Anda di halaman 1dari 67

Universitas Gadjah Mada

Fakultas Teknik, Departemen Teknik Geologi

Presentasi Referat

EVOLUSI ALTERASI MAGMATIK-HIDROTERMAL


PADA PEMBENTUKAN TIMAH PRIMER
Jordan Romora Simarmata
13/348474/TK/40933
Yogyakarta, 7 Juni 2016
OUTLINE
LATAR BELAKANG
BIJIH TIMAH
GRANITOID
ALTERASI MAGMATIK-HIDROTERMAL
STUDI KASUS

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


MAKSUD
Mempelajari endapan timah primer terutama keterkaitannya
dengan alterasi magmatik-hidrotermal

TUJUAN
1. mengetahui jenis-jenis alterasi magmatik-hidrotermal yang
terbentuk pada pembentukan timah primer serta proses
pembentukannya
2. mengetahui evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada
pembentukan timah primer
3. memahami signifikansi alterasi magmatik-hidrotermal pada
pembentukan timah primer

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


LATAR BELAKANG
Timah merupakan komoditas tambang yang penting dalam
perdagangan internasional

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


LATAR BELAKANG

Sumber: ITRI/Greenfields Research

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


LATAR BELAKANG
Timah merupakan komoditas tambang yang penting dalam
perdagangan internasional
Produksi timah dunia umumnya berasal dari endapan letakan
(placer deposit) atau endapan sekunder

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


LATAR BELAKANG

Endapan timah alluvial (endapan sekunder) mendominasi produksi timah dunia

Sumber: ITRI/Greenfields Research

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


LATAR BELAKANG

Tambang timah alluvial atau bersumber dari endapan sekunder atau endapan letakan
REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
LATAR BELAKANG
Timah merupakan komoditas tambang yang penting dalam
perdagangan internasional
Produksi timah dunia umumnya berasal dari endapan letakan
(placer deposit) atau endapan sekunder
Produksi timah yang bersumber dari endapan letakan
menunjukkan penurunan produksi

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


LATAR BELAKANG

Sumber: ITRI/Greenfields Research

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


LATAR BELAKANG
Timah merupakan komoditas tambang yang penting dalam
perdagangan internasional
Produksi timah dunia umumnya berasal dari endapan letakan
(placer deposit) atau endapan sekunder
Produksi timah yang bersumber dari endapan letakan
menunjukkan penurunan produksi
Target produksi baru yaitu TIMAH PRIMER!

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


LATAR BELAKANG

Endapan timah alluvial (endapan sekunder) akan berkurang dan didominasi oleh timah primer
Sumber: ITRI/Greenfields Research

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


BIJIH TIMAH
Bijih adalah material yang terdiri dari gabungan mineral mengandung logam atau
agregat mineral logam (mineral bijih) dengan mineral pengotor umumnya bukan
logam (gangue mineral) yang daripadanya dapat diambil satu/lebih logam secara
ekonomis.
Evans (1993) membagi mineral logam berdasarkan geokimianya:
1. Logam mulia: Emas (Au), perak (Ag), platina (Pt), dan PGM (Platinum
Group Metals)
2. Logam bukan besi: Tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn), timah (Sn), dan
alumunium (Al)
3. Logam besi dan campurannya: Besi (Fe), mangan (Mn), nikel (Ni), krom
(Cr), molibdenit (Mo), kobalt (Co), vanadium (V), dan tungsten (W)
4. Logam Jarang: Skandium (Sc), yttrium (Y), serium (Ce), dan zirkon (Zr).
5. Logam Fisi: Uranium (U), thorium (Th), dan radium (Rd)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


BIJIH TIMAH
Mineral bijih yang paling banyak membawa timah adalah
kasiterit (SnO2)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


BIJIH TIMAH

Kasiterit (cassiterite) merupakan sumber utama timah

Sumber: Pohl (2011)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


BIJIH TIMAH
Mineral bijih yang paling banyak membawa timah adalah
kasiterit (SnO2)
Mineral pengotor pada endapan bijih timah umumnya ialah
kuarsa, topaz, muskovit, fluorit dan turmalin.
Endapan bijih timah berasosiasi dengan intrusi granit.
Pernyataan diatas didukung oleh penelitian Stemprok (1963,
1965) yang menganalisa 363 endapan termineralisasi timah,
tungsten dan molibdenum. Hasil penelitian tersebut
menghasilkan kesimpulan 285 dari 363 endapan tersebut
berasosiasi dengan granit.
REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
GRANITOID
Granitoid merupakan istilah untuk batuan beku felsik (berwarna
cerah) dan berbutir kasar (plutonik).
Komposisi utama granitoid adalah plagioklas, kuarsa dan alkali
feldspar, hornblenda, biotit dan muskovit dengan mineral
aksesoris seperti apatit, zircon, magnetit, ilmenit, titanit, alanit,
turmalin dan fluorit (Winter, 2001)
Batuan beku yang termasuk ke dalam granitoid diantaranya
granit, granodiorit, diorit kuarsa, monzonit dan syenit.
Granitoid dapat diklasifikasikan berdasarkan saturasi alumina
(Shand, 1927), kondisi redoks (Ishihara, 1981) dan genesa
(Chappell dan White, 1974)
REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
GRANITOID dan MINERALISASI
TIMAH
Timah berasosiasi dengan granit pada kondisi yang terreduksi
(ilmenite series oleh Ishihara, 1981) dan pada kondisi saturasi
peralumina (Shand, 1927).

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


GRANITOID
dan
MINERALISASI
TIMAH

Sumber: Slide Kuliah Mineral Bijih

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


GRANITOID dan MINERALISASI
TIMAH

Sumber: Pirajno (2009)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


GRANITOID dan MINERALISASI
TIMAH

Klasifikasi Granitoid berdarsarkan Saturasi Alumina Sumber: Pirajno (2009)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


GRANITOID dan MINERALISASI
TIMAH

Klasifikasi Graniotid berdasarkan Genesa


(Chappell dan White, 1974)
Sumber: Pirajno (2009)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


GRANITOID dan MINERALISASI
TIMAH
Timah berasosiasi dengan granit pada kondisi yang terreduksi
(ilmenite series oleh Ishihara, 1981) dan pada kondisi saturasi
peralumina (Shand, 1927).
Granitoid seri ilmenit setara atau ekuivalen dengan granitoid
tipe S atau tipe I (jika mengalami kontaminasi kerak benua).

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


GRANITOID dan MINERALISASI
TIMAH

Pembentukan magma tipe I dan tipe S dalam model tektonik lempeng

Sumber: Slide Kuliah GSDM


REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
GRANITOID dan MINERALISASI
TIMAH
Timah berasosiasi dengan granit pada kondisi yang terreduksi
(ilmenite series oleh Ishihara, 1981) dan pada kondisi saturasi
peralumina (Shand, 1927).
Granitoid seri ilmenit setara atau ekuivalen dengan granitoid
tipe S atau tipe I (jika mengalami kontaminasi kerak benua).
Granitoid seri ilmenit dicirikan oleh tidak hadirnya magnetit.
Granitoid seri ilmenit berasal dari sumber magma yang dangkal
atau bisa lebih dalam, akan tetapi kemudian terkontaminasi
oleh karbon yang ada di kerak yang menjadi agen reduksi.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


GRANITOID dan MINERALISASI
TIMAH
Timah (Sn) pada granit akan dibawa oleh plagioklas dan mika (biotit) pada
kisi-kisi kristal mineral tersebut (Shcherba, 1970)
Kandungan Sn pada mineral-mineral penyusun granit seperti sphene 230-
260 ppm, ilmenit 15-80 ppm dan biotit 50 500 ppm (Taylor, 1979)
Kandungan Sn pada ilmenit sampai 1000 ppm dan biotit sampai 1000 ppm
(Eugster, 1984)
Kondisi tersebut umumnya terjadi selama proses kristalisasi magmatik
atau rasio Fe3+/Fe2+ yang tinggi dan Sn dalam kondisi tetravalen (Sn+4).
Pada kondisi tersebut Sn dapat menggantikan Ti atau Fe dan masuk
dalam kisi kristal mineral.
Timah dengan kadar tersebut dianggap tidak ekonomis serta butuh
pengolahan yang lebih rumit.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


GRANITOID dan MINERALISASI
TIMAH
Pada tahap akhir kristalisasi magma (late magmatic) atau rasio
Fe3+/Fe2+ rendah, Sn berada dalam kondisi divalent (Sn+2) sehingga
tidak dapat masuk ke dalam kisi kristal mineral tertentu.
Sn akan terakumulasi dalam lelehan sisa (residual melts).
Lelehan tersebut akan mengalami spesialisasi atau terkayakan oleh
Sn.
Sn akan tertransportasi dalam bentuk SnCl- pada pH dan fugasitas
oksigen yang rendah
Kasiterit akan terbentuk ketika SnCl- masuk ke dalam sistem yang
mana pH, fugasitas oksigen yang relatif tinggi dan temperatur relatif
rendah.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


ALTERASI MAGMATIK-HIDROTERMAL
Mengapa pembahasan alterasi magmatik-hidrotermal pada
endapan timah primer menjadi penting?

Tin bearing granitoids usually advertise their presence by


containing significant zones of fracturing and alteration
accompanied by known occurences of tin deposition
Taylor (1979)
Conversion of biotite to muscovite is of fundamental importance
for the genesis of Sn-W deposits
Pirajno (2009)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


ALTERASI MAGMATIK-HIDROTERMAL
The occurrence of cassiterite as primary magmatic mineral is a
matter of some conjecture. For example early accounts of
disseminated cassiterite in some Nigerian granites later proved to
be associated with subtle albititation effects
Taylor (1979)
Similarly Hosking (1973) in reviewing the Malaysian field
concluded that all of the previously reported magmatic
disseminations were associated with alteration or associated
epigenetic deposition via adjacent feeder channels
Taylor (1979)
REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
ALTERASI MAGMATIK-HIDROTERMAL
Proses alterasi magmatik-hidrotermal akan membawa
perubahan komposisi baik pada batuan dan fluida.
Alterasi dapat berbentuk sebagai pelarutan (dissolution),
penggantian (replacement), deposisi langsung (direct
deposition)
Komposisi fluida yang berbeda akan menyebabkan alterasi
yang berbeda pula dan seringnya membentuk zonasi tertentu.
Sekuen perubahan tipe alterasi (evolusi alterasi) menandakan
terjadinya perubahan komposisi fluida (evolusi fluida)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


TIPE-TIPE ALTERASI MAGMATIK-
HIDROTERMAL BERASOSIASI DENGAN
SISTEM Sn-W
ALBITISASI
MIKROKLINISASI/K-FELSPATISASI
SERISITISASI
GREISENISASI
ARGIILITISASI
TURMALINISASI
HEMATISASI

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


ALBITISASI
Albitisasi adalah alterasi yang menyebabkan mineral-mineral
felspar sebelumnya terubah menjadi albit sekunder.
Alterasi tersebut dapat terjadi secara setempat-setempat misal
pada jalur rekahan atau secara pervasif.
Mekanisme terjadinya albitisasi adalah metasomatisme Na.
Metasomatisme Na akan menyebabkan perubahan tekstur dan
warna pada granit disebabkan oleh membesarnya pertit dan
berkembangnya tekstur chessboard

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


ALBITISASI
Foto yang menggambarkan
albitisasi metasomatisme Na.
Penggantian umumnya terjadi pada
batas-batas kristal dan rekahan-
rekahan. Kristal berwarna abu-abu
hitam merupakan sisa mineral K-
felspar yang telah terubah menjadi
albit. Foto juga memperlihatkan
berkembangnya tekstur
chessboard

