Anda di halaman 1dari 68

Ikrar Rananta Timotius Kevin NS

Jesslyn Felix Fatma Diana


Eurika Lawrence Ibrena F Sitepu
M. Ihsan Nst Boris
William Omar Brata Tama Unsandy
Bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan ,
disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik,
dan radiasi.
Jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi yang memerlukan
penatalaksanaan khusus sejak awal (fase
syok) sampai fase lanjut.
Thermal burn

Chemical burn

Luka Bakar

Electrical burn

Radiation exposure
Derajat I
Kerusakan terbatas
pada bagian
epidermis
Kulit kering,
eritema
Nyeri
Tidak ada bula
Derajat II
Meliputi epidermis
dan sebagian dermis
Terdapat proses
eksudasi
Ada bula
Dasar luka berwarna
merah/pucat
Nyeri
Derajat III
Kerusakan meliputi seluruh
dermis dan lapisan yg lebih
dalam
Tidak ada bula
Kulit berwarna abu-abu dan
pucat
Kering
Terdapat eskar
Tidak nyeri
Beberapa metode untuk menentukan luas
luka bakar:

Estimasi
menggunakan luas permukaan
palmar pasien. Luas telapak tangan = 1% luas
permukaan tubuh.
Rumus 9 atau rule of
nine untuk orang dewasa

Luas kepala dan leher,


dada, punggung, pinggang
dan bokong, ekstremitas
atas kanan, ekstremitas
atas kiri, paha kanan, paha
kiri, tungkai dan kaki
kanan, serta tungkai dan
kaki kiri masing-masing 9%.
Daerah genitalia = 1%.
Pada anak dan bayi
digunakan rumus lain
karena luas relatif
permukaan kepala anak
jauh lebih besar dan luas
relatif permukaan kaki
lebih kecil.

Rumus 10 untuk bayi


Rumus 10-15-20 untuk
anak.
Luka bakar berat (major burn)
Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah
10 tahun atau di atas usia 50 tahun
Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama
Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan
perineum
Luka bakar berat (major burn)
Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)
tanpa memperhitungkan luas luka bakar
Luka bakar listrik tegangan tinggi
Luka bakar disertai dengan trauma lainnya
Pasien-pasien dengan resiko tinggi
Luka bakar sedang (moderate burn)
Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia <
10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka
bakar derajat III kurang dari 10 %
Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan,
kaki, dan perineum
Luka bakar ringan
Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
PD yg terpajan suhu tinggi rusak & permeabilitas
sel darah rusak anemia
Permeabilitas edema bula yang mengandung
banyak elektrolit volume cairan intravaskuler
Kerusakan kulit akibat luka bakar cairan akibat
penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke
bula yang terbentuk pada luka bakar derajat II, dan
pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat
III.
Kontak dengan Edema mukosa Obstruksi Gejala berupa
agen kausal orofaring & (jarang suara
laring s/d dijumpai, serak/stridor,
membran alveoli terjadi 8 jam sulit bernafas,
pasca cedera) gelisah
Inflamasi (hipoksik)
mukosa,
hipersekresi

Terbentuk fibrin Obstruksi lumen


Disrupsi, silia dan atau partikel (lebih sering
mukosa nekrosis karbon bereaksi dijumpai, terjadi
kemudian lepas + dengan sekret pada hari ke-2
(sloughing membentuk cast s/d 4 pasca
mucosa) (mucus plug) cedera)
Clinical Lung Injury

Alveolar Epithelial Endothelial damage


Damage
Platelet agrgegation
Complement (C5a)
Release of neutrophil chemotactic Activation
Type II pneumocyte
aggregation
damage Endotoxin
Neutrophil aggregation and release of
mediator:
- Oxygen Radicals Macrophage
- Proteolytic enzymes mobilization
Decrease - Arachidonic Acid Metabolites
surfactant - PAF Release of cytokines
production (TNF, IL-1)
Alveolocapilary membrane permeability
Exudation of fluid protein. RBCs into Vasocontriction
Atelectasis and interstitium
Impaired lung Decreased flow to
compliance Pulmonary edema and hemorrhage with
selected areas
severe impairment of alveolar ventilation
Right to left shunt, hyaline membrane V/Q Mismatching
formation, and finally fibrosis

Acute respiratory failure Scheme of ARDS !!


Cedera Panas

Edema
Kehilangan Epitel Hipermetabolism
Syok
Imunosupresi Malnutrisi

Paru Ginjal Usus Kehilangan protein

Insuf.
ARF Ileus Transl. Bakteri Infeksi Luka
Paru

ARDS ATN Sepsis

MODS
Kematian
Fase awal, fase akut, fase syok
Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau trauma
multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan
cairan elektrolit, syok hipovolemia.
Fase setelah syok berakhir, fase sub akut
Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system Organ
Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.
Fase lanjut
Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan.
Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut
hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain
Fase awal, fase akut, fase syok
Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau trauma
multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan cairan
elektrolit, syok hipovolemia.
Fase setelah syok berakhir, fase sub akut
Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system Organ
Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.
Fase lanjut
Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan.
Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik,
kontraktur dan deformitas lain
Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang
lsg mgalami kerusakan)
Zona statis
Daerah yang berada disekitar zona koagulasi
Kerusakan endotel p. darah, trombosit,
leukosit gangguan perfusi (no flow
phenomena) --> perubahan permeabilitas
kapiler dan respon inflamasi lokal
12-24 jam pasca cedera
Zona hiperemi
Daerah diluar zona statis
Vasodilatasi, reaksi sellular (-)
Zona hiperemi
Daerah diluar zona statis
Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Epidermis
Zona Koagulasi
Dermis Zona Statis

Zona Hiperemi
Jaringan Sub-Kutis
Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
Urinalisis
Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
Analisis gas darah
Radiologi jika ada indikasi ARDS
Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosis SIRS dan MODS
Tatalaksana resusitasi jalan nafas:
Intubasi
Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan
morbiditas lebih besar dibanding intubasi)
Pemberian oksigen 100%
Perawatan jalan nafas
Penghisapan sekret (secara berkala)
Pemberian terapi inhalasi
Bilasan bronkoalveolar
Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki
kompliansi paru
Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti.
Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:

Cara Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam

Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama.


Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua
diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga
diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8


jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga
diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
Eksisi dini tindakan pembuangan jaringan
nekrosis dan debris (debridement) yang
dilakukan dalam waktu < 7 hari pasca cedera
termis. Untuk mengatasi kasus luka bakar
derajat II dalam dan derajat III. Tindakan ini
diikuti tindakan hemostasis dan juga skin
grafting (dianjurkan split thickness skin
grafting).
Eksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan eksisi
fasial
Tujuan dari metode ini:
Menghentikan evaporate heat loss
Mengupayakan agar proses penyembuhan terjadi
sesuai dengan waktu
Melindungi jaringan yang terbuka
Teknik mendapatkan kulit pasien secara
autograft dapat dilakukan secara split
thickness skin graft atau full thickness skin
graft
Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit
donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat
lubang lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring
dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1
: 6) dengan mesin. mess grafting.
Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka
yang akan dilakukan grafting, usia pasien, keparahan
luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor
sebelumnya.
Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan
mesin dermatome ataupun dengan manual dengan
pisau Humbly atau Goulian.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan penyatuan kulit donor dengan
jaringan yang mau dilakukan grafting adalah:
Kulit donor setipis mungkin
Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed
(jaringan yang dilakukan grafting), hal ini dapat
dilakukan dengan cara :
Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut
tekan)
Drainase yang baik
Gunakan kasa adsorben
Prognosis dan penanganan luka bakar
tergantung:
Dalam dan luasnya permukaan luka bakar
Penanganan sejak awal hingga penyembuhan
Letak daerah yang terbakar
Usia dan keadaan kesehatan penderita
Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien.
Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal
akut, edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis, serta
parut hipertrofik dan kontraktur.
Nama : Toni Cahaya
Gender : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 14 Juni 1981
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
MR : 67.98.80
Alamat : Jl. Mangaan IV LK II No 38, Kec
Medan Deli.
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Pendidikan : Tamat SMA
Suku : Melayu

Kesadaran : Compos Mentis


Tekanan Darah : 100/70 mmHg
HR : 112 x/menit
RR : 20 x/menit
Temperatur : 36,7o C
Status Lokalisata
Head / Face:
-flame burn grade IIa 5% o/t
Cheek
-Rambut terbakar (+)
-Alis mata terbakar (-)
-Bulu hidung terbakar (-)
-Jelaga pada hidung (-)
-Suara serak (-)
-Bullae (+)
Ekstremitas atas:
flame burn grade IIa,
4 % o/t (R) Manus
bula (-)
eritema (+)
Ekstremitas atas:
flame burn grade IIa
, 4% o/t (L) Manus
bula (-)
eritema (+)
flame burn grade IIB-III 9%
o/t (R) Lower extremity

flame burn grade IIB-III 9%


P
Tanggal S O A
Terapi Rencana

03/08/2016- Nyeri di daerah luka bakar (+) Sens : Compos Mentis Flame Burn Grade II-III 30,5% - Tirah Baring
06/08/2016 TD : 110/70 mmHg, post debridement + skin graft - DIET MB
HR : 80 x/menit, - IVFD RL 20 gtt/i
RR : 20 x/menit, T 36.8C - ceftriaxon 1gr/12jam
Luka terawatt dan tertutup - Inj. Ranitidine 25 mg/12 jam
verban. - Inj. Ketorolac 15 mg/12 jam
Mata :
- konj. Anemis -/-
- Sklera ikterik -/-
Leher :
-JVP R-2 cm H2O
Thorak
-SP : Vesikuler
-ST : Rh -/-
Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ekstremitas : Edema (-/-)
P
Tanggal S O A
Terapi Rencana

07/08/2016- Nyeri di daerah luka bakar (+) Sens : Compos Mentis Flame Burn Grade II-III 30,5% - Tirah Baring
13/08/2016 TD : 120/90 mmHg, post debridement + skin graft - IVFD RL 20 gtt/i
HR : 82 x/menit, - Inj. Ranitidine 25 mg/12 jam
RR : 20 x/menit, T :36.6C - Inj. Ketorolac 15 mg/12 jam
Mata : - Inj. Ceftriaxone 1 mg/12jam
- konj. Anemis -/-
- Sklera ikterik -/-
Leher :
-JVP R-2 cm H2O
Thorak
-SP : Vesikuler
-ST : Rh -/-
Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ekstremitas : Edema (+/-)
P
Tanggal S O A
Terapi Rencana

14/08/2016 Demam (-) Sens : Compos Mentis Flame Burn Grade II-III 30,5% - Tirah Baring - Rencana kultur pada tgl 15
TD : 120/80 mmHg, post debridement + skin graft - IVFD RL 20 gtt/i agustus 2016
HR : 84 x/menit, - Inj. Ranitidine 25 mg/12 jam
RR : 20 x/menit, T :36.6C - Inj. Ketorolac 15 mg/12 jam
Abdomen : - Inj. Ceftriaxone 1 mg/12jam
Mata :
- konj. Anemis -/-
- Sklera ikterik -/-
Leher :
-JVP R-2 cm H2O
Thorak
-SP : Vesikuler
-ST : Rh -/-
Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ekstremitas : Edema (-/-)
P
Tanggal S O A
Terapi Rencana

16/08/2016 - Sens : Compos Mentis Flame Burn Grade II-III 30,5% - Tirah Baring - Kultur pus
TD : 120/80 mmHg, post debridement + skin graft - IVFD RL 20 gtt/i - Transfusi prc 2 bag
HR : 76 x/menit, - Inj. Ranitidine 25 mg/12 jam
RR : 20 x/menit, T :36.8C - Inj. Ketorolac 15 mg/12 jam
Abdomen : - inj ceftriaxon 1mg/ 12jam
Mata :
- konj. Anemis -/-
- Sklera ikterik -/-
Leher :
-JVP R-2 cm H2O
Thorak
-SP : Vesikuler
-ST : Rh -/-
Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ekstremitas : Edema (+/-)
Kejadian luka bakar paling Hal ini dialami oleh
sering terjadi di rumah,
dengan aktivitas memasak pasien saat istri
sebagai faktor penyebab pasien menuangkan
paling umum.Orang minyak ke dalam
dewasa baik pria maupun
wanita biasanya kompor tanpa
mengalami luka bakar saat mematikan api yang
berada di rumah, di luar kemudian terjadi
rumah, maupun saat
kerja. ledakan dari kompor
tersebut.
Teori Kasus
Trauma Termal dapat disebabkan oleh Pada pasien, luka bakar terjadi
berbagai hal seperti:
karena koboran api ke tubuh
Air mendidih (scalds). Hingga 70% luka
bakar pada anak disebabkan air panas. pasien pada saat pasien
Air mendidih menyebabkan luka bakar memegang istrinya yang sedang
derajat IIa hingga derajat IIb. terbakar dan berusaha untuk
Api (flame). Sering berhubungan dengan memadamkan api di tubuh istri
trauma inhalasi. Biasanya menyebabkan
trauma derajat IIb atau derajat III. pasien. Pasien mengalami flame
Kontak benda panas (contact). Biasanya
burn derajat II-III.
terjadi pada pasien epilepsi, akibat
pengaruh alkohol atau obat-obatan
terlarang, atau pada kecelakaan di area
industri. Juga sering pada pasien tua
dengan penurunan kesadaran sehingga
menyebabkan kontak dengan objek
panas. Kontak tersebut biasanya
menyebabkan luka bakar derajat IIb atau
derajat III.
Pertolongan pertama Pasien tiba di IGD dengan:
pada kasus adalah A: Airway clear, bulu hidung
tidak terbakar
Primary Survey B: Nafas spontan, RR: 20x/i
Airway C: Akral hangat, CRT < 2, TD
100/80 mmHg, HR: 112x/menit
Breathing D: kesadaran compos mentis,
Circulation kejang (-), pupil bulat isokor
3mm, refleks cahaya (+/+)
Disability E: Undress, log roll
Exposure
Antibiotik sistemik Pasien diberikan Inj.
spektrum luas Ceftazidime 1 gr/12
diberikan untuk jam, Ketorolac 30
mencegah infeksi dan mg/8 jam dan Inj.
pemberian analgetik Tetagram 250 IU.
yang adekuat untuk
mengurangi nyeri.

Anda mungkin juga menyukai