Anda di halaman 1dari 12

Kateter Caudal

Kontinyu pada
Koreksi TEF
Agung Semara Jaya*, Tjok GA Senapathi**
Program Studi Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif
FK Universitas Udayana/ RSUP Sanglah Denpasar
*PPDS, **Sp.An K, Dr. dr.
Pendahuluan
Koreksi tracheoesophageal fistula (TEF) merupakan

salah satu tindakan pembedahan emergensi pada

neonatus

Dibutuhkan manajemen anestesi yang khusus untuk

koreksi TEF

Antisipasi masalah perioperatif dan komunikasi

dengan operator bedah sangat diperlukan


Salah satu tujuan utama manajemen anestesia

adalah memberikan analgesia yang baik dan

pemulihan pasca operasi yang nyaman

menurunkan kebutuhan support ventilasi pasca

operasi

Penggunaan anestesia regional pada pediatri telah

diketahui aman dan efektif


Laporan Kasus

Neonatus, laki-laki, 12 hari, dengan trakeoesofageal

fistula (TEF) Gross C/Vogt IIIb akan menjalani tindakan

koreksi TEF. Pasien ASA III (neonatus, pneumonia aspirasi)

Pasien lahir spontan, berat badan lahir 2,8 kg, kehamilan

cukup bulan, APGAR score 7-8, VACTERL anomalies:

vertebrae (-), anal (-), cardiac (-), tracheo-esophageal

(+), renal (-), limb (-)

Telah dilakukan gastrostomy pada usia 1 hari


Dilakukan tindakan kombinasi anestesia umum
inhalasi dengan pemasangan pipa endotrakeal dan
anestesia regional dengan pemasangan kateter
caudal

Pasien diberikan premedikasi sulfas atropine 0,1 mg,


fentanyl 5 mcg, midazolam 0.2 mg, dexamethasone
0,5 mg. Selanjutnya, preoksigenasi dengan oksigen
100% selama 5 menit, kemudian dilakukan induksi
dengan ketamine 3 mg/kg IV bersama sevoflurane 3
vol%. Rocuronium 2 mg diberikan untuk memfasilitasi
laringoskopi - intubasi
Kateter caudal dipasang dengan set epidural
kontinyu pediatri (jarum tuohy 20 G [50 mm], kateter
24 G). Ruang epidural dikonfirmasi melalui teknik LOR
dengan udara, kemudian dilakukan test dose.

Diberikan dosis loading lidokain 0,5% + clonidine 3


mcg + ketamine 3 mg - volume 4 cc

Caudal kontinyu: panjang kateter di dalam 5 cm,


dengan regimen lidokain 0,5% + fentanyl 1 mcg/cc
kecepatan 0,1 cc/jam hingga pasca operasi

Pasca operasi pasien dirawat di ruang NICU dan


diekstubasi pada hari ke-2
Diskusi

Peran anestesia regional dalam manajemen


anestesia dan tatalaksana nyeri pasca operasi TEF?
Analgesia & relaksasi adekuat
Analgesia pasca operasi mempercepat pemulihan,
mengurangi kebutuhan support ventilasi
Stabilitas hemodinamik
Mengurangi dosis obat anestesia inhalasi, intravena
Kelemahan anestesia regional?
Durasi lebih cepat dibandingkan dewasa kontinyu
Time consuming
Keterampilan khusus
Diskusi

Pertimbangan pemilihan teknik anestesia regional


pada neonatus?
Epidural thoracal vs lumbal vs caudal?

Keamanan anestesi regional pada neonatus?


LOR?
Panjang kateter di dalam ruang epidural?
Diskusi

Pertimbangan pemilihan obat anestesi lokal dan


adjuvan, serta dosis dan volume/kecepatannya?
Amida?
Volume?
Dosis loading, kontinyu?
Adjuvant? loading, kontinyu
Sekian dan Terima Kasih
Daftar Pustaka

Butterworth, J.F., Mackey, D.C., Wasnick, J.D. (eds.)


(2013) Morgan & Mikhails Clinical Anesthesiology.
USA: McGraw-Hill
Cote, C.J., Lerman, J., Anderson, B.J. (eds) (2013) A
Practice of Anesthesia for Infant and Children. 5th Ed.
USA: Elsevier Saunders
Davis, P.J., Cladis, F.P., Motoyama, E.K. (eds.) (2011)
Smiths Anesthesia for Infant and Children. 8th Ed. USA:
Elsevier
Miller, R.D. (ed). (2009) Millers Anesthesia. 7th Ed. USA:
Elsevier

Anda mungkin juga menyukai