ALUR KERJA PENGUKURAN TAMBANG PT.

ANTAM UBPE
PONGKOR
BACA INFORMASI SHIFT
SEBELUM NYA
SELESAI

BACA INFORMASI DISPACTHER

(MONITOR 99 )

BUAT LAPORAN HARIAN

OVER SHIFT DAN
INFORMASIKAN DISPACTH
SAFETY TALK & BUAT KONSEP
RENCANA KERJA

UP DATE PETA
PLOTTING
PERSIAPAN
LAKUKAN PEMERIKSAAN ALAT
KERJA
DAN ALAT PELINDUNG DIRI
PROSES DATA
PENGOLAHAN DATA
LAPANGAN
BERANGKAT KELAPANGAN

INFFORMASI KAN
KEPENGAWA TAMBANG
HASIL PENGARAHAN
LAKUKAN KOMUNIKASI DAN FRONT KERJA
PEMERIKSAAN
KORDINASI DGN PENGAWAS
LOKASI KERJA UNTUK
TAMBANG CATAT DIBUKU
MEMASTIKAN KONDISI
TAMBANG KEPERLUAN KERJA
FRONT KERJA AMAN
DAN JMLH PERSONIL
PENGUKURAN DAN
PENGARAHAN FRONT KERJA
 SIMBOL SIMBOL UKUR
DALAM TAMBANG
1.GRADE LINE (GL)

2.CENTER LINE ( CL )
0.50

CL
2.50 m
= Tanda tidak boleh di bor
4M
= Over Break
GL
CL = Center Line ( AS )
1.50 m
GL = Gride Line ( Garis tinggi )

2M 2M

0.30 M 4M 0.30 M
 CENTER LINE
(GRS TENGAH/AS PEMANDU ARAH PEMBORAN)

CENTER LINE ( CL )
Garis tengah ( As ) tanda yang diberikan
oleh Surveyor pada Roof ( atap ) sampai
dengan Heading ( front kerja ) dengan Cat
Pilox.
 GRADE
GRADE LINE
LINE
(( GARIS
GARIS PANDU LANTAI TUNNEL
PANDU LANTAI TUNNEL ))

GRADE
GRADE LINE
LINE
Tanda garis tinggi yang
diberikan surveyor pada dinding
tunnel sebelah kiri & kanan dgn
cat pylox setinggi 1.50m dari
lantai
 OVER BREAK
( LUBANG BUKAAN MELEBIHI LUBANG BUKAAN STANDART )

PENYEBAB OVER BREAK : antara lain

1.ARAH LUBANG BOR TIDAK SEJAJAR DENGAN ARAH CENTER LINE

2. KEMIRINGAN LUBANG BOR TIDAK SESUAI DENGAN KEMIRINGAN

GRADE LINE

3. KONDISI BATUAN YANG SANGAT LEMAH

4.PENGATURAN POLA LUBANG BOR YANG KURANG TEPAT

5.STRENG ATAU KEKUATAN LEDAKAN YG TIDAK DISESUAI KAN

DENGAN KONDISI BATUAN YANG LEMAH

6.D L L
KERUGIAN AKIBAT OVER BREAK

ANTARA LAIN :
1. VOLUME BROKEN WASTE MELEBIHI STANDART

2.WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK MUCK OUT LEBIH PANJANG

3.EMISI DIESEL DARI ALAT BERAT TERLALU BANYAK

MENGOTORI LINGKUNGAN KERJA

4.DIBUTUH KAN PEKERJAAN PENYANGGAAN UNTUK

MENGAMANKAN LOKASI KERJA

TARGET KEMAJUAN TUNNELLING TERHAMBAT

5.BIAYA TAK TERDUGA ( MELEBIHI BIAYA YANG DIRENCANAKAN)

6. DLL
 Swelling factor
( factor pengembang )
Factor pengembang adalah :
Realisasi Bongkaran yang sudah diledakan dibagi
bongkaran padat standart
Misal ; bongkaran standart = 24 m3
Bongkaran bongkah setelah diledakan = 43,20m3
Maka factor pengembang nya adalah
43.20m3 : 24 m3 = 1.8 x
SWF = V. Reall : V. Renc. bp

SWF = SWELLING FACTOR ATAU FACTOR PENGEMBANG

V.REALL = VOLUME REALISASI BONGKARAN BONGKAH
V.RENC.BP = VOLUME .RENCANA BONGKARAN PADAT
 MENGHITUNG KELEBIHAN VOLUME BROKEN
WASTE terhadap BUKAAN STANDART

RENCANA BUKAAN SANDART 4m X 4m

1. Luas bukaan = 16 m2
2. kemajuan tunnelling 1.5 m
Maka bongkaran padat standar nya adalah : 1.5m x 4m x 4m
= 24 m3
3. Factor pengembang terukur 1.8 x
Maka bongkaran bongkah waste standarnya = 1.8 x 24 m3
= 43.20 m3
REALISASI BUKAAN 4.4m x 4.30m
1. Luas bukaan = 18.92m2
2. kemajuan tunnelling = 1.5 m
maka realisasi bongkaran bongkah waste = 1.5mx4.4m x4.3m =
28.38m3
3. Realisasi bongkaran bongkah =1,8 (28.38m3) = 51.084 m3
NILAI KELEBIHAN BONGKARAN
Realisasi - Rencana = ( 51.084 m3 43.20 m ) = 7.884 m3
 ISTILAH ISTILAH DALAM TAMBANG
BAWAH TANAH
( UNDER GROUND MINNING )
1.M H L ( MAIN HAULAGE LEVEL )
2. DFW ( DRIFT FOOT WALL )
3. S D ( SILL DRIFT )
4. PORTAL EDIT
5.RAMP UP
6.RAMP DOWN
7.LOOP RAMP
8.RM ( RAISE MANUAL )
9.RC ( RAISE CLIMBER )
10. INCLINE
 ISTILAH ISTILAH DALAM TAMBANG
BAWAH TANAH
( UNDER GROUND MINNING )
11.DECLINE
12.CROSS CUT
13.ORE CHUTE
14.MANWAY
15. ORE PASS
16.WASTE PASS
17.ORE BODY
18.CUT AND FILL
DAN LAIN LAIN