Sumber: Haapala (1997)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


ALBITISASI

Model albitisasi Sumber: Haapala (1997)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


MIKROKLINISASI ATAU
K-FELSPATISASI
K-felspatisasi atau mikroklinisasi bersama albitisasi termasuk
tipe alterasi felspatisasi.
Intensitas mikroklinisasi lebih sedikit dibandingkan albitisasi.
Mikroklinisasi adalah alterasi yang menyebabkan mineral-
mineral felspar albitik terganti oleh mikroklin atau ortoklas.
Proses penggantian tersebut disebabkan oleh metasomatisme
K.
Mikroklin baru tersebut umumnya dicirikan oleh terbentuknya
iklusi-inklusi hematit berukuran kecil.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


K-FELSPATISASI

Proses terjadinya metasomatisme K dan inklusi hematit pada mikroklin


Sumber: Pirajno (2009)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


K-FELSPATISASI

Kenampakan K-feldspar sekunder dalam sayatan tipis


Sumber: Thompson & Thompson
REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
SERISITISASI / FILLIK
Serisitisasi merupakan alterasi yang dicirikan oleh kumpulan
mineral kuarsa-serisit-pirit (KSP)
Serisitisasi disebabkan oleh destabilisasi feldspar akibat
kehadiran H+, OH-, K dan S, yang kemudian membentuk
kuarsa, mika, pirit dan mungkin kalkopirit.
Proses serisitisasi diikuti oleh pencucian Na, Mg, Ti, dan Fe

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


SERISITISASI / FILLIK

Kenampakan serisit hasil ubahan dari plagioklas dalam sayatan tipis


Sumber: Thompson & Thompson
REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
GREISENISASI
Greisenisasi dicirikan oleh kumpulan mineral kuarsa-muskovit
berukuran kasar.
Greisenisasi umumnya didahului oleh metasomatisme Na dan
selama proses tersebut terbentuk H+ yang menginisiasi greisenisasi.
Destabilisasi dan penghancuran dari feldspar dan biotit akibat
metasomatisme H+ menjadi kumpulan kuarsa + muskovit.
Greisenisasi umumnya terbentuk di bagian cupola granit dan
berasosiasi dengan sistem urat.
Greisenisasi secara khusus berasosiasi dengan endapan Sn-W dan
secara spasial dan genetik berhubungan dengan granit tipe S atau
tipe Ilmenit.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


GREISENISASI

Skema alterasi greisenisasi secara lateral dan vertical (Lang dan Baker (2001)
Sumber: Pirajno (2009)
REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
GREISENISASI

Kumpulan kuarsa-topaz greisen dalam sayatan tipis

Sumber: Pirajno (2009)


REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
TURMALINISASI
Turmalinisasi dicirikan oleh kehadiran gumpalan atau kumpulan
mineral turmalin, terkadang mengandung kasiterit dalam jumlah
minor.
Turmalinisasi biasanya terjadi setelah greisenisasi, akibat
metasomatisme F dan/atau B, dan bahkan jika pebentukan
turmalin cukup banyak dapat membentuk kumpulan kuarsa-
turmalin.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


TURMALINISASI

Turmalin dalam sayatan tipis


Sumber: Thompson & Thompson
REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
ARGILLITISASI
Argillitisasi dicirikan oleh kehadiran mineral-mineral lempung.
Mineral lempung yang mungkin terbentuk adalah kaolinit,
dickite, mixed layer chlorite, alunit dan montmorillonite.
Argillitisasi disebabkan oleh metasomatime H+ yang
intens/lanjut dan acid leaching pada suhu 100 300oC.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


ARGILLITISASI

Mineral lempung hasil argillitisasi dalam sayatan tipis

Sumber: Pirajno (2009)


REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
HEMATISASI
Hematisasi dalam bentuk diseminasi atau uratan berasosiasi
dengan tahap akhir dari aktivitas hidrotermal pada sistem
mineralisasi berafiliasi dengan greisen Sn-W.
Contohnya endapan urat Sn-W di Damara, Namibia secara
lokal berasosiasi dengan alterasi turmalin yang ekstensif, serisit
dan hematit.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


HEMATISASI

Sumber: Taylor (1979)


REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
STUDI KASUS
Evolution of High-Temperature Hydrothermal Fluids Associated
with Greisenization and Feldspathic Alteration of a Tin-Mineralized
Granite, Northeast Queensland
W.K. Witt
James Cook University of North Queensland, Townsville, Queensland 4811, Australia

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


PENDAHULUAN
Mineralisasi timah, tungsten dan logam dasar di lapangan timah
Herberton-Mount Garnet di Timur Laut Queensland berasosiasi
dengan granit biotit.
Lapangan timah tersebut telah memproduksi 117.700 ton kasiterit
sampai tahun 1974
Aktivitas hidrotermal menyebabkan alterasi pervasif dan terkontrol
oleh rekahan. Kedua jenis alterasi tersebut disebabkan oleh fluida
yang sama.
Tipe alterasi tersebut dicirikan oleh beberapa tahap aktivitas
metasomatisme.
Alterasi tersebut berkembang baik pada granit Go Sam, berumur 312
juta tahun.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


PENDAHULUAN

Geologi daerah Irvinebank-Emuford-Mount


Garnet, lapangan timah Herberton-Mount
Garnet, timur laut Queensland (Witt, 1988)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


METODE PENELITIAN
Investigasi mineralogi melalui SEM
Investigasi temperatur dan salinitas melalui inklusi fluida

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


EVOLUSI ALTERASI MAGMATIK-
HIDROTERMAL

Evolusi Alterasi pada granit Go Sam, Timur Laut Queensland (Witt, 1988)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


K-FELSPATISASI AWAL
K-felspatisasi merupakan alterasi yang terbentuk pertama kali
pada granit Go Sam
K-felspatisasi awal dipicu oleh fluida magmatik kaya fluorin,
highly saline dan weakly alkaline yang dihasilkan selama tahap
akhir kristalisasi magma.
K-felspatisasi awal dicirikan oleh penggantian kuarsa oleh
pertit, terubahnya plagioklas menjadi pertit dan felspar menjadi
biotit.
K-felspatisasi dari plagioklas membutuhkan rasio KCl/CaCl2
dan KCl/NaCl yang tinggi.
REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
ALBITISASI
Setelah K-felspatisasi awal, alterasi berikutnya ialah albitisasi.
Faktor yang memicu albitisasi turunnya tekanan dan
meningkatnya aktivitas NaCl dibandingkan KCl dan CaCl2 dan
meningkatnya salinitas larutan.
Albitisasi menyebabkan penggantian K-felspar, plagioklas dan
kuarsa oleh albit dan biotit oleh muskovit.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


GREISENISASI
Greisenisasi membutuhkan fluida yang relatif asam, sehingga
terjadi perubahan dari yang awalnya fluida berkomposisi alkalin
lemah menjadi lebih asam.
Mekanisme yang dapat memicu greisenisasi adalah pendidihan
fluida hidrotermal, pencampuran saline magmatic fluids dengan
dilute ground water, atau turunnya temperatur.
Fluida asam yang menyebabkan terjadinya greisenisasi juga
dapat terbentuk selama K-felpatisasi atau albitisasi.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


GREISENISASI

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


K-FELSPATISASI AKHIR
K-felspatisasi akhir akan mengalterasi khususnya kuarsa dan albit
menjadi K-feldspar.
Faktor yang menyebabkan transisi dari greisenisasi menjadi K-
felspatisasi akhir belum diketahui.
Penulis memperkirakan selama albitisasi terbentuk KCl yang
menyebabkan perubahan kimia fluida.
Penulis juga memperkirakan deposisi kasiterit juga dapat berperan
mengubah kimia fluida.
Kasiterit terkonsentrasi pada lubang-lubang (vugs) pada batuan
albitik dan greisen di granit Go Sam
Artinya, kasiterit terdeposisi dari fluida yang mendahului K-
felspatisasi
REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
ALTERASI BERTEMPERATUR
RENDAH
Alterasi yang disebabkan oleh aktivitas hidrotermal pada suhu
sekitar 200 derajat Celcius yang masuk ke dalam sistem
bersuhu sekitar 400 derajat Celcius.
Alterasi tersebut menghasilkan dominan mineral lempung
seperti illite, kaolinite, smectite dan. mixed layer phyllosilicates.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


EVOLUSI ALTERASI MAGMATIK-
HIDROTERMAL

Diagram aktivitas ion yang menggambarkan evolusi fluida hidrotermal pada alterasi temperatur tinggi (a) dan alterasi
temperatur rendah (b) (Witt, 1988)

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


EVOLUSI ALTERASI MAGMATIK-HIDROTERMAL

Model Evolusi Alterasi Magmatik-Hidrotermal pada Endapan Timah Primer (Hosking, 1998)
REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
EVOLUSI ALTERASI DAN
PEMBENTUKAN KASITERIT
Timah larut dalam larutan asam dan alkalin, akan tetapi
solubilitas berkurang pada larutan mendekati pH netral.
Timah dapat terdeposisi jika terjadi kenaikan pH, kenaikan
fugasitas oksigen atau penurunan temperatur.
Pada pH rendah timah kemungkinan tertransportasi dalam
senyawa klorida kompleks.
Contohnya di Asia Tenggara, fluida yang relatif asam dan
salinitas rendah akan mendeposisi kasiterit pada suhu sekitar
350oC, akibat netralisasi fluida yang kontak dengan batuan
samping granitik.
REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer
EVOLUSI ALTERASI DAN
PEMBENTUKAN KASITERIT
Fluida alkalin bertemperatur tinggi cenderung mentransportasi
timah sebagai hidroksi dan senyawa hidoksifluorida kompleks.
Destabilisasi dari senyawa tersebut pada temperatur rendah
akan mendeposisi kasiterit.
Netralisasi fluida alkalin akibat dari alterasi felspatik pada granit
Go Sam memicu destabilisasi senyawa hidroksifluorida
kompleks dan menyebabkan deposisi kasiterit.
Mekanisme tersebut konsisten ditunjukkan dengan konsentrasi
kasiterit pada greisen dan lubang-lubang pada batuan felspatik
pasca alterasi.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


KESIMPULAN
1. Alterasi magmatik-hidrotermal yang dijumpai pada
pembentukan timah primer yaitu albitisasi, mikroklinisasi atau
K-felspatisasi, fillik (serisitik), greisenisasi, turmalinisasi,
argillik dan hematisasi.
2. Evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada endapan timah
primer disebabkan oleh evolusi fluida hidrotermal. Evolusi
alterasi magmatik-hidrotermal pada endapan timah primer
dimulai dari K-felspatisasi awal, albitisasi, greisenisasi, K-
felspatisasi akhir dan terakhir alterasi bertemperatur rendah
seperti argilik dan kaolinisasi.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


KESIMPULAN
3. Timah akan terkonsentrasi dalam lelehan sisa setelah biotit,
ilmenit serta felspar mengalami alterasi pervasif felspatik.
Alterasi magmatik-hidrotermal menyebabkan mobilisasi timah
yang awalnya berada pada kisi kristal suatu mineral menjadi
terlarut dalam larutan hidrotermal. Kasiterit sebagai mineral
bijih utama timah akan terbentuk ketika terjadi netralisasi
fluida pembawa timah.

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


SEKIAN

TERIMA KASIH

REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer


REFERAT evolusi alterasi magmatik-hidrotermal pada pembentukan timah primer

Anda mungkin juga menyukai