Anda di halaman 1dari 29

Kelompok:

Aan Daniyati
Ai Nuraida L
Arif Syamsul F
Deri Ariansyah
Anatomi
Muskuloskeletal terdiri dari kata:

Muskulo : otot
Skeletal : tulang
Muskulo atau muskular adalah
jaringan otot-otot tubuh (ilmu = Myologi).

Skeletal atau osteo adalah tulang


kerangka tubuh (ilmu = Osteologi ).

Muskuloskeletal disebut juga


Lokomotor Sistem Muskuloskeletal
Otot (muscle)
Tulang (skeletal)
Sendi
Tendon ; jaringan ikat yang menghubungkan otot
dan tulang
Ligamen ; jaringan ikat yang mempertemukan
kedua ujung tulang
Bursae ; kantong kecil dari jaringan ikat, antara
tulang dan kulit, antara tulang dan tendon atau
diantara otot
Fascia ; jaringan penyambung longgar di bawah
kulit atau pembungkus otot, saraf dan pembuluh
darah.
Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah
tulang, yang terbagi dalam 2 bagian
besar:

Axial
Appendicular
1. AXIAL SKELETAL:
TULANG KEPALA

1. Axial skeletal:
Tulang Kepala
Tengkorak otak = 8 buah
Tengkorak wajah = 14 buah
Tulang telinga = 6 buah
Tulang Hyoid (Tulang lidah di pangkal leher) = 1 buah
Tulang Belakang dan pinggul = 26 buah
Kerangka dada = 25 buah
2. APPENDICULAR SKELETAL/ RANGKA
PENDUKUNG GERAK:

Ekstremitas atas, tulang yang


membentuk anggota gerak atas =
64 buah

Ekstremitas bawah, tulang yang


membentuk anggota gerak bawah
= 62 buah
Definisi

Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada


tulang-tulang panjang yang disebabkan oleh
staphylococcus aureus dan kadang-kadang
Haemophylus influensae(Depkes RI)
Osteomielitis adalah suatu penyakit infeksi yang
terjadi pada tulang.Infeksi yang mengenai tulang
lebih sulit disembuhkan dari pada infeksi
yangterjadi pada jaringan lunak karena
terbatasnya asupan darah, respon jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan
dan pembentukan tulang barudisekeliling
jaringan tulang mati atau involukrum, (Bunner &
Suddart dalam Suratun, 2008)
Etiologi
1.Bakteri
2.Menurut joyce dan hawks, penyebab osteomielitis adalah
3.Staphyloococus aureus (70%-80%), selain itu juga bisa disebabkan
oleh escherichia coli, pseudomonas, kledsiella, salmonella, dan proteus.
Virus, jamur, dan mikroorganisme lain

Menurut Suratun (2008) Faktor resiko osteomielitis adalah sebagai


berikut.
1. Nutrisi buruk
2. Lansia
3. Kegemukan
4. Diabetes militus
5. Arthritis rheumatoid
6. Mendapatkan terapi kortikosteroid jangka panjang pernah menjalani
operasi ortopedi lama
7. Mengalamiinfeksi luka yang mengeluarkan pus
8. Mengalami infeksi insisi marginal/dehisensi luk
Manifestasi Klinis
1.Osteomeilitis Akut
a.infeksi dibawa oleh darah sering terjadi dengan
manifestasiklinis septikemia (mia.menggiggil,demam
tinggi,denyut nadi cepat,dan malaise)
b. bagian yang terinfeksi menjadi nyeri,bengkak,dan
sangat nyeri tekan
c. Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka
d. Lab:anemia,leokositosis
2. Osteomielitis Kronik
Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar
dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri
inflamasi,pembengkakan dan pengeluaran pus,Lab:LED
meningkat.
Klasifikasi
Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Osteomielitis akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama
atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya
terjadi pada anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi
sebagai komplikasi dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis
hematogen)

2. Osteomielitis sub-akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama
atau sejak penyakit pendahulu timbul.

3. Osteomielitis kronis
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi
pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut
dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi
karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya
osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.
Pemeriksaan Penunjang
1.Osteomielitis akut
a. Pemeriksaan sinar-X awalnya menunjukan pembengkakan
jaringan lunak dan setelah 2 minggu terdapat daerah
dekalsifikasi ileguler, nekrosis tulang,pengangkatan
periosteum,dan pembentukan tulang baru.
b. Pemeriksaan MRI
c. Pemeriksaan darah:leukosit meningkat dan LED meningkat
d. Kultur darah dan kultur abses untuk menentukan jenis anti
biotika yang sesuai.

2. Osteomielitis kronik
a. Pemeriksaan sinar-X,besar,kavitas ireguler,peningkatan
periosteum,sequestra,atau pembentukan tulang padat
b. Anemia biasanya dikaitkan dengan infeksi kronik
c. Pemeriksaan laju sedimentasi dan jumlah sel darah
putih(biasanya normal)
Hasil Ro
Penatalaksanaan
Menurut Suratun (2008) adalah sebagai berikut:
1. Daerah yang terkena diimobilisasi untuk mnegurangi
ketidaknyamanan
dan mencegah terjadinya fraktur;
2. Lakukan redaman salin hangat selama 20 menit beberapa kali sehari
untuk
mnegingkatkan aliran darah;
3. Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan mneghentikan proses
infeksi;
4. Berdasarkan hasil kutur, dimulai pemberian antibiotic intravena. Jika
infeksi tampak terkontrol dapat diberikan peroral dan dilanjutkan
sampai 3
bulan;
5. Pembedahan dilakukan jika tidak menunjukkan respon terhadap
antibiotic;
6. Lakukan irigasi dengan larutan salin fisiologis steril 7-8 hari pada
jaringan
purulen dan jaringan nekrotik diangkat. Tetapi antibiotic dilanjutkan
Komplikasi

1. Cacat destruksi sendi


2. Fraktur abses tulang
3. Sellulitis
4. Gangguan pertumbuhan
Askep

Pengkajian:
a. Biodata
b. Keluhan utama
c. Riwayat Penyakit
d. Pola Psikososial
e. Pola ADL
f. Pemfis
g. Pemeriksaan Penunjang
Kasus

An Q laki-laki , usia 10 thn, dibawa oleh


orang tuanya ke RS dengan keluhan demam dan
nyeri kaki. Perawat melakukan pengkajian
diperoleh data sbb; TD 110/70mmHg, Nadi
80x/menit, T 38,9 C, tampak malaise dan dehidrasi
ringan, tampakpembengkakan dan keterbatasan
gerak sendi. Hasil pemeriksaan Lab; Leukosit dan
LED meningkat, Ro: menunjukan abscess in the
epiphysis and methaphysis pada tulang femur
distal sinistra. Hasil anamnesa riwayat kesehatan
anak Q pernah terjatuh saat bersepedah beberapa
hari yang lalu.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis(abses
tulang)
2. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri
3. Hipertermi b.d proses peradangan
Nyeri akut b.d agen cedera biologis(abses
tulang)
Intervensi
Lakukan pengkajian nyeri secara konprehensif
termasuk lokasi,karakteristik durasi,frekuensi,kualitas
dan faktor presipitasi
Observasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapetik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,pencahayaan dan kebisingan
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
Berikan anti biotik untuk mengurangi nyeri
Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri

Intervensi
Monitoring vital sign sebelum atau sesudah
latihan dan lihat respon pasien saat latihan
Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL
secara mandiri sesuai kemampuan
Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan
bantu penuhui kebutuhan ADL
Hipertermi b.d proses peradangan

Intervensi
Monitor suhu sesering mungkin
Monitor IWL
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor TD N dan RR
Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
demam
Terima Kasih
Daftar Pustaka

Nanda, Nic-Noc.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan


berdasarkan diagnosa medis dan
nanda.Jogjakarta:MediAction
Muttaqin, Arif.2008.Asuhan Keperawatan Klien
gangguan sistem muskuloskeletal.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai