa hilangnya cairan dari suspensi semen ke dalam
formasi yang permeable.
Apabila filtrat terlalu banyak, semen akan kekurangan air.
Ini disebut flash set.
Flash set dapat menimbulkan friksi yang besar di annulus
dan dapat menyebabkan pecahnya formasi.
Pada primary cementing, filtration loss yang diijinkan 150-
250 cc/30 menit.
Pada squeeze cementing, filtration loss yang diijinkan 55-65
cc/30 menit.
Cement Rheology
Water Cement Ratio
Perbandingan air yang dicampur terhadap bubuk semen
Kadar minimum air adalah jumlah minimum air yang
dicampurkan tanpa menyebabkan konsistensi semen lebih
besar dari 30 CU.
Kadar maximum air adalah jumlah maksimum air yang
dicampurkan tanpa menyebabkan air bebas lebih dari 3.5
ml/250 ml saat didiamkan selama 2 jam.
Cement Rheology
Waiting On Cement
Waktu tunggu pengerasan suspensi semen.
Waiting On Cement dipengaruhi oleh tekanan, temperatur,
WCR, compressive strength dan aditif yang ditambahkan
Permeabilitas Cement
Diukur pada semen yang mengeras
Permeabilitas semen yang diinginkan adalah yang sekecil
mungkin (zero permeability)
Cement Rheology
Compressive Strength dan Shear Strength
Compressive strength adalah kekuatan semen dalam
menahan tekanan-tekanan yang berasal dari formasi dan
casing
Shear strength adalah kekuatan semen dalam menahan
berat casing
Unmumnya harga compressive strength adalah 8-10 kali
shear strength
Additives
Semen ada yang didisain sampai temperatur 371oC
(700 oF) dan tekanan 30000 psi.
Untuk mendapatkan semen dengan sifat-2 yang
diinginkan, ditambahkan zat kimia yang dikenal
sebagai aditif.
Accelerator
Retarder
Extender
Weighting agent
Dispersant
Fluid loss control agent
Loss circulation agent
Specially additives
Accelerator
Mempercepat proses pengerasam semen, dan
mempercepat naiknya strength semen
Sering digunakan untuk sumur-sumur dangkal
Accelerator yang biasa dipakai adalah:
Kalsium klorida (2-4%)
Sodium klorida (sampai 10% by weight on mixed water)
Retarder
Memperlambat proses pengerasan semen
Sering digunakan untuk sumur-sumur dalam dan
penyemenan kolom yang panjang
Retarder yang biasa dipakai adalah:
Lignosulfonat, polymer yang terbuat dari pulp.
Kadar 0.1-1.5% BWOC
Efektif sampai 250oF
Dapat bertahan sampai 600 oF jika ditambah sodium borate
CMHEC, polisakarid yang terbentuk dari kayu
Efektif sampai temperatur 250 oF.
Extender
Menaikkan volume suspensi semen
Extender yang biasa dipakai adalah:
Bentonite
Bersifat mengisap air sehingga volume suspensi semen dapat
menjadi 10 kali-nya.
Rekomendasi API, setiap penambahan 1% bentonite diikuti oleh
penambahan air 5.3% BWOC.
Tidak dianjurkan untuk temperatur di atas 230 oF.
Sodium Silikat
0.2-3% BWOC.
Compressive strength turun
Pozzolan, terbentuk dari aluminium dan silika
Expanded Perlite, berasal dari batuan vulkanik
Gilsonite, terjadi pada mineral aspal
Weighting Agents
Menaikkan densitas suspensi semen
Weighting Agents yang biasa dipakai adalah:
Hematite, memiliki SG=4.95
Ilmenite
Terbaik sebagai weighting agents
Bersifat inert dan tidak berpengaruh terhadap thickening
time
Memiliki SG=4.45
Barite
Paling umum digunakan
Memiliki SG=4.23
Pasir
Memiliki SG=2.63
Dispersants
Mengurangi viskositas suspensi semen
Dispersants yang sering dipakai adalah
Polymelamine Sulfonat
Polynaphtalene Sulfonate
Fluid Loss Control Agents
Mencegah hilangnya fasa likuid ke dalam formasi

Fluid Loss Control Agents yang sering dipakai


adalah
Polymer
CMHEC
Latex
Loss Circulation Control
Agents
Mengontrol hilangnya suspensi semen ke dalam
formasi lemah atau bergoa

Yang termasuk loss circulatin control agents


adalah
Gilsonite
Cellophane flakes
Gypsum
Bentonite
Nut shells
Special Additives
Silika, digunakan untuk temperatur tinggi,
menjaga strength semen agar tetap stabil. Dapat
juga menurunkan permeabilitas semen
Mud Kill, menetralisir suspensi semen dari zat-2
kimia lumpur pemboran
Radioactive Tracers, memudahkan operasi logging
dalam menentukan posisi semen dan kualitas
semen
Antifoam agents, mencegah hilangnya tekanan
pemompaan karena adanya foam

Anda mungkin juga menyukai