Anda di halaman 1dari 27

Kasus 3 Modul

Psikiatri
Kelompok 6
Anggota kelompok
1. Raihana Haifa Sopa
2. Ramadhiana M. Tuasikal
3. Reiner Mukti
4. Rini Risnawati T.
5. Rizka Nurhayati
6. Sabilla Laras P.
7. Sandi Kurniawan
8. Sarah Putriana Fabiola
9. Sarah Shadiqa
10. Siska Armaiti F.
Kasus
saya kuatir sekali apakah saya akan mengalami
kanker usus?
Ny.Amira 30 thn, menikah, ibu rumah tangga, tinggal
di Slipi Jakbar.
Pasien dating ke RS dgn keluhan utama nyeri perut.
Keluhan sudah dialami sejak setahun tanpa kunjung
sembuh, bersifat hilang timbul, sehingga membuat
pasien sangat kuatir kemungkinan akan mengalami
kanker usus. Keluhan fisik lain tidak ada. Pasien telah
memeriksakan kesehatannya ke berbagai dokter dgn
hasil normal.
Klarifikasi Istilah
Hipokondriasis: Hipokondriasis adalah keterpakuan
pada ketakutan menderita, atau keyakinan bahwa
seseorang memiliki penyakit medis yang serius,
meski tidak ada dasar medis untuk keluhan yang
dapat ditemukan.
Penetapan Masalah
Wanita 30tahun, menikah, ibu rumah tangga.
Ke RS dgn keluhan utama nyeri perut sejak setahun
tanpa kunjung sembuh, bersifat hilang timbul.
Pasien sangat kuatir kemungkinan akan mengalami
kanker usus.
Pasien telah memeriksakan kesehatannya ke
berbagai dokter dgn hasil normal.
Analisis Masalah

Nyeri perut
sejak 1 tahun,
hilang timbul.
Wanita Periksa ke Hasil
Hipokondriasi
30thn. beberapa pemeriksaan
s.
dokter. normal.

Khawatir
kanker usus.
Learning Objective
Definisi hipokondriasis
Etiologi hipokondriasis
Epidemiologi hipokondriasis
Faktor resiko hipokondriasis
Psikopatofisiologi hipokondriasis
Gejala hipokondriasis
Penegakkan diagnosis hipokondriasis
Tatalaksana hipokondriasis
Prognosis hipokondriasis
Definisi
Terminologi: hipokondrium = bawah tulang rusak
Hipokondriasis adalah preokupasi seseorang
mengenai rasa takut menderita, atau yakin
memiliki, penyakit berat.
ETIOLOGI
Penyebab hipokondria umumnya adalah trauma,
kecemasan, emosi negatif yang dipendam, beban
emosional dan konflik psikologis.
Epidemiologi
Prevalensi 6 bulan hipokondriasis sebanyak 4 - 6%
di populasi klinik medis umum, tetapi dapat
mencapai 15%.
Perbandingan perempuan dan laki-laki sama.
Biasanya pada usia 20 30 tahun, tetapi bisa pada
usia berapa saja.
Tiga persen pada mahasiswa kedokteran 2 tahun
pertama.
Faktor Risiko
Banyaknya penyakit di lingkungan sekitar, baik
keluarga maupun teman.
Kelompok sosioekonomi tinggi sehingga tahu
berbagai macam penyakit dan gejalanya.
Orang yang mencari literatur kesehatan di media
sosial.
Mahasiswa kedokteran 2 tahun pertama.
Psikopatofisiologi
Merangs
Kekhawat CR Merangsang AC Merangsan Melepas
ang
iran/anxie H hipofisis TH g kortex kortisol dan
hipotala
tas anterior adrenal kortikosteron
mus
Aktivasi
saraf
otonom
(saraf
simpatis )

Kadar HCL
Mempenga
di
ruhi traktus Iritasi Nyeri
lambung
Gastrointes lambung epigastrik
meningka
tinal
t
Gejala
Kriteria diagnosis
PPDGJ III
Gangguan Somatoform
Kelompok gangguan yang ditandai oleh keluhan tentang masalah atau
simtom fisik yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab kerusakan fisik.
Bukan merupakan Malingering: kepura-puraan simtom yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil eksternal yang jelas, misalnya menghindari
hukuman, mendapatkan pekerjaan, dsb.
Bukan pula Gangguan Factitious/Gangguan Buatan: gangguan yang ditandai
oleh pemalsuan simtom psis atau fisik yang disengaja tanpa keuntungan
yang jelas atau untuk mendapatkan peran sakit.
Somatisasi

Macam-macam Gangguan Somatoform

Gangguan Gangguan
Hipokondriasis Somatisasi
Konversi Dismorfik Tubuh
PPDGJ III
Somatoform berdasarkan PPDGJ III dibagi
menjadi,
F.45.0 gangguan somatisasi
F.45.1 gangguan somatoform tak terperinci
F.45.2 gangguan hipokondriasis
F.45.3 disfungsi otonomik somatoform
F.45.4 gangguan nyeri somatoform menetap
F.45.5 gangguan somatoform lainnya
F.45.6 gangguan somayoform YTT
Kriteria Diagnosis
Diagnosis hipokondriasis(F45.2) berdasarkan PPDGJ-III,
kedua hal iniharus ada: (Maslim, 2001)

Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya satu


penyakit fisikyang serius yang melandasi keluhan-
keluhannya, meskipun pemeriksaanyang berulang-
ulang tidak menunjang adanya alasan fisikyang memadai,
ataupun adanya preokupasi yang menetap
kemungkinandeformitas atau perubahan bentuk
penampakan fisiknya (tidak sampaiwaham);2.

Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan


dari beberapadokter bahwa tidak ditemukan penyakit
atau abnormalitas fisik yangmelandasi keluhan-
keluhannya
DSM V
Terjadi banyak perubahan
Hipokondriasis istilah medis yang kuno dan merendahkan
pasien (stigma)
DSM V istilah hipokondriasis
SOMATIC SYMPTOM DISORDER
HIPOKONDRIASIS
ILLNESS ANXIETY DISORDER

Penelitian Bailer, et al (2015) :


Pasien hipokondriasis (kriteria DSM IV)
Penuhi kriteria DSM V untuk SSD (74%) dan IAD (26%)
Kriteria DSM V Somatic
Symptom Disorder
A. 1 simptom somatik yang menyusahkan atau menyebabkan
gangguan signifikan pada kehidupan sehari-hari.

B. Pikiran, perasaan, dan perilaku berlebih yang berhubungan


dengan simptom somatik atau kecemasan akan kesehatan yang
berhubungan yang dimanifestasikan sebagai setidaknya 1
dibawah ini :

1) Pemikiran persisten yang tidak sepadan mengenai keseriusan


simptom

2) Level ansietas yang tinggi dan persisten mengenai kesehatan atau


simptom

3) Banyaknya waktu dan energi yang diberikan untuk kesehatan atau


simptom

C. Walau salah satu simptom somatik tidak selalu muncul terus,


Kriteria DSM V Illness Anxiety
Disorder
A. Kecemasan bahwa ia akan menderita penyakit serius.

B. Tidak terdapat simptom somatik atau hanya terdapat yang ringan


(e.g. diaphoresis atau tachycardia).

C. Ansietas tidak proporsional bila dibandingkan dengan kenyataan.

D. Terlalu waspada terhadap perubahan kesehatan atau simptom


yang tidak biasa.

E. Sering melakukan check-up pada diri sendiri (e.g. termometer /


tensimeter).
F. Kecemasan ini dapat membuat ia takut pergi ke dokter akibat
takut terdiagnosa penyakit.

G. Setidaknya sudah 6 bulan, walau penyakit yang ditakuti dapat


berubah (e.g. penyakit jantung tumor).

H. Dapat dibedakan dari Generalised Anxiety Disorder dimana


kecemasan akan kesehatan hanya salah satu dari penyebab
kecemasan pada pasien ini.
Individu yang terdiagnosa IAD dapat dibagi ke
dalam 2 tipe :

Care-seeking :
Sering datang ke dokter dengan kecemasan akan kesehatan
pasien dan simptom

Care-avoidant :
Takut pergi ke dokter oleh karena takut didiagnosa penyakit
yang serius
Tatalaksana
Psikoterapi :

Psikofarmaka :
anti anxietas : Diazepam, Chlordiazepoxide
anti depressan : SSRI ( fluoksetin )
Komplikasi
Gangguan depresi
Gangguan anxietas
Pencegahan
Jika mencari literatur, sumbernya yang terpercaya.
Prognosis

Anda mungkin juga menyukai