Anda di halaman 1dari 21

PERENCANAAN

. Adanya berbagai permasalahan di dalam pembangunan


kota-kota di Indonesia, khususnya kota-kota menengah dan kota besar,
terutama diakibatkan kurang dilibatkannya masyarakat di dalam proses
pembangunan kota-kota dimaksud, sejak proses awal yaitu dari tahap
perencanaan. Akibatnya hasil pembangunan di kota-kota menengah dan
besar di Indonesia cenderung mengarah untuk menampung kebutuhan
sebagian kecil kelompok masyarakat, yang rata-rata berpenghasilan
tinggi dan menengah. Sebagian besar kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah tidak tertampung aspirasinya, pada perencanaan
pembangunan kota dan perencanaan pembangunan kawasan. Kota-kota
menengah dan besar di Indonesia saat ini menyajikan kondisi dilematik. Di
satu sisi pertumbuhan dan pembangunan kota cukup pesat, namun di sisi
lain mengakibatkan masyarakat berpenghasilan rendah tersingkir dan
semakin miskin (marginal-society). Terjadinya kontradiksi ini akhirnya
sering menimbulkan konflik sosial yang mengarah kepada pengrusakan
sarana-prasarana fisik perkotaan dan sendi-sendi sosial antar kelompok
masyarakat yang sebelumnya sudah cukup kuat dan terpelihara dengan
baik.
UU Nomor 26 Tahun 2007
Tentang
Penataan Ruang
Pasal 1 Angka 19

Sistem Internal Perkotaan adalah struktur


ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat
internal perkotaan.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR : 26 TAHUN 2008
TANGGAL : 10 MARET 2008

tentang
,
menyangkut interaksi berbagai unsur yang kompleks seperti:

1. Unsur pelaku ( ) . penduduk

2. Unsur kegiatan ( ) .perumahan,


tempat kerja, pusat pelayanan, tempat hiburan dan lain-lain

3. Unsur penghubung ( )...jaringan


jalan dan sarana pengangkutannya

Keterkaitan antara berbagai unsur yang kompleks


tersebut akan merupakan suatu susunan kerangka
yang disebut .
Suatu yang dikemukakan dalam teori-teori Operation Research
(Acoff dan Arnoff, 1957) dan Cybernetics (Wiener, 1948 dan Ashby,
1956) :

Suatu kerangka kompleks yang membentuk suatu


perangkat dimana terdapat keterkaitan antara
berbagai unsur dan benda atau suatu bentuk
terorganisasi dari beberapa benda nyata maupun
kegiatan atau suatu kelompok objek yang berkaiatan
atau bergantungan satu sama lain sehingga
membentuk suatu kesatuan.

(Arthur, 1962).
Suatu sistem adalah seperangkat objek dengan
hubungan-hubungannya antar objek dan antar bagian-
bagian dari masing-masing objek yang bersangkutan.

Suatu benda atau organisasi yang dibentuk oleh suatu


sistem akan berada dalam suatu keseimbangan yang
mantap. Secara material suatu sistem terbentuk dari
kumpulan benda-benda atau organisasi-organisasi yang
lebih kecil yang didalam kedudukannya pada sistem besar
tersebut sebagai sub sistem. Setiap
sub sistem mungkin saja di dalamnya juga
terbentuk sub-sub sistem yang lebih
kecil lagi.
1. Merupakan seperangkat objek yang membentuk kesatuan yang
menyeluruh dan integral
2. Di dalamnya terdapat interaksi dan interdependensi antara sub
sistem dengan sub-sub sistem, sub-sub sitsem dengan sub-sub
sistem dan seterusnya.
3. Suatu sub sistem yang berada dalam lingkungan sistem yang
besar, realisasinya dapat merupakan suatu sistem tersendiri
dengan bagian-bagiannya. Gabungan antara sub sistem-sub
sistem tersebut dapat membentuk suatu sistem yang besar lagi.
4. Setiap sistem mempunyai sifat yang dinamis.
pada umumnya tujuan sistem adalah
menciptakan atau mencapai sesuatu yang
berharga, memiliki nilai, dengan memadukan dan
mendayagunakan berbagai macam bahan atau
masukan dengan suatu cara tertentu.
(Tatang dalam Budihardjo, 1995).

Tujuan sistem lazimnya lebih dari satu(multiple purposes),


sekalipun ada urut-urutan prioritasnya. Untuk menentukan
peringkat tujuan sistem, digunakan paling tidak empat tolak ukur
yaitu
kualitas atau mutu,
kuantitas,
waktu, dan
biaya.
Pusat permukiman dan kegiatan penduduk
yang mempunyai status pemerintahan sendiri
dan karenanya telah mempunyai batas wilayah
administratif, maupun yang belum mempunyai
status pemerintahan tetapi memperlihatkan
watak dan ciri kehidupan perkotaan serta
belum memiliki batas administratif".
Suatu daerah disebut sebagai kota atau
perkotaan karena pertimbangan aspek-aspek
sebagai berikut:
tingkat kepadatan penduduk relatif tinggi
kegiatan utama masyarakatnya di sektor non
pertanian
status sosial masyarakat penghuninya heterogen,
baik dari segi adat, budaya, dan agama
PKN (Pusat Kegiatan Nasional)
PKW (Pusat Kegiatan Wilayah), dan
PKL (Pusat Kegiatan Lokal).

PKN, PKW, dan PKL dapat berupa kawasan:


kawasan megapolitan;
kawasan metropolitan;
kawasan perkotaan besar;
kawasan perkotaan sedang; atau
kawasan perkotaan kecil.

Selain sistem perkotaan nasional juga dikembangkan Pusat Kegiatan Strategis


Nasional atau untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan
negara.
KRITERIA KAWASAN PERKOTAAN

Kawasan megapolitan merupakan kawasan yang ditetapkan dengan kriteria memiliki


2 (dua) atau lebih kawasan metropolitan yang mempunyai hubungan fungsional dan
membentuk sebuah sistem.

Kawasan metropolitan merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan


kriteria:
memiliki jumlah penduduk >1.000.000 jiwa;
terdiri atas satu kawasan perkotaan inti dan beberapa kawasan perkotaan di
sekitarnya yang membentuk satu kesatuan pusat perkotaan; dan
terdapat keterkaitan fungsi antarkawasan perkotaan dalam satu sistem
metropolitan.

Kawasan perkotaan besar merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan


kriteria jumlah penduduk > 500.000 jiwa.

Kawasan perkotaan sedang merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan


kriteria jumlah penduduk >100.000 - 500.000 jiwa.

Kawasan perkotaan kecil merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan


kriteria jumlah penduduk > 50.000 - 100.000 jiwa.
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ditetapkan
dengan kriteria:
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi
sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau
pintu gerbang menuju kawasan internasional;
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi
sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala
nasional atau yang melayani beberapa provinsi;
dan/atau
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi
sebagai simpul utama transportasi skala nasional
atau melayani beberapa provinsi.
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) ditetapkan
dengan kriteria:
kawasan perkotaan yang berfungsi atau
berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan
ekspor-impor yang mendukung PKN;
kawasan perkotaan yang berfungsi atau
berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa
kabupaten; dan/atau
kawasan perkotaan yang berfungsi atau
berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala provinsi atau beberapa
kabupaten.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditetapkan dengan
kriteria:
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi
sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang
melayani skala kabupaten atau beberapa
kecamatan; dan/atau
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi
sebagai simpul transportasi yang melayani skala
kabupaten atau beberapa kecamatan.
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
ditetapkan dengan kriteria:
pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos
pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga;
pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang
internasional yang menghubungkan dengan negara
tetangga;
pusat perkotaan yang merupakan simpul utama
transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya;
dan/atau
pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan
ekonomi yang dapat mendorong perkembangan
kawasan di sekitarnya.
.sistem kota-kota atau daerah
perkotaan tidak terlepas dari setiap aspek
kegiatan penataan ruang karena keduanya
merupakan faktor yang saling terkait, yang
mempengaruhi satu sama lain.
Awad (1979)

Pada hakikatnya sistem itu bersifat terbuka selalu berinteraksi


dengan lngkungannya,
Setiap sistem terdiri dari dua atau lebih sub sistem dan setiap
subsistem terbentuk dari beberapa sub sistem yang lebih kecil,
Antar subsistem terjalin saling ketergantungan, dalam arti bahwa
satu sub sistem membutuhkan masukan (input) dari sub sistem lain
dan keluaran (output) dari sub sistem tersebut diperlukan sebagai
masukan dari sub sistem yang lain lagi,
Setiap sistem memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya melalui mekanisme umpan balik (feed-back),
Setiap sistem mempunyai keandalan dalam mengatur diri sendiri
(self regulation), dan
Setiap sistem mempunyai tujuan atau sasaran tertentu yang ingin
dicapai.
NO PROV. PKN PKW PKSN
17 BALI Kawasan Perkotaan Singaraja (I/C/1)
Denpasar Bangli - Semarapura (II/B)
Gianyar - Tabanan Negara (II/B)
(Sarbagita)
(I/C/1)

Keterangan:
I IV: Tahapan Pengembangan
A : Percepatan Pengembangan kota-kota utama kawasan Perbatasan
A/1 : Pengembangan/Peningkatan fungsi
A/2 : Pengembangan Baru
A/3 : Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
B : Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi
C : Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasonal
C/1 : Pengembangan/Peningkatan fungsi
C/2 : Pengembangan Baru
C/3 : Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
D : Pengendalian Kota-kota Berbasis Mitigasi Bencana
D/1 : Rehabilitasi kota akibat bencana alam
D/2 : Pengendalian perkembangan kota-kota berbasis Mitigasi Bencana

Anda mungkin juga menyukai