TETAP OLEH: YANTO, SE.,M.ACC.,AK PSAK 16 Isu utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilai atas aset tetap. Suatu entitas harus memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya terhadap seluruh aset tetap yang berada di kelompok yang sama. PSAK 16 Model Biaya : biaya perolehan - akumulasi peyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai Model Revaluasi : suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian. yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi -kumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi . PSAK 16 Jika suatu aset tetap direvaluasi maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi. Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikredit ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi. PSAK 16 Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Namun, penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung di debit ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut. PSAK 16 Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya. - metode garis lurus - metode saldo menurun - metode jumlah unit PSAK 16 Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau pada saat aset sudah tidak memiliki manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. PSAK 16 Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut. PSAK 47: Akuntansi Tanah Menjelaskan PSAK 16 tentang aset tetap. PSAK tersebut perlu dilengkapi oleh PSAK 47. Standar dalam mengatur perlakuan akuntansi dan pelaporan hak atas aset tetap berupa tanah dan penyusutannya. PSAK 47 Tanah sebagai aktiva tetap dan PSAK 47 prinsipnya mengikuti PSAK 16: Aset Tetap Pengakuan awal tanah diukur sebesar biaya perolehan tanah diluar pengeluaran legal hak atas tanah. PSAK 47 memberikan contoh biaya perolehan awal tanah dan biaya tangguhan. Pengeluaran setelah perolehan tanah ditambahkan dalam jumlah tercatat, apabila meningkatkan manfaat ekonomi. Pengeluaran untuk memelihara kondisi tanah sehingga seperti semula langsung dibebankan pada periode berjalan. Pengeluaran perpanjangan hak tidak menambah nilai tercatat namun sebagai beban tangguhan. Untuk pengeluaran yang tidak material langsung dibebankan pada periode berjalan. Tanah tidak disusutkan kecuali dengan beberapa kondisi. PSAK 47 Tanah disusutkan, jika: kondisi kualitas tanah tidak layak lagi untuk digunakan dalam operasi utama entitas sifat operasi utama meninggalkan tanah dan bangunan begitu saja apabila proyek selesai prediksi manajemen atau kepastian bahwa perpanjangan atau pembaruan hak kumungkinan besar atau pasti tidak diperoleh. PSAK 47 Kondisi penghapusan dan pelepasan tanah; 1. Jika tanah disumbangkan atau dihibahkan sebagian atau seluruhnya maka nilai terbawa tanah dalam neraca dikurangkandengan: mendebit laba rugi tahun berjalan disertai pegungkapan yang diperlukan. Tanah yang disumbangkan harus dinyatakan dalam catatan atas laporan keuangan PSAK 47 2. Jika tanah diambil alih negara untuk kepentingan umum dengan atau tanpa ganti rugi maka kerugian kehilangan tanah dikurangi ganti rugi yang diterima atau kemungkinan besar diterima akan dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. PSAK 47 3. Jika tanah yang secara fisik menyusut luasnya karena pengikisan alam secara proporsional maka nilai terbawa aset tanah saat tanggal neraca akan berkurang dan akan dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. PSAK 48 (Revisi 2009): Penurunan Nilai Aset PSAK 48 (Revisi 2009): Penurunan Nilai Aset Adopsi dari IAS 36 Impairment of Asset Ruang Lingkup PSAK 48 (2009) Semua Aset Kecuali: Persediaan
Aset timbul dari kontrak konstruksi
Aset pajak tangguhan
Aset dari imbalan kerja
Aset keuangan
Properti investasi yang diukur pada nilai wajar
Aset dimiliki untuk dijual
Identifikasi Kemungkinan Penurunan Nilai Faktor External Faktor Internal Nilai pasar Aset Pelaporan Internal Teknologi Perubahan Industry Penggunaan Aset Suku Bunga Keusangan dan dll Kerusakan Fisik Aset Penurunan Nilai (PSAK 48) Apabila ada indikasi bahwa Jumlah tercatat aset lebih tinggi daripada nilai terpulihkan (recoverable amounts) maka aset tersebut harus diuji penurunan nilai. Jumlah tercatat > Jumlah terpulihkan (recoverable amounts) Maka pilih yang lebih tinggi antara: 1. Fair Value less Cost to sell 2. Nilai Pakai (value in use) Mengukur Nilai Terpulihkan NilaiWajar Dikurangi Biaya Nilai Pakai untuk Menjual Estimasi arus kas masa Harga mengikat dalam transaksi wajar dikurangi depan biaya-biaya menjual Ekspektasi Harga pasar dikurangi kemungkinan biaya pelepasan (harga variasi dari arus kas penawaran terkini atau harga transaksi terakhir) tsb Informasi terbaik Nilaiwaktu uang
Manajemen atas arms Harga ketidapastian
length price pada saat yang melekat pada Penurunan Nilai Aset (lanj...) Alokasi rugi penurunan nilai unit penghasil kas: Goodwill yang dialokasikan ke UPK Aset Lain Secara Prorata Pembalikan penurunan nilai untuk goodwill tidak diperbolehkan PSAK 48 Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Perbedaan PSAK 48 (1998) vs PSAK 48 (R 2009)
Frekuensi pengujian PSAK 48 (1998)
penurunan nilai Pada saat terdapat indikasi aset mungkin mengalami penurunan nilai
PSAK 48 (REVISI 2009)
Sama, tetapi untuk aset berikut harus dilakukan pengujian secara tahunan: 1. Aset takberwujud dengan umur manfaat takterbatas 2. Aset takberwujud yang belum tersedia untuk digunakan 3. Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis Pengukuran nilai Pakai
PSAK 48 (1998) PSAK 48 (Revisi 2009)
Lebih sedikit klarifikasi Memberikan klarifikasi atas: Mengenai pengukuran Elemen-elemen dalam nilai pakai penghitungan nilai pakai Keharusan untuk menilai kewajaran asumsi yang digunakan dalam proyeksi aliran kas Dikeluarkannya estimasi aliran kas yang berkaitan dengan restrukturisasi Masa depan yang belum ada komitmen dan Alokasi goodwill ke unit penghasil kas (UPK)
PSAK 48 (1998) PSAK 48 (REVISI 2009)
Goodwill diuji penurunan Pada dasarnya sama, Nilainya sebagai bagian tetapi terdapat klarifikasi dari CGU terkaitnya bahwa: Menggunakan Goodwill harus pendekatan bottomup/ dialokasikan, pada tanggal topdown akuisisi,ke UPK atau kelompok UPK yang diharapkan mendapatkan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis Goodwill ini, untuk tujuan akuntansi, melekat pada UPK tersebut. Jika UPK itu dijual, maka goodwill yang melekat padanya juga diperhitungkan dalam menentukan untung rugi penjualan UPK. Realokasi goodwill dapat terjadi ketika ada reorganisasi. Pembalikan rugi penurunan nilai goodwill
PSAK 48 (1998) PSAK 48 (REVISI 2009)
Mengharuskan pembalikan Melarang pembalikan rugi rugi penurunan goodwill penurunan atas goodwill pada situasi tertentu Pengungkapan
PSAK (1998) PSAK (REVISI 2009)
Ketentuan pengungkapan Tambahan pengungkapan yang ada diteruskan di ED untuk: PSAK 48 (Revisi 2009) Jumlah goodwill yang dengan beberapa belum dialokasi dan tambahan alasannya Informasi mengenai setiap UPK yang mendapatkan alokasi goodwil atau aset takberwujud dengan masa manfaat takterbatas dalam jumlah yang material, terutama yang berkaitan