Anda di halaman 1dari 27

Oleh :

Tutorial IX

Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah
Tutorial 10
FASILITATOR : dr. Rinita,M.Biomed
KETUA : Desi Ridia

SEKRETARIS :Dalila Andra

ANGGOTA :

LIRA RAHMA YULI


VINA NOFIAN TOMI
GALIH PUJI ASTUTI
NIKEN PERTIWI
DWIVA WULAN GURI
ENDAH SETIYO RINI
TIA MARDIATI
DWI ANUGRAH SN
PRASETYO
Trigger tiga 3. Badu Jatuh dari
Motor
Seorang Pasien Nama Badu, 26 th, masuk UGD RSI
Siti Rahma karena cedera kepala berat, jatuh dari
motor 2 jam yll. Kesadaran menurun dengan membuka
mata ketika diberi rangsangan nyeri, bicara kacau
dan reaksi menghindar menurut keterangan keluarga
badu jatuh dari motor dan setelah jatuh badu sempat
pulang kerumah dan dirumah tiba-tiba badu sakit
kepala , mual, muntah dan tidak dan tidak sadarkan
diri setelah itu dibawa kelurga ke RS. TTV : TD
190/100, nadi 100 x/menit , suhu 37.8C pada
pemeriksaan isik dijumpai adanya luka robek di
daerah temporalkanan, pupil an asokor ipsilateral
melebar. pada gambar CT scan tampak gambaran
seperti biconvek. Dan pergeseran mid line shift.
Bagaimana penatalaksanaan pasien tersebut.
STEP I Clarify Unfamiliar Term
Pupil anisokor : diameter pupil yang
tidak sama besar pelebarannya
Ipsilateral : sisi yang sama
Biconvek : kedua sisi cembung
Mid line shift : garis tengah
Cidera kepala berat : trauma pada
daerah kepala yng berisiko terjadinya
perdarahan, menurun dan mengancam jiwa
Kesadaran menurun : penurunan fungsi
kognitif, motorik, sensorik dan kesadaran
berkurang secara keseluruhan
Rangsangan nyeri : rangsangan yang
diberikan kepada seseorang berupa sensasi
nyeri
Bicara kacau : berbicara yang
tidak jelas, terlalu cepat dan tidak dapat
dipahami maknanya
Reaksi menghindar : respon tubuh untuk
menjauhi rangsangan.
STEP II Define The Problem
1. Berapakah nilai GCS pada pasien?
2. Apa yang menyebabkan kesadaran menurun ,
bicara kacau dan reaksi mengsi menghindar ?
3. Kenapa setelah jatuh badu masih bisa pulang
dan dirumah tiba-tiba badu sakit kepala, mual,
muntah dan tidak sadarkan diri ?
4. Apa makna klinis dari hasil pemeriksaan pada
trigger ?
5. Kenapa pada pasian pupil anisokor ipsilateral
melebar ?
6. Apa arti gambaran CT-san tampak seperti
biconvek dan pergeseran mid line shift ?
7. Apa diagnosa pasien pada trigger ?
8. Bagaimana penatalaksanaan pasien terrsebut?
STEP III Brainstrom Possible
Hypotesis or Explanation
1. Nilai GCS : mata (E) : 2
Verbal (V) : 2
Motorik (M) : 4
Jumlah GCS : 8 (cedera kepala
berat).
2. Yang menyebabkan GCS (menurun)
Tekanan intra kranial meningkat, akibat
trauma ,di mana terjadi proses desak ruang.
3. Karena adanya interval lucid , dimana
pasien tidak sadarkan diri ketika jatuh.
Kemudian sadar ,dan tidak sadar lagi
ketika di rumah,karena adanya proses
perdarahan epidural yang lambat.
4. TTV =
TD : 190/100 mmHg : Hipertensi derajat 2,
disebabkan oleh karena perdarahan.
Nadi : 100*/ menit : Border Line shift
hampir tidak normal.
Suhu : 37,5 C : Sub febris

Disebabkan karena perdarahan intracranial.


5. Karena terjadi penekanan pada nervus III
6. Biconveks : Karena adanya hematoma.
Pergeseran . mid line shift : Karena
adanya proses desak ruang.
7. D/ : Hematoma epidurat at causa cedera
kepala berat
GCS 8 ( E =2 ,V=2 ,M=4 )

8. Resusitasi : a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
d. Disability
e. exposure
- Hentikan perdarahan dengan dijahit

- Beri obat anti perdarahan


STEP IV Arrange Explanation Into a Tentative Solution

Pemeriksaan Fisik
GCS : 8
-Alloanamnesa TTV :
-Jatuh dari motor 2 * TD :190/160
Jam yll. Sempat pulang kerumah ,tiba * Nadi =100*/menit
sakit kepala, mual, muntah, dan tidak * Suhu : 37,8C
sadarkan diri.
- Luka sobek di daerah temporal kanan.
Badu , 26 - Pupil anisokor ipsilate,ral molebar.

Tahun
Pemeriksaan penunjang Diagnosa Hematoma
CT scan epidural at causa cedera
tampak gambaran biconvek kepala berat GCS 8(E
dgn pergeseran mid line shift :2,V:2,M:4)
STEP V Define Learning Objective
Mahasiswa mampu mengerti dan memahami
tentang:
1. GCS dan Derajat cedera kepala.
2.Hematoma epidural dan cedera kepala berat:
a.Definisi.
b.Etiologi.
c.Patogenesa.
d.Gejala klinis.
e.Diagnoa.
f.Diagnosa banding.
g.Penatalaksanaan.
h.Komplikasi.
i.Pencegahan.
j.Prognosis.
STEP VI Gather Information and
private study
STEP VII Share the Result of
Information Gathering and
Private Study
Gasgow Coma Scale dan Derajat
Cedera Kepala
Derajat cedera kepala berdasarkan skor
GCS

GCS 14-15 adalah cedera kepala


ringan
GCS 9-13 adalah cedera kepala sedang
GCS 3-8 adalah cedera kepala berat
Defenisi Cedera Kepala
Cedera kepala adalah merupakan proses
dimana terjadi trauma langsung atau deselerasi
terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan
tengkorak dan otak. Cedera otak primer
merupakan kerusakan yang terjadi pada otak
segera setelah trauma. Cedra otak sekunder
merupakan kerusakan yang berkembang
kemudian sebagai komplikasi.
Patofisiologi Cedera kepala
(hematoma epidural)
Cedera kepala dapat disebabkan oleh
trauma langsung, atau fraktur pada tulang
tengkorak. Hal ini akan menyebabkan
ruptur pada arteri meningea media
sehingga meyebabkan perdarahan dan
desakan oleh hematom akan memisahkan
duramater dari tulang kepala sehingga
hematom bertambah besar. Hal ini akan
menyebabkan peningkatan tekanan
intrakranial dan menimbulkan gejala-
gejala neurologis.
Gejala Klinis

Adanya riwayat trauma


Tingkat kesadaran menurun
Midriasis pupil ipsilateral atau reflek
cahaya abnormal
Sakit kepala
Mual, muntah, frekuensi nadi menurun
dan peningkatan tekanan darah
Diagnosa Banding
Adapun diagnosa banding hematoma
epidural adalah :
Hematoma subdural

Hematoma subaracknoid

Epilepsi
Penatalaksanaan
Pada trigger ini, kami menegakkan
diagnosa sebagai hematoma epidural et
causa cedera kepala berat GCS 8 E=2
V=2 M=4 dilihat dari gejala klinis dan
adanya interval lucid, luka robek didaerah
temporal kanan, pupil anisokor ipsilateral
melebar dan pada pemeriksaan
penunjang yaitu CT Scan didapatkan
gambaran bikonvek dan pergeseran
midline shift.
Oleh karena itu penatalaksanaannya
adalah tatalaksana cedera kepala berat.
` Pemeriksaan dan penatalaksanaan :
ABCDE

Primary survey dan resusitasi

Secondary survey dan riwayat


AMPLE
Reevaluasi neurologis : GCS

Respon Buka Mata


Respon Motorik
Respon verbal

Reflek cahaya pupil


Obat-obatan
Manitol
Hiperventilasi sedang (PCO2 <
35 mmHg)
Antikonvulsan

Tes Diagnostik
CT Scan
Vnetrikulografi Udara
Angiogram
komplikasi
1. Kebocoran cairan serebrospinal
dapat disebabkan oleh rusaknya
leptomeningen
2. Fistel karotis-kavernosus ditandai
oleh trias gejala : eksoftalmus,
kemosis, dan bruit orbita dapat
timbul segera atau beberpa hari
setelah cedera.
3. Diabetes insipidus dapat
disebabkan oleh traumatik pada
tangkai hipofisis, menyebabkan
penghentian sekresi hormon
antidiuretik
Prognosis
Prognosis berhubungan dengan
derajat kesadaran saat tiba dirumah
sakit.
GCS saat tiba Mortalitas
15 1%
8-12 5%
,8 40%
Kesimpulan

cedera kepala dapat disebabkan oleh


trauma dan dapat menyebabkan
perdarahan salah satunya adalah
hematoma epidural. Penilaian dapat
dilaukan dari adanya gejala klinis,
penurunan tingkat kesadaran dan hasil
pencitraan. Tatalaksana dilakukan
berdasarkan algoritma penatalaksanaan
cedera kepala.
Daftar Rujukan
Grace, pierce A, dkk. 2006. At a
Glance Ilmu Bedah edisi ketiga.
Jakarta : Erlangga
Sjamsuhidajat, R, dkk. 2010. Buku Ajar
Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
Buku ATLS

Anda mungkin juga menyukai