Anda di halaman 1dari 38

KELOMPOK 5 (B)

Debby nadia savitri


Elka nurwulan
Rofiatul fitri
Anatomi Fisiologi
Tulang belakang terdiri atas :
7 tulang vetebra cervicalis
12 tulang vertebra thoracalis
5 tulang vertebra lumbalis
5 tulang vertebra sacrum
4 tulang vertebra coccygeus
Vertebra cervicalis
Terbentuk dari 7
ruang tulang
vertebra
Vertebra cervicalis
1&2
dimodifikasikan
untuk menyangga
dan menggerakan
kepala .
Vertebra thoracalis
Terdiri dari 12 ruas
tulang vertebra
Merupakan regio
culumna vertebralis
yang paling stabil
Vertebra lumbalis
Terdiri dari 5 ruas
tulang vertebra
Merupakan bagian
columna vertebra yang
terpanjang dan terkuat
Vertebra sacralis
Berbentuk triangular
Kelima ruas tulang
bergabung dan tidak
memiliki celah atau
diskus intervertebra
satu sama lainnya
Fungsi vertebra
Segmen anterior ( korpus vertebrae )
Sebagai penahan dan peredam gerakan
Terdiri dari korpus vertebra yang dihubungkan
oleh satu sama lain oleh diskus intervertebralis
Lanjutan ..
Segmen posterior ( arcus vertebrae )
Berfungsi sebagai pelindung organ dan penentu
arah
Arkus vertebrae dibentuk oleh 2 kaki atau
pediculus dan 2 lamina , serta di dukung oleh
procesus yakni procesus articularis ,protecus
transversus dan procesus spinosus.
Spondilitis Tuberculosa
Spondilitis tuberculosa
adalah peradangan
granulomatosa ditulang
vertebrae yangbersifat
kronis deskruktif oleh
mycrobacterium
tuberculosis
Lanjutan .
Spondilitiis vertebra dibagi menjadi 3 bentuk
- Bentuk sentral
Destruksi awal terletak di central korpus
vertebra
- Bentuk paradikus
terletak di bagian corpus vertebra yang
bersebelahan dengan dikus intervertebral
- Bentuk anterior
dengan lokus awal di corpus vertebra bagian
anterior merupakan penjalaran perkontinuitatum dari
vertebra diatasnya
Stadium spondilitis

1 . Stadium implantasi
- Daya tahan tubuh menurun duplikasi kuman
6-8 minggu
- Biasanya terjadi pada daerah paradikus
- Pada anak terjadi pada daerah central vertebra
Lanjutan..
2. Stadium destruksi awal
- Berlangsung selama 3-6minggu
- Terjadi destruksi pada korpus vertebra dan
penyempitan pada diskus
3. Stadium destruksi lanjut
- Destruksi masif colaps vertebra
- Masa kaseosa dan cold abses yang terjadi 2-
3bulan setelah stadium destruksi awal
- Sekuestrum + kerusakan diskus vertebralis
- Wedging interior kifosis / gibbus
Lanjutan..
4. Stadium gangguan neurologis
- Tekanan abses canalis spenalis vertebra
torakalis mempunyai canalis spinalis yang kecil
5. Stadium deformitas residual
- Stadium ini terjadi kurang lebih 3-5 tahun
setelah terjadi stadium implantasi
- Kifosis atau gibbus bersifat permanen karena
kerusakan vertebra yang masif di sebelah depan
Kerusakan medula spinalis akibat penyakit
pottterjadi melalui kombinasi 4 faktor yaitu :
- Kerusakan oleh cold abses
- Iskemia akibat penekanapada arteri spinalis
- Endertaritis tuberculosa setinggi blockade
spinalnya
- Penyempitan canalis spinalis akibat angulasi
corpus vertebra yang rusak
Derajat ..
Derajat 1 : kelemahan pada anggota gerak bawah terjadi
setelah melakukan aktifitas atau setelah berjalan jauh.
pada tahap ini belum terjadi gangguan saraf sensoris .
Derajat 2 : terdapat kelemahan pada anggota gerak
bawah tapi penderita masih dapat melakukan pekerjaan
nya .
Derajat 3 : terdapat kelamahan pada anggota gerak
bawah yang membatasi gerak atau aktifitas penderita
serta terdapat hipestasia sampai anastesia.
Derajat 4 : terjadi gangguan saraf sensoris dan motoris
disertai gangguan defekasi dan misi
Gejala klinik..
Penyakit ini berkembang lambat, tanda dan gejalanya
dapat berupa :
- Nyeri lokal tidak spesifik pada daerah vertebra yang
terinfeksi
- Bengkak pada daerah paravertebra
- Tanda gejala dan sistemik dari TB
- Cold abses
- Gibbus
- Tanda defisit neurologis : gangguan motoris ,
sensoris maupun autonom sesuai dengan beratnya
detruksi tulang belakang , kifosis dan abses yang
terbentuk
Etiologi ..
Mycrobacterium tuberculosis
Bakteri yang tahan asam
Tempat yang lembab gelap ,
dan suhu kamar kuman
dapat bertahan hidup
selama beberapa jam .
Dalam tubuh , dapat
dorman selama beberapa
tahun .
Lanjutan ..
Defisit neurologis
terdiri pada 12-50%
penderita . Defisit
yang mungkin antara
lain ; paraplegia ,
paresis , hipestesia ,
nyeri radikular dan
atau syndrom kauda
ekuina
Kifosis : patogenesis
TB sudah berjalan
selama kurang lebih
3-4bulan
Klasifikasi klinikoradiologis
Stadium Gambaran klinikoradiologis Durasi
perjalanan
penyakit
1. Predestruktif Kurvutura lurus , spame verivertebral , >3bulan
hiperemia tampak pada skntigrafi , MRI
menunjukan edema sumsum tulang

2 destruktif awal Penempitan ruang diskus , erosi 2-4bulan


paradiskal MRI memperlihatkan edema
dan kerusakan korteks vertebra, CT-
SCAN menunjukan erosi marginal dan
karvitasi
3. Kifosis ringan 2-3 vertebra terkena ( angulasi 10-30) 3-9bulan
4. Kifosis > 3 vertebra terkena (angulasi 30-60) 6-24 bulan
moderat
5. Kifosis berat > 30vertebra ( angulasi > 60) >2tahun
Pemeriksaan Lab
- peningkatan LED dan mungkin disertai
leukositosis
Uji mantoux +
Kultur atau pewarnaan : di dapati cairan
ceresbrospinal rendah , test quecknestedt
menunjukan adanya blockae sehingga
menimbulkan syndrom froin yaitu kadar protein
liqour serebrospinal sangat tinggi sehingga
liqour dapat secara spontan membeku
Lanjutan
Rontgen
- Foto thoraks tuberkulosis paru
- Foto polos vertebra osteoporosis , osteolitik dan
distruksi korpus vertebra , disertai penyempitan
discus intervertebra yang berada diatara masa abses
paravertebra
- Pada foto AP abses paravertebral di daerah
servikal berbentuk sarang burung ( birds net ) di
daerah tarokal berbentuk bulbulus dan pada daerah
lumbal abses terlihat berbentuk fusiform
- Pada stadium lanjut terjadi destruksi vertera yang
hebat sehingga timbul kifosis
Lanjutan ..
Pemeriksaan CT-SCAN
- CT-SCAN dapat memberi gambaran tulan secara
lebih detail dari lesi iregular , sklerosis colasps
diskus dan gangguan sirkumferensi tulang .
Pemeriksaan CT-SCAN
-mengevaluasi infeksi diskus intervertebra dan
osteomilitis tulang belakang.
- Menunjukan adanya adanya penekanan syaraf.
Gibbus
Terapi konservatif
Terapi konservatif
a. Medikamentosa
b. Imobilisasi 2-3bulan
c. Pencegahan komplikasi imobilisasi lama
- Turning tiap 2 jam untuk menghindari ulkus dkubitus
- Latihan luas gerak sendi untuk mencegah kontaktur
- Latihan pernapasan untuk memperkuat otot-otot
pernafasan dan latihan penguatan otot
- Bldder training dan bowel training bila ada gangguan
mobilisasi bertahap sesuai dengan perkembangan
penyakit
d. Program aktivitas hidup sehari-hari sesuai
perkembangan penyakit
Terapi operasi
Indikasi operasi :
1. Defisit neurologis akut, paraparesis , atau parapelgia
2. Deformitas tulang belakang yang tidak stabil atau
disertai nyeri, dalam hal ini kifosis progresif ( 30
untuk dewasa , 15untuk anak-anak )
3. Tidak responsif kemotherapi selama 4 minggu.
4. Abses luas
5. Biopsi perkutan gagal untuk memberikan diagnosis.
6. Nyeri berat karena kompresi abses.
Kontra-indikasi operasi :
Kegagalan pernafasan dengan kelainan jantung yang
membahayakan operasi
Tindakan bedah yang dapat dilakukan
1. Drainase abses
2. Debridemen radikal
3. Penyisipan tandur tulang
4. Artrodesis/fusi
5. osteotomi
komplikasi
1. Cedera corda spinalis ( spinal cord injry )
2. Empyema tuberkulosa karena rupturnya abses
paravertevral di torakal ke dalam pleura .
Patofisiologi
kasus
Punggungku sakit

seorang wanita RN, 37thn diantar suaminya ke RS, dengan


keluhan nyeri punggung dan lemah ekstremitas. Riwayat
kesehatan klien sebelumnya sering berkeringat malam,
demam intermiten terutama sore dan malam hari serta
riwayat batuk lama >3minggu. Hasil pengkajian TD
110/600 mmHg, Ndi 96x/menit, RR 35x/menit , BB 45kg
dan TB 165cm, tampak deformitas berupa skoliosis,
tenderness pada perkusi spasme otot serta keterbatasan
gerak pada segmen yang terkena. Lab : LED >
100mm/jam , tuberculin skin test +, Ro : tampak lesi
osteolitik vertebra , klien direncanakan untuk
pemeriksaan MRI dan CT-SCAN.
ANAMNESA
IDENT
Nama : RN
Usia : 37tahun
J.kel : Perempuan
Kel utama : nyeri punggung & lemah ekstremitas
Riw penyakit dahulu : sering berkeringat malam
, demam intermitten teruttama sore dan malam
hari serta riwayat batuk selama > 3 minggu
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI :
Tuberkulosa kelihatan lemah, pucat, dan pada tulang
belakang bentuk kifosis.
Aligmen tulang
PALPASI
Gibbus pada area tulang yang mengalami infeksi.
Kedua abses paravertebra
Abses terbentuk anterior rongga dada atau abdomen
PERKUSI
Nyeri ketok pada infeksi
AUSKULTASI
Pada infiltrat paru akan terdengan sebagai ronkhi
dengan predileksi di apeks paru
ANALISA DATA
D1 : Nyeri
Ds : klien mengeluh nyeri punnggung
Do : hasil pengkajian terdapat tendernes
Etiologi : kuman tuberkulosa infeksi pada
bagian sentral atau depan atau daerah epifisial
corpus eksudat menyebar di legamintum
longitudinal anterior nyeri
Lanjutan..
D3 : gangguan mobilitas fisik
Ds : Klien mengeluh lemah ekstremitas
Do : Hasil pengkajian spasme otot serta
keterbatasan gerak
Etiologi : invasi hematogen ke korpus dekat diskus
invertebra daerah servikal kerusakan dan
penjalaran ke vertebra yang berdekatan
perubahan struktur vertebra servikalis spasme
otot gangguan mobilitas fisik
Diagnosa keperawatan
Dx 1 :nyeri b.d. konfresi saraf dan refleks spasme
otot sekunder pada tulang belakang.
Intervensi:
1. Kaji tingkat nyeri
2. Ajarkan distraksi dan relaksasi
3. Lakukan masase ringan di sekitar nyeri
4. Kurangi tingkat ansietas
5. Atur lingkungan yang nyaman
Lanjutan..
Dx 3:hambatan mobilitas fisik b.d lemahnya
ektrimitas dan spasme otot
intervensi:
1. Kaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam
melakukan mobilisasi
2. Lakukan latihan ROM
3. Atur posisi pisiologis
Daftar pustaka
Lukman nurna ningsih. asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan sistem
muskuloskeletal. Salemba medica

Anda mungkin juga menyukai