Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

PARALISIS
PERIODIK
IDENTITAS

Nama : Ny. Retno Herawati


Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Perum Parakan Lima Indah
Status : Menikah
Tanggal Masuk RS : 02 Mei 2017
Tanggal Periksa : 04 Mei 2017
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Tangan dan kaki kiri kaku, lemas dan


nyeri

3 hari SMRS badan


terasa panas (tidak 2 hari SMRS tangan Minum KSR 2 tablet,
demam), tangan kaki kanan dan kaki kiri kaku, keesokan paginya minum
terasa kesemutan, pusing lemas dan nyeri lagi 2 tablet
(+), mual (+)

2 hari di RS rahang Kaku pada tangan kanan


bawah kaku selama 1 membaik, hanya terasa lemas,
malam, muntah > 7 kali tetapi tangan kiri mulai kaku
sehari dan lemas dibawa ke RS
Hipokalemia sejak tahun 2009 (Pasien sudah sering

RPD
mengalami keluhan seperti ini. setiap 3 sampai 6
bulan muncul kaku-kaku pada tangan dan kaki.
Pasien mengaku sudah 27 kali dirawat di rumah
sakit karena keluhan seperti ini.)
Riw. Hipertensi dan DM disangkal.

Riwayat hipokalemia pada keluarga tidak ada.


Riwayat hipertensi pada keluarga ada, yaitu ibu

RPK
pasien.
Riwayat DM Pada keluarga tidak ada.
Riwayat penyakit jantung pada keluarga tidak
ada.
Riwayat stroke pada keluarga tidak ada.

Merokok (-)

R.PSiko
Minum alkohol (-)
Pasien biasa makan 3 kali sehari dengan lauk dan
sayur dan dengan porsi yang normal.
Pasien juga sering makan pisang untuk penambah
kalium, dan enervon c sebagai suplemen vitamin.
Untuk keluhan saat ini, pasien
sudah mengkonsumsi KSR. 2 tablet
R.Pengobatan dikonsumsi saat 1 hari SMRS dan 2
tablet lagi saat pagi hari SMRS.

Riwayat alergi terhadap obat-


R.Alergi obatan maupun makanan
disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK

KU Tampak sakit sedang

kesadaran Compos mentis, GCS 15 (E4M6V5)

TD : 100/70 mmHg
Tanda-Tanda Nadi : 64 x/menit, reguler
Vital

Pernapasan : 18 x/menit, reguler
Suhu : 36,50C
STATUS GENERALIS

Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-),

Kepala Hidung
sklera ikterik(-/-)
: Normonasi, sekret (-/-),
epistaksis (-/-).
dan Telinga : Normotia, serumen (-/-),
sekret (-/-), darah (-/-).
leher Mulut : mukosa basah (+), bibir tidak
simetris, sianosis (-), lidah
kotor (-).
Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-),
peningkatan JVP (-)
Paru Dalam batas normal

Jantung Dalam batas normal

Abdomen Dalam batas normal

Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Ektremitas Bawah: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)
STATUS NEUROLOGIS

Rangsang Meningeal :
- Kaku Kuduk : (-)
- Lasegue sign : (-/-)
- Kernig sign : (-)
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-/-)
- Brudzinski III : (-)
SARAF CRANIAL
N. I

Hidung Kanan Hidung Kiri

Daya Tidak diperiksa Tidak diperiksa


Pembauan

N. II

Mata kanan Mata kiri

Visus Tidak diperiksa Tidak diperiksa

Lapang Pandang Normal Normal

Funduskopi
a. Arteri : vena Tidak diperiksa Tidak diperiksa
b. Papil Tidak diperiksa Tidak diperiksa
N. III
Mata kanan Mata kiri
Ptosis (-) (-)
Pupil
a. Bentuk Bulat Bulat
b. Diameter 3 mm 3 mm
c. Reflex Cahaya
Direk (+) (+)
Indirek (+) (+)

Gerak bola mata


a. Atas Baik Baik
b. Bawah Baik Baik
c. Medial Baik Baik
d. Medial atas Baik Baik
N. V
N. IV Kanan Kiri

