Anda di halaman 1dari 39

Total Intravena Anestesi (TIVA) adalah teknik

anestesi umum dengan hanya menggunakan


obat-obat anestesi yang dimasukkan lewat
jalur intravena tanpa penggunaan anestesi
inhalasi termasuk N2O.
1.Amnesia
2.Arefleksia otonomik
3.Analgesik
Indikasi
Obat induksi anesthesia umum
Obat tunggal untuk anestesi pembedahan singkat
Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat
Obat tambahan anestesi regional

Menghilangkan keadaan patologis akibat


rangsangan SSP (SSP sedasi)
Propofol (2,6 diisopropylphenol)
Digunakan pada pasien dewasa dan pasien
anak anak usia lebih dari 3 tahun
Mengandung lecitin, glycerol dan minyak
soybean
Obat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak
berwarna putih susu bersifat isotonik dengan
kepekatan 1 % (1 ml = 10 mg) dan pH 7-8 Obat
ini juga kompatibel dengan D5W.
Farmakokinetik
Digunakan secara intravena dan bersifat lipofilik
dimana 98% terikat protein plasma,
eliminasi terjadi di hepar menjadi suatu metabolit tidak
aktif
waktu paruh propofol diperkirakan berkisar antara 2
24 jam.
Dosis induksi cepat menyebabkan sedasi ( rata rata
30 45 detik ) dan kecepatan untuk pulih juga relatif
singkat.
Satu ampul 20ml mengandung propofol 10mg/ml.
Popofol bersifat hipnotik murni tanpa disertai efek
analgetik ataupun relaksasi otot.
farmakodinamik
Pada sistem saraf pusat
Dosis induksi menyebabkan pasien tidak sadar, pada pemberian dosis
induksi (2mg/kgBB) pemulihan kesadaran berlangsung cepat.
Dapat menurunkan tekanan intrakranial dan tekanan intraokular
sebanyak 35%.
Pada sistem kardiovaskuler
Induksi bolus 2-2,5 mg/kg dapat menyebabkan depresi pada jantung
dan pembuluh darah dimana tekanan dapat turun disertai dengan
peningkatan denyut nadi.
Ini diakibatkan Propofol mempunyai efek mengurangi pembebasan
katekolamin dan menurunkan resistensi vaskularisasi sistemik
sebanyak 30%.

Pada sistem pernapasan


Dapat menurunkan frekuensi pernafasan dan volume tidal
Dalam beberapa kasus dapat menyebabkan henti nafas kebanyakan
muncul pada pemberian diprivan.
Dosis dan penggunaan
Induksi : 2,0 sampai 2.5 mg/kg IV.
Sedasi : 25 to 75 g/kg/min dengan I.V infus
Dosis pemeliharaan pada anastesi umum : 100 - 150 g/kg/min IV
(titrate to effect).
Turunkan dosis pada orang tua atau gangguan hemodinamik atau
apabila digabung penggunaanya dengan obat anastesi yang lain.
Dapat dilarutkan dengan Dextrosa 5 % untuk mendapatkan
konsentrasi yang minimal 0,2%
Propofol mendukung perkembangan bakteri, sehingga harus berada
dalam lingkungan yang steril dan hindari profofol dalam kondisi
sudah terbuka lebih dari 6 jam untuk mencegah kontaminasi dari
bakteri.
Efek samping
Dapat menyebabkan nyeri selama pemberian pada 50% sampai 75
Gejala mual dan muntah juga sering sekali ditemui pada pasien
setelah operasi menggunakan propofol.
Propofol merupakan emulsi lemak sehingga pemberiannya harus
hati hati pada pasien dengan gangguan metabolisme lemak
seperti hiperlipidemia dan pankreatitis.
Pada sesetengah kasus dapat menyebabkan kejang
mioklonik (thiopental < propofol < etomidate atau methohexital).
Phlebitis juga pernah dilaporkan terjadi setelah pemberian induksi
propofol.
Terdapat juga kasus terjadinya nekrosis jaringan pada ekstravasasi
subkutan pada anak-anak akibat pemberian propofol.
Tiopenton
Tiopental sekarang lebih dikenal dengan nama
sodium Penthotal, Thiopenal, Thiopenton
Sodium atau Trapanal yang merupakan obat
anestesi umum barbiturat short acting.
Dapat mencapai otak dengan cepat dan
memiliki onset yang cepat (30-45 detik)
Beberapa jenis barbiturat
thiopental [5-ethyl-5-(1-methylbutyl)-2-
thiobarbituric acid],
methohexital [1-methyl-5-allyl-5-(1-methyl-2-
pentynyl)barbituric acid], dan
thiamylal [5-allyl-5-(1-methylbutyl)-2-
thiobarbituric acid]
farmakokinetik
Distribusi
Pada pemberian intravena, segera didistribusikan ke seluruh
jaringan tubuh
selanjutnya akan diikat oleh jaringan saraf dan jaringan lain yang
kaya akan vaskularisasi,
secara perlahan akan mengalami difusi kedalam jaringan lain
seperti hati, otot, dan jaringan lemak.
Metabolisme
Metabolisme terjadi di hepar menjadi bentuk yang inaktif
Ekskresi
Sebagian besar akan diekskresikan lewat urine, dimana eliminasi
terjadi 3 ml/kg/menit dan pada anak anak terjadi 6
ml/kg/menit.
Farmakodinamik
Pada Sistem saraf pusat
Dapat menyebabkan hilangnya kesadaran tetapi
menimbulkan hiperalgesia pada dosis subhipnotik,
menghasilkan penurunan metabolisme serebral dan
aliran darah
pada dosis yang tinggi akan menghasilkan isoelektrik
elektroensepalogram.
Thiopental turut menurunkan tekanan intrakranial.
Manakala methohexital dapat menyebabkan kejang
setelah pemberian dosis tinggi.
Mata
Tekanan intraokluar menurun 40% setelah
pemberian induksi thiopental atau methohexital.
Biasanya diberikan suksinilkolin setelah pemberian
induksi thiopental supaya tekanan intraokular
kembali ke nilai sebelum induksi.
Sistem kardiovaskuler
Menurunkan tekanan darah dan cardiac output
,dan dapat meningkatkan frekwensi jantung.
efek depresinya pada otot jantung, sehingga
curah jantung turun, dan dilatasi pembuluh
darah.
Iritabilitas otot jantung tidak terpengaruh, tetapi
bisa menimbulkan disritmia bila terjadi resistensi
CO2 atau hipoksia.
Sistem pernafasan
Menyebabkan depresi pusat pernafasan dan
sensitifitas terhadap CO2 menurun terjadi
penurunan frekwensi nafas dan volume tidal
bahkan dapat sampai menyebabkan terjadinya
asidosis respiratorik.
Dapat juga menyebabkan refleks laringeal yang
lebih aktif berbanding propofol sehingga
menyebabkan laringospasme.
dosis
Dosis yang biasanya diberikan berkisar antara
3-5 mg/kg.
Untuk menghindarkan efek negatif dari
tiopental, sering diberikan dosis kecil dulu 50-
75 mg sambil menunggu reaksi pasien.
Efek samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan seperti
alergi
Barbiturat juga kontraindikasi pada pasien
dengan porfiria akut, karena barbiturat akan
menginduksi enzim d-aminoleuvulinic acid
sintetase, dan dapat memicu terjadinya serangan
akut.
Iritasi vena dan kerusakan jaringan akan
menyebakan nyeri pada saat pemberian melalui
I.V
Ketamin
Ketamine (Ketalar or Ketaject) merupakan
arylcyclohexylamine yang memiliki struktur mirip
dengan phencyclidine.
Ketamin hidroklorida adalah golongan fenil
sikloheksilamin, merupakan rapid acting non
barbiturate general anesthesia.
Ketamin kurang digemari untuk induksi anastesia,
karena sering menimbulkan takikardi, hipertensi ,
hipersalivasi , nyeri kepala, pasca anasthesi dapat
menimbulkan muntah muntah , pandangan
kaburr.
Meknisme kerja
Beberapa kepustakaan menyebutkan bahwa
blok terhadap reseptor opiat dalam otak dan
medulla spinalis yang memberikan efek
analgesik, sedangkan interaksi terhadap
reseptor metilaspartat dapat menyebakan
anastesi umum dan juga efek analgesik
farmakokinetik
Absorbsi
Pemberian ketamin dapat dilakukan secara intravena atau
intramuskular
Distribusi
Ketamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan cepat akan
didistribusikan ke seluruh organ. Efek muncul dalam 30 60 detik
setelah pemberian secara I.V dengan dosis induksi, dan akan kembali
sadar setelah 15 20 menit. Jika diberikan secara I.M maka efek baru
akan muncul setelah 15 menit.
Metabolisme
Ketamin mengalami biotransformasi oleh enzim mikrosomal hati
menjadi beberapa metabolit yang masih aktif.
Ekskresi
Produk akhir dari biotransformasi ketamin diekskresikan melalui ginjal
Farmakodinamik
Susunan saraf pusat
Apabila diberikan intravena maka dalam waktu 30
detik pasien akan mengalami perubahan tingkat
kesadaran yang disertai tanda khas pada mata berupa
kelopak mata terbuka spontan dan nistagmus.
Apabila diberikan secara intramuskular, efeknya akan
tampak dalam 5-8 menit, sering mengakibatkan
mimpi buruk dan halusinasi pada periode pemulihan
sehingga pasien mengalami agitasi.
Aliran darah ke otak meningkat, menimbulkan
peningkatan tekanan darah intrakranial.
Mata
Menimbulkan lakrimasi, nistagmus dan kelopak mata terbuka spontan,
terjadi peningkatan tekanan intraokuler akibat peningkatan aliran
darah pada pleksus koroidalis.
Sistem kardiovaskuler
Ketamin adalah obat anestesia yang bersifat simpatomimetik,
sehingga bisa meningkatkan tekanan darah dan jantung. Peningkatan
tekanan darah akibat efek inotropik positif dan vasokonstriksi
pembuluh darah perifer.
Sistem pernafasan
Pada dosis biasa, tidak mempunyai pengaruh terhadap sistem
respirasi. dapat menimbulkan dilatasi bronkus karena sifat
simpatomimetiknya, sehingga merupakan obat pilihan pada pasien
asma.
Dosis dan pemberian
Ketamin bersifat larut air sehingga dapat diberikan secara
I.V atau I.M.
Dosis induksi adalah 1 2 mg/KgBB secara I.V atau 5 10
mg/Kgbb I.M , untuk dosis sedatif lebih rendah yaitu 0,2
mg/KgBB dan harus dititrasi untuk mendapatkan efek yang
diinginkan.
Untuk pemeliharaan dapat diberikan secara intermitten
atau kontinyu. Pemberian secara intermitten diulang setiap
10 15 menit dengan dosis setengah dari dosis awal
sampai operasi selesai.
Dosis obat untuk menimbulkan efek sedasi atau analgesic
adalah 0,2 0,8 mg/kg IV atau 2 4 mg/kg IM atau 5 10
g/kg/min IV drip infus.
Opioid
Obat opium didapat dari ekstrak biji buah poppy
papaverum somniferum, dan kata opium
berasal dari bahasa yunani yang berarti getah.
Opium mengandung lebih dari 20 alkaloid
opioids. Morphine, meperidine, fentanyl,
sufentanil, alfentanil, and remifentanil
merupakan golongan opioid yang sering
digunakan dalam general anestesi.
Efek utamanya adalah analgetik.
Dalam dosis yang besar opioid kadang digunakan
dalam operasi kardiak.
Absorbsi
Cepat dan komplit terjadi setelah injeksi morfin dan meperedin
intramuskuler, dengan puncak level plasma setelah 20-60 menit.
Fentanil sitrat transmukosal oral merupakan metode efektif
menghasilkan analgesia dan sedasi dengan onset cepat (10 menit)
analgesia dan sedasi pada anak-anak (15-20 g/Kg) dan dewasa (200-
800 g).
Distribusi
Waktu paruh opioid umumnya cepat (5-20 menit). Kelarutan lemak
yang rendah dan morfin memperlambat laju melewati sawar darah
otak, sehingga onset kerja lambat dan durasi kerja juga Iebih panjang.
Metabolisme
Metabolisme sangat tergantung pada biotransformasinya
di hepar, aliran darah hepar. Produk akhir berupa bentuk
yang tidak aktif.

Ekskresi
Eliminasi terutama oleh metabolisme hati, kurang lebih
10% melewati bilier dan tergantung pada aliran darah
hepar. 5 10% opioid diekskresikan lewat urine dalam
bentuk metabolit aktif, remifentanil dimetabolisme oleh
sirkulasi darah dan otot polos esterase.
Efek samping
Sistem kardiovaskuler
System kardiovaskuler tidak mengalami perubahan baik
kontraktilitas otot jantung maupun tonus otot pembuluh
darah.Tahanan pembuluh darah biasanya akan menurun karena
terjadi penurunan aliran simpatis medulla, tahanan sistemik
juga menurun hebat pada pemberian meperidin atau morfin
karena adanya pelepasan histamin.
Sistem pernafasan
Dapat meyebabkan penekanan pusat nafas, ditandai dengan
penurunan frekuensi nafas, dengan jumlah volume tidal yang
menurun .PaCO2 meningkat dan respon terhadap CO2 tumpul
sehingga kurve respon CO2 menurun dan bergeser ke kanan,
selain itu juga mampu menimbulkan depresi pusat nafas akibat
depresi pusat nafas atau kelenturan otot nafas, opioid juga bisa
merangsang refleks batuk pada dosis tertentu.
Sistem gastrointestinal
Opioid menyebabkan penurunan peristaltik
sehingga pengosongan lambung juga terhambat.
Endokrin
Fentanil mampu menekan respon sistem
hormonal dan metabolik akibat stress anesthesia
dan pembedahan, sehingga kadar hormon
katabolik dalam darah relatif stabil.
Dosis
Premedikasi petidin diberikan I.M dengan
dosis 1 mg/kgbb atau intravena 0,5 mg/Kgbb,
sedangakan morfin sepersepuluh dari petidin
dan fentanil seperseratus dari petidin.
benzodiazepin
Golongan benzodiazepine yang sering digunakan
oleh anestesiologi adalah Diazepam (valium),
Lorazepam (Ativan) dan Midazolam (Versed),
diazepam dan lorazepam tidak larut dalam air
dan kandungannya berupa propylene glycol.
Diazepam tersedia dalam sediaan emulsi lemak
(Diazemuls atau Dizac), yang tidak menyebakan
nyeri atau tromboplebitis tetapi hal itu
berhubungan bioaviabilitasnya yang rendah,
midazolam merupakan benzodiazepin yang larut
air yang tersedia dalam larutan dengan PH 3,5.
Obat golongan benzodiazepine dimetabolisme di
hepar,
Efek puncak akan muncul setelah 4 - 8 menit
setelah diazepam disuntikkan secara I.V dan
waktu paruh dari benzodiazepine ini adalah 20
jam.
Dosis ulangan akan menyebabkan terjadinya
akumulasi dan pemanjangan efeknya sendiri.
Midazolam dan diazepam didistribusikan secara
cepat setelah injeksi bolus, metabolisme mungkin
akan tampak lambat pada pasien tua
Dosis
Dosis midazolam bervariasi tergantung dari
pasien itu sendiri.
Untuk preoperatif digunakan 0,5 2,5mg/kgbb
Untuk keperluan endoskopi digunakan dosis 3 5
mg
Sedasi pada analgesia regional, diberikan
intravena.
Menghilangkan halusinasi pada pemberian
ketamin.
Efek samping
Midazolam dapat menyebabkan depresi
pernafasan jika digunakan sebagai sedasi.
Lorazepam dan diazepam dapat menyebabkan
iritasi pada vena dan trombophlebitis.
Benzodiazepine turut memperpanjang waktu
sedasi dan amnesia pada pasien.
Efek Benzodiazepines dapat di reverse dengan
flumazenil (Anexate, Romazicon) 0.1-0.2 mg IV
prn to 1 mg, dan 0.5 - 1 mcg/kg/menit
berikutnya.
Etomidat
Etomidat (Amidat) merupakan obat induksi
intravena yang bekerja cepat dengan efek
gangguan hemodinamik yang minimal beserta
efek depresi pernafasan yang sedikit.
memproteksi fungsi serebral serta lebih aman
dibandingkan dengan tiopenton.
Etomidat bersifat tidak stabil dan tidak larut
dalam air maka dengan itu etomidat biasanya
tersedia 2 mg/ml dalam propylene glycol (35%
dalam vol) dengan pH 6,9 dan osmomalitas
s4,640 mOsm/l.
Ekskresi
Metabolit etomidat diekskresi ke urin sebanyak 85%
manakala sisa 15% diekskresikan lewat empedu.

t1/2(distribusi) = 3 menit
t1/2(redistribusi) = 30 menit
t1/2(eliminasi) = 4 jam
clearance (oleh hepar), Cl = 20 ml/kg/meni
Dosis
Induksi 0.2 - 0.4 mg/kg IV
Rektal induksi (peds) 6.5 mg/kg -> hipnotik
dalam 4 menit (hemodinamik stabil, recovery
cepat)
Maintenance:
Diperlukan 300 - 500 ng/ml plasma level
"TECHNIC OF TENS":
10x10 = 100 ug/kg/mnt untuk 10 menit berikutnya
10 ug/kg/mnt dan D/C 10 menit sebelum dibangunkan
Efek samping
Menyebabkan nyeri pada injeksi tetapi dapat dikurangi
dengan
Menggunakan sediaan dalam propylene glycol
Volume yang lebih besar
Premedikasi
Pemberian Lidokain 1-2 menit sebelumnya
Dapat menyebabkan gerakan mioklonik dan dapat
dikurangi dengan premedikasi benzodiazepine atau obat
narkotika lainnya.
Bisa menyebabkan mual dan muntah tapi jarang. Setelah
pemberian etomidat dapat terjadi hiccup.
Bisa juga menyebabkan trombophlebitis kebanyakannya
pada pemberian sediaan dalam propylene glycol.
Kontraindikasi
Jangan diberikan dalam jangka panjang
selama beberapa jam atau hari karena dapat
menginhibisi sintesis adrenal steroid sehingga
terjadi penurunan kortisol dan aldosteron.

Anda mungkin juga menyukai