Anda di halaman 1dari 24

Total Quality

Manajemen
AMAD SAEPRUDIN
ABDUL KARIM HANIF
Latar Belakang Total Quality
Manajemen
Agar suatu organisasi dapat memiliki keunggulan dalam skala global, maka
organisasi tersebut harus mampu melakukan pekerjaan secara lebih baik dalam
rangka menghasilkan barang atau jasa berkualitas tinggi dengan harga yang wajar
dan bersaing. Dengan kata lain, dalam pasar global yang modern, kunci untuk
meningkatkan daya saing adalah kualitas
Kondisi seperti tersebut di atas perlu diantisipasi lebih dini oleh organisasi, baik bisnis
maupun publik. Masyarakat akan semakin kritis memilih barang dan jasa yang
diperlukan. Hal semacam ini menjadi acuan suatu organisasi untuk lebih
meningkatkan produktivitas dan mutu usahanya agar tujuan organisasi yang telah
dicanangkan dapat tercapai.

Keberhasilan di negara-negara maju banyak didorong oleh ketersediaan sumber


daya manusia yang berkualitas dari pada ketersediaan sumber daya alam yang
melimpah. Seperti di Jepang yang sumber daya alamnya terbatas tetapi sumber
daya manusianya potensinya tinggi, maka mampu mendongkrak kemajuan negera
untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain.
Atas dasar hal tersebut di atas, maka tidak dapat dipungkiri pengembangan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prioritas dan tantangan yang
harus dihadapi dalam menyambut era globalisasi. Salah satu usaha organisasi yang
diterapkan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah
penerapan peran Total Quality Management (TQM) atau di Indonesia dikenal istilah
Pengendalian Mutu Terpadu (PMT). TQM merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Latar Belakang Total Quality
Manajemen
Strategi-strategi yang ditemukan Jepang untuk menciptakan
revolusi dalam kualitas,diantaranya adalah :
a. Para manajer tingkat atas secara personal mengambil alih
pimpinan revolusi tersebut.
b. Semua level dan fungsi menjalani pelatihan untuk mengelola
kualitas.
c. Perbaikan kualitas dilakukan dengan revolusioner dan
terus menerus.
d. Tenaga kerja dilibatkan dalam oerbaikan kualitas melalui
konsep PengendalianKualitas (Quality Control).
Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni
bahwa cara terbaik agardapat bersaing dan unggul dalam
persaingan global adalah dengan menghasilkankualitas yang
terbaik.
PengertianTotal Quality
Manajemen
Menurut Gaspersz (2001:4), TQM didefinisikan sebagai suatu
cara meningkatkan performansi secara terus-menerus
(continuous performance improvement) pada setiap level
operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu
organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya
manusia dan modal yang tersedia.

Menurut Purnama (2006:51), TQM adalah sistem terstruktur


dengan serangkaian alat, teknik, dan filosofi yang didisain untuk
menciptakan budaya perusahaan yang memiliki fokus
terhadap konsumen, melibatkan partisipasi aktif pekerja, dan
perbaikan kualitas terus-menerus dengan tujuan agar sesuai
dengan harapan konsumen.
Tujuan Total Quality
Manajemen
Secara singkat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan adalah
bertujuan untuk:
a. Meningkatkan mutu sumber daya manusia sehingga mampu
dan terampil dalammelaksanakan tugasnya dengan baik.
b. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan agar kepuasan
pelanggan terpenuhi.
c. Meningkatkan kerjasama antar karyawan sehingga semangat
kerja dapat terpeliharadengan baik.
d. Meningkatkan produktifitas kerja.
e. Menurunkan biaya.
f. Terlaksananya kebijakan dan sasaran perusahaan.
Unsur Unsur Total Quality
Manajemen

Menurut Nasution (2004 : 22), dalam penerapan TQM, ada 10


unsur utama yang dikembangkan oleh Goetsch dan Davis
(1994) dijelaskan sebagai berikut
1. Fokus pada pelanggan
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan
eksternal merupakan penggerak. Pelanggan eksternal
menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan
kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan
besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan
lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
Unsur Unsur Total Quality
Manajemen
2. Obsesi terhadap kualitas
Dengan adanya kualitas yang telah ditetapkan, organisasi
harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang
telah ditentukan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa semua
karyawan pada tiap level berusaha melaksanakan setiap
aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif untuk
melakukan segala sesuatunya dengan lebih baik.
3. Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah diperlukan dalam penerapan TQM,
terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut.
Unsur Unsur Total Quality
Manajemen
4. Komitmen jangka panjang
TQM merupakan suatu paradigm baru dalam melaksanakan
bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru
pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting
guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM
dapat berjalan dengan sukses.
5. Kerjasama tim ( Teamwork)
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim,
kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar
karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-
lembaga pemerintahan, dan masyarakat sekitarnya.
Unsur Unsur Total Quality
Manajemen
6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan (continuous
improvement)
Setiap produk atau jasa dihasilkan dengan
memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem
/ lingkungan. Olek karena itu, sistem yang ada perlu
diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang
dihasilkannya dapat semakin meningkat.
7. Pendidikan dan pelatihan
Dalam menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan
merupakan faktor yang fundamental untuk dapat
berkembang dan bersaing dengan perusahaan lain,
apalagi dalam era persaingan global.
Unsur Unsur Total Quality
Manajemen
8. Kebebasan yang terkendali
Kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan
pemberdayaan karyawan merupakan hasil dari pengendalian
yang terencana dan terlaksana dengan baik.
9. Kesatuan tujuan
Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan
harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha
dapat diarahkan pada tujuan yang sama.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal
yang penting dalam penerapan TQM. Menurut Tjiptono dan
Anastasia, (2003 : 128) Tujuan pelibatan dan pemberdayaan
adalah untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk
memberikan customer value.
Unsur Unsur Total Quality
Manajemen
8. Kebebasan yang terkendali
Kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan
pemberdayaan karyawan merupakan hasil dari pengendalian
yang terencana dan terlaksana dengan baik.
9. Kesatuan tujuan
Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan
harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha
dapat diarahkan pada tujuan yang sama.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal
yang penting dalam penerapan TQM. Menurut Tjiptono dan
Anastasia, (2003 : 128) Tujuan pelibatan dan pemberdayaan
adalah untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk
memberikan customer value.
KERANGKA KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS TQM (Total Quality
Manajement)
Kerangka Konseptual

Sumber daya manusia keberadaannya menempati posisi yang paling


menentukan dalam peningkatan mutu suatu sistem dalam organisasi. Dalam
TQM, karyawan dibebani kesempatan untuk terlibat aktif di dalam sistem
dengan pengembangan kemampuannya, baik kemampuan manajerial
maupun kemampuan pelaksanaan operasional, karena sasaran yang
terpenting di dalam TQM adalah bagaimana meningkatkan gairah dan
semangat kerja karyawan serta mengembangkan agar punya kualitas yang
optimal.

Berpijak dari konsep pendapat Marbun dan Heryanto (1993 : 227) serta
pendapat dari Robbins (2001: 46) di atas, maka untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas tentang uraian di atas, maka dibuatlah suatu kerangka
konseptual yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman tentang konsep
yang digunakan dalam penelitian ini. Kerangka konseptual digambarkan dalam
bagan berikut ini.
Kerangka Konseptual

P K

E Peran Karyawan (X1) U Kemampuan Teoritis (Y1)


N A

E L

R Peran Pimpinan (X2) I Kemampuan Teknis (Y2)


A T

P A
Hub.Pimpinan & Karyawan (X3) Kemampuan Konseptual
A S
(Y3)
N

T Aspek Organisasi (X4) S Kemampuan Moral (Y4)


Q D

M M
Aspek Lingkungan (X5) Ketrampilan Teknis (Y5)
(X) (Y)
Hipotesis
1. Terdapat pengaruh nyata peran karyawan, peran pimpinan, hubungan
pimpinan dengan karyawan, aspek organisasi dan aspek lingkungan
dalam penerapan TQM terhadap kemampuan teoritis karyawan, baik
secara parsial maupun simultan.

2. Terdapat pengaruh nyata peran karyawan, peran pimpinan, hubungan


pimpinan dengan karyawan, aspek organisasi dan aspek lingkungan
dalam penerapan TQM terhadap kemampuan teknis karyawan, baik
secara parsial maupun simultan.

3. Terdapat pengaruh nyata peran karyawan, peran pimpinan, hubungan


pimpinan dengan karyawan, aspek organisasi dan aspek lingkungan
dalam penerapan TQM terhadap kemampuan konseptual karyawan,
baik secara parsial maupun simultan.
Hipotesis

4 Terdapat pengaruh nyata peran karyawan, peran pimpinan, hubungan


pimpinan dengan karyawan, aspek organisasi dan aspek lingkungan
dalam penerapan TQM terhadap kemampuan moral karyawan, baik
secara parsial maupun simultan.
5 Terdapat pengaruh nyata peran karyawan, peran pimpinan, hubungan
pimpinan dengan karyawan, aspek organisasi dan aspek lingkungan
dalam penerapan TQM terhadap ketrampilan teknis karyawan, baik
secara parsial maupun simultan.
6 Terdapat pengaruh nyata peran karyawan, peran pimpinan, hubungan
pimpinan dengan karyawan, aspek organisasi dan aspek lingkungan
dalam penerapan TQM terhadap kualitas sumber daya manusia, baik
secara parsial maupun simultan.
Metode Total Quality
Manajemen
1. Metode W. Edwards Deming
Siklus Deming (Deming Cycle)
Siklus ini dikembangkan untuk menghubungkan antara
operasi dengan kebutuhan pelanggan dan memfokuskan
sumber daya semua bagian dalam
perusahaan (riset, desain, operasi, dan pemasaran) secara
terpadu dan sinergi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
(Ross, 1994: 237). Siklus Deming adalah model perbaikan
berkesinambungan yang dikembangkan oleh W. Edward
Deming yang terdiri atas empat komponen utama secara
berurutan yang dikenal dengan siklus PDCA (Plan-Do-
Check-Act)
Metode Total Quality
Manajemen
2. Metode Joseph M. Juran
Juran mendefinisikan kualitas sebagai cocok / sesuai untuk
digunakan (fitness for use), yang mengandung pengertian
bahwa suatu barang atau jasa harus dapat memenuhi apa
yang diharapkan oleh para pemakainya. Satu kontribusi
Juran yang paling terkenal adalah Jurans Three Basic Steps
to Progress, diantaranya :
Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar
kesinambungan yang dikombinasikan dengan dedikasi
dan keadaan yang mendesak.
Mengadakan program pelatihan secara luas.
Membentuk komitmen dan kepemimpinan pada
tingkat manajemen yang lebih tinggi.
Metode Total Quality
Manajemen
3. Metode Philip B. Crosby
Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan
pencegahan. Dalil manajemen kualitas menurut Crosby adalah
sebagai berikut :
Definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan.
Pada awalnya kualitas diterjemahkan sebagai tingkat
kebagusan atau kebaikan (goodness). Definisi ini memiliki
kelemahan, yaitu tidak menerangkan secara spesifik baik /
bagus itu bagaimana. Definisi kualitas menurut Corsby adalah
memenuhi atau sama dengan persyaratan (conformance to
requirements). Kurang sedikit saja dari persyaratannya maka
suatu barang atau jasa dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan
tersebut dapat berubah sesuai dengan keinginan pelanggan,
kebutuhan organisasi, pemasok dan sumber, pemerintah,
teknologi, serta pasar atau persaingan.
Pengaruh Penerapan TQM Terhadap
Kemampuan Moral Karyawan.
Sistem Kualitas adalah pencegahan
Pada masa lalu, sistem kualitas adalah penilaian
(appraisal). Suatu produk dinilai pada akhir proses. Penilaian
akhir ini hanya menyatakan bahwa apabila baik, maka
akan diserahkan kepada distributor, sedangkan bila buruk
akan disingkirkan. Penilaian seperti ini tidak menyelesaikan
masalah, karena yang buruk akan selalu ada. Maka dari itu,
sebaiknya dilakukan pencegahan dari awal sehingga
output-nya dijamin bagus serta hemat biaya dan waktu.
Dalam hal ini dikenal the law of tens. Maksudnya, bila kita
menemukan suatu kesalahan di awal proses, biayanya
cuma satu rupiah. Akan tetapi, bila ditemukan di proses
kedua, maka biayanya menjadi 10 rupiah. Atas dasar itulah
sistem kualitas menurut Corsby merupakan pencegahan.
Metode Total Quality
Manajemen

Kerusakan Nol (zero defect) merupakan standard kinerja


yang harus digunakan
Konsep yang berlaku di masa lalu, yaitu konsep mendekati
(close enough concept), misalnya efisiensi mesin mendekati
95 persen. Namun, coba dihitung berapa besarnya
inefisiensi 5 persen bila dikalikan dengan penjualan. Bila
diukur dalam rupiah, maka baru disadari besar sekali
nilainya. Orang sering terjebak dengan nilai persentase,
sehingga Crosby mengajukan konsep kerusakan nol, yang
menurutnya dapat tercapai bila perusahaan melakukan
sesuatu dengan benar sejak pertama proses dan setiap
proses.
KESIMPULAN
Total Quality Manajemen
Berdasarkan pada analisis data dan pembahasan yang dilakukan, dapat
diambil beberapa kesimpulan, antara lain :

1. Bahwa kemampuan teoritis karyawan, secara nyata dipengaruhi oleh


peran karyawan, peran pimpinan, hubungan pimpinan dan
karyawan, aspek organisasi dan aspek lingkungan. Pengaruh tersebut
bersifat nyata, baik secara parsial maupun secara simultan, maka
hipotesis pertama terbukti diterima.

2. Bahwa kemampuan teknis karyawan, secara nyata dipengaruhi oleh


peran karyawan, peran pimpinan, hubungan pimpinan dan
karyawan, aspek organisasi dan aspek lingkungan. Pengaruh tersebut
bersifat nyata, baik secara parsial maupun secara simultan, maka
hipotesis kedua terbutki diterima.
KESIMPULAN
Total Quality Manajemen
3 Bahwa kemampuan konseptual karyawan, secara nyata dipengaruhi oleh
peran karyawan, peran pimpinan, hubungan pimpinan dan karyawan,
aspek organisasi dan aspek lingkungan. Pengaruh tersebut bersifat nyata,
baik secara parsial maupun secara simultan, maka hipotesis ketiga diterima.

4 Bahwa kemampuan moral karyawan, secara nyata dipengaruhi oleh peran


karyawan, peran pimpinan, hubungan pimpinan dan karyawan, aspek
organisasi dan aspek lingkungan. Pengaruh tersebut bersifat nyata, baik
secara parsial maupun secara simultan, maka hipotesis keempat terbukti
diterima.
5 Bahwa ketrampilan teknis karyawan, secara nyata dipengaruhi oleh peran
karyawan, peran pimpinan, hubungan pimpinan dan karyawan, aspek
organisasi dan aspek lingkungan. Pengaruh tersebut bersifat nyata, baik
secara parsial maupun secara simultan, maka hipotesis kelima terbukti
diterima.
6 Bahwa kualitas SDM, secara nyata dipengaruhi oleh peran karyawan, peran
pimpinan, hubungan pimpinan dan karyawan, aspek organisasi dan aspek
lingkungan. Pengaruh tersebut bersifat nyata, baik secara parsial maupun
secara simultan, maka hipotesis keenam terbukti diterima.
7 Dengan demikian penetapan TQM berpengaruh baik terhadap
peningkatan kualitas SDM di Balai Pengujian Sertifikasi Mutu Barang Jember.
Selesai
terimakasih
REFERENSI

http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-total-
quality-management-tqm.html
https://ipqi.org/definisi-unsur-prinsip-manfaat-program-total-
quality-management-tqm/

https://www.google.co.id/search?site=&source=hp&q=jurnal+to
tal+quality+management&oq=jurnal+total+&gs_l=psy-
ab.1.1.0l4.2084.6867.0.9459.13.13.0.0.0.0.148.900.10j2.12.0....0...1.
1.64.psy-ab..1.12.896...0i131k1.ttJfoY5QR1A
http://puslit.petra.ac.id/journals/management/

Anda mungkin juga menyukai