Anda di halaman 1dari 37

PERANAN GEOLOGI LINGKUNGAN DALAM TATA RUANG

DENGAN CONTOH KAJIAN


GEOLOGI LINGKUNGAN PERKOTAAN WILAYAH KOTA SABANG
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Oleh : Dadang Z.A


LATAR BELAKANG
- Informasi geologi lingkungan merupakan data fisik yang
didalamnya memuat bentuk lahan (morfologi), susunan
batuan/tanah dan keragaman sifat fisiknya, potensi sumber daya
geologi (air tanah, bahan galian/mineral) dan aspek kebencanaan
(erosi, gerakantanah, gempa bumi, tsunami) yang mempunyai peranan penting
sebagai salah satu data dasar dalam perencanaan tata ruang.

- Dalam UU Tata Ruang No.26 Tahun 2007, Bab III (fasal 6, ayat 1, point a)
tentang klasifikasi penataan ruang disebutkan bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi fisik yang rentan terhadap
bencana, maupun kemampuan daya dukungnya.

- Berdasarkan uraian di atas, dan dalam rangka menunjang pembangunan fisik


sesuai dengan daya dukungnya, hasil inventarisasi geologi lingkungan Wilayah
Kota Sabang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diharapkan data geologi
lingkungan dapat memberikan masukan bagi pemerintah daerah dalam
penataan ruang dan pengelolaan lingkungan
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud :
Maksud penyelidikan geologi lingkungan perkotaan ini adalah
menginventarisasi sumber daya geologi dan faktor pembatasnya.
Sumber daya geologi terdiri atas sumber daya air , bentang alam,
susunan batuan dan sifat fisiknya, serta bahan galian; sedangkan faktor
pembatas adalah berupa erosi, gerakan tanah dan kebencanaan
lainnya yang beraspek geologi.
Tujuan :
Memperoleh data dan informasi kondisi geologi lingkungan
(karakteristik lahan) di Kota Sabang dan Sekitarnya yang selanjutnya
akan merupakan data dasar untuk menunjang penataan ruang dan
pengelolaan lingkungan
INVENTARISASI DAN ANALISIS
DATA SEKUNDER :
Data/peta geologi
Data/peta hidrogeologi
Data/peta geologi teknik
Data/peta kegempaan
Data/peta penggunaan lahan
Data iklim

ANALISIS PERMASALAHAN

PENYELIDIKAN LAPANGAN

MORFOLOGI

BATUAN/TANAH ANALISIS TUMPANG SUSUN,


PETA GEOLOGI LINGKUNGAN
HIDROGEOLOGI PEMBOBOTAN & SKORING

BAHAN GALIAN
PETA REKOMENDASI PENGGUNAAN LAHAN
BAHAYA GEOLOGI BERDASARKAN SUDUT PANDANG
GEOLOGI LINGKUNGAN
Pemboran tangan
Infiltrasi
Percontoh tanah
Percontoh air
DATA DASAR UNTUK PENATAAN RUANG
DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Gb 1, Tahapan & Metodologi Penyelidikan


Analisis
komponen dan sub komponen fisik geologi lingkungan
untuk pembobotan dan skoring

Tujuan analisis skoring komponen geologi lingkungan adalah mengetahui kondisi


daya dukung lahan. Analisis tersebut dilakukan melalui tahapan berikut :

a. Menentukan komponen fisik geologi lingkungan yang akan mempengaruhi tingkat kemampuan
daya dukung lahan. Komponen tersebut yaitu kemiringan lereng, daya dukung pondasi,
sumberdaya air, kerentanan gerakan tanah dan kegempaan.
b. Mengklasifikasikan komponen fisik lahan menjadi sub komponen. Uraian masing-masing
sub komponen tersebut, yaitu :
1. Sudut kemiringan lereng (Morfologi) : 4. Kerentanan Gerakan tanah
< 8% * Sangat rendah
> 8 15% * Rendah
> 15 30% * Sedang
> 30 40% * Tinggi
> 40 % * Sangat Tinggi
2. Daya Dukung Fondasi : 5. Kerentanan Gerakan tanah :
- Sangat tinggi Intensitas Gempa : Skala Ritcher :
- Tinggi < 0,05 g <5
- Sedang 0,05 0,15 g 56
- Rendah 0,15 0,30 g 6 6,5
- Sangat rendah > 0,30 g > 6,5
3. Sumber Daya Air : 6. Komponen lainnya
* Akuifer produktifitas sangat tinggi (Bergantung kondisi dan kompleksitas)
* Akuifer produktifitas tinggi
* Akuifer produktifitas sedang
* kuifer setempat produktif
* Akuifer produktifitas kecil
dan langka air
c. Komponen fisik lahan diberi bobot yang besarnya dari 1 hingga 6, sedangkan sub komponennya
diberi nilai 1 hingga 5. Perkalian nilai dan bobot disebut skor. Nilai, bobot dan skor setiap komponen
dan sub komponen (Tabel 1).

d. Menentukan faktor penyisih pembangunan kawasan wisata terpadu yaitu daerah bahaya letusan
gunungapi zona III dan sempadan mata air.

e. Dari Tabel 1 dapat diketahui bawa skor maksimum adalah apabila lahan mempunyai kemiringan
lereng <8%, daya dukung pondasi sangat tinggi, produktivitas akuifer sangat tinggi, erosi tanah
sangat rendah, kerentanan gerakan tanah sangat rendah dan intensitas gempa lebih kecil dari 0,05
g, Lahan tersebut akan mempunyai skor tertinggi yaitu :
5 (6) + 5 (5)+ 5 (4) + 5 (3) + 5 (2) + 5 (1) = 105

Sedangkan lahan dengan skor minimum jika kemiringan lereng > 40%, daya dukung fondasi
rendah, produktivitas akuifer sangat kecil/langka air, kerentanan gerakan tanah sangat tinggi dan
intensitas gempa bumi >0,3 g. Lahan tersebut mempunyai skor minimum yaitu :
1(6)+1(5)+1(4)+1(3)+1(2)+1(1) = 21

Skor :
< 37,8 daya dukung lahan sangat rendah
> 37,8 54,6 daya dukung lahan rendah
> 54,6 71,4 daya dukung lahan sedang
> 71,4 88,2 daya dukung lahan tinggi
> 88,2 daya dukung lahan sangat tinggi.

21 37,8 54,6 71,4 88,2 105

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi


Tabel 1
Intensitas, bobot dan skor komponen fisik

No Komponen Fisik Kriteria Nilai Bobot Skor


1 Kemiringan Lereng <8% 5 25
8 15 % 4 20
15 30 % 3 5 15
30 40 % 2 10
1
> 40 % 5
2 Daya dukung fondasi Sangat tinggi 5 20
(Konsistensi Tinggi 4 16
batuan/tanah) Sedang 3 4 12
Rendah 2 8
Sangat rendah 1 4
3 Hidrogeologi Akuifer prod. sangat tinggi 5 15
Akuifer prod. tinggi * Akuifer 4 12
prod. sedang 3
Akuifer prod. Rendah 3 9
Akuifer prod. Sgt kecil - langka 2 6
1
3
4 Gerakantanah Sangat tinggi 5 10
Tinggi 4 8
Sedang 3 2 6
Rendah 2 4
Sangat rendah 1 2

5 Potensi gempa bumi Sangat tinggi 5 5


Tinggi 4 4
Sedang 3 1 3
Rendah 2 2
Sangat rendah 1 1
Tabel 2
Hasil Perhitungan Daya Dukung Fondasi Dangkal
Setiap satuan Litologi
Lokasi dan Daya Dukung
Satuan Litologi No. Percontoh Tanah Tanah (ton/m 2)
Aluvium Balohan dan Mata ie <13,55
(Ts-1)
Batuan volkanik :
a. Andesit - Jaboi & Paya Karing 28,58
b. Aglomerat (Ts-5, Se-4, Se-2) 16,15
c. Tuf - Paya Seunora (Ts-4) 17,80
- Teupin Mideuk (Ts-6)

Batugamping - Cot Bau (Ts-2) 11,60 16,17

Tabel 3.
Klasifikasi Daya Dukung Tanah Dijinkan

Daya Dukung Dijinkan


Kriteria (ton/m 2)

Rendah < 7,2

Sedang 7,2 21,6

Tinggi > 21,6


SATUAN GEOLOGI LINGKUNGAN WILAYAH KOTA SABANG & SKOR YANG DIPEROLEH :

1.Satuan Geologi Lingkungan Dataran Aluvium Pantai (84 = Daya dukung lahan tinggi )
< 8%, lunak , lepas, agak lunak, f = 1 x 10-3, MAT < 2 m dbmt, fondasi dangkal < 13,5 ton/m2. Potensi tsunami

2. Satuan Geologi Lingkungan Pedataran Tuf :(100 = Skor ; Daya dukung lahan sangat tinggi)
< 8 %, elv. 85 100 m dpl, lepas- padat, f = 1,2 x 10-3, airtanah potensi rendah, MAT 7 - < 20 m dbmt,
fondasi dangkal 11,20 - 17,8 ton/m2 . Sebagian daerah imbuh (recharge area)

3. Satuan Geologi Lingkungan Kaki Perbukitan Tuf (Skor : 80 = Daya dukung lahan tinggi)
15 - 30 %, elv. 0 60 m dpl, lepas, f = 1,4 x 10-3, airtanah potensi tinggi, MAT 7 - < 12 m dbmt,
fondasi dangkal 17,8 ton/m2

4. Satuan Geologi Lingkungan Perbukitan Bergelombang Tuf (Skor : 87 = Daya dukung lahan tinggi)
5 - 15 %, elv. 15 100 m dpl, lepas - padat, f = 3,9 x 10-4, airtanah potensi rendah, MAT < 30 m dbmt,
fondasi dangkal 23,13 ton/m2 . Sebagian zona imbuhan

5. Satuan Geologi Lingkungan Kaki Perbukitan Aglomerat (Skor : 75 = Daya dukung lahan tinggi)
15 30 %, elv. 25 350 m dpl, lepas - padat, f = 1,4 x 10-3, airtanah potensi trendah - sedang, MAT 7 - < 20 m dbmt,
fondasi dangkal 23,13 ton/m2 . Zona imbuhan, dan zona rentan gerakantanah sedang - tinggi

6. Satuan Geologi Lingkungan Perbukitan Bergelombang Aglomerat (60 = Daya dukung lahan sedang)
15 30 dan > 40 %, elv. 0 300 m dpl, agak lepas - padat, f = 3,2 4,1 x 10-3, potensi airtanah rendah
MAT 7 - < 20 m dbmt, fondasi dangkal 28,58 ton/m2 . Zona imbuhan, sebagian zona rentan gerakantanah sedang - tinggi

7. Satuan Geologi Lingkungan Kaki Perbukitan Andesit (63 = Daya dukung lahan sedang)
30 45 %, elv. 25 566 m dpl, agak lepas - padat, f = 5,9 7,2 x 10-4, airtanah potensi tinggi,
MAT 7 - < 20 m dbmt, fondasi dangkal 28,58 ton/m2 . Zona imbuhan, sebagian zona rentan gerakantanah sedang - tinggi

8. Satuan Geologi Lingkungan Perbukitan Curam Andesit (54 = Daya dukung lahan rendah)
30 45 %, elv. 25 566 m dpl, agak padat, - keras, f = 3,4 6,1 x 10-4, airtanah potensi tinggi,
MAT 7 - < 20 m dbmt, fondasi dangkal 28,58 ton/m2 . Zona imbuhan, sebagian zona rentan gerakantanah sedang tinggi

9. Satuan Geologi Lingkungan Perbukitan Batugamping (82 = Daya dukung lahan tinggi)
15 30 % dan > 40%, elv. 7 120 m dpl, agak lepas - padat, f = 5,9 7,2 x 10-4, airtanah potensi tinggi,
MAT 4 - < 30 m dbmt, fondasi dangkal 11,6 16,17 ton/m2 . Zona keluaran (discharge), sebagian zona rentan gerakantanah
sedang tinggi
Foto 1. Pemandangan Kota Sabang difoto dari arah tenggara
Foto 2. Suasana di salah satu sudut kota Sabang
Foto 3. Sebagian dari morfologi perbukitan Cot Drien Klah
Foto 4. Danau Aneuk Laot (merupakan jejak kawah gunungapi bawah laut) sebagai
salah satu objek wisata di Wilayah Kota Sabang
Foto 5. Singkapan batugamping dengan rogga-rongga hasil pelarutan di Ujong Kareung
Foto 6. Singkapan aglomerat /konglomerat yang mengandung cangkang kerang
di Ujong Reuteuk
Foto 7. Singkapan andesit dengan kekar-kekar yang tidak beraturan
Foto 8. Batu belah sebagai material konstruksi diperoleh dari endapan rombakan lereng
di lokasi Paya Seunora
Foto 9. Salah satu sumber mata air yang muncul dari celahan batugamping di sekitar
Teupin Reuteu
Foto 10. Turapan sumber mata air broon captering di arah barat Danau Aneuk Laot
yang dikelola PDAM setempat
Foto 11. Longsoran pada salah satu tebing berlereng curam
Foto 12. Sisa bangunan rumah yang hancur akibat terjangan tsunami di sekitar pantai
Teluk Lho Pria Laot
Foto 14. Larangan mendirikan bangunan di sempadan pantai yang rawan tsunami
dengan Perda/Qonun No 4 Th. 2004 Pem.Kot. Sabang.
Foto 15. Fenomena abrasi di di pantai baratdaya P. Weh
Foto 16. Rumah yang bergeser dari tapak fondasinya akibat gempa Aceh Desember 2004
Foto 17. Barak-barak penampungan pengungsi di sekitar Balohan, Sabang
Foto 18. Salah satu lokasi relokasi perumahan yang baru selesai dibangun yang
umumnya terletak di atas lahan dengan ketinggian di atas 50 m di atas
permukaan laut.
Foto 19. TPA yang ada di Sabang (lokasi Cot Abeuk) secara open dumping.
Foto 20. KM 0 di ujung barat pulau weh yang merupakan gugusan pulau paling barat dalam
NKRI. Lokasi ini juga sebagai salah satu objek wisata di Sabang.
KESIMPULAN & SARAN
Wilayah Kota Sabang terbagi atas 9 Satuan Geologi Lingkungan dengan nilai skor
yang diperoleh mencerminkan karakteristik lahan yang beragam baik dari aspek
pendukung maupun pembatasnya.

Pengembangan wilayah untuk perluasan kota Sabang yang direncanakan sesuai


RTRW 2004 2014) yang terletak pada satuan pedataran tuf, dari sudut pandang geologi
lingkungan memiliki daya dukung lahan sangat tinggi. Mengingat sebagian lahan
berfungsi sebagai zona imbuh Pembangunan fisik (misal kawasan permukiman dan
tutupan bangunan (land coverage) lainnya, sebaiknya mempertimbangkan nilai koefisien
rasio dasar bangunan (BCR), dan membudidayakan pembuatan sumur resapan

Sebagian besar kawasan pantai Wilayah Kota Sabang (elv. < 20 m) memiliki potensi
tsunami.

Penempatan lokasi TPA di wilayah ini memerlukan rekayasa teknik


misal menggunakan liner pada open dumping, atau sanitary land fill

Anda mungkin juga menyukai