Anda di halaman 1dari 33

ABDUL HAMID, S.AG, M.

M
NIP.197202122000031002
KINTAP, 12 PEBRUARI 1972
PENATA TK 1 /IIId
KEPALA MA NURUL HIDAYAH/PENGAWAS
PAI SEKOLAH
ALAMAT :
KOMP. PERUM. BUMI BERSUJUD BLOK
D.10 RT 15 DESA BAROKAH KEC.
SIMPANG EMPAT KAB. TANAH BUMBU

www.daengmattuju.blogspot.com
daengmattuju@gmail.com
Abdul_hamid7217@yamil.com
FB = abdul hamid
BB PIN 57F25995
Twit = @abdul hamid
082148979571/08125041949/051871528
MOTTO

BEKERJA CERDAS
BUKAN
BEKERJA KERAS
PENDAHULUAN
- MODERNISASI YANG MERUBAH PERADABAN MANUSIA SEOLAH-OLAH
MELAJU KENCANG SEHINGGA MANUSIA MERASA KETINGGALAN
JAUH
- KITA MERASA KEMAJUAN ITU DARI BARAT (WESTERNIST) SEHINGGA
KITA TERUS MENERUS MERASA PERLU BELAJAR KEBARAT. AKHINRYA
KALAU TIDAK BERNUANSA ASING/BARAT DIANGGAP TIDAK HEBAT
- AKHIRNYA KITA MERASA ADA YANG SALAH DENGAN KEMAJUAN
TEKNOLOGI DAN GLOBALISASI INFORMASI
APA MASALAHNYA

DEGRADASI MORAL
SIAPA YANG BERTANGGUNGJAWAB
????
DUNIA PENDIDIKAN
SIAPA ITU PENDIDIK ????
GURU
APA YANG DILAKUKAN GURU ????
MENDIDIK (PENGAJARAN, PEMBIMBINGAN DAN LATIHAN)
APA BINGKAI PENDIDIKAN KITA.?????????

KURIKULUM
SIAPA YANG MEMBUAT KURIKULM
NEGARA (INTERVENSI)
TUNTUTAN NEGARA

Seperti yang dikutip brilio.net dari


kemendikbud.go.id ternyata selama ini
Indonesia telah berganti kurikulum
sebanyak 11 kali, terhitung sejak Indonesia
merdeka. Yaitu pada tahun 1947, 1952,
1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006,
2013, dan 2015.
Kurikulum 1947 atau disebut Rentjana
Pelajaran 1947
Kurikulum pertama lahir pada masa kemerdekaan ini memakai istilah
bahasa Belanda Leerplan artinya rencana pelajaran. Istilah ini lebih populer
dibanding istilah curriculum (bahasa Inggris). Perubahan arah pendidikan
lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan
nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Kurikulum ini
sebutan Rentjana Pelajaran 1947, dan baru dilaksanakan pada 1950.
Karena masih dalam suasana perjuangan, pendidikan lebih menekankan
pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan
sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran 1947
tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan
dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan
jasmani.
Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai
1952
Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya,
merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran
Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem
pendidikan nasional. Paling menonjol sekaligus ciri dari Kurikulum
1952 ini, yaitu setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Silabus mata pelajaran menunjukkan secara jelas seorang
guru mengajar satu mata pelajaran.
Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964
Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964,
namanya Rentjana Pendidikan 1964. Ciri-ciri kurikulum ini,
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmani.
Kurikulum 1968
Kurikulum 1968
Lahir pada masa Orde Baru, kurikulum ini bersifat politis dan menggantikan
Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan
sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral,
budi pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 merupakan
perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara
murni.
Cirinya, muatan materi pelajaran bersifat teoretis, tidak mengaitkan
dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa
saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi
pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik sehat dan kuat.
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien.
Menurut Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan SD Departemen
Pendidikan Nasional kala itu, kurikulum ini lahir karena pengaruh
konsep di bidang manajemen MBO (management by objective).
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah
satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
Kurikulum 1984
Kurikulum 1984
Kurikulum ini mengusung pendekatan proses keahlian. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.
Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum 1975 disempurnakan".
Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati
sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan.
Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya memadukan kurikulum
kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Sayang,
perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak
kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu
berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal. Misalnya bahasa
daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Akhirnya,
Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat.
Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi)
Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Sebagai pengganti Kurikulum 1994 adalah Kurikulum 2004 disebut
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu program pendidikan berbasis
kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan
kompetensi sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk
menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi, dan pengembangan
pembelajaran.
KBK memiliki ciri-ciri sebagai berikut, menekankan pada ketercapaian
kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada
hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan
dan metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga
sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan)
Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Kurikulum ini pada dasarnya sama dengan Kurikulum 2004.
Perbedaan menonjol terletak pada kewenangan dalam
penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem
pendidikan. Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu
mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah
dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran
dihimpun menjadi sebuah perangkat dinamakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013
memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013,
terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang
dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb.,
sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Kurikulum 2015
Kurikulum 2015
Kurikulum tahun 2015 ini ternyata masih dalam tahap
penyempurnaan dari kurikulum 2013. Namun Ujian Nasional yang
digelar pada tahun 2015 ternyata menggunakan Kurikulum 2006 yaitu
KTSP. Karena, untuk saat ini, siswa yang sekolahnya sudah
menggunakan Kurikulum 2013 baru melaksanakan tiga semester.
INTI PERUBAHAN KURIKULUM
AGAR PESERTA DIDIK BERKEMBANG SESUAI KEMAJUAN ZAMAN
MASALAHNYA :
PERKEMBANGAN ITU SANGAT CEPAT/DINAMIS.
SEMENTARA KURIKULUM DISUSUN TIDAK MAMPU MENGIMBANGI
DINAMIKA KEMAJUAN ZAMAN..
AKIBATNYA..KURIKULUM SELALU TERTINGGAL
AKHIRNYAKURIKULUM BERUBAH SETIAP TAHUN
KOREKSI TERDALAM KURIKULUM

MAMPU MENGMEBANGKAN IPTEK


TETAPI LEMAH DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER..SEHINGGA DI SINYALIR.
MANUSIA MODERN INDONESIA
BERPENGETAHUAN TINGGI TETAPI
KURANG BERADAB
APA YANG HARUS DILAKUKAN
IDENTIFIKASI FAKTA-FAKTA SOSIAL YANG ADA..
1. PENDIDIKAN KITA TIDAK INDEPENDEN DARI KEPENTINGAN POLITIK
2. DINAMIKA HIDUP ABAD MODERN SANGAT PESAT (POST
MODERNISASI)
3. KITA TERBIASA MENCONTEK (STUDY BANDING, DLL) TIDAK PUNYA
KREASI BUDAYA, YANG KITA SENDIRI KAYA AKAN SEMUA ITU
4. GURU BUKAN LAGI PEKERJA PROFESIONAL TETAPI PEKERJA PAKSA
TAWARAN SOLUSINYA

PENDIDIKAN ITU
INDEPENDENSINYA MENGACU
PADA PENGEMBANGAN :
BUDAYA DAN PERADABAN
TAWARAN SOLUSINYA

PENDIDIKAN ITU MENDIDIK AKAL


BUDI YANG MELAHIRKAN KARAKTER
BANGSA SEBAGAI GAMBARAN
KEMULIAAN MANUSIA ATAS
MAKHLUK LAINYA
TAWARAN SOLUSI ATAS PESATNYA
MODERNISASI
MODERN ..ITU SUDAH JAUH KETINGGALAN..KINI KITA BERADA
ABAD POST MODERNISASI..TERMASUK DUNIA PENDIDIKAN : (SLIDE PASCA
SARJANA ALUAR PROSES PENDIDIKAN POST MODERNISASI)
TAWARAN SOLUSI ATAS BURUKNYA
KEBIASAAN MENCONTEK BUDAYA
BERKEMBANG PEMIKIRAN
MARI KITA LIHAT KEMAJUAN ORANG
LAIN DENGAN MENGAMBIL KEBAIKANYA
DAN MEMBUANG YANG NEGATIFNYA
DAMPAKNYA

KITA KEHILANGAN DAYA KREASI


AKIBATNYA KITA SELALAU
DIBELAKANG/TERTINGGAL
(TIDAK PERNAH MENCONTOH ITU DI DEPAN)
TAWARAN SOLUSI ATAS PROFESIONALITAS
GURU YANG TERABAIKAN
EKSISTENSI GURU PROFESIONAL MENJADI KEHILANGAN MAKNA
YANG SESUNGGUHNYA KARENA HAK-HAK PROFESIONALNYA
TERABAIKAN
PEMEGANG PROFESI MEMPUNYAI OTONOMI DALAM MENJALANKAN
PROFESINYA
ADAKAH KITA SEBAGAI GURU OTONOM DALAM MENJALANKAN
PROFESI
GURU PROFESIONAL

GURU YANG BERHAK ATAS RANCANG


BANGUN PROFESINYA SEBAGAIMANA
PROFESI-PROFESI LAINYA (DOKTER,
PENGACARA, SKILOG, TEKNOKRAT,
ILMUAN, SENIMAN, DLL)
NGGA USAH
BROO.
EKSTRA AJA

31
KESIMPULAN
SEMUA KITA BERKARAKTER TETAPI BELUM TENTU BERBUDI PEKERTI
YANG LUHUR
BUDI PEKERTI INTINYA AKHLAQ/PERANGAI. DAN AKHLAQ INTINYA
PERBUATAN YANG MEMPU MENYENAGKAN ORANG LAIN
IMPLEMENTASI BUDI PEKERTI DAN PENDIDIKAN KARAKTER TIDAK
BISA DILAKUKAN SECARA PARSIAL, TETAPI MESTI DILAKUKAN
DENGAN TERINTEGRASI KESEMUA MATA PELAJARAN DAN ASPEK
KEHIDUPAN DI SEKOLAH
TINDAK LANJUT...
MOTIVASI
PENUGASAN

SEKIA

Anda mungkin juga menyukai