Anda di halaman 1dari 16

TEORI PERENCANAAN KOTA

LANSEKAP PERKOTAAN ARL FP - UNUD


NAMA KELOMPOK

MAR'IE ABDA'U ZAL 1305315068


I.A. MODASIH ISTACAHYANI 1305315080
SANDI YUANTORO 1305315082
RIKA SILVIA 1305315084
I.A. PATNI DEWI 1305315098
I NYOMAN DARMA PRANATA 1305315132
PRAGA BALIAN AINUN 1305315156
A.A. NGURAH ARI PUTRA P. 1305315160
PENDAHULUAN

Perkotaan atau urban merupakan suatu daerah perkotaan yang padat penduduk dan
didominasi oleh lahan terbangun dimana didalamnya terdapat berbagai perilaku
masyarakat yang modern dan individualis dengan berbagai macam aktivitas masyarakat
didalamnya berupa aktivitas kegiatan non pertanian yang dilengkapi dengan fasilitas,
infrastruktur, sarana dan prasarana yang modern untuk memenuhi segala kebutuhan
masyarakat didalamnya. Perancangan kota lazimnya lebih memperhatikan bentuk fisik
perkotaan.
Di dalam perancangan kota terdapat teori-teori yang membahas mengenai
perancangan kota, teori-teori tersebut dikemukan oleh ahli-ahli dibidang perancangan
kota. Dengan adanya pedoman tentang teori perancangan kota ini, kita dapat
merancang suatu kota dengan baik sehingga kita dapat meminimalisir permasalahan
yang ada di perkotaan.
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Soerjono (2012), suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua
fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu.
Definisi perancangan menurut Scott (2001) Perancangan merupakan desain sistem
menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan,
tahap ini menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar
memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analasis sistem.
Pengertian Kota menurut Peraturan Mendagri RI No. 4/1980 adalah suatu wadah yang
memiliki batasan administrasi wilayah seperti kotamadya dan kota administratif.
METODELOGI

Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Ilmiah ini menggunakan metode studi
pustaka berupa data sekunder seperti buku, jurnal, karya ilmiah dan sumber lainnya dari
internet.
Teori Perancangan Kota menurut Trancik

Teori Figure Ground (solid-void plan)


Teori Keterkaitan (Lingkage)
Teori Lokasi (Place)
Pengertian Tata Guna Lahan (Land Use)

Land use atau tata guna lahan adalah pengaturan mengenai penggunaan lahan dimana
memerlukan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Terdiri dari lahan terbangun
(urban solid) dan lahan terbuka (urban void). Pendekatan figure ground adalah suatu
bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah pola existing figure ground dengan cara
penambahan, pengurangan, atau pengubahan pola geometris dan juga merupakan bentuk
analisa hubungan antara massa bangunan dengan ruang terbuka Figure ground menekankan
adanya public civics space atau open space pada kota sebagai figur
Melalui figure ground plan dapat diketahui antara lain pola atau tipologi, konfigurasi solid
void yang merupakan elemental kawasan atau pattern kawasan penelitian, kualitas ruang
luar sangat dipengaruhi oleh figur bangunan-bangunan yang melingkupinya, dimana tampak
bangunan merupakan dinding ruang luar, oleh karena itu tata letak, bentuk dan fasade
(bagian muka) sistem bangunan harus berada dalam sistem ruang luar yang membentuknya.
a. Urban Solid
Solid adalah bentukan fisik dari kota, yaitu berupa bangunan-bangunan dan blok-blok
kosong.
b. Urban Void
Void adalah ruang kosong yang terdapat diantara bangunan-bangunan atau tatanan
bangunan yang terbentuk oleh adanya ruang terbuka, misalnya jalan yang merupakan
ruang penghubung antar bangunan.
Pembagian Tata Guna Lahan (Land Use)

a. Kawasan terbangun
Kawasan terbangun meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan,
fasilitas perumahan fasilitas perkantoran, fasilitas rekreasi dan olah raga, fasilitas perdagangan
dan jasa serta fasilitas umum.
b. Kawasan terbuka/tak terbangun
Kawasan terbuka/tak terbangun berupa RTH dan daerah konservasi. RTH (Ruang Terbuka
Hijau) adalah ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk areal
memanjang/ jalur maupun dalam bentuk lain, dimana dalam penggunaanya lebih bersifat
terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan dan pemanfaatannya lebih bersifat pengisian
hijau tanaman atau tumbuhan. Sedangakan daerah konservasi adalah daerah yang
maengandung arti perlindungan sumberdaya alam dan tanah tebuka serta pelestarian
daerah perkotaan. Kawasan lindung diatur dalam keppres RI Nomor 32 tahun 1990.
Teori Keterkaitan (Lingkage)

Menurut Maki (1964), Linkage adalah semacam perekat kota yang sederhana, suatu
bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan kegiatan yang menghasilkan
bentuk fisik suatu kota. Menurut Shirvani (1985), linkage menggambarkan keterkaitan
elemen bentuk dan tatanan masa bangunan, dimana pengertian bentuk dan tatanan
massa bangunan tersebut akan meningkatkan fungsi kehidupan dan makna dari tempat
tersebut.
Tipe-Tipe Teori Linkage Urban Space

Teori ini terbagi menjadi 3 tipe yaitu:


Compositional form yaitu bentuk yang tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara
2 dimensi. Dalam tipe ini hubungan ruang jelas walaupun tidak secara langsung.
Mega form yaitu bentuk yang tercipta dari susunan-susunan yang dihubungkan ke
sebuah kerangka berbentuk garis lurus dan hirarkis.
Group form yaitu bentuk yang tercipta dari akumulasi tambahan struktur pada sepanjang
ruang terbuka. Kota-kota tua dan bersejarah serta daerah pedesaan menerapkan pola
ini.
Teori Lokasi (Place)

Integrasi antara aspek fisik morfologi ruang dengan masyarakat atau


manusia

Urban design pada dasarnya bertujuan untuk memberikan wadah


kehidupan yang baik untuk penggunaan ruang kota baik publik
maupun privat.

Place theory dalam spasial design yaitu pemahaman tentang culture


dan karakteristik suatu daerah yang ada menjadi ciri khas untuk
digunakan sebagai salah satu pertimbangan agar penghuni
(masyarakat) tidak merasa asing di dalam lingkungannya.

Budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik.


Teori Desain Ruang Kota
Identitas dan susunan
Legibillity (kejelasan) Imageability
Identitas artinya image orang akan
Sebuah kejelasan emosional Artinya kualitas secara fisik
menuntut suatu pengenalan atas
suatu kota yang dirasakan suatu obyek yang memberikan
suatu obyek dimana didalamnya
secara jelas oleh warga peluang yang besar untuk
kotanya. Artinya suatu kota harus tersirat perbedaan obyek timbulnya image yang kuat
atau bagian kota atau tersebut dengan obyek yang yang diterima orang. Image
kawasan bisa dikenali lainnya, sehingga orang dengan ditekankan pada kualitas fisik
dengan cepat dan jelas mudah bisa mengenalinya. Susunan suatu kawasan atau lingkungan
mengenai distriknya, yang menghubungkan atribut
artinya adanya kemudahan
landmarknya atau jalur identitas dengan strukturnya.
pemahaman pola suatu blok-blok
jalannya dan bisa langsung
kota yang menyatu antar
dilihat pola keseluruhannya
bangunan dan ruang terbukanya
Lynch juga mengatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk
wajah kota, yaitu :

Paths adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah.
Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, dan yang lainnya.
Edges adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan
batas antara 2 jenis fase kegiatan. Edges berupa dinding, pantai hutan kota, dan lain-lain.
Districts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar apabila
memiliki kesan visual. Artinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan
dalam suatu wilayah.
Nodes adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda.
Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths menyebar dan tempat
mengumpulnya karakter fisik.
Landmark adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik
buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang bisa dengan
mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau kawasan.
Visual and symbol conection

Visual conection adalah hubungan yang terjadi karena adanya kesamaan visual antara satu bangunan dengan
bangunan lain dalam suatu kawasan, sehingga menimbulkan image tertentu. Dalam pengaturan suatu landuse
atau tata guna lahan, relasi suatu kawasan memegang peranan penting karena pada dasarnya menyangkut
aspek fungsional dan efektivitas. Seperti misalnya pada daerah perkantoran pada umumya dengan perdagangan
atau fungsi-fungsi lain yang kiranya memiliki hubungan yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

Symbolic conection dari sudut pandang komunikasi simbolik dan cultural anthropology meliputi Vitality dan Fit.
Vitality menyangkut prinsip-prinsip sustainance yang mempengaruhi sistem fisik, safety yang mengontrol
perencanaan urban struktur, sense seringkali diartikan sebagai sense of place yang merupakan tingkat dimana
orang dapat mengingat tempat yang memiliki keunikan dan karakteristik suatu kota. Sedangkan Fit menyangkut
pada karakteristik pembangkit sistem fisikal dari struktur kawasan yang berkaitan dengan budaya, norma dan
peraturan yang berlaku.
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai