Anda di halaman 1dari 12

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PARTISIPAN CORPORATE

GOVERNANCE DALAM MENCEGAH KASUS FRAUD DI ORGANISASI


( STUDI KASUS PADA BPR DANA NIAGA MANDIRI MAKASAR )

Oleh Kelompok 2 :

Desi Juatiningrum (1114000040)


Feni Fairani (1114000018)
Mulinatus Saadah (1114000046)
Kiki Hafyta Dewi (1114000041)
Yanda Eka Agustina (1114000026)
Dalam melaksanakan system Tata Kelola Perusahaan ( Corporate
Governance ) perusahaan dibantu oleh para partisipan corporate governance
yang terdiri dari Konsultan Keuangan, Penasihat hukun dan Investor bank.
Partisipan corporate governance ini membantu perusahaan dalam
mengevaluasi konsekuensi legal dan finansial dari transaksi bisnis. Penasihat
profesional berpartisipasi dalam tata kelola perusahaan dengan memberikan
layanan konsultasi kepada dewan direksi dan manajemen perusahaan.
Manajemen secara tradisional melibatkan penasihat profesional untuk struktur,
pengukuran, pengakuan, dan pengungkapan transaksi bisnis.

Latar Namun tentunya dalam sebuah bisnis sering kita temui beberapa
Belakang ketidakimbangan dan kecurangan terutama dalam perlaporan keuangan
sehingga menyebabkan sebuah perusahaan dinyatakan fraud.

Belakangan ini terdapat banyak sekali likuidasi BPRS oleh Ototitas Jasa
Keuangan yang disebabkan oleh tidak diimplementasikannya Tata Kelola
Perusahaan (Corporate Governance) sebagaimana mestinya. Terbukti diawal
tahun 2016 OJK telah menutup empat BPRS yang hampur semua dikarenakan
fraud dan tidak dijalankannya system Tata Kelola Perusahaan yang baik
(Good corporate governance).
Perumusan Bagaimana peran dan tanggung jawab partisipan CG dalam
Masalah mencegah terjadinya fraud dalam sebuah organisasi ?

tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui peran dan


Tujuan tanggung jawab partisipan CG dan pengaruhnya untuk
mencegah terjadinya fraud dalam organisasi
GCG ( Good Corporate Governance )

Pengertian Good Coorporate


Governance

Beberapa definisi:

Cadbury Committee of United Kingdom,


Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan Sukrisno Agoes,
antara pemegang saham, pengurus perusahaan, Suatu sistem yang mengatur hubungan
pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta peran Dewan komisaris, peran Direksi,
pemegang kepentingan internal dan eksternal pemegang saham, dan pemangku
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kepentingan lainnya.
kewajiban mereka.
Prinsip Akuntabilitas
Prinsip di mana para pengelola
berkewajiban untuk membina
sistem akuntansi yang efektif untuk
menghasilkan laporan keuangan
yang dapat dipercaya.

Prinsip transparansi,
Perlakuan yang setara (fairness),
Lewajiban bagi para pengelola untuk
Prinsip agar para pengelola
menjalankan prinsip keterbukaan dalam
memperlakukan semua pemangku
Prinsip Good Corporate Governance proses keputusan dan penyampaian
kepentingan secara adil dan setara.
informasi.

Kemandirian, Prinsip Responsibiltas,


Suatu keadaan di mana para pengelola Prinsip di mana para pengelola wajib
dalam mengambil keputusan bersifat memberikan pertanggungjawaban atas
professional, mandiri, bebas dari konflik semua tindakan dalam mengelola
kepentingan, dan bebas dari perusahaan kepada para pemangku
tekanan/pengaruh dari manapun. kepentingan sebagai wujud kepercayaan.
Manfaat GCG ( Good Corporate Governance )

1. Meningkatkan kualitas kerja para karyawan


2. Meningkatkan keterikatan kerja para karyawan
3. Meningkatkan kinerja perusahaan
4. Neraca perusahaan yang lebih baik
5. Penggunaan sumber daya yang lebih efektif
6. Mencegah munculnya KKN
7. Suasana lingkungan bekerja yang lebih baik
8. Mencegah terjadinya turnover pada karyawan
9. Melindungi hak para pemegang saham
10. Meningkatkan nilai perusahaan dan menarik investor
11. Hubungan antar perangkat perusahaan yang lebih baik
Peran dan tanggung jawab partisipan Corporate Governance (CG)

A. Hukum C. Investor bank


Peran penasihat hukum dalam tata kelola Investment bank memegang
perusahaan secara tradisional berdiri di B. Konsultan Keuangan peranan penting dalam
luar struktur perusahaan dan memberikan Konsultan keuangan yaitu pelaksanaan Good Corporate
nasehat hukum untuk memastikan kepatuhan lembaga yang dapat diminta Governance, bank investor yang
terhadap hukum, peraturan, dan peraturan jasanya oleh emiten untuk menanamkan dananya pada
yang berlaku dan untuk menjaga agar memberikan nasehat di bidang sebuah perusahaan perlu
perilaku perusahaan tetap berada dalam keuangan sebelum melakukan analisis terhadap
batas-batas hukum. menerbitkan sebuah instrumen perusahaan tersebut karena jika
Peran utama penasihat hukum perusahaan sekuritas. Jasa yang diberikan terdapat skandal penipuan dan
adalah untuk sangat luas, antara lain kecurangan maka bank investment
a. Memastikan kepatuhan terhadap semua mencakup penentuan struktur tidak akan terlibat, seperti halnya
hukum, peraturan, dan peraturan yang permodalan dan keuangan, kasus Enron, bank tersebut
berlaku; reorganisasi, quasi membantunya menyembunyikan
b. memberikan nasehat dan analisis hukum reorganisasi, penetapan jenis kewajiban dan meningkatkan
mengenai masalah kepatuhan hukum; instrumen, penyusunan proyeksi penghasilan. Enron mengajukan
c. mengkomunikasikan potensi material laporan keuangan, penaksiran tuntutan hukum terhadap bank-
atau pelanggaran undang-undang dan harga instrumen sekuritas yang bank ini, karena berpendapat
d. pelanggaran kewajiban fidusia kepada akan diterbitkan dan bahwa bank-bank tersebut dapat
penasihat umum dan direktur sebagainya. mencegah keruntuhan perusahaan
independen atau komite direktur jika mereka tidak membantu dan
independen. mengatasi kecurangan.
Fraud

The Association Of Certified fraud Examiners dalam tuanakotta (2010), kecurangan adalah suatu tindakan
sengaja yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk menggunakan sumber daya dari suatu organisasi
secara tidak wajar (tindakan melawan hukum) dan salah menyajikan fakta (menyembunyikan fakta) untuk
memperoleh keuntungan pribadi. kecurangan atau yang sering disebut pula dengan fraud dilakukan dengan
beragam modus seiring dengan berkembangnya zaman baik di organisasi pemerintah maupun di organisasi
swasta.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam Tuanakotta (2010:195-204) menggambarkan
occupationat fraud dalam bentuk fraud tree. occupationat fraud tree mempunyai tiga cabang utama, yakni
corruption, asset misappropriation, dan fraudulent statements. Masing-masing cabang tersebut, pembahasannya
sebagai berikut:

1. Corruption 2. Pengambilan aset (asset misappropriation) 3. Fraudulent statements


CONTOH KASUS
Sumber : Rakyatku.com

MAKASSAR - Kondisi keuangan PT BPR Dana Niaga Mandiri (DNM) 180 hari
sebelum ditutup OJK nampaknya benar-benar mengalami masalah serius.
Selama 180 hari tersebut OJK telah memberikan kesempatan bagi Direksi DNM untuk
menambah jumlah aset yang dimiliki. Namun, di bawah pengawasan khusus OJK, BPR ini
tidak sanggup memperbaiki keadaan keuangannya. Maka pada 13 April 2016 lalu, OJK
resmi mencabut izin DNM.
"Jumlah aset yang dimiliki lebih kecil dibandingkan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
tercatat. Dan NPL-nya sangat tinggi," kata Kepala OJK Regional VI Sulawesi, Maluku
Papua, Bambang Kiswono, Jumat, (15/04/2016).

Berikut kondisi keuangan BPR DNM per Januari 2016

Total Aset Rp9.672.811.000 (Rp9,6 miliar)


Kredit : Rp15.833.187.000 (Rp15,8 miliar)
Dana Pihak Ketiga (DPK) : Rp10.545.784.000 (Rp10,5 miliar)
Non Performing Loan (NPL)/Kredit Macet: 88,64%
Jumlah Rekening Tabungan: 807 nasabah
Jumlah Rekening Deposito: 25 nasabah
HASIL ANALISIS KASUS

Menurut kami, dari kasus diatas dapat disimpulkan BPR Dana Niaga Mandiri tidak menerapkan system Tata
Kelola Perusahaan yang baik sehingga memunculkan kasus fraud ( kecurangan ) dalam penyajian laporan keuangan
yaitu kasus Fraudulent statements . Beberapa peran partisipan Corporate Governance yang dapat dilakukan
sehinggal tipis kemungkinan terjadinya fraud yaitu:

1. Penasehat hukum
Seharusnya BPR Dana Niaga Mandiri memiliki penasehat hukum yang independen, sehingga dapat membantu
perusahaan untuk mematuhi aturan hukum yang berlaku dan juga tidak sampai dilikuidasi oleh OJK, seperti yang
kita ketahui OJK sebelumnya memberikan waktu 180 hari sebelum akhirnya mencabut izin usaha Dana Niaga
Mandiri, peranan penasehat hukum sangat penting ketika perusahaan dalam situasi seperti ini.

2. Konsultan Keuangan
Analisis keuangan seharusnya dapat memprediksi jauh hari sebelum BPR Dana Niaga Mandiri terkena masalah
serius, atau bisa jadi BPR ini tidak mempunyai konsultan keuangan yan professional dibidangnya sehingga sampai
terjadi fraud dalam penyajian laporan keuangan yakni jumlah asset yang dimiliki lebih kecil dari jumlah dana pihak
ketiga yang tidak diperbolehkan oleh peraturan OJK.
BPR Dana Niaga Mandiri terbukti tidak menerapkan system Tata Kelola Perusahaan yang baik ( Good
Corporate Governance ) dengan munculnya kasus fraud atau kecurangan dalam penyajian laporan keuangan hingga
perusahaan dilikuidasi.

Prinsip dari system Tata Kelola Perusahaan yang dominan tidak dilaksanakan pada BPR Dana Niaga Mandiri
Makasar yaitu prinsip Transparansi dan prinsip Accountability, dimana prinsip ini menegaskan harus adanya
keterbukaan dan keakuratan dalam pembuatan laporan keuangan.

Banyak pelanggaran terhadap prinsip GCG dan kurangnya peran partisipan terutama Penasehat hukum dan
Konsultan Keuangan dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam sebuah organisasi.
Perusahaan yang menerapkan system Tata kelola Perushaan yang baik tidak akan mudah goncang ketika
menghadapi masalah dan permasalahan yang muncul dapat teridentifikasi lebih awal.

Anda mungkin juga menyukai