Anda di halaman 1dari 56

Sistem Somatosensorik & Sistem

Saraf Otonom
Disusun Oleh :
Vitrosa Yosepta Sera, S.Ked

Pembimbing :
dr. Bambang Supriadi, Sp.S
Termasuk
sistem
pengendali

Sistem informasi yang


terintegrasi, berfungsi Merupakan
menerima data, rangkaian organ
mengolahnya, SISTEM yang kompleks
membentuk sistem
menentukan respon dan
memberi perintah ke SARAF terdiri dari jaringan
setiap organ tubuh saraf. Jaringan saraf
untuk melakukan tersebar di seluruh
tindakan yang penting jaringan tubuh.
demi keadaan Central Nervous
homeostasis System (CNS)
merupakan pusat
sistem saraf,
dimana bagiannya
memproses
informasi yang
diterima oleh
Peripheral Nervous
System (PNS)
.SISTEM SARAF
CNS terdiri atas otak dan tulang belakang.
Bertanggung jawab menerima dan menginterpretasi
sinyal dari PNS dan dan mengirimkan sinyal itu
kembali, baik sadar maupun tidak sadar.

Saraf Sensorik dan saraf motorik membentuk PNS,


dimana masing-masing saraf sensorik dan motoriknya
memiliki sistem somatik dan otonom/viseral

PNS terdiri dari organ indera (mata, telinga,


penciuman, perasa, saraf peraba)
.SISTEM SARAF
Informasi dari lingkungan sekeliling diterima oleh saraf
sensorik lalu dikirimkan ke otak. Pada waktu yang sama
informasi ttg tubuh kita (mis. Lapar) diterima oleh saraf
motorik dan dikirimkan ke otak
Informasi disampaikan oleh se-sel saraf: neuron
Stimulus : setiap perubahan yang terjadi di luar dan di
dalam tubuh yang memicu pengiriman pesan ke sistem
saraf. (Mis: huruf mata)
Sensasi adalah : Suatu sistem kewaspadaan pada manusia
terhadap berbagai stimulus atau rangsangan yang datang dari
internal atau eksternal baik disadari atau tidak disadari
Persepsi : Adalah suatu kemampuan otak dalam mengartikan
atau menginterpretasikan suatu stimulus
FUNGSI SISTEM SARAF
Fungsi kewaspadaan
Membantu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi
di sekitar untuk disampaikan ke alat indera. Pada alat
indera terdapat saraf sensorik yang befungsi khusus sebagai
penginput data
Fungsi intergrasi
Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar,
interpretasi oleh CNS, mengatur informasi dan
mengintegrasikan dengan informasi yang telah ada untuk
menentukan jenis respon yang akan diberikan
Fungsi koordinasi
Setelah dari otak informasi yang sudah terintegrasi untuk
mengirimkan pesan/perintah pada otot2 dan kelenjar2,
menghasilkan gerak dan sekresi terorganisasi
Anatomi Otak
Anatomi Otak
Korteks Sensorik

Merupakan pusat dari semua


sistemsensorik :
1. Area sensorik primer
2. Area korelasi
3. Area persepsi
Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)

Medulla
spinalis

Substansi
putih

Substansi
kelabu
Sistem Saraf Tepi
Gerakan Impuls Neuron
Sinaps Neuron
Jenis Serabut Saraf
SISTEM
SOMATOSENSORIK
Definisi
Komponen dari sistem saraf pusat dan
perifer yang menerima dan
menginterpretasikan informasi sensorik dari
organ dalam sendi, ligamen, otot, dan kulit.
Sistem ini memproses informasi tentang
panjang tingkat peregangan, ketegangan, dan
kontraksi otot, nyeri, suhu, tekanan, dan posisi
sendi.
SENSES = Indera / sensasi / sensori

SOMATIK OTONOM

KHUSUS
MODALITAS SENSORI
Mekanoreseptor : sensitif terhadap raba,
dan adanya perubahan tekanan
Termoreseptor : sensitif terhadap suhu
Nosiseptik : sensitif terhadap
rangsang nyeri
Proprioseptor : sensitif terhadap
adanya perubahan posisi
SOMATOSENSORI

RESEPTOR

KULIT TENDON, OTOT SENDI

SYARAF

SPINAL CORD

TALAMUS

OTAK
Light
touch

pain
Kulit
Eksteroreseptor
1) Ujung organ berkapsul
Ujung saraf peritrikial : disekitar folikel rambut
ditemukan diseluruh area kulit yang berambut
dan diaktivasi oleh pergerakan rambut.
Korpuskel taktil meissner : ditemukan pada
kulit yang tidak berambut terutama telapak
tangan dan kaki, bibir, ujung lidah, dan genital,
respon baik terhadap raba dan tekanan ringan.
Kulit
Korpuskel Vater-Pacini : ditemukan
didaerah antara kutis dan subkutis,
memediasi sensasi tekanan
Ujung bulbus Krause : reseptor dingin
Korpuskel Ruffini :reseptor hangat
Kulit
2) Ujung saraf bebas
Di celah antara sel epidermal, kulit, otot,
persendian, viseral dan vaskular
menghantarkan informasi nosiseptif dan
suhu.
Diskus Merkel : terutama terletak diantara
bantalan jari dan berespons terhadap raba
dan tekanan ringan.
Otot, Tendon, Sendi
Proprioseptor
Otot : badan berbentuk spindel yang sangat
tipis yang melekat dikapsul jaringan ikat dan
terletak diantara serabut striata otot
rangka, diselubungi serabut saraf aferen
yang disebut ujung anulospiral atau ujung
primer, memiliki selubung mielin yang sangat
tebal. Termasuk kelompok serabut saraf
yang paling cepat menghantarkan informasi
pada tubuh.
Otot, Tendon, Sendi
Tendon Golgi : terdiri dari ujung saraf
halus, berasal dari percabangan serabut
saraf bermielin tebal, yang mengelilingi
sekelompok serabut tendon berkolagen,
melekat di kapsul jaringan ikat, terletak
ditaut antara tendon dan otot, dan
berhubungan secara serial dengan serabut
saraf disekitarnya, berespon terhadap
regangan (mis.Tegangan).
Otot, Tendon, Sendi
Sendi dipersarafi secara luas, badan saraf
akhir terdapat dalam capsula articularis.
Saraf articularis merupakan cabang yang
dilepaskan dari saraf untuk kulit sekitarnya
dan otot sekitarnya. Sendi bersama
dengan otot dan tendon sendi
berintegrasi untuk menyampaikan suatu
informasi mengenai posisi tubuh bersama
dengan vestibular dan mata.
SISTEM SARAF
OTONOM
Definisi
Sistem saraf yang bekerja tanpa disadari,
secara otomatis, tidak dibawah kehendak
saraf pusat.
Contoh gerakan sistem saraf tak sadar
(otonom) adalah denyut jatung, gerak alat
pencernaan, perubahan pupil mata,
pengeluaran keringat dan lain-lain.
SISTEM SARAF OTONOM
Karakteristik sistem saraf tak sadar
(otonom) adalah terdiri atas 12 pasang saraf
otak (kranial) dan 31 pasang saraf sumsum
tulang belakang (spinal).
Mengatur fungsi-fungsi vital seperti: respirasi,
sirkulasi, metabolisme, suhu tubuh,
keseimbangan cairan, pencernaan, sekresi,
dan fungsi reproduktif
Fungsi involunter/tidak disadari
Terdiri dari dua sistem: saraf simpatik dan
parasimpatik
SISTEM SARAF OTONOM

Pada umumnya organ dalaman tubuh/viseral


dipersarafi oleh kedua sistem saraf tsb.
Sistem saraf simpatis berpangkal pada sumsum tulang
belakang (medula spinalis), saraf parasimpatis
berpusat pada medula oblongata
Stimulasi SS simpatis biasanya akan menghasilkan
efek berlawanan dengan stimulasi SS parasimpatis.
Aktivasi simpatis : vasokonstriksi, naiknya kerja
jantung, TD, sirkulasi darah, kadar glukosa sel,
dilatasi pupil, bronkhus dan naiknya aktivitas mental
SISTEM SARAF OTONOM
Parasimpatis : berperan dalam pencernaan, eliminasi
& pada pembaruan suplai energi
Sistem simpatis = sistem adrenergik
Stimulasi sistem ini akan menimbulkan reaksi yang
meningkatkan penggunaan zat2 oleh tubuh (aktif &
perlu energi)
Sistem parasimpatis = sistem asetilkolin
Stimulasi pada sistem ini, timbul efek dengan tujuan
menghemat penggunaan zat2 & mengumpulkan
energi
Ada keseimbangan antara keduanya
SISTEM SARAF SISTEM SARAF
SIMPATIK PARASIMPATIK
Asal serabut preganglionik berasal Asal serabut preganglionik berasal
dari segmen torakal T1 dan T12, dari batang otak, medula spinalis,
L1-L2 S2, S3, dan S4

Ganglion terletak di sepanjang Ganglion menempel pada organ


tulang belakang dan menempel yang dibantu sehingga memiliki
pada sumsum tulang belakang serabut praganglionik yang
sehingga memiliki serabut panjang dan serabut
praganglionik yang pendek pascaganglion pendek
dan serabut pascaganglion
panjang
SISTEM SARAF OTONOM

CNS jalur efferen SS otonom pleksus otonom


organ efektor
Berperan 2 neuron :
Neuron preganglionik : pada CNS
Neuron pascaganglionik : di luar CNS (pada ganglion
otonom)
Neurotransmiter pada SS Otonom
Neurotransmiter neuron simpatik praganglionik : asetilkolin
(Ach) menstimulasi potensial aksi neuron pascaganglionik
Neurotransmiter yang dilepaskan oleh neuron simpatik
pascaganglionik : noradrenalin/norepinefrin
Neurotransmiter pada seluruh neuron praganglionik dan
sebagian besar neuron pascaganglionik parasimpatik
asetilkolin (ACh)
Sistem saraf simpatis
Terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan
sumsum tulang belakang melalui serabut saraf
Tersusun dari ganglion-ganglion pada daerah :
3 psg ganglion servikal
11 psg ganglion torakal
4 psg ganglion lumbal
4 psg ganglion sakral
1 psg ganglion koksigen
Sering disebut sistem saraf torakolumbar
Fungsi :
Mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar pembuluh
darah, organ-organ dalam (lambung, pankreas, usus), serabut
motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut motorik
otot tak sadar pada kulit
Mempertahankan tonus semua otot termasuk otot tak sadar
Sistem saraf parasimpatis
Disebut sistem saraf kraniosakral
Terbagi menjadi 2 bagian
Saraf otonom kranial: ke-3 (okulomotorius),7
(fasialis),9 (glosofaringeal),10 (vagus)
Saraf otonom sakral : ke-2, 3, 4 membentuk
urat saraf pada organ dalam pelvis & bersama2
SS simpatis membentuk pleksus yang
mempengaruhi kolon, rektum dan kdg kemih
SISTEM SARAF OTONOM

Parasimpatis Simpatis

Sistem asetilkolin Sistem adrenergik


Rest, digest or repose Fight, Flight or Fright
Saat tubuh tidak aktif Saat tubuh aktif
Mis. Digesti, ekskresi, urinasi Mis. Berkeringat nafas
Menyimpan energi dalam , peningkatan denyut
Segmen spinal kraniosakral jantung
(CN III, VII, IX, X & S2-4) Menggunakan energi
Segmen spinal
torakolumbal (T1-L2)
SISTEM SARAF OTONOM

Parasimpatis Simpatis

Serabut preganglionik Serabut praganglionik


panjang/pascaganglionik pendek/ pasca ganglionik
pendek panjang
D division : Digestion, E division : Exercise,
defecation & diuresis excitement, emergency &
embarrassment
Dermatom
area kulit pada satu sisi tubuh yang menerima sinyal dari satu
saraf spinalis
Zona dari informasi sensoris yang dibawa oleh caban saraf di
ara tersebut
Terdiri dari:
8 saraf servikal
12 saraf torakal
5 saraf lumbal
5 saraf sakral
C2 : posterior half of the skull cap
C3 : area correlating to a high turtle neck
shirt
C4 :Area correlating to a low collar shirt
T10 Level of umbilicus
Levels of principal T12 Inguinal or groin
dermatomes regions
C5 Clavicles L1,2,3,4 Anterior and inner
C5,6,7 Lateral parts of surfaces of lower
upper limbs limbs
C8, T1 Medial sides of L4,5,S1 Foot
upper limbs L4 Medial side of
C6 Thumb great toe
C6,7,8 Hand S1,2,L5 Posterior and outer
C8 Ring and little surfaces of lower
fingers limbs
T4 Level of nipples S1 Lateral margin of
foot and little toe
S2,3,4 Perineum
C5 : Clavicles
C6 : 1st digiti / thumb (N.Radial)
C7 : 2nd digiti & 3rd digiti (N.Median)
C8 : 4th & 5th digiti (N.ulnar)
T4 : Nipple
T5 : Inframammary fold
T6/T7 : Xiphoid process
T10 : Umbilikus
T12 : Pubic bone area
L1 : Inguinal ligament
Masing-masing dermatom mewakili sebuah
segmen radikular yang dengan demikian mewakili
sebuah segmen medula spinalis
Lokasi dermatom yang mengalami defisit sensorik
merupakan indikator yang sangat bermakna untuk
menunjukkan level lesi yang mengenai medula
spinalis atau satu atau beberapa radiks.
Daftar Pustaka
1. Hu Y, Liu H, Luk KD. Time-frequency analysis of somatosensory
evoked potentials for intraoperative spinal cord monitoring. J Clin
Neurophysiol. 2011 Oct. 28(5):504-11. [Medline].
2. Moncho D, Poca MA, Minoves T, Ferr A, Rahnama K, Sahuquillo J.
Brainstem auditory and somatosensory evoked potentials: a
methodological study to evaluate the reproducibility of two
devices. Physiol Meas. 2014 Nov 24. 35(12):N51-N63. [Medline].
3. Nakata H, Sakamoto K, Yumoto M, Kakigi R. The relationship in
gating effects between short-latency and long-latency
somatosensory-evoked potentials. Neuroreport. 2011 Dec 21.
22(18):1000-4. [Medline].
4. Wijdicks EF, Hijdra A, Young GB, Bassetti CL, Wiebe S,. Practice
parameter: prediction of outcome in comatose survivors after
cardiopulmonary resuscitation (an evidence-based review):
report of the Quality Standards Subcommittee of the American
Academy of Neurology. Neurology. 2016 Jul 25. 67(2):203-10.
[Medline].
4. Gilmore R. The use of somatosensory evoked potentials in
infants and children. J Child Neurol. 4(1):3-19. [Medline].
5. Harper CM, Nelson KR. Intraoperative electrophysiological
monitoring in children. J Clin Neurophysiol. 2011 Jul.
9(3):342-56. [Medline].
6. [Guideline] American Electroencephalographic Society.
American Electroencephalographic Society. Guidelines for
clinical evoked potential studies. J Clin Neurophysiol. 2013
Jan. 1(1):3-53. [Medline].
7. Binnie CD, et al. Osselton JW, ed. Clincal Neurophysiology:
EMG, Nerve Conduction, and Evoked Potentials. Oxford:
Butterworth-Heinemann; 2011.
8. Campbell JA, Miles J. Evoked potentials as an aid to lesion
making in the dorsal root entry zone. Neurosurgery. 2017
Feb. 15(6):951-2. [Medline].
9. Chiappa KH. Short-latency somatosensory evoked
potentials: interpretation. Chiappa KH, ed. Evoked
Potentials in Clinical Medicine. 2nd ed. New York: Raven
Press; 2010. 371-473.
10. Chiappa, KH, ed. Evoked Potentials in Clinical Medicine.
3rd ed. Philadelphia: Lippincott-Raven; 2013.
11. Claassen J, Hansen HC. Early recovery after closed
traumatic head injury: somatosensory evoked
potentials and clinical findings. Crit Care Med. 2017 Feb.
29(3):494-502. [Medline].
12. Cohen AR, Young W, Ransohoff J. Intraspinal localization
of the somatosensory evoked potential. Neurosurgery.
2017 Feb. 9(2):157-62. [Medline].
13. Mosby's Medical Dictionary, 8th edition. 2009,
Elsevier.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai