mendorong tindakan. Satu perangkat teori menganggap kekurangan kebutuhan sebagai kondisi pendorong yang menimbulkan presdiposisi tertentu untuk berprilaku. persepsi atas tempat kerja sebagai menimbulkan bentuk-bentuk tertentu potensi yang mendorong tindakan Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu. Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan Motivasi memiliki dua sifat yaitu (1) motivasi intrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik Motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen dalam (inner componenet), dan komponen luar (outer component). Komponen dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan psikologi. Komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi, komponen dalam ialah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak dicapai (Hamalik, 2001). Motivasi dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu motivasi tingkat dasar, menengah dan tinggi. Semakin tinggi tingkat motivasi seseorang akan semakin bagus karena akan meningkatkan usahanya untuk meraih apa yang diinginkan (Farhan, 2010). SUPPORTIVE EDUCATIVE CARE
Supportive educative care merupakan bagian dari
konsep Orem. Orem menekankan pada self care, dimana setiap individu memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraannya. Terdapat tiga kategori kebutuhan akan self care yaitu: universal self care requisites, developmental sel care requisites, dan health deviation self care requisites. Orem membagi tingkat ketergantungan atau kemampuan klien menjadi tiga tingkatan yaitu:
Wholly compensatory nursing system
Diberikan pada klien dengan ketergantungan tinggi, jika: Tidak mampu melakukan aktifitas Dapat melakukan gerakan tetapi tidak boleh melakukan gerakan (misal pada klien dengan fraktur tulang belakang Tidak mampu memberi alasan melakukan tindakan self care, tetapi bisa melakukan dengan bimbingan (misal pada klien dengan retardasi mental) Partially compensatory nursing system
Diberikan kepada klien dengan tingkat
ketergantungan sedang. Biasanya perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh klien misalnya pada lansia Supportive educative compensatory nursing system Diberikan pada klien pemulihan atau ketergantungan ringan. Memberikan pendidikan kesehatan atau penjelasan untuk memotivasi klien untuk melakukan self care.
Supportive eduvative care pada klien yang
mengalami kanker meliputi pemberian informasi atau edukasi baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Kebutuhan fisik seperti: personal hygiene, nutrisi, cairan, eliminasi, pencegahan infeksi dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan psikis seperti latihan relaksasi, intervensi psikososial, support grup, dan sebagainya (Otto,2001). Latihan relaksasi adalah suatu upaya untuk mencapai kondisi yang tenang dan nyaman dengan pemberdayaan energi bawah sadar seseorang, mengistirahatkan energi sadar (gelombang otak: ), melalui afirmasi atau sugesti positif kepada klien. . Latihan relaksasi ini dilakukan melalui komunikasi hipnotik yaitu dengan menyampaikan pesan atau gagasan langsung dengan cara tertentu sehingga diterima langsung oleh pikiran bawah sadar (unconscious mind) dengan meminimalkan fungsi (filter) pikiran sadar (conscious mind) (Sunardi, 2009).