Mata kanan Mata kiri


Motorik
Mengunyah Baik Baik
Posisi bola mata
Stabismus (-) (-) Sensibilitas
divergen a. Cabang Baik Baik
oftalmikus
b. Cabang Baik Baik
Gerakan bola
maksila
mata Baik Baik
Medial c. Cabang Baik Baik
bawah mandibula
Reflex
a. Kornea (+) (+)
b. Bersin (+) (+)
c. Maseter (-) (-)
d. Zigomatikus (-) (-)
N. VII
N. VI Kanan Kiri
Motorik
Mata kanan Mata kiri a. Mengangk (+) (+)
Posisi bola at alis
mata (-) (-) b. Menyering (+) (+)
Strabism ai (+) (+)
us c. Mencucu (+) (+)
konverge d. Meniup
n Sensorik
a. Daya Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Gerakan bola kecap
mata lidah 2/3
Lateral Baik Baik depan Tidak diperiksa Tidak diperiksa
b. Sekresi air
mata
N. VIII
Kanan Kiri N. IX dan X
Pendengaran
a. Test Normal Normal Arkus faring
gesekan a. Pasif Simetris
jari Tidak diperiksa Tidak diperiksa b. Gerakan Simetris
b. Test Rinne Tidak diperiksa Tidak diperiksa aktif
c. Test Weber Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Uvula di tengah
d. Test
a. Pasif (+)
Swabach
b. Gerakan (+)
Keseimbangan
a. Test Tidak diperiksa Tidak diperiksa aktif
Romberg Normal Normal Reflex muntah Tidak diperiksa
b. Test Daya kecap Tidak diperiksa
telunjuk- Normal Normal
lidah 1/3
hidung
belakang
c. Test tumit-
lutut
N. XI

Kanan Kiri
Memaling Normal Normal
N. XII
kan kepala
Mengangk Normal Normal Posisi lidah Normal

at bahu Papil lidah Normal


Atrofi otot (-)
lidah
Fasikulasi (-)
lidah
Motorik

Kekuatan Otot
4 4
5 4

Sensorik
Ektremitas Atas : dalam batas
normal
Ekstremitas Bawah : dalam batas
normal
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : baik
Defekasi : baik
Keringat : baik

REEEFLEX FISIOLOGIS REFLEX PATOLOGIS


Reflek bisep : (++/+) Babinski : (-/-)
Reflek trisep : (+/+) Chaddock : (-/-)
Reflek patella : (++/+) Oppenheim : (-/-)
Reflek achilles : (+/+) Gordon : (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (02 Mei 2017) Laboratorium (03 Mei 2017)
Hb : 16.0 g/dl Trigliserida : 130 mg/dL
Leukosit : 18.600 /ul
Chol total : 202 mg/dL
Hematokrit : 43 %
Chol HDL : 41 mg/dL
Eritrosit : 5.0 juta/uL
Chol LDL-direk : 135 mg/dL
MCV : 86 fL

MCH : 32 pg
Ureum : 28 mg/dL

MCHC : 37 g/dL Creatinin : 1.06 mg/dL


Trombosit : 325.000 /uL Asam Urat : 3.1 mg/dL
GDS : 130 mg/% Elektrolit : Na 144 mEq/L
Kalium 2.3 mEq/L
Elektrolit : Na 139 mEq/L
Kalsium 10.0 mg/dL
Kalium 4.0 mEq/L
Clorida 104 mmol/L
Kalsium 9.7 mg/dL

Clorida 99 mmol/L

Laboratorium (05 Mei 2017)


Kalium 2.2 mEq/L
DIAGNOSA
DIAGNOSA KLINIS : HEMIPARESE
EC PARALISIS PERIODIK
DIAGNOSA ETIOLOGI: HIPOKALEMIA

RENCANA PEMERIKSAAN
PENUNJANG
LABORATORIUM : ELEKTROLIT
MEDIKASI (PENGOBATAN)

Terapi di Bangsal FX
UGD (02 Mei 2017): Sudarsono:
IVFD 2A + Mecobalamin 1 Metil Prednisolon
amp 12 tpm 125mg/8jam/IV
Ranitidin 1amp/12jam/IV
Ranitidin 2x1 amp
NaCl 0.9% 15tpm
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Mecobalamin 1amp/12jam/IV
PCT 3x1 tab pelan-pelan
Citicholin 2x250 mg IV KSR 2x1 tab
RESUME
Pasien datan dengan keluhan paralisis pada ekstremitas sinistra superior dan inferior
sejak 2 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan cephalgia dan nausea 3 hari SMRS. 2 hari setelah
dirawat di RS, pasien mengeluhkan paralisis otot rahang bawah selama 1 malam, dan vomitus lebih
dari 7 kali sehari.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis , GCS 15 (E4M6V5)
Tanda-tanda Vital :
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 64 x/menit, reguler
- Pernapasan : 18 x/menit, reguler
- Suhu : 36,50C
Status Generalis : dalam batas normal
Status Neurologis : dalam batas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium: Hemoglobin 16.0g/dL , Leukositosis 18.600/Ul, Hipokalemia 2.3mEq/L
PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
PENGERTIAN

Paralisis periodik adalah suatu sindrom klinis dengan


kelemahan / paralisis otot
Penyakit ini sebagian besar bersifat herediter dan
diturunkansecara autosomal dominan. Prevalensi 1 per 100.000
populasi.
Mekanisme malfungsi pada ion channel pada membran otot
skelet / channelopathy.
Karakteristik umum PP primer
Diturunkan
Umumnya dihubungkan dengan perubahan kadar kalium
serum
Kadang disertai myotonia
Myotonia dan PP primer keduanya akibat defek ion channel.
HIPERKALEMIK
PERIODIK PARALISIS
Onset pada umur kurang dari 10 tahun
Pasien biasanya menjelaskan suatu rasa berat dan kekakuan
pada otot.
Kelemahan dimulai pada paha dan betis, yang kemudian
menyebar ke tangan dan leher. Predominan kelemahan
proksimal; otot-otot distal mungkin bisa terlibat setelah
latihan-latihan yang melelahkan.
HIPOKALEMIK PERIODIK
PARALISIS
Kasus yang berat muncul pada awal masa kanak-kanak dan
kasus yang ringan mungkin muncul selambat-lambatnya
dekade ketiga.
Serangan berat di mulai pada pagi hari, sering dengan latihan
yang berat atau makan tinggi karbohidrat pada hari
sebelumnya
Pasien bangun dengan kelemahan simetris berat,sering
dengan keterlibatan batang tubuh
autosomal dominan
diperburuk dengan aktivitas (paradoxical myotonia)
Paramyotonia atau temperatur dingin
kongenital

Hiperinsulinemia, pemasukankarbohidrat, dan


latihan mencetuskan serangan paralitik.
Tirotoksikosis Kelemahannya proksimal dan jika berat terjadi pada
periodik
paralisis
otot pernapasan dan mata.

Kelemahan jarang pada kelainan ini. Tetapi nyeri otot.


Potassium Serangan dimulai pada istirahat segera setelah latihan
aggravated
myotonia
PEMERIKSAAN FISIK

Eyelid myotonia
Sensasi normal
Pada beberapa kasus, kelemahan menetap bagian proksimal,
khususnya dengan hipokalemik PP
Berkurangnya reflek regang selama serangan
DIFERENSIAL DIAGNOSA

Neuropati motor dan sensori herediter


Anderson sindroma: sindroma ini, dicirikan dengan kalium
sensitif PP dan
aritmia jantung, adalah kelainan terkait autosomal dominan. Ka
dar kalium bisa meningkat atau berkurang selama serangan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hipokalemik periodik paralisis


Pasien punya pengalaman retensi urin dengan penigkatan
kadar sodium, kalium dan klorida urin. Penurunan kadar
fosfor serum secara bertahap juga terjadi.
Kadar fosfokinase (CPK) meningkat selama serangan.
ECG bisa menunnjukkan sinus bradikardi dan
bukti hipokalemi (gelombang T datar, gelombang U di lead
Il,V2,V3 dan V4 dan depresi segment ST).
Hiperkalemik periodik paralisis
Kadar kalium serum bisa meningkat setinggi 5-6 mEq /L
EKG bisa menunjukkan gelombang T tinggi.
TATALAKSANA

Hipokalemik periodik paralisis


Garam kalium oral pada dosis 0,25 mEq/kg seharusnya
diberikan setiap 30 menit sampai kelemahan improves
Kalium Klorida IV 0,05-0,1 mEq/kgBB dalam manitol 5% bolus
adalah lebihbaik sebagai lanjutan infus.
Monitoring ECG dan pengukuran kalium serum
berturutdianjurkan.
PROGNOSIS

Hipokalemik periodik paralisis


Pasien yang tidak diobati bisa mengalami kelemahan
poksimal menetap, yang bisa mengganggu aktivitas.
Beberapa kematian sudah dilaporkan, paling banyak
dihubungkan dengan aspirasi pneumonia
atau ketidakmampuan membersihkan sekresi.

Anda mungkin juga menyukai