Anda di halaman 1dari 39

CRS

KONJUNGTIVITIS
Davie Muhamad-12100114081

SMF ILMU KESEHATAN MATA


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER (P3D)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RUMAH SAKIT AL IHSAN, BANDUNG
2015
PENDAHULUAN

Konjungtivitis merupakan peradangan pada


konjungtiva dan penyakit ini merupakan penyakit
yang paling umum di dunia.
Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemi ringan
dengan mata berair sampai konjungtivitis berat
dengan banyak secret purulen kental. Penyebab
umumnya eksogen, tetapi bisa endogen.Penyebab
eksogen secara umum adalah viral, bakteri, dan
allergi.
Konjungtivitismenyerang semua umur dan
merupakan penyakit yang paling umum terjadi
diseluruh belahan dunia, sehingga kita perlu
mengetahui dan mampu mendiagnosis pasien-
pasien dengan keluhan , tanda dan gejala yang
mengarah ke penyakit konjungtivitis ini.
LAPORAN KASUS

KETERANGAN UMUM
Nama : An. DZ
Usia : 14 tahun
Alamat : Baleendah Permai
Tanggal Pemerikasaan : 20 Maret 2015
ANAMNESA

Keluhan Utama : Mata merah


Pasien dz datang ke poliklinik mata dengan keluhan mata
merah, sejak 2 hari yang lalu. Awalnya merah hanya terjadi
pada mata kiri pasien dan akhirnya terjadi pada mata kanan
pasien. Mata merah terjadi secara tiba-tiba dan semakin lama
semakin parah. Mata akan semakin merah saat pasien
beraktifitas keluar rumah dan akan membaik saat berada di
dalam rumah.
Keluhan disertai gatal dan berair pada mata sebelah kanan dan
kiri. Keluhan terjadi secara tiba-tiba yang terjadi sepanjang
hari. Lebih terasa ketika siang hari bila terkena cahaya
matahari langsung dan lebih baik ketika malam hari atau
ketika ditempat yang teduh. Pasien menjadi sering berkedip
dari biasanya dan ini mengganggu aktivitas sehari-harinya
yaitu sekolah.
Adanya cairan kental dan banyak keluar dari mata disangkal
oleh pasien. Adanya panas dan sakit tenggorokan disangkal
pula oleh pasien. Adanya kemerahan dengan hidung ataupun
kemerahan pada bagian ujung mata saja disangkal ole pasien.
Pasien pun menyangkal adanya rasa sakit yang hebat hingga ke
bagian kepala.
Keluhan pasien sudah diobati menggunakan obat tetes dari
warung yang dibeli oleh orang tuanya, namun keluhan pasien
tidak membaik. Pasien tidak mengeluhkan adanya penglihatan
ganda.Penderita dan keluarga penderita tidak memiliki riwayat
penyakit-penyakit tertentu seperti hipertensi, kencing manis,
hiperkolesterol, dll.Tekanan darah dalam batas normal.
Dalam keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama.
Pasien saat ini menggunakan kacamata. Pasien menyangkal
memiliki riwayat alergi, namun ibu pasien menuturkan bahwa
dirinya memiliki alergi terhadap dingin. Pasien menyangkal
memiliki riwayat trauma sebelumnya dan tidak juga memiliki
riwayat penyakit mata sebelumnya dan riwayat operasi mata
atau operasi lainnya.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan


Kesadaran : Composmentis
Status Oftalmologis :
VOD : 1,0 dengan kacamata
VOS : 1,0 dengan kacamata
Pemeriksaan Objektif

Inspeksi
Keterangan OD OS

Muscle Balance Orthotropia Orthotropia

Gerakan Bola Mata Duksi, Versi Baik Duksi, Versi Baik

Bulu Mata Tenang Tenang

Palpebra Superior Tenang Tenang

Palpebra Inferior Tenang Tenang

Aparatus Lakrimalis Lakrimasi (++) Lakrimasi (++)

Konjunctiva tarsalis sup. Hiperemia (+++) Hiperemia (++)


Folikel(++) Folikel (+)
Coble Stone (+)

Konjunctiva tarsalis inf. Hyperemia Hiperemia

Konjunctiva Bulbi Tenang Tenang

Kornea Bulat, reguler Bulat, reguler

Bilik Mata Depan Sedang Sedang

Pupil Reflex (+) Reflex (+)


Isokor Isokor

Lensa Jernih Jernih


Status Oftalmologis

Pemeriksaan Tekanan Intra Okuler Palpasi


Tekanan Intra Ocular OD : Normal
Tekanan Intra Ocular OS : Normal
Visual Field
Normal
Hirschberg Test
Simetris
Resume
Pasien dz datang ke poliklinik mata dengan keluhan mata
merah, sejak 2 hari yang lalu. Awalnya merah hanya terjadi
pada mata kiri pasien dan akhirnya terjadi pada mata kanan
pasien. Mata merah terjadi secara tiba-tiba dan semakin lama
semakin parah. Mata akan semakin merah saat pasien
beraktifitas keluar rumah dan akan membaik saat berada di
dalam rumah.
Keluhan disertai gatal dan berair pada mata sebelah kanan dan
kiri. Keluhan terjadi secara tiba-tiba yang terjadi sepanjang
hari. Lebih terasa ketika siang hari bila terkena cahaya
matahari langsung dan lebih baik ketika malam hari atau
ketika ditempat yang teduh. Pasien menjadi sering berkedip
dari biasanya dan ini mengganggu aktivitas sehari-harinya
yaitu sekolah.
Keluarga pasien memiliki riwayat terhadap alergi.
Pada pemeriksaan visus didapatkan :
VOD : 0,63
VOS : 0,63
Pada pemeriksaan objektif didapatkan :
Konjungtiva tarsalis superior kanan dan kiri mengalami
hyperemia, terdapat folikel.
Konjungtiva tarsalis inferior kiri dan kanan mengalami
hiperemis.
Konjungtiva bulbi mengalami hiperemis
DIAGNOSA BANDING
Konjungtivitis Vernalis (Alergi)+kelainan refraksi
Konjungtivitis Viral+kelainan refraksi
Konjungtivitis Bacterial+kelainan refraksi
DIAGNOSA KERJA
Konjungtivitis Vernalis (Alergi)+kelainan refraksi
TATALAKSANA
Tatalaksana Umum
Memberikan edukasi dan konseling kepada pasien mengenai
penyakitnya.
Pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan terutama tangannya,
sehingga pasien dianjurkan untuk memcuci tangan.
Anjurkan untuk menghindari faktor pencetus yaitu sinar matahari
langsung
Peringatkan keluarga bahwa penyakit ini bisa sembuh tetapi dalam
jangka waktu lama karena ini merupakan penyakit yang disebabkan
oleh adanya reaksi alergi, yang akan muncul sampai anak berusia
remaja (sekitar 18 tahun)
Tatalaksana Khusus
Kompres air hangat
Antihistamin
Penstabil sel mast
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI KONJUNGTIVA
Konjungtivitis

Definisi :
Peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini merupakan
penyakit paling umum di dunia.1,2
Penyebab :
Dapat terjadi akibat kebersihan yang kurang, pemakaian lensa
kontak yang salah yang disertai masuknya mikroorganisme
seperti ; bakteri, virus, jamur, alergi, terpajan asap, angin,
dan sinar kuat, penyakit sistemik dan oenyakit lainnya.
Dapat di diagnosa banding dengan bentuk konjungtiva
inflamasi lainnya oleh gejala, discharge, reaksi konjungtiva,
membran, limfadenopati
Gejala
Mata merah
Mata berair
Mata seperti berpasir
Perih
Terasa terbakar
Gatal
Nyeri dan iritasi
Photopobia
foreign body sensation
Tanda

1. Injeksi (dilatasi pembuluh darah) konjungtiva


Pelebaran arteri konjungtiva posterior yang memberi
gambaran pembuluh darah yang berkelok-kelok, merah dari
bagian perifer konjungtiva bulbi menuju kornea dan ikut
bergerak apabila konjungtiva bulbi digerakkan.
2. Perdarahan subkonjungtiva
Seringkali berwarna merah terang karena teroksigenasi penuh
oleh udara sekeliling, melalui konjungtiva.
3. Sekret
Secret purulen menandakan konjungtivitis bakteri. Konjungtivitis virus
terutama dikaitkan dengan secret berair.
4. Folikel
Merupakan lesi gelatinosa oval yang meninggi (berupa tonjolan) pada
konjungtiva dengan diameter 1 mm yang biasanya ditemukan pada
konjungtiva tarsal bawah dan tepi tarsal atas, dan kadang pada limbus.
Gambaran folikel landai, licin, berwarna abu-abu kemerahan karena
adanya pembuluh darah dari pinggir folikel yang naik ke arah puncak
folikel. Tiap folikel mempresentasikan kumpulan limfoid dengan pusat
germinalnya sendiri.
5. Papila
Merupakan lesi meninggi pada konjungtiva tarsal atau dengan
diameter sekitar 1 mm dan memiliki inti vascular sentral. Papilla
merupakan tanda nonspesifik inflamasi kronis. Papilla disebabkan
oleh adanya septa fibrosa antara konjungtiva dan subkonjungtiva
yang memungkinkan jaringan diantaranya membengkak dengan
infiltrate inflamasi. Papilla raksasa (cobble stone)1, ditemukan pada
penyakitmata alergi, terbentuk akibat bersatunya papilla.
6. Flikten
Tonjolan berupa kumpulan sel-sel radang kronik dibawah epitel
konjungtiva/ kornea, berupa mili abses, dimana permukaan epitel
mengalami nekrosis. Berwarna keputih-putihan, padat dengan
permukaan tidak rata, adanya dilatasi pembuluh darah. Berukuran
kurang lebih 1 mm/ lebih besar.
7. Membran
Massa putih padat yang menutupi sebagian kecil atau
sebagian besar konjungtiva. Paling sering menutupi
konjungtiva tarsal. Massa putih dapat berupa endapan
secret (pseudomembran), koagulasi dan nekrosis
(membrane) konjungtiva.
8. Sikatriks
Berupa garis-garis halus.
Jenis-jenis konjungtiva :

Konjungtivitis Bakterial
Konjungtivitis viral (adenoviral konjungtivitis)
Infeksi Klamidia
Molluscum Contangiosum Konjungtivitis
(konjungtivitis viral)
Konjungtivitis Hemoragik Akut (konjungtivitis
viral)
Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis Gonore
Konjungtivitis Alergi

Definisi : merupakan bentuk radang konjungtiva akibat


reaksi alergi.
Konjungtivitis alergi dapat dibagi menjadi akut dan kronis :
Akut (konjungtivitis demam hay)

Merupakan suatu bentuk reaksi akut yang diperantarai igE


terhadap allergen yang tersebar di udara (biasanya serbuk sari).
Gejala dan tanda antara lain : rasa gatal, injeksi dan
pembengkakan konjungtiva (kemosis), lakrimasi.
Konjungtivitis vernal (kataral musim
semi)
Diperantarai oleh igE. Merupakan reaksi tipe I. Sering
mengenai anak laki-laki dengan riwayat atopi. Dapat timbul
sepanjang tahun.
Gejala dan tanda antara lain : rasa gatal, fotopobia, lakrimasi,
konjuntivitis papilar pada lempeng tarsal atas (papilla dapat
bersatu untuk membentuk cobble stone raksasa, folikel dan
bintik putih limbus, lesi pungtata pada epitel kornea, dan plak
oval opak yang pada penyakit parah plak ini menggantikan
zona bagian atas epitel kornea.
Terapi awal dengan antihistamin dan penstabil sel mast (missal natrium
kromoglikat; nedokromil; lodoksamid).
Steroid topical dibutuhkan pada kasus-kasus berat, namun pemakaian
jangka panjang jika mungkin dihindari karena dapat menginduksi
glaucoma atau katarak.
Pengguna lensa kontak dapat mengalami reaksi alergi terhadap lensa
yang digunakan atau bahan pembersih lensa yang menyebabkan
konjungtivitis papilar raksasa (giant papillary conjunctivitis, GPC) dengan
secret mukoid.
Walaupun hal ini memberikan respon terhadap terapi topical dengan
penstabil sel mast, seringkali penggunaan lensa kontak harus dihentikan
sementara waktu atau permanen. Beberapa pasien tidak bisa meneruskan
penggunaan lensa kontak karena kambuhnya gejala.

PEMBAHASAN
Pada kasus ini, penulis mendiagnosis pasien mengalami
penyakit konjungtivitis vernalis, karena berdasarkan :
Anamesis
Pasien mengalami gejala seperti mata merah, gatal dan
berair yang merupakan gejala utama konjungtivitis. Keluhan
membaik bila pasien diam ditempat yang teduh dan jauh
dari sinar matahari.
Pasien memiliki riwayat alergi yang diturunkan dari
ayahnya, sehingga memunginkan diagnosis kearah vernalis
konjungtivitis.
Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan objektif :
Konjungtiva tarsalis superior kanan dan kiri mengalami
hyperemia dan terdapat folikel.
Konjungtiva tarsalis inferior kiri dan kanan mengalami
hiperemis.
Konjungtiva bulbi mengalami hiperemis yang merupakan
akibat dari injeksi konjungtiva
Gejala dari konjungtivitis vernalis itu sendiri adalah adanya
rasa gatal, fotopobia, lakrimasi, konjuntivitis papilar pada
lempeng tarsal atas (papilla dapat bersatu untuk membentuk
cobble stone raksasa, folikel dan bintik putih limbus, lesi
pungtata pada epitel kornea, dan plak oval opak yang pada
penyakit parah plak ini menggantikan zona bagian atas epitel
kornea.
Terapi awal adalah dengan antihistamin dan penstabil sel mast
(missal natrium kromoglikat; nedokromil; lodoksamid).
Steroid topical dibutuhkan pada kasus-kasus berat, namun
pemakaian jangka panjang jika mungkin dihindari karena
dapat menginduksi glaucoma atau katarak.
Kesimpulan

Diagnosis kerja pasien adalah Konjungtivitis Vernalis.


DAFTAR PUSTAKA

vaughan & asburys. General Ophtalmology. Edisi ke 17. Mc Graw


Hill. 2011.
Hemorrhage S. Subconjunctival hemorrhage. 2000:345-351.
Ilmu Penyakit Mata. Kumpulan kuliah Fakultas Kedokteran
UNPAD.
Moore. Clinically Oriented Anatomy 5th ed 2005.
Ilyas Sidarta. Ilmu Perawatan Mata. CV Sagung Seto. Jakarta :
2004.
James Bruce, Chew Chris, Bron Anthony. Lecture Notes
Oftalmologi. EMS ; Erlangga Medical Series. Ninth ed. 2005
Khurana AK. Comprehensive Opthalmology. Ed ke-4. New Delhi
: New Age International. 2007 ; p.56.

TERIMA KASIH ..
WASSALAM..

Anda mungkin juga menyukai