Anda di halaman 1dari 10

POLISITEMIA

Kelompok 13

1.Erra Dini Yuninda Sari ( 201601075)


2.Mei Diana Sarais (201601092)
3.Renita Indah Safitri (201601107)
4.Yulia Vista Sari (201601122)
a. Definisi

Polisitemia adalah suatu kondisi yang jarang terjadi di mana tubuh terlalu
banyak memproduksi sel darah merah. Orang dengan polisitemia memiliki
peningkatan hematokrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah di atas batas
normal melebihi 6 juta/ mm atau hemoglobinnya melebihi 18 g/dl.
b. Macam

Polisitemia Primer: Dalam polisitemia primer peningkatan sel darah merah


adalah karena masalah yang melekat. Polisitemia primer dikarenakan sel benih
hematopoietik mengalami proliferasi berlebihan tanpa perlu rangsangan dari
eritropoietin atau hanya dengan kadar eritropoietin rendah. Dalam keadaan
normal, proses proliferasi terjadi karena rangsangan eritropoietin yang adekuat.
Polisitemia vera adalah contoh polisitemia primer.
Polisitemia sekunder: Jenis ini, proliferasi eritrosit disertai peningkatan kadar
eritropoietin. Jadi, berbanding terbalik dengan polisitemia primer. Peningkatan
massa sel darah merah lama kelamaan akan mencapai keadaan hemostasis dan
kadar eritropoietin kembali ke batas normal. Contoh polisitemia sekunder
fisiologis adalah hipoksia.
c. Etiologi

Polisitemia Primer
Polisitemia Primer terjadi di sekitar 2 pada setiap 100.000 orang. Penyebabnya
tidak diketahui. Namun, polisitemia ini hadir saat lahir, biasanya disebabkan oleh
kelainan genetik warisan yang abnormal menyebabkan tingkat tinggi prekursor sel
darah merah.
Polisitemia sekunder
polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon terhadap faktor-faktor lain
atau kondisi yang mendasarinya atau gangguan, seperti: 1)tumor hati 2)tumor
ginjal atau sindroma Cushing, 3)peningkatan eritropoietin (EPO) produksi, baik
dalam respon terhadap hipoksia kronis (kadar oksigen rendah) atau dari tumor
mensekresi eritropoietin. 4)perilaku, gaya hidup, seperti merokok, tinggal di tempat
yang tinggi, penyakit paru-paru parah, dan penyakit jantung.
d. Manifestasi Klinis

1. Hiperviskositas
2. Trombositosis (hitung trombosit >400.000/mL).
3. Basofilia (hitung basofil >65/mL)
4. Muka kemerah-merahan (Plethora )
5. Keluhan lain yang tidak khas seperti : cepat lelah, sakit kepala, cepat lupa,
vertigo, tinitus, perasaan panas.
6. Manifestasi perdarahan (10-20 %),
e. Patofisiologi
f. Komplikasi

Kelebihan sel darah merah dapat dikaitkan dengan komplikasi lain, termasuk
Kemungkinan Komplikasi
Perdarahan dari lambung atau bagian lain pada saluran pencernaan.
Batu Ginjal Asam urat
Gagal jantung
Leukemia / leukositosis
Myelofibrosis
Penyakit ulkus peptikum
Trombosis (pembekuan darah, yang dapat menyebabkan stroke atau serangan
jantung)
g. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Fisik, yaitu ada tidaknya pembesaran limpa dan penampilan kulit
(eritema).
2. Pemeriksaan Darah
3. Pemeriksaan Sumsum tulang
h. Penatalaksanaan

1. Terapi
Flebotomi
Kemoterapi Sitostatika/ Terapi mielosupresif
Fosfor Radiokatif (P32)
Kemoterapi Biologi (Sitokin)
2. Pengobatan pendukung
iperurisemia diobati dengan allopurinol 100-600 mg/hari oral pada pasien dengan
penyakit yang aktif dengan memperhatikan fungsi ginjal.
Pruritus dan urtikaria dapat diberikan anti histamin, jika diperlukan dapat diberikan
Psoralen dengan penyinaran Ultraviolet range A (PUVA).
Gastritis/ulkus peptikum dapat diberikan penghambat reseptor H2.

Anda mungkin juga menyukai