1)
Remodelling yang perlahan tetapi progresif
proliferasi gangguan
dan meningkatkan elektris
memfasilitasi
diferensiasi deposisi antara
terjadinya
fibroblas jaringan ikat serabut otot
sirkuit
menjadi dan fibrosis di dan serabut
reentri
mio- atrium konduksi di
fibroblas atrium
2)
Simpatis
Peningkatan Ca2+ intraselular oleh sistem saraf simpatis
Parasimpatis
Pemendekan periode refrakter efektif atrium oleh sistem
saraf parasimpatis (vagal)
Terjadi pada hari-hari pertama terjadinya FA
PERUBAHAN PATOFISIOLOGIS
YANG MENDAHULUI FA
2)
Parasimpatis
Mekanisme selular utama yang mendasari pemendekan
periode refrakter:
Penurunan (downregulation) arus masuk kalsium
(melalui kanal tipe-L)
Peningkatan (up-regulation) arus masuk kalium
1) Mekanisme fokal
2) Mekanisme reentri mikro (multiple wavelet
hypothesis)
3) FA menyulut FA
MEKANISME ELEKTROFISIOLOGIS
1)
Mekanisme fokal
Mekanisme fokal adalah mekanisme FA dengan
pemicu dari daerah-daerah tertentu, yakni 72% di
VP dan sisanya (28%) bervariasi dari vena kava
superior (37%), dinding posterior atrium kiri
(38,3%), krista terminalis (3,7%), sinus koronarius
(1,4%), ligamentum Marshall (8,2%), dan septum
interatrium.
MEKANISME ELEKTROFISIOLOGIS
2)
Mekanisme reentri mikro (multiple wavelet hypothesis)
FA dilanggengkan oleh adanya konduksi beberapa wavelet
independen secara kontinu yang menyebar melalui otot-otot
atrium dengan cara yang kacau.
Banyak wavelet yang tersebar secara acak dan saling
bertabrakan satu sama lain dan kemudian padam, atau terbagi
menjadi banyak wavelet lain yang terus-menerus merangsang
atrium. Oleh karenanya, sirkuit reentri ini tidak stabil, beberapa
menghilang, sedangkan yang lain tumbuh lagi.
MEKANISME ELEKTROFISIOLOGIS
2)
Mekanisme reentri mikro (multiple wavelet hypothesis)
Diperlukan setidaknya 4-6 wavelet mandiri untuk
melanggengkan FA
MEKANISME ELEKTROFISIOLOGIS
3)
Fibrilasi atrium menyulut FA (AF begets AF)
Observasi mereka menunjukkan bahwa pemacuan atrium
dengan teknik pacurentet (burst pacing) akan
menyebabkan FA, yang akan kembali ke irama sinus.
Apabila proses ini dilakukan terus menerus, maka durasi
FA akan bertambah lama sampai lebih dari 24 jam FA
paroksismal dapat berkembang menjadi FA persisten atau
permanen