Anda di halaman 1dari 28

BENIGN PROSTATE

HYPERPLASIA
(BPH)
A. KONSEP DASAR
PENYAKIT
PENGERTIAN
pembesaran non kanker yang
progresif akibat hyperplasia pada
kelenjar prostat yang dapat
menyebabkan obstruksi uretral dan
pembatasan aliran urine.
EPIDEMIOLOGI
50 % pria BPH pada umur 60 tahun 90
% pada umur 85 tahun.

Angka insiden 3 kasus per 1000 pria-tahun


pada umur 45 49 tahun 38 kasus per
1000 pria-tahun pada umur 75 79 tahun.

Angka prevalensi 2,7 % untuk pria umur


45 49 tahun 24 % pada umur 80 tahun.
ETIOLOGI
Ketidakseimbangan endokrin :
Estrogen meningkat relatif thd testosteron
Testosteron DHT (prostate growth-
mediator) di stroma prostat
Estrogen meningkatkan suseptibilitas
prostat terhadap DHT
Etiologi Hiperplasia Kelenjar Prostat Faktor Risiko

Hipertropi Kelenjar Prostat


Kapsula menahan expansi prostat

Penekanan urethra pars prostatika

Obstruksi Resistensi Bladder


Urethral

Otot detrusor irritable Otot detrusor meregang &


Gejala menebal
Obstruksi
Incomplete emptying
Sensitivitas
Intermittency
meningkat
Hesistency
Straining Nyeri
Weak stream Gejala
Disuria, Hematuria Iritatif
Nokturia Dekompensasi
Urgensi
Perubahan
Pola Eleminasi Otot detrusor
melemah
Gangguan Pola Tidur
Inkontinensia Residu urine
meningkat

Nyeri Risiko Infeksi Retensi Urine


GEJALA KLINIS
GEJALA IRITATIF GEJALA OBSTRUKTIF
Nokturia Pancaran kencing
Urgensi melemah
Incomplete emptying
Hesistency
Intermitensi
Waktu miksi
memanjang
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda retensi kandung kencing di suprapubik.
Pemeriksaan rektal dengan digital rectal
examination (DRE)
didapatkan interpretasi grade BPH sebagai
berikut:
Grade 1: dgn RT ditemukan tonjolan 1 2 cm
Grade 2 : dgn RT ditemukan tonjolan 2-3 cm
Grade 3: dgn RT ditemukan tonjolan 3-4cm
Grade 4: dgn RT ditemukan tonjolan 4 cm
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
LABORATORIUM
Urinalisis (makros dan mikros)
Kultur urin (bila urinalisis abnormal)
Elektrolit, BUN/ kreatinin (fungsi ginjal)
IMAGING
Intravenous Pyelography (IVP)
Transrectal Ultrasonography (TRUS)
TEST LAINNYA
Kuisioner International Prostate Symptm Score (IPSS)
PENATALAKSANAAN
1. KONSERVATIF
Life Style Modifications
Mengurangi minuman setelah makan malam ,
menghindari obat obatan jenis dekongestan
mengurangi minum kopi dan tidak boleh minum
alkohol
Medikamentosa
- Penghambat Adrenergik
(Doxazosin, Terazosin, Alfuzosin, dan Tamsulosin)
- Penghambat enzim 5--reduktase
(finasteride dan dutasteride)
2. Invasif
Minimally Invasive
- Transurethral Microwave Thermotherapy (TUMT)
- Transurethral Balooning Dilatation (TUBD)
- High Density Focused Ultrasound
Pembedahan
-Transurethral Resection of the Prostate (TUR-P)
- Transurethral Incision of the Prostate (TIR-P)
- Open Prostatectomy
- Laser Prostatectomy
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
SIRKULASI
ELIMINASI
MAKANAN/CAIRAN
NYERI/NYAMAN
SEKSUALITAS
PENGETAHUAN/PENDIDIKAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERUBAHAN POLA ELIMINASI URIN b/d
resistensi kandung kencing (otot detrusor iritabel,
meregang dan menebal) serta obstruksi urethral d/d
hesistency, intermittency, incomplete emptying,
disuria, nokturia dan urgensi.

