Anda di halaman 1dari 51

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Dr.H. Muslim Nur, SpOG

1
TUJUAN

Definisi
Diagnosis
Tatalaksana
Penilaian Janin / Ibu
Terapi Anti-Hipertensi
Terapi Anti-Kejang
Rujukan
2
PENDAHULUAN

WHO hipertensi dalam kehamilan


bervariasi dari 0,51-38,4%

Di negara berkembang angka


kematian ibu akibat hipertensi dalam
kehamilan sebesar 15%

Angka kematian perinatal 30-50%

Masih merupakan masalah dalam


penanganan kehamilan dan persalinan.
DEFENISI

American College Obstetric and Gynaecologist


( ACOG, 2006 ) Hipertensi adalah suatu
keadaan dengan tekanan darah diastolik
minimal 90 mmHg atau tekanan sistolik
minimal 140 mmHg atau kenaikan tekanan
diastolik minimal 15 mmHg atau kenaikan
tekanan sistolik minimal 30 mmHg. Tekanan
darah harus diukur 2 kali dengan selang waktu
6 jam
KLASIFIKASI
NHBPEPNational High Blood Pressure
Education Program (2000)

hipertensi pada kehamilan yang tidak di ikuti


Hipertensi oleh sindrom preeklampsi(proteinuria). Dan
Gestasional tekanan darah turun setelah 12 minggu post
partum

hipertensi yang disertai proteinuria, edema,


atau keduanya (trias) yang terjadi akibat
Preeklampsia kehamilan di atas 20 minggu dan paling
sering mendekati aterm

kejang-kejang pada wanita dengan kriteria


Eklampsia klinis preeklampsia yang bukan disebabkan
penyakit neurologi seperti epilepsi
Superimposed keadaan preeklampsia-eklampsia yang terjadi
pada wanita yang sebelumnya telah menderita
preeklampsia hipertensi vaskuler kronis atau penyakit ginjal

hipertensi yang menetap dengan penyebab


Hipertensi apapun yang sudah diderita sebelum konsepsi
kronis atau sebelum kehamilan 20 minggu atau menetap
selama 12 minggu post partum

timbulnya hipertensi dalam kehamilan sesudah


Transient trimester II atau dalam 24 jam pertama post
partum tanpa ada tanda-tanda hipertensi kronis
hipertensi atau preeklampsia-eklampsia dan gejala ini akan
hilang setelah 10 hari post partum.
INSIDSEN
World Health Organization(WHO)

HIPERTENSI
PERDARAHAN 16 %
13 %,

ABORSI 8 % SEPSIS 2 %.
PENGARUH KEHAMILAN TERHADAP
SISTEM KARDIOVASKULAR

KARDIAK
OUTPUT

VOLUME
ERITROPOISIS
PLASMA

KARDIOVASKULAR

TOTAL
VOLUME
GARAM
DARAH
TUBUH
FAKTOR RESIKO

ras dan usia


genetik muda
Nullipara etnic
dan > 35
thn

MEROKOK Obesitas

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN


ETIOLOGI

Kejadian hipertensi dalam kehamilan lebih


mungkin terjadi pada wanita sbb:
terpapar villi khorialis untuk pertama kalinya
seperti nullipara
terpapar villi khorialis dengan jumlah berlimpah
seperti gemelli dan molahidatidosa
mempunyai riwayat gangguan vaskuler dan
ginjal
ada kecenderungan genetik
PATOFISILOGI
DIAGNOSIS HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
TABEL DIAGNOSIS HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Gestational Hipertensi
Sistolik BP 140 mmHg, atau Diastolik BP 90 mmHg
Tidak ada proteinuria
Tekanan darah kembali normal sebelum 12 minggu post partum
Diagnosis akhir hanya dapat dibuat pada post partum
Dapat ditemukan gejala dari preeklampsi, contohnya, rasa tidak nyaman hulu hati atau
trombositopenia
Preeklampsi
Kriteria minimum
Tekanan darah 140/90 mmHg setelah 20 minggu usia gestasi
Proteinuria >300 mg/ 24 jam atau +1 dipstik
Kriteria berat
Tekanan darah 160/110 mmHg
Proteinuria 2,0 gram/ 24 jam atau >+2
Serum creatinin > 1,2 mg/dl atau terjadi peningkatan dari sebelumnya
Mikroangiopati hemolisis _ peningkatan LDH > 600 IU/L
Elevasi level serum transaminase_ ALT atau AST
Sakit kepala menetap atau gangguan serebral maupun visual
Eklampsia :

Kejang yang tidak diseabkan oleh gangguan lain pada wanita dengan preeklampsi.

Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik


New-onset proteinuria >300 mg/ 24 pada wanita yang hipertensi tapi tidak ada
proteinuria sebelum 20 minggu usia gestasi
Peningkatan secara tiba-tiba protenuria atau tekanan darah atau trombosit < 100.000/L
pada wanita dengan hipertensi dan proteinuria sebelum 20 minggu usia gestasi.

Hipertensi kronik
Tekanan darah 140/90 mmHg sebelum hamil atau terdiagnosa sebelum 20 minggu usia
gestasi .
Atau
Hipertensi yang pertama kali terdiagnosa setelah 20 minggu usia dan menetap setelah 12
minggu usia gestasi.
ALT : alanine aminotranferase; AST : aspartate aminotransferse; LDH : lactate
dehydrogenase.
Preeklampsia

Secara teoritik urutan-urutan gejala yang timbul


pada preeklampsia ialah edema, hipertensi, dan
terakhir proeinuria
Dari semua gejala yang telah disebutkan,
timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan
gejala yang paling penting
Preeklampsia Ringan

Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan


berdasar atas timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan/ atau edema setelah kehamilan 20
minggu
Hipertensi: sistolik/ diastolik > 140/90 mmHg. Kenaikan
sistolik > 30 mmHg dan kenaikan diastolik > 15 mmHg
tidak dapat dipakai lagi sebagai kriteria preeklampsia.
Proteinuria : > 300 mg/24 jam atau > 1+ dipstik
Edema: edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria
preeklampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan
perut, edema generalisata.
Tujuan utama perawatan preeklampsia
Mencegah kejang, perdarahan intrakranial, mencegah
gangguan fungsi organ vital dan melahirkan bayi sehat

Rawat jalan (ambulatoir)


Tidah baring
Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam
secukupnya, dan roborantia
Rawat inap (dirawat di rumah sakit)
Kriteria preeklampsia ringan dirawat di rumah sakit,
ialah
(a) bila tidak ada perbaikan : tekanan darah, kadar
proteinuria selama 2 minggu;
(b) adanya satu atau lebih gejala dan tanda-tanda
preeklampsia berat.
Pada kehamilan preterm (< 37 minggu), bila
tekanan darah mencapai normotensif, selama
perawatan, persalinannya ditunggu sampai aterm.
Sementara itu pada kehamilan aterm (> 37
minggu), persalinan ditunggu sampai terjadi onset
persalinan dan dipertimbangkan untuk melakukan
induksi persalinan pada taksiran tanggal persalinan
Preeklampsia Berat

Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan


tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik > 110 mmHg disertai proteinuria
lebih dari 5 g / 24 jam
Diagnosis
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik > 110 mmHg. Tekanan darah ini tidak
menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah
sakit dan sudah menjalani tirah baring.
Proteinuria lebih dari 5 g/24 jam atau 4+ dalam
pemeriksaan kualitatif
Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/ 24 jam
Kenaikan kadar kreatinin plasma
Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran,
nyeri kepala, skotoma, dan pendangan kabur
Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas
abdomen (akibat teregangnya kapsula Glisson)
Edema paru-paru dan sianotik
Hemolisis mikroangiopatik
Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mm3 atau
penurunan trombosit dengan cepat
Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoseluler):
peningkatan kadar alanin dan aspartate
aminotransferase
Pertumbuhan intrauterin yang terhambat
Sindroma HELLP
Pembagian preeklampsia berat
preeklampsia berat tanpa impending eclampsia
preeklampsia berat dengan impending eclampsia
Perawatan dan pengobatan preeklampsia berat
pencegahan kejang, pengobatan hipertensi,
pengelolaan cairan, pelayanan suprtif terhadap penyulit
organ yang terlibat, dan saat yang tepat untuk
persalinan
Monitoring selama di rumah sakit
Manajemen umum perawatan preeklampsia
berat
Obat antikejang adalah:
MgSO4
Contoh obat-obat untuk antikejang adalah
Diasepam
Fenitoin
Diuretikum tidak diberikan secara rutin
Diuretikum tidak diberikan secara rutin
Glukokortikoid
Sikap terhadap kehamilan
Perawatan aktif agresif: sambil memberi pengobatan,
kehamilan diakhiri
Indikasi Ibu :
Umur kehamilan > 37 minggu, Lockwood dan Paidas
mengaambil batasan umur kehamilan > 37 minggu untuk
preeklampsiaringan dan batasan umur kehamilan > 37
minggu untuk preeklampsia dan batasan umur kehamilan
> 37 minggu untuk preeklampsia berat.
Adanya tanda-tanda/ gejala-gejala Impending Eclampsia
Kegagalan terapi pada perasatan konservatif
Diduga terjadi solusio plasenta
Timbul onset persalinan, ketuban pecah atau persalinan
Janin
Adanya tanda tanda fetal distress
Adanya tanda-tanda intra uterine growth restriction
(IUGR)
NST nonreaktif dengan profil biofisik abnormal
Terjadinnya oligohidramnion

Cara mengakhiri kehamilan (terminasi kehamilan)


dilakukan berdasar keadaan obstetrik pada waktu
itu apakah sudah inpartu atau belum
Eklampsia

Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita


preeklampsia yang disertai dengan kejang
menyeluruh dan koma
diagnosis banding eklampsia menjadi sangat
penting, misalnya perdarahan otak, hipertensi, lesi
otak, kelainan metabolik, meningitis, epilepsi
iatrogenik.
Perawatan eklampsia
Perawatan dasar eklampsia yang utama adalah terapi
suportif untuk stabilisasi fungsi vital, yang harus selalu
diingat Airway, Breathing, Circulation (ABC)
Pengobatan medikamentosa
Obat antikejang
mencegah penderita mengalami trauma akibat kejang-
kejang tersebut
penderita yang jatuh koma (tidak sadar) ialah menjaga
dan mengusahakan agar jalan nafas atas tetap
terbuka.
Perawatan edema paru
Pengobatan obstetrik
Kehamilan diakhiri bila sudah mencapai stabilisasi
hemodinamika dan metabolisme ibu
SINDROMA HELLP

hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi


hepar, dan trombositopenia.
H (Hemolysis), EL (Elevated Liver Enzyme), LP
(Low Platelet Count)
Diagnosis
Didahului tanda dan gejala yang tidak khas, malaise,
lemah, nyeri kepala, mual, munah
Adanya tanda dan gejala mirip eklampsia
Tanda-tanda hemolisis intravaskuler, khususnya
kenaikan LDH, AST, dan bilirubin indirek
Tanda kerusakan/disfungsi sel hepatosit hepar:
kenaikan ALT, AST, LDH
Trombositopenia (trombosit < 150.000/ml)
Klasifikasi sindroma HELLP menurut klasifikasi
Mississipi
Klas I : Kadar trombosit < 50.000/ml, LDH > 600 IU/l,
AST dan/atau ALT > 40 IU/l
Klas II : Kadar trombosit > 50.000/ml < 100.000/ml,
LDH > 600 IU/l, AST dan/atau ALT > 40 IU/l
Klas III : Kadar trombosit >100.000/ml < 150.000/ml,
LDH > 600 IU/l, AST dan/atau ALT > 40 IU/l
Terapi medikamentosa
Mengikuti terapi medikamentosi preeklampsia-
eklampsia dengan melakukan monitoring kadar
trombosit tiap 12 jam.
Sikap terhadap kehamilan pada sindroma HELLP
ialah aktif, yaitu kehamilan diakhiri tanpa
memandang umur kehamilan. Persalinan dapat
dilakukan pervaginam atau perabdominam.
HIPERTENSI KRONIK

Hipertensi kronik dalam kehamilan adalah


hipertensi yang didapatkan sebelum timbulnya
kehamilan.
Diagnosis hipertensi kronik ialah bila didapatkan
hipertensi yang telah timbul sebelum kheamilan,
atau timbul hipertensi < 20 minggu umur kehamilan
Ciri-ciri hipertensi kronik:
Umur ibu relatif tua di atas 35 tahun
Takanan darah sangat tinggi
umumnya multipara
Umumnya ditemukan kelainan jantung,
ginjal, dan diabetes mellitus
Obesitas
Penggunaan obat-obat antihipertensi
sebelum kehamilan
Hipertensi yang menetap pascapersalinan
Dampak hipertensi kronik pada kehamilan
Solusio plasenta
Superimposed preeklampsia
Dampak pada janin
pertumbuhan janin terhambat
Pemeriksaan penunjang
Pengelolaan pada kehamilan
meminimalkan atau mencegah dampak buruk pada ibu
ataupun janin akibat hipertensinya sendiri ataupun
akibat obat-obat antihipertensi
Hipertensi kronik dengan superimposed
preeklampsia
Adanya proteinuria, gejala gejal neurologik, nyeri
kepala hepat, gangguan visus, edema patologik yang
menyeluruh, oliguria, edema paru.
Kelainan laboratorium berupa kenaikan serum
kreatinin, trombositopenia, kenaikan transaminase
serum hepar.
Persalinan pada kehamilan dengan
hipertensi kronik

Sikap terhadap persalinan ditentukan oleh derajat


tekanan darat dan perjalanan klinik.
Secara umum persalinan diarahkan pervaginam,
termasuk hipertensi dengan superimposed
preeklampsia dan hipertensi kronik yang tambah
berat
PENCEGAHAN PREEKLAMPSIA

Pencegahan dengan nonmedikal


Pencegahan dengan medikal
Tujuan Terapi Anti-hipertensi :

meminimalkan risiko CVA pada ibu


memaksimalkan kondisi ibu untuk persalinan
aman
mendapatkan waktu untuk penilaian lebih lanjut
memfasilitasi persalinan per vaginam bila
mungkin
memperpanjang kehamilan bila
tepat/mungkin

42
Obat Anti-hipertensi Terapi Akut
Penyekat
Atenolol, labetalol
Penyekat Kanal Kalsium
Nifedipin 3-8 x 10 mg/oral
ISDN
Obat Anti-hipertensi Terapi rumatan
Obat Simpatolitik yang bekerja sentral
methyl-dopa
Penyekat
atenolol
labetalol
Penyekat Kanal Kalsium
nifedipin
ACE inhibitor kontraindikasi pada
kehamilan
Methyldopa
agonis reseptor a2 yang bekerja secara sentral, obat oral
penggunaan yang aman pada kehamilan, ditoleransi
dengan baik
keraguan mengenai kemampuannya untuk menurunkan
TD
tidak untuk penggunaan dalam keadaan akut
Dosis - 500 - 3000 mg po dalam 2 - 4 dosis terbagi
Perhatian obat pilihan pada hipertensi esensial
Keuntungan efek samping minimal dan aman
Atenolol
antagonis reseptor 1, obat oral
curah jantung, pelepasan renin, inhibitor vasomotor
onset kerja dalam 1 jam kadar puncak dalam 2-4 jam
waktu paruh panjang dosis sehari sekali
Dosis - 50 -100 mg po OD
Perhatian - DM, asma, FH dasar, terdapat variabilitas
risiko IUGR pada penggunaan kronik
Keuntungan sering hanya obat ini yang dibutuhkan
Labetalol
Mengkombinasikan penyekat 1 dan dengan ISA
Onset intravena yang cepat berguna untuk krisis
hipertensi
Dapat digunakan per oral
Dosis dosis maksimum 300 mg IV
20 mg IV diikuti oleh 20-80 mg IV dititrasi sesuai TD
Perhatian- terutama mengenai respon janin terhadap
hipoksia
Keuntungan dapat dipercaya, dapat dititrasi, familiar
Nifedipin
penyekat kanal kalsium, agen oral
relaksasi langsung otot polos vaskular
onset kerja cepat jika digunakan dengan
regular
Dosis - Adalat-PA 10 mg bid 80 mg/hari
,dapat diberikan yang kerja lambat (Adalat
oros atau Norvask)
Efek samping toksisitas magnesium, edema,
flushing, sakit kepala, palpitasi, tokolitik
penggunaan bentuk kerja pendek tidak dianjurkan
Rujukan

Pertimbangkan rujukan hanya jika sumber


daya terbatas dan kondisi ibu/janin
memungkinkan
TD dan gejala ibu stabil
status janin meyakinkan
pemberian agen anti-hipertensi yang sesuai
dimulai
MgSO4 diberikan jika tepat
diskusikan dengan pasien/keluarga
MgSO4 dan agen anti-hipertensi berpotensi jika
50
overdosis

Anda mungkin juga menyukai