Anda di halaman 1dari 52

CASE

REPORT
DIARE AKUT
PADA ANAK

Wila Datika Dewi Arum Sari 1161050112


Pembimbing: dr. Ida Bagus Eka, SpA
DEFINISI

Diare merupakan buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air
besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah yang berlangsung
kurang dari satu minggu (IDAI, 2011).
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI

1.Prevalensi diare klinis adalah 9,0% (rentang: 4,2% - 18,9%), terendah di Provinsi NAD (4,2%)
dan tertinggi di DI Yogyakarta (18,9%)
2. Berdasarkan kelompok umur, prevalensi tertinggi diare terjadi pada anak balita (1-4 tahun)
yaitu 16,7%.
3. Prevalensi laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu 8,9% pada laki-laki dan 9,1% pada
perempuan
4.Prevalensi diare lebih banyak di perdesaan dibandingkan perkotaan, yaitu sebesar 10% di
perdesaan dan 7,4 % di perkotaan.
5. Diare cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah dan bekerja sebagai
petani/nelayan dan buruh yang 6. Penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang
terbanyak adalah diare (31,4%).
7. Penyebab kematian anak balita (usia 12-59 bulan), terbanyak adalah diare (25,2%)
ETIOLOGI

Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan:


A. Absorbsi
B. Gangguan sekresi
Pembagian diare menurut lamanya diare
Diare akut
Diare kronik
Diare persisten
KLASIFIKASI

Gangguan absorpsi atau diare osmotic


Gangguan sekresi atau diare sekretorik
Diare akibat gangguan peristaltik
Diare inflamasi
Diare terkait imunologi
Klasifikasi Tanda dan Gejala
Dehidrasi Berat Dua atau lebih tanda berikut:

(kehilangan cairan >10% berat badan) Kondisi umum lemah, letargis/tidak sadar

Ubun-ubun besar, mata sangat cekung

Malas minum/tidak dapat minum

Cubitan perut kembali sangat lambat (>2 detik)

Dehidrasi Ringan Sedang Dua atau lebih tanda berikut:

(kehilangan cairan >5-10% berat badan) Rewel, gelisah, cengeng

Ubun-ubun besar, mata sedikit cekung

Tampak kehausan, minum lahap

Cubitan perut kembali lambat

Tanpa Dehidrasi Tidak ada cukup tanda untuk diklasifikasikan

(kehilangan cairan <5% berat badan)


PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

Gejala gastrointestinal berupa:


Diare, kram perut dan muntah. Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung
pada penyebabnya.
Gejala neurologic dari infeksi usus bisa berupa:
Paresthesia (akibat makan ikan, kerang, monosodium glutamate), hipotoni dan
kelemahan otot
Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera

Masa Tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam

Panas + ++ ++ - ++ -

Mual muntah Sering Jarang Sering + - Sering

Nyeri perut Tenesmus Tenesmus kramp Tenesmus kolik - Tenesmus kramp Kramp

Nyeri kepala - + + - - -

Lamanya sakit 5-7 hari >7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hari

Sifat tinja

Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak

Frekuensi 5-10x/hari >10x/hari Sering Sering Sering Terus menerus

Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair

Darah - +/- Kadang - + -

Bau - +/- Kadang busuk - Tidak Amis

Warna Langu Merah-hijau Busuk kehijauan Tak berwarna Merah-hijau Seperti air cucian beras

Leukosit - + + - - -

Lain-lain Anorexia Kejang Sepsis Meteorismus Infeks sistemik


PEMERIKSAAN

Anamnesis
Lamanya diare berlangsung
Kapan diare muncul (saat neonatus, bayi, atau anak-anak) untuk mengetahui
apakah termasuk diare kongenital atau didapat
Frekuensi BAB, konsistensi dari feses, ada tidaknya darah dalam tinja
Pemeriksaan fisik:
Penilaian status dehidrasi, status gizi, dan status perkembangan anak
Edema mungkin menunjukkan adanya protein losing enteropathy yang
merupakan akibat sekunder dari inflammatory bowel disease,
lymphangiektasia atau colitis.
Perianal rash merupakan akibat dari diare yang memanjang atau merupakan
tanda dari malabsorpsi karbohidrat karena feses menjadi bersifat asam.
Tanda-tanda malnutrisi seperti cheilosis, rambut merah jarang dan mudah
dicabut, lidah yang halus, badan kurus, baggy pants.
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah lengkap, hitung jenis lekosit, serum imunoglobulin untuk
mengevaluasi adanya defisiensi imun, HIV testing, KED (Kecepatan Endap
Darah), CRP, albumin, ureum darah, elektrolit, tes fungsi hati, vitamin B12,
vitamin A, D, dan E, folat, kalsium, feritin, waktu protrombin (petanda untuk
defisiensi vitamin K) untuk mengevaluasi gangguan nutrisi akibat diare yang
berkepanjangan.
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan radiologi
Endoskopi dapat digunakan untuk mengevaluasi beberapa kasus diare
persisten. Endoskopi dan kolonoskopi dengan biopsi digunakan untuk
PENATALAKSANAAN

1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru


Anak <2 tahun berikan 50-100 ml tiap kali BAB
Anak 2 tahun atau lebih berikan 100-200 ml tiap BAB

2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut


Anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari
Anak diatas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari
3. ASI dan makanan tetap diteruskan
Sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat untuk mencegah
kehilangan berat badan serta pengganti nutrisi yang hilang
4. Antibiotik jangan diberikan
Kecuali ada indikasi misalnya diare berdarah atau kolera
5. Nasihat pada ibu atau pengasuh
Kembali segera jika demam, tinja berdarah, berulang, makan atau minum sedikit,,
sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari
KOMPLIKASI

Gangguan elektrolit
Hipernatremia
Hiponatremia
Hiperkalemia
Hipokalemia
PENCEGAHAN

Pemberian asi yang benar


Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan
Penggunanaan air bersih yang cukup
Membudidayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air
besar dan sebelum makan
Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota keluarga
Membuang tinja bayi yang benar
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nomor Rekam Medis: 00 08 78 - 30


Nama : An. A L
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 11 bulan
Tanggal Lahir : 16 september 2016
Agama : Islam
Alamat : Jl. Komarudin No.16 RT 09 RW 05, Pulo
Gebang
ANAMNESIS
Anamnesis pertama dilakukan secara alloanamnesis pada tanggal 24 Juli 2017 pukul 18.30 WIB.

KELUHAN UTAMA BAB Cair

KELUHAN TAMBAHAN Muntah dan


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke RSU UKI dibawa oleh orangtuanya dengan keluhan utama berupa bab cair sejak 9 jam SMRS.
Pasien pada awalnya, lebih tepatnya pada hari senin pagi jam 7, 4 kali BAB cair dengan konsistensi cairan lebih
banyak daripada ampas, berwarna kekuningan, berbau busuk, berlendir namun tidak terdapat darah, tidak
menyemprot. Ibu pasien menjelaskan setiap BAB sebanyak kira-kira 1 aqua gelas penuh atau 250ml. Orang tua
pasien mengatakan dalam sehari pasien dapat 7 kali BAB cair dengan konsistensi cairan lebih banyak daripada
ampas, berwarna kekuningan, berbau busuk, berlendir namun tidak disertai darah, tidak menyemprot.
Sejak + 2 hari SMRS Selain bab cair, pasien juga mengalami demam yang dimulai pada saat bersamaan dengan
munculnya keluhan pertama. Ibu pasien sudah membawa ke puskesmas dan diberikan sanmol. Demam
berkurang tetapi kembali meningkat pada saat malam hari. Keluhan mual, batuk, dan pilek disangkal.
Pasien juga mengalami 5 kali muntah yang berisi cairan berwarna putih susu sebanyak 2-3 sendok makan
setelah diberi susu. Orang tua juga mengatakan pasien tidak mau makan sejak hari pertama sakit, minum masih
mau dan terlihat sangat haus. Anak menjadi lebih rewel dari sebelum sakit. BAK tidak ada keluhan, dalam sehari
pasien 2-3 kali ganti popok (setiap ganti popok penuh), BAK berwarna putih kekuningan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. yang
lalu.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Dikeluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan seperti ini.
RIWAYAT KEHAMILAN

Perawatan Antenatal : Trimester I 1 x/bulan di Puskesmas


Trimester II 1 x/bulan di Puskesmas
Trimester III 2x/bulan di Rumah Sakit
Penyakit Kehamilan : Riwayat penyakit selama kehamilan disangkal, seperti
hipertensi, DM, TORCH dan penyakit lainnya.
RIWAYAT KELAHIRAN
Cara lahir : sectio cesaria
Tempat lahir : Rumah Sakit
Ditolong oleh : Dokter
Masa gestasi : Cukup bulan
Berat lahir : 2400gram
Panjang lahir : 45 cm
Langsung menangis
Kelainan bawaan :
Tidak ada.
RIWAYAT MAKAN
Usia 0 40 hari Pemberian ASI eksklusif, durasi tiap menyusui, lamanya 10 menit, tiap 2 3 jam.

Usia 40 hari 2 bulan Pemberian ASI, pemberian susu formula 30 cc, sebanyak 10 kali dalam sehari.
Usia 2 bulan 4 bulan Pemberian ASI, pemberian susu formula 70 cc sebanyak 6 kali dalam sehari, pasien
juga mendapat biskuit bayi sebanyak 3 buah.