RETENSI URINE b/d residu urin d/d keragu


raguan dalam berkemih, dan ketidakmampuan
dalam mengosongkan kandung kemih.
NYERI b/d obstruksi uretra d/d nyeri pada
pangkal alat kelamin dari perut bagian bawah,
dan wajah meringis kesakitan dan respon
otonomik.
GANGGUAN POLA TIDUR b/d nokturia d/d
sering terjaga pada malam hari
RISIKO TINGGI INFEKSI b/d stasis urine
dalam kandung kemih
INTERVENSI
DX 1
- Kaji pengeluaran urin
- Anjurkan klien u/ mengosongkan kandunng kemih tiap
2-4 jam
- Anjurkan klien banyak minum
- Anjurkan untuk perinel exercise
DX 2
- Dorong pasien berkemim 2-4jam dan bila tiba-tiba
dirasakan
- Observasi aliran urin, perhatikan ukuran dan kekuatan
- Awasi dan catat waktu daan jumlah tiap berkemih
- Palpasi area suprapubik
- Dorong masukan cairan sampai 3000 ml/hr
- berikan rendam duduk
DX 3
- Kaji internsitas nyeri dengan skala 1 10
- Fiksasi kateter dengan cara yang tepat agar tetap stabil
- Anjurkan klien untuk tehnik relaksasi
- Kolaborasi pemberian analgetik bila diperlukan
DX 4
- Tentukan kebiasaan tidur dan perubahan yang
terjadi
- atur posisi senyaman mungkin
- hindari mengganggu pasien saat tidur
DX5
- Memasang dan melepaskan kateter dengan tehnik septik
dan antiseptik
- Menggantung urin bag lebih rendah dr kandung kemih
- Anjurkan klien banyak minum 2500 cc-3000cc/hr
- Ukur tanda vital setiap 4 jsm/sesuai kebutuhan
- Kolaboraasi pemberian antibiotika
EVALUASI
Evaluasi dilakukan terhadap perubahan
perubahan yang terjadi setelah intervensi
dilaksanakan.
Kenapa post op
TUR prostat
di rawat di ruang
intensif
SINDROME TUR

Pembedahan prostat transuretral (TURP)


masih merupakan salah satu terapi standar
dari Hipertropi Prostat Benigna (BPH) yang
menimbulkan obstruksi uretra
TURP dilakukan irigasi untuk
mengeluarkan sisa-sisa jaringan dan untuk
menjaga visualisasi yang bisa terhalang
karena perdarahan
Salah satu komplikasi yang penting dari
TURP adalah intoksikasi air dan
hiponatremi dilusional yang disebut
Sindroma TUR yang bisa berakhir dengan
kematian
TUR syndrom adalah suatu komplikasi
yang paling sering dan paling menakutkan
dalam pembedahan urologi endoskopik.
Sindroma TUR dapat terjadi pada 2% kasus
dengan mortalitas yang masih tinggi.
Reseksi transurethral dari prostat (TURP)
syndrome adalah komplikasi sistemik
reseksi transurethral dari prostat atau tumor
kandung kemih, disebabkan oleh
penyerapan yang berlebihan cairan irigasi
elektrolit
Sindrom ini dapat berpotensi menimbulkan
gangguan neurologis, edema paru,
gangguan kardiovaskular, dan kematian
Etiologi
absorbsi masif dari cairan irigasi
Absorbsi meningkat jika reseksi dilakukan
lebih dari 90menit
Tekanan intravaskuler meningkat karena
tinggi bagian irigasi lebih dari 60 cm di atas
lokasi pembedahan.
Banyak sinus prostat yang terbuka. Semakin
besar prostat yang direseksi, semakin
banyak sinus prostat yang terbuka
Penelitian Marrero menunjukkan
frekuensi Sindrom TUR meningkat bila

Prostat yang ukurannya lebih dari 45 gr.


Operasi yang berlangsung lebih dari 90
menit
Cairan irigasi 30 liter atau lebih
ketinggian cairan irigasi lebih dari 60 cm
Faktor utama yang menyebabkan
timbulnya sindroma TURP

Circulatory overload
Keracunan air
Hiponatremia
Koagulopati
Bakteriemia dan Sepsis
Manifestasi Klinis
Pusing
Sakit kepala
Mual
Rasa tertekan di dada dan tenggorokan
Napas pendek
Gelisah
Bingung
Nyeri perut
Tekanan sistolik dan diastolik meningkat, nadi menurun.
Nyeri kepala dan takipnea
Dapat berlanjut menjadi respiratory distress, hypoxia, pulmonary
oedema, nausea,vomiting, confusion dan coma
Penatalaksanaan

Menilai Air way, Breating and circulation


Jika dideteksi saat intra operatif terjadi syndrome
TUR maka tindakan operasi harus di hentikan
Jika pasien gelisah atau berontak berikan
benzodiazepan atau barbiturat
Pada kasus syndrome TUR biasanya Na < 120
mEq/L
Selanjutnya observasi perubahan sistemic dan
frequensi darah yang keluar
Diagnosa Keperawatan

Kerusakan pertukaran gas berhubungan


dengan odem paru.
Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan adanya penyerapan cairan irigasi
yang berlebihan.
Perubahan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan peningkatan tekanan
intracranial.
dll
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai