Kelompok 2
Transportasi Metode Pinalty Cost (Vogels) | Operation Research
Kelompok 2
Iefan Aditiarachman P
03 14201291
06
1
Pengertian
Pengertian
Metode ini disebut juga Vogel
Approximation Metod (VAM). Metode ini
didasarkan atas suatu beda kolom dan suatu
beda baris, yang menentukan beda antara
dua ongkos. Setiap beda dapat dianggap
sebagai penalti karena tidak menggunakan
rute termurah. Setelah dilakukan
perhitungan penalti sesuai.
Tujuan
Untuk menyelesaikan masalah
pendistribusian barang dari beberapa tempat
sumber ke beberapa tempat tujuan secara
optimal.
Manfaat
Metode ini dapat menghasilkan solusi
yang mendekati optimal serta dapat
memberikan pemecahan awal yang lebih
baik dari pada Metode Least Cost dan
Metode North West Corner (NWC) Aminudin
(2005:74).
Add a full screen image
2
Langkah Langkah
Pengerjaan
Langkah Langkah Pengerjaan
3
Contoh Soal
Contoh Soal Balance
Suatu perusahaan mempunyai pabrik W, H, O
dengan kapasitas produksi tiap bulan masing-masing
90 ton, 60 ton, dan 50 ton, dan mempunyai 3 gudang
penjualan di A, B, C dengan kebutuhan tiap bulan
masing-masing 50 ton, 110 ton, dan 40 ton. Biaya
pengangkutan setiap ton produk dari pabrik W, H, O ke
gudang A, B, C adalah sebagai berikut:
Step 1
A B C Supply Beda/Selisi
h
Pabrik W 20 5 8 90
Pabrik H 15 20 10 60
Pabrik O 25 10 19 50
A B C Supply Beda/Selisi
h
Pabrik W 20 5 8 90
3
Pabrik H 15 20 10 60
5
Pabrik O 25 10 19 50
9
Kebutuhan 50 110 40 200
Gedung 200
Beda/Selisi
h 5 5 2
A B C Supply Beda/Selisi
h
Pabrik W 20 5 8 90
3
Pabrik H 15 20 10 60
5
Pabrik O 25 10 19 50
50 9
Kebutuhan 50 110 40 200
Gedung 200
Beda/Selisi
h 5 5 2
A B C Supply Beda/Selisi
h
Pabrik W 20 5 8 90
3
Pabrik H 15 20 10 60
5
Pabrik O 25 10 19 50
50 0 9
Kebutuhan 50 110 40 200
Gedung 60 200
Beda/Selisi
h 5 5 2
A B C Supply Beda/Selisi
h
Pabrik W 20 5 8 90
3
Pabrik H 15 20 10 60
5
Pabrik O 25 10 19 50
50 0 9
Kebutuhan 50 110 40 200
Gedung 60 200
Beda/Selisi
h 5 5 2
A B C Supply Beda/Selisi
h
Pabrik W 20 5 8 90
60 30 3
Pabrik H 15 20 10 60
5
Pabrik O 25 10 19 0
50 -
Kebutuhan 50 60 40 200
Gedung 0 200
Beda/Selisi
h 5 15 2
A B C Supply Beda/Selisi
h
Pabrik W 20 5 8 30
60 30 0 12
Pabrik H 15 20 10 60
5
Pabrik O 25 10 19 0
50 -
Kebutuhan 50 0 40 200
Gedung 10 200
Beda/Selisi
h 5 - 2
A B C Supply Beda/Selisi
h
Pabrik W 20 5 8 0
60 30 -
Pabrik H 15 20 10 60
50 10 10 5
0
Pabrik O 25 10 19 0
50 -
Kebutuhan 50 0 10 200
Gedung 0 0 200
Beda/Selisi
h - - -
H K L Supply
Lahan A 12 9 20 320
Karena Kebutuhan kota
lebih sedikit dari hasil
Lahan B 210 panen cabai maka
7 15 16
dibuatlah tabel
dummy yang mewakili
Lahan C 300 sebuah kota.
21 10 8
Lahan B 7 15 16 0 210
Lahan C 21 10 8 0 300
Lahan B 7 15 16 0 210
7
Lahan C 21 10 8 0 300
8
Kebutuhan 250 110 330 140 830
Kota 830
Beda/Selisi
h 5 1 8 0
Lahan B 7 15 16 0 210
7
Lahan C 21 10 8 0 300
8
Lahan B 7 15 16 0 210 7
Lahan C 21 10 8 0 300 8
Lahan B 7 15 16 0 210 7
Lahan C 21 10 8 0 300 8
Lahan B 7 15 16 0 210 8
210 0
Lahan C 21 10 8 0 300 2
Lahan B 7 15 16 0 0 -
210
Lahan C 21 10 8 0 300 2
300 0
Kebutuhan 40 110 330 0 830
Kota 30 830
Beda/Selisi 9 1 12 -
h
Lahan B 7 15 16 0 0 -
210
Lahan C 21 10 8 0 0 -
300
Kebutuhan 40 110 30 0 830
Kota 0 830
Beda/Selisi - - - -
h
Lahan B 7 15 16 0 0 -
210
Lahan C 21 10 8 0 0 -
300
Kebutuhan 40 0 30 0 830
Kota 0 0 830
Beda/Selisi - - - -
h