Anda di halaman 1dari 4

PEWARISAN

ANAK LUAR
KAWIN
Oleh :

I WAYAN YASA, S.H.,


M.H.
PEWARISAN ANAK LUAR
KAWIN
BW (Burgerlijk Wetboek) mengatur kedudukan anak luar kawin.
Dalam hal ini pengertian anak luar kawin ada 3 (tiga) macam, yaitu :
1.Anak yang dilahirkan akibat dari hubungan antara laki-laki dengan
perempuan yang kedua-duanya diluar ikatan perkawinan, yang dsebut
dengan anak alami (natuurlijk kind), anak ini dapat diakui.
2.Anak yang lahir akibat hubungan antara seorang laki-laki dengan seorang
wanita, yang salah satu atau kedua-duanya terikat dalam perkawinan
dengan orang lain. Anak ini disebut anak zina (overspelige kinderen) dan
anak ini tidak dapat diakui.
3.Anak yang lahir akibat hubungan antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan dimana satu sama lainnya menurut ketentuan undang-undang
dilarang kawin. Anak ini disebut dengan anak sumbang (in bloedschande
gateelde kinderen). Anak ini tidak dapat diakui, kecuali jika kedua orang
tua mereka mendapat dispensasi untuk kawin dari presiden.

July 30, 2017 I Wayan Yasa, S.H., M.H. 2


CARA PEMBAGIAN JIKA ADA ANAK
LUAR KAWIN

Untuk menyelesaikan pembagian harta


warisan, jika terdapat anak luar kawin, maka
mula-mula bagian dari anak luar kawin
diberikan terlebih dahulu, kemudian sisanya
baru dibagi kepada ahli waris yang lainnya
menurut ketentuan undang-undang.
Untuk anak zinah (overspelige kinderen)
dan anak sumbang, menurut pasal 867 BW
tidak berhak atas harta waris kecuali
hanyalah berhak atas nafkah (allimentatie).
July 30, 2017 I Wayan Yasa, S.H., M.H. 3
Yang Berhak Mewaris
Harta Anak Luar Kawin

Jika seorang anak luar kawin meninggal dunia, dan ia merupakan


anak luar kawin yang diakui, maka yang berhak mewaris hartanya
adalah:
Keturunannya, istri / suami (866 BW),
Bapak dan/atau ibu yang mengakuinya serta saudara-saudaranya
beserta keturunannya (870 BW).
Oleh pasal 871 BW diatur tentang pewarisan terhadap barang=barang
yang ditinggalkan oleh orang tuanya dulu. Dan jika barang tadi masih
ujud semula, sedangkan anak luar kawin tadi tidak meninggalkan
istri/suami maka barang tadi kembali kepada keturunan dari ayah/ibu
yang mengakui.

July 30, 2017 I Wayan Yasa, S.H., M.H. 4

Anda mungkin juga menyukai