Anda di halaman 1dari 28

Disusun oleh : Listiani Fauziah (08310177)

Pembimbing : dr. H. Amirudin Abu, SpKK


Dermatitis
peradangan kulit
sebagai respon
terhadap Diperkirakan
pengaruh eksogen Jumlah DKA 10-50 kali
dan endogen Dikenal 2
dan DKI lipat lebih
macam yaitu
makin banyak dari
DKI dan DKA data statistic
Dermatitis bertambah
kontak oleh yang ada
bahan/substansi
yang menempel
pada kulit.
Dermatitis asal kata derm/o dan itis
Dermatitis peradangan kulit (epidermis dan dermis)
sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan
atau faktor endogen,
Dermatitis kontak alergi suatu dermatitis
(peradangan kulit) yang timbul setelah kontak dengan
alergen melalui proses sensitisasi
Bangsa DKI>DKA
kaukasian > 80% : 50-60%
ras bangsa
lain

> DKA bukan


akibat kerja
(2x lipat) > DKAK

Usia tak
pengaruh.
Jarang pada
anak
Alergen :
Tumbuh-tumbuhan
Nikel sulfat (bahan-bahan
logam)
Potassium dichromat (semen,
Hapten pembersih alat -alat rumah
tangga),
Formaldehid, etilendiamin (cat
Alerge rambut, obat-obatan),
n Mercaptobenzotiazol (karet),
Tiuram (fungisida),
Parafenilendiamin (cat rambut,
bahan kimia fotografi
Faktor
eksternal

Faktor
internal

Faktor Predisposisi
Faktor eksternal: Faktor Internal :
Potesi sensitisasi Keadaan kulit pada
allergen lokasi kontak
Dosis per unit area Status imunologik
Luas daerah yang Genetik
terkena Status higinie dan gizi
Lama pajanan
Oklusi
Suhu dan kelembaban
lingkungan
Vehikulum
pH
Kontak Dengan Alergen secara Fase Elitisasi (II) 24-48 jam
Berulang

Hapten Pajanan ulang

Sel T memori
Menembus lapisan Sitokin akan
corneum Sel langerhans memproliferasi sel T
keluarkan sitokin dan menjadi lebih Aktivasi sitokin inflamasi
banyak dan memiliki lebih kompleks
Difagosit oleh sel sel T memori
Langerhans dengan
pinositosis Proliferasi dan ekspansi
sel T di kulit
Sitokin keluar dari kelenjar
getah bening da
Hapten + HLA-DR IFN keratinosit
LFA -1, IL-1, TNF-

beredar ke seluruh
Membentuk antigen
tubuh Elkosanoid (dari sel mast
dan keratinosit).
Dikenalkan ke limfosit T
melalui CD4 Individu tersensitisasi. Fase
Dilatasi vaskuler dan peningkatan
sensitisasi (I) 2-3 minggu
permeabelitas vaskuler

Molekul larut (komplemen dan kinin)


ke epidermis dan dermis

Faktor kemotaktik, PGE2 dan OGD2, dan


leukotrien B4 (LTB4) dan eiksanoid
menarik neutrofil, monosit ke dermis

Respons klinis DKA


Umumnya gatal. Bergantung pada keparahan
dermatitis dan lokalisasinya.
Akut bercak eritematosa yang berbatas
jelas diikuti edema, papulovesikel, vesikel
atau bula, dan dapat menimbulkan erosi dan
eksudasi (basah).
Kronis kulit kering berskuama, papul,
likenlifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya
tidak jelas.
DKA dapat meluas ketempat yang lain ,
misalnya dengan cara autosensitisasi.
Demografi dan riwayat Umur, jenis kelamin, ras, suku, agama, status
pekerjaan pernikahan, pekerjaan, deskripsi dari
pekerjaan, paparan berulang dari alergen
yang didapat saat kerja, tempat bekerja,
pekerjaan sebelumnya.
Riwayat penyakit dalam Faktor genetik, predisposisi
keluarga
Riwayat penyakit Alergi obat, penyakit yang sedang diderita,
sebelumnya obat-obat yang digunakan, tindakan bedah

Riwayat dermatitis Onset, lokasi, pengobatan


yang spesifik
Lokasi Kemungkinan Penyebab
Tangan Pekerjaan yang basah (Wet Work) misalnya memasak
makanan (getah sayuran, pestisida) dan mencuci pakaian
menggunakan deterjen.
Lengan Jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan
tanaman.
Ketiak Deodoran, anti-perspiran, formaldehid yang ada di pakaian.

Wajah Bahan kosmetik, spons (karet), obat topikal, alergen di udara


(aero-alergen), nikel (tangkai kacamata).

Bibir Lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan.


Kelopak mata Maskara, eye shadow, obat tetes mata, salep mata.

Telinga Anting yang terbuat dari nikel, tangkai kacamata, obat topikal,
gagang telepon.
Leher Kalung dari nikel, parfum, alergen di udara, zat warna pakaian.

Badan Tekstil, zat warna, kancing logam, karet (elastis, busa), plastik,
deterjen, bahan pelembut atau pewangi pakaian.

Genitalia Antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita,


alergen yang berada di tangan, parfum, kontrasepsi.

Paha dan tungkai bawah Tekstil, kaus kaki nilon, obat topikal, sepatu/sandal.
Pemeriksaan eosinofil darah tepi
Pemeriksaan IgE :
Uji tempel
Uji gores
Uji tusuk
Pemeriksaan histopatologi
T.R.U.E. Test

(Mekos Laboratories,
Hillerod, Denmark)
patch-test.

a. Hasil uji positif


terhadap picaridin
(KBR) 2,5%.

b. Hasil uji positif


terhadap methyl
glucose diolate (MGD)
10%.
DKI

Dermatitis seboroik, Psoriasis

Dermatitis atopik

Dermatofitosis
Non
medikamentosa
Medikamentosa
Topikal Sistemik
Kortikosteroid: prednison
Lesi basah diberi 5 mg, metilprednisolon,
kompres KMnO4 1/5000. metilpredniso dan
triamsinolon

Lesi kering krim Antihistamin. Seperti


desoksimetason 2-2,5%, Cetirizine tablet
hidrokortison 1-2%, 10mg/hari, CTM
triamsinolon 0.1%,
fluosinolon 0.025% dan
betametason 0.05%

Antibiotik : jika ada


infeksi sekunder.
Edukasi

Hindari faktor penyebab

Selalu menjaga hygiene diri dan


lingkungan
Umumnya
baik
Infeksi sekunder

Neurodermatitis

Eritema multiformis
DKA peradangan
Penyebab
kulit yang timbul
DKAalergen, paling
setelah kontak dengan
sering berupa bahan
alergen melalui proses
kimia sederhana
sensitisasi

Mekanisme DKA
reaksi imunologi tipe IV Gold standar DKA Uji
(fase sensitisasi dan tempel (patch test)
elisitasi)

Penatalaksanaan DKA
medikamentosa dan
nonmedikamentosa.

Anda mungkin juga menyukai