JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
Latar Belakang
Tahu merupakan salah satu produk olahan kedelai yang disukai
dikalangan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2014),
konsumsi tahu di Provinsi Bengkulu sebesar 0,136 kg/kapita/minggu
(Badan Pusat Statistik 2014).
Tahu
Daya tahan tahu rata-rata 12 hari saja. Kerusakan pada tahu disebabkan oleh kadar air relatif tinggi
yaitu kisaran 86-89 %, dan kadar protein tahu berkisar 812 %, lemak sebanyak 4-6 % dan
karbohidrat 1-3 %. (Bradanda dkk, 2013)
Lanjutan
Karagenan adalah polisakarida linier yang mengandung gugus sulfat dan 3,6 anhidrogalakotosa yang
diperoleh dari getah hasil ekstraksi alga merah (Eucheuma cottonii) (Tamuu dkk, 2012). Karagenan
memiliki kemampuan untuk membentuk gel atau larutan kental yang elastis sehingga banyak digunanakan
berbagai industri pangan (Ardianti ddk, 2014).
Penelitian terdahulu
Wu dkk, (2000) penggunaan karagenan karagenan efektif untuk menghambat oksidasi lemak dari produk
daging asap.
Mursida (2013), penggunaan karagenan dapat digunakam sebagai bahan pengawet Ikan segar yang
mempengaruhi umur simpan ikan segar.
Arief dkk (2012), penggunaan karagenan terhadap bakso sapi menyimpulkan karagenan dapat menjaga kualitas
bakso sapi dilihat dari kadar protein, daya ikat air selama masa penyimpanan.
Ardianti dkk (2014), menyatakan karagenan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengenyal bakso untuk
menggantikan penggunaan boraks yang membahayakan kesehatan karena kemampuannya dalam mengikat air.
Perumusan maslah
Bagaimana pengaruh kadar ekstrak karagenan alga merah (Eucheuma cottoniii) dari perairan Pulau Enggano
sebagai bahan pengawet tahu berdasarkan kadar protein pada Standar Nasional Indonesian (SNI) 01- 3142-
1998.?
Batmaslaasan h
Alga merah yang akan diekstraksi dengan air yaitu jenis Eucheumacottonii karena mengandung senyawa
karagenan tinngi yang berasal dari perairan Pulau Enggano
Penelitian ini dibatasi pada pencelupan tahu di dalam karagenan alga merah (Eucheuma Cottonii), dengan
variasi kadar yaitu 5%, 10%, 15% dan 20% .
Hipotesis
karagenan (Eucheuma Cottonii) dapat digunakan sebagai pengawet pada tahu.
Semakin besar kadar ekstrak karagenan alga merah (Eucheuma Cottonii) yang digunakan sebagai
pengawet, maka umur simpan tahu akan semakin lama.
Tujuan Penelitian
mengetahui apakah ekstrak karagenan alga merah (Eucheuma Cottonii) dari perairan pulau enggano dapat
digunakan sebagai pengawet tahu.
Mengetahui pengaruh kadar ekstrak karagenan alga merah (Eucheuma Cottonii) terhadap umur simpan
tahu berdasarkan protein dan lemak pada standar nasional Indonesia (SNI) 01- 3142-1998..
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberi informasi bahwa kandungan ekstrak karagenan
yang tinggi pada alga merah (Eucheuma cottonii ) pada perairan Pulau Enggano dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pengawet tahu yang berpengaruh pada daya simpan tahu atau kadar protein dan lemak tahu
berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01- 3142-1998.
Metode Penelitian
Terpal Wadah Ember Neraca Analitik Kaca Arloji Corong Kaca Penangas
Termometer Bola hisap Oven Pipet Tetes Sudip Pipet Ukur Stopwatch
Dimasukkan
Alga Merah
Direndam dengan
Ditimbang sebanyak aquades selama 15 menit
30 gram
KCl 5%
Diekstraksi selama 30 menit
Dikeringkan pada Kemudian disaring,
Campuran disaring dan filtrat pada T= 80 C - 90C dengan
suhu 105 C sehingga diperoleh
dimasukkan ke dalam KCl 5% akuades (perbandingan akuades
serat karagenan
(perbandingan filtrat : KCl 5% dan alga merah (40 : 1)
=1 mL: 3 mL.
3. Pembuatan ekstrak karagenan
Pembuatan larutan ekstrak
karagenan 5% Tepung karagenan
Tepung karagenan
Ukuran 3 3 3
berbentuk kubus
Dimasukkan ke dalam
labu kjeldahl
Destilat dititrasi dengan HCl
0,1 M sampai terbentuk warna Campuran didestilasi dan
ungu muda ditampung dengan larutan
50 mL H3BO3 4%. Dan Didestruksi selama 3-4 jam pada T=360C dengan alat
ditambahkan indikator pp kjeldahl. Didinginkan sampai 3 jam. ditambahkan
secukupnya akuades secukupnya dan 75 mL NaOH 30%.
Catatan: Dilakukan langkah
yang sama untuk kontrol dan
pengulangan ssampel
2. Analisis Kadar Lemak
Batu didih
Pada penelitian ini, analisis data dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji
ANOVA dan LSD (Least Significant Difference), yaitu suatu uji untuk mengetahui letak
perbedaan rata-rata parameter uji dari beberapa data kelompok. Dimana menggunakan
pengujian Fo (hasil data) dan dilakukan perhitungan pembanding dengan Ft ( F table) taraf
5%, jika harga Fo > Ft 5%. Maka ada perbedaan variasi yang sangat signifikan dari rata-
rata data kelompok kadar ekstrak karagenan alga merah (eucheuma cottonii) 5%, 10%,
15% dan 20% yang digunakan terhadap mutu tahu.
Wassallammualaikum-Wr-Wb
Terimakasih