BAGIAN ATAS
Sel permukaan mukosa pada pilorus menghasilkan mukus yang bersifat basa dan berfungsi
untuk melindungi epitel gaster dan duodenum dari asam lambung.
Protective mucus barrier dapat rusak karena infeksi bakteri atau virus, beberapa jenis obat
termasuk aspirin.
Parietal Cell: Gastric Acid
Secretion
H+
Chief Cell: Synthesis and Activation of
Pepsin
HCl
+HCl
Pepsin
Pepsin
DISPEPSIA
DEFINISI
Sindroma Dispepsia: suatu kumpulan
gejala rasa sakit atau rasa tidak nyaman
di ulu hati dengan gejala yang menyertai
antara lain;
Cepat kenyang
Kembung atau distensi
Nausea
Muntah
Etiologi
Bila telah diketahui ada
kelainan organik sebagai
Organik penyebab
Contoh: Tukak lambung, atau
duodenum, kolesistisis
Dispepsia like-ulcer
Rasa nyeri terutama dirasakan pada abdomen atas
Dispepsia like-dysmotility
Rasa tidak nyaman terutama dirasakan pada abdomen atas berupa rasa penuh, lekas kenyang, sebah
dan mual
Kritria supportif
Terasa kembung pada perut atas atau mual setelah makan atau sendawa
yang berlebihan
Bersamaan dengan nyeri epigastrik
Sindroma Nyeri Epigastrik
Kriteria diagnosis*
Harus termasuk didalamnya::
Nyeri atau rasa terbakar terlokalisasi di epigastrium derajat sedang sekurang-
kurangnya sekali seminggu
Nyeri bersifat intermitten
Tidak menyebar ke region abdomen lainnya atau ke region dada
Tidak berkurang setelah defekasi atau flatus
Tidak memenuhi criteria gangguan kandung empedu dan sfinter oddi
* Kriteria terpenuhi selama 3 bulan dengan onset gejala sekurang-kurangnya 6
bulan setelah terdiagnosis
Kriteria supportif
Nyeri dapat terasa seperti terbakar tetapi tanpa nyeri retrosternal
Nyeri biasanya dipicu atau dihilangkan dengan makanan tetapi timbul saat
puasa
Kadang-kadang bersamaan dengan sindroma post prandial
PATOFISIOLOGI
Fungsi motorik
Diet dan Sekresi asam
lambung
lingkungan lambung
(motilitas)
Infeksi
Persepsi viseral
Psikogenik Helicobacter
lambung
pylori (Hp)
Kapasitas Aktivitas
akomodasi Peran hormonal mioelektrik
lambung lambung
Keseimbangan Faktor Agresif dan
Defensif
Teraba massa
Ikterik limfadenopati
abdomen
GASTRO-ESOFAGEAL REFLUX
DISEASE (GERD)
Pendahuluan
Grade C Grade D
One or more mucosal One or more mucosal
breaks, that are breaks, that involve at
continuous between the least 75% of
tops of two or more the oesophageal
mucosal folds, but which circumference
involve less than 75% of
the circumference
Odynophagia
Dysphagia Bleeding
Alarm
features
Gejala alarm
Umur > 40 th Tanpa gejala alarm
Terapi empirik
Tes PPI
Hiatus hernia
Esophageal stricture
Esophageal cancer
Chest pain of cardiac origin
Functional dyspepsia
Prokinetic
motility agents
Reduce weight
Modifications
Avoid reflux-promoting
agents (e.g. alcohol,
coffee, some foods)
(not evidence based)
PPI
Pengobatan awal Severe EE ,
Uninvestigated,
4-8 minggu Serangan Yang
sering
Mild EE
Atau Respons PPI
Atau NERD lambat
PPI PPI
On-Demand Maintenance
DUODENAL ULCER
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS
FISIOLOGIS :
MUKOSA LAMBUNG RESISTEN TERHADAP PROSES OTODIGESTI DAN
MEMILIKI MEKANISME PERLINDUNGAN TERHADAP PENGARUH DARI
LUAR.
PATOFISIOLOGI :
GANGGUAN KESEIMBANGAN DENGAN FAKTOR DEFENSIF MENURUN
DAYA TAHAN MUKOSA MENURUN
2 KESEMBUHAN TUKAK
SE: Constipation
absorption of cimetidine,
digoxin, phenytoin &
tetracycline
H2-Receptor Antagonists
PGE1 analog
Antacids
H+ Cl-
Cholesistitis dan Cholelitiasis
Pendahuluan
Kolesistitis adalah inflamasi akut atau kronis
dari kandung empedu, biasanya
berhubungan dengan batu empedu yang
tersangkut pada duktus sistikus dan
menyebabkan distensi kandung empedu.
Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu
yang dapat ditemukan di dalam kandung
empedu atau di dalam saluran empedu, atau
pada kedua-duanya
Fisiologi
Fungsi primer kandung empedu
memekatkan empedu cairan empedu
dalam kandung empedu lebih pekat 10 kali
lipat dari pada cairan empeduhati
Secara berkala kandung empedu akan
mengosongkan isinya kedalam duodenum
melalui kontraksi simultan lapisan ototnya
dan relaksasi sfingter oddi
Fungsi Cairan Empedu
Emulsi lemak dalam usus halus dan
membantu pencernaan dan absorbsi
lemak
Mengeluarkan beberapa produk
buangan yang penting dari darah, antara
lain bilirubin
Etiologi
95% penderita kolesistitis memiliki batu empedu.
Infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan
Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit yang
serius dan cenderung timbul seteah terjadinya:
Luka bakar yang serius
Pembedahan
sepsis
Adenokarsinoma kandung empedu
Diabetes mellitus
Torsi kandung emedu
Patofisiologi kolesistitis
Peradangan mekanis akibat tekanan intralumen
dan renggangan yang menimbulkan iskemua
mukosa dan dinding kandung empedu
Peradangan kimiawi akibat pelepasan lisolesitin
(akibat kerja fosfolipase pada lesitin dalam
empedu) dan faktor jaringan lokal lainya
Peradangan bakteri yang mungkin berperan 50-
85% pada pasien kolesiistitis akut
Faktor resiko
4Fs: female (wanita), fertile(subur),
fat(gemuk) dan forty (40 tahun)
Usia lebih dari 40 tahun
Hiperlipidemia
Nutrisi intravena jangka lama
Dismotilitas kandung emedu
Gejala klinis
Asimptomatik (50%)
Kurang dari 25% pasien asimptomatik merasakan
gejala yang membutuhkan intevensi setelah periode 5
tahun
Simptomatik
Nyeri epigastrium, kuadran kanan atas, kolik biler > 15
menit, nyeri 30-60 menit pasca prandial kuadran kanan
atas, biasanya dipresipitasi makanan berlemak, berakhir
setelah beberapa jam kemudian pulih, mual dan muntah
Koledokolitiasis tidak menimbulkan gejala dalam
fase tenang. Kadang teraba hati dan sklera ikterik
komplikasi
Demam tinggi, menggigil, peningkatan jumlah leukosit
dan berhentinya gerakan usus (ileus) dapat menunjukkan
terjadinya abses, gangren atau perforasi kandung empedu.
Serangan yang disertai jaundice atau arus balik dari
empedu ke dalam hati menunjukkan bahwa saluran
empedu telah tersumbat sebagian oleh batu empedu atau
oleh peradangan.
Jika pada pemeriksaan darah menujukkan peningkatan
kadar enzim amilase, kemungkinan menunjukkan telah
terjadi radang di pankreas yang disebabkan oleh
penyumbatan empedu pada saluran pankreas (duktus
pankreatikus).
Diagnosis
Anamnesis
Gejala klinis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiologis
Foto polos abdomen, USG,
kolesistografi
Konservatif
Tirah baring
Diit : lunak, mudah dicerna,
cukup cairan, kalori, dan
elektrolit, rendah lemak. Bila
muntah hebat diberi nutrisi
parenteral.
Medikamentosa
Simptomatik
Antipiretik (paracetamol 3x500 mg)
Analgetik : NSAID, petidin (opioid), atropine
(antikolinergik untuk relaksasi otot halus)
Antibiotik
Ampisilin 3x500 gr
Cefalosporin 2x1 gr
Tetrasiklin
Aminoglikosida
metronidazole
Operatif
Open kolesistektomi
Kolesistektomi laparoskopik
Kolesistektomi mini
laparatomi
Kolesistitomi
ERCP
TERIMA KASIH