BAGAIMANA CARA ?
Meningkatkan kualitas Anak
Pemantauan secara teratur dan berkala
sejak dini DETEKSI DINI
MENYITA WAKTU
IMBALAN KURANG
KETERBATASAN KETRAMPILAN
ANAK TIDAK KOOPERATIF
KONTROL TIDAK TERATUR
KURANG YAKIN
Keterbatasan waktu dalam praktek :
Mengabaikan pengetahuan tentang
pertumbuhan perkembangan anak
termasuk kelainan psikososial
Meliputi
Deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan
Deteksi dini penyimpangan
perkembangan
Deteksi dini penyimpangan emosional.
PERKEMBANGAN ANAK
menggambarkan peningkatan
kematangan fungsi individu
Tujuan :
Mendeteksi secara dini adanya autis pada anak
umur 18-36 bulan.
Jadwal :
Pemeriksaan atas indikasi kecurigaan autis.
Alat ; yang digunakan adalah CHAT (
Checklist for Autism inToddlers)
9 pertanyaan yang dijawab oleh
orangtua/pengasuh anak
5 perintah untuk anak
Intepretasi
Tujuan :
Mendeteksi secara dini adanya gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36
bulan atas.
Jadwal :
Pemeriksaan atas indikasi kecurigaan gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
Alat ; yang digunakan adalah formulir gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
10 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh anak
Cara deteksi dini menggunakan formulir
formulir GPPH
Ajukan pertanyaan dengan lambat. Jelas, nyaring, satu per satu perilaku
yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orang tua
/ pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab
Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada
formulir deteksi dini GPPH
Keadaan yang ditanyakan/ diamati ada pada anak dimanapun anak berada
, misal ketika dirumah., sekolah, pasar, toko, dll) ; setiap saat dan ketika
anak dengan siapa saja
Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku aak selama dilakukan
pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab
Interpretasi
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan bobot nilai
berikut ini dan jumlahka nilai masing-masing jawaban menjadi nilai
total
Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
Nulai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
Nulai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH
Intervensi
Anak dengan kemampuan GPPH perlu dirujuk ke
rumah sakit yang mem tetapi memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak untuk
konsultasi dan lebih lanjut
Bila nanti total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu ,
jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian.
Ajukan pertanyaan kepada orang-orang terdekat
dega anak ( orag tua, pengasuh, nenek, guru, dsb.
2. Tes Daya Dengar (TDD)
Tujuan :
Menemukan gangguan pendengaran sejak dini.
Dapat memberi intevensi sedini mungkin pada anak yang mengalami
gangguan pendengaran.
Jadwal
Setiap 3 bulan pada bayi umur 12 bulan
Setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas.
Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga PADU dan petugas
terlatih lainnya.
Alat / sarana yang diperlukan adalah :
Instrumen TDD menurut umur anak
Gambar binatang (ayam anjing, kucing), manusia
Mainan (Boneka, Kubus, Sendok, Cangkir, Bola)
Cara melakukan TDD :
Menghitung umur anak dalam bulan
Memilih daftar pertanyaan sesuai umur anak
Pada anak umur 24 bulan :
semua pertanyaan harus dijawab orang
tua/pengasuh anak.
Membacakan pertanyaan anak dengan jelas, dan
berurutan.
Menunggu jawaban dari orang tua/ pengasuh
Jawaban YA jika menurut orangtua/pengasuh, anak
dapat melakukannya satu bulan terakhir.
Jawaban TIDAK jika menurut orangtua/pengasuh
anak tidak pernah, tidak tahu atau tidak dapat
melakukannya dalam satu bulan terakhir,
Pada anak umur 24 bulan atau lebih
Pertanyaan berupa perintah melalui
orangtua/ pengasuh untuk dikerjakan oleh
anak.
Amati kemampuan anak dalam melakukan
perintah orang tua/pengasuh.
Jawaban YA jika anak dapat melakukan
perintah orang tua/ pengasuh.
Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau
tidak mau melakukan perintah orang tua/
pengasuh.
Intepretasi
Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK,
kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
Catat dalam buku KIA atau kartu kohort
bayi/ balita atau status/catatan medik anak,
jenis kelainan.
Intervensi
Tindak lanjut sesuai dengan buku
pedoman yang ada .
Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.
3. Tes Daya Lihat (TDL)
Tujuan :
Mendeteksi secara dini kelainan daya lihat.
Dapat melakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi besar.
Jadwal tes daya lihat :
Setiap 6 bulan pada anak usia pra sekolah (umur 36-37 bulan)
Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga PADU
dan petugas terlatih lainnya.
Alat/ sarana yang diperlukan adalah :
Ruang bersih, tenang, pencahayaan baik.
Dua buah kursi, satu untuk anak, satu untuk pemeriksa
Poster E untuk digantung, dan kartu E untuk dipegang
anak.
Alat penunjuk.
Cara melakukan tes daya lihat :
menggantungkan poster E setinggi mata
anak pada posisi duduk
Letakkan kursi anak sejauh 3 meter dari
poster E menghadap ke poster E
Letakan kursi pemeriksa disamping poster
E
Mengajari anak menggunakan kartu E
Beri pujian anak jika dapat melakukannya.
Minta anak menutup sebelah matanya
dengan buku/kertas.
Cara melakukan tes daya lihat (lanj..)
Tunjuk huruf E pada poster satu per satu
mulai baris pertama sampai baris ke empat
atau bari E terkecil yang masih dapat
dilihat.
Puji anak setiap kali dapat melakukannya
Ulangi pemeriksaan pada mata satunya
dengan cara yang sama.
Tulis baris E terkecil yang masih dapat
dilihat
Mata kanan : ........, Mata Kiri : .........
Interpretasi :
Bila kedua mata anak tidak dapat
melihat baris ketiga poster E, artinya
tidak dapat mencocokan arah kartu
E yang dipeganggnya dengan arah
E pada baris ketiga yang ditunjuk
oleh pemeriksa, kemungkinan anak
mengalami gangguan daya lihat.
Intervensi
melakukan pemeriksaan ulang.
Bila pemeriksaan berikutnya, anak
tidak dapat melihat sampai baris yang
sama dengan kedua matanya, rujuk
ke`Rumah Sakit dengan menuliskan
mata yang mengalami gangguan
(kanan, kiri, atau keduanya).
Skenario kasus
Nurlela bayi perempuan lahir tanggal 20 januari 2013.
Berat badan 4 kg, Panjang badan 55 cm. Lingkar kepala 40
cm. Ibu berkata bahwa bayinya sering kaget dengan suara
keras. Petugas kesehatan memeriksa bayi nurlela, kedua
tungkai dan lengan bergerak dengan mudah, bayi nurlela
menangis aktif, menggerakkan kepala ke kanan dan kekiri.
Petugas kesehatan bertanya dan ibu mengatakan bahwa
bayinya dapat tersenyum bila diajak bermain dan sudah
tengkurap dengan kepala terangkat tegak.
Hitung usia bayi nurlela
Bagaimana pertumbuhannya
Bagaimana perkembangannya (KPSP)
Interpretasi bayi nurlela
Intervensi untuk bayi nurlela
TERIMA KASIH
Pertanyaan
TDD :
Instrumen Tes Daya Dengar umur 0-6 bulan
(tidak mengalami gangguan pendengaran)
Intervensi
Puji kepada ibu bayi nurlela karena telah
mengasuh anaknya
Teruskan pola asuh bayi nurlela sesuai dengan
tahap perkembangannya
Beri stimulus perkembangan anak setiap saat,
sesering mungkin sesuai umur dan kesiapan anak
Ikutkan bayi nurlela pada kegiatan penimbangan
dan pelayana di posyandu secara teratur
Lakukan pemeriksaan/skrining
menggunakan KPSP setiap 3 bulan sampai
usianya 1 tahun, dst
Skenario kasus
Andi anak laki-laki umur 4 tahun.Berat
badan 10 kg. Tinggi badan 78 cm, suhu
badan 370C. Ibu datang hari ini karena Andi
tidak bisa duduk tenang, andi seharian
bermain dan tidak mengenal lelah, dan suka
memukul teman-temannya dengan tiba-tiba.
Petugas kesehatan memeriksa anak andi
atas kecurigaannya bahwa anak andi tidak
tenang
Jenis skrining /Deteksi Dini Penyimpangan
Tumbuh Kembang
Jenis skrining/Deteksi Dini
Penyimpangan Tumbuh Kembang
BB/PB
KPSP
TDL
KMME
GPPH
Formulir deteksi dini Gangguan
Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas
/GPPH (Abbreviated Conners Rating
Scale)
Setelah petugas memberi nilai pada masing-
masing jawaban sesuai dengan bobot nilai,
anak andi mendapat nilai total 10
Bagaimana interpretasi untuk anak Andi?
Intervensi untuk anak Andi
Bila nilai total kurang dari 13 tetapi ragu-
ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan
kemudian
Bila tahapan perkembangan terjadi
penyimpanan (P), lakukan tindakan berikut :