Anda di halaman 1dari 29

Functional Endoscopic

Sinus Surgery (FESS)

Pembimbing:
FESS
Suatu prosedur operasi yang invasif minimal
penatalaksanaan rinosinusitis kronis, polip
hidung, tumor pada hidung dan sinus paranasal,
dan kelainan lainnya
Namun seiring perkembangannya dapat
menimbulkan komplikasi, baik komplikasi
intranasal, periorbita/orbital, intrakranial,
vaskular dan sistemik, sehingga perawatan paska
operasi yang baik untuk memperoleh hasil yang
optimal
Nasal Septum
Lateral Nasal Wall
Kompleks Ostiomeatal
Fisiologi Paranasal Sinus

Kelembaban Udara Inspirasi


Membantu Pengaturan Tekanan Intranasal
Mendukung Pertahanan Imun
Meningkatkan Area Permukaan Mukosa
Meringankan Volume Tengkorak
Memberi Resonansi Suara
Instrumen FESS

Endoskopi
Sistem Kamera
Suction
Kuret
Blakesley Forceps
Rhinoforce Stammberger Antrum Punch
Indikasi

Rhinosinusitis Kronik
Inflamasi yang terjadi pada mukosa nasal dan
sinus paranasalis >12 minggu
Penyebabnya multifaktorial (faktor host dan
lingkungan)
Gangguan ventilasi KOM akibat stenosis dan
obstruksi
Indikasi

Rhinosinusitis Kronik
Gejala: discharge nasal, obstruksi nasal,
kongesti facial, dan nyeri/rasa tertekan pada
facial, hyposmia.
Pemeriksaan fisik: sekret mukopurulen,
edeme, deviasi septum dan ada tidaknya
polip.
Endoskopi: sekret mukopurulen pada
kompleks ostiomeatal dan resesus
sphenoethmoidal, edema, eritema, polip/
jaringan polypoid dan krusta
Rhinosinusitis Kronik
Indikasi

Rhinosinusitis Kronik
Penatalaksanaan
Medikamentosa (konservatif) : tetes hidung
dekongestan, antibiotik spektrum luas, mukolitik,
anti alergi.
Terapi definitif : operasi sinus.
Indikasi
Polip Nasi
Polip nasi ialah massa lunak yang
mengandung banyak cairan di dalam rongga
hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang
terjadi akibat inflamasi mukosa.
Etiologi polip nasi masih belum diketahui
pasti.
Predisposisi: adanya rinitis alergi atau
penyakit atopi
Indikasi
Polip Nasi
Gejala: hidung rasa tersumbat, rinore,
hiposmia atau anosmia. Mungkin disertai
bersin-bersin, rasa nyeri pada hidung disertai
sakit kepala di daerah frontal, post nasal drip
dan rinore purulen. Gejala sekunder yang
dapat timbul ialah bernafas melalui mulut
suara sengau, halitosis, gangguan tidur.
Pemeriksaan fisik: rhinoskopi anterior: massa
berwarna pucat yang berasal dari meatus
medius dan mudah digerakkan.
Polip Nasi
Indikasi
Polip Nasi
Penatalaksanaan
Medikamentosa: kortikosteroid (polipektomi
medikamentosa)
Terapi bedah: ekstraksi polip, FESS.
Indikasi

Tumor Hidung dan Sinus Paranasal


Tumor pada hidung dan sinus paranasal
Etiologi belum diketahui, tetapi diduga
beberapa zat hasil industri nikel, debu kayu,
kulit, formaldehid, kromium, minyak
isopropyl dan lain-lain. Alkohol, asap rokok,
makanan yang diasin dan diasap diduga
meningkatkan kemungkinan terjadi
keganasan
Indikasi

Tumor Hidung dan Sinus Paranasal


Gejala tergantung dari asal primer tumor serta
arah dan perluasannya. Tumor di dalam sinus
maksila biasanya tanpa gejala. Gejala timbul
setelah tumor besar, sehigga mendesak atau
menembus dinding tulang meluas ke rongga
hidung, rongga mulut, pipi, orbita atau
intrakranial.
Pemeriksaaan fisis: Permukaan yang licin
merupakan pertanda tumor jinak sedangkan
permukaan yang berbenjol-benjol, rapuh dan
mudah berdarah merupakan pertanda tumor
ganas.
Tumor Hidung dan Sinus Paranasal
Indikasi

Tumor Hidung dan Sinus Paranasal


Penatalaksanaan: pembedahan, radiasi dan
kemoterapi.
Kontraindikasi

Osteitis atau osteomielitis tulang frontal


Pasca operasi radikal dengan rongga sinus
yang mengecil (hipoplasi).
Penderita yang disertai hipertensi maligna,
diabetes mellitus, kelainan hemostasis yang
tidak terkontrol oleh dokter spesialis yang
sesuai.
Persiapan Operasi

Polip sinus atau nasal yang masif: prednisosn


40 mg per hari selama 1 minggu sebelum
operasi.
Infeksi: antibiotik untuk meredakan
inflamasi.
Menghindari penggunaan obat-obatan yang
mengganggu proses koagulasi darah (seperti
aspirin, nonsteroidal antiinflammatory drugs,
atau vitamin E) selama paling kurang 1
minggu sebelum operasi
Persiapan Operasi

Endoskopi nasal
menilai anatomi dinding lateral hidung dan
variasinya.
CT scan sinus
mengidentifikasi penyakit dan perluasannya,
variasi anatomi organ sinus paranasal dan
hubungannya dengan dasar otak dan orbita.
Anestesi

oxymetazoline spray disemprotkan di dalam


cavum nasi untuk dekongesti dan anestasi
mukosa nasal
125-150 mg topikal kokain diaplikasikan
blok sphenopalatina dengan injeksi intranasal
lidokain 1% dan epinefrin dengan
perbandingan 1:100.000 untuk anestesi dan
vasokonstriksi serta mengurangi perdarahan
Tahapan Operasi

Teknik operasi FESS adalah secara bertahap


Tahap operasi disesuaikan dengan luas
penyakit, sehingga tiap individu berbeda
jenis atau tahap operasi.
Tahapan Operasi

Infundibulektomi dan pembesaran ostium


sinus maksila
mengangkat prosesus uncinatus sehingga akses
ke ostium sinus maksila terbuka
Etmoidektomi
Sinus frontal
Sfenoidektomi

FESS
Perawatan Pasca Operasi

Pembersihan pasca operasi dilakukan


seawal mungkin: hari ke-1 dan selanjutnya
setiap 2 sampai 4 hari secara teratur.
Membersihkan sisa perdarahan, sekret,
endapan fibrin, krusta.
Antibiotik profilaksis
Komplikasi
Komplikasi intranasal
Sinekia.
Stenosis ostium sinus maksila.
Kerusakan duktus nasolakriamalis.
Komplikasi Periorbital/Orbital
Edema kelopak mata/ekimosis/emfisema.
Perdarahan retrobulbar. Kerusakan nervus optikus.
Gangguan pergerakan otot mata.
Komplikasi Intrakranial
Komplikasi sistemik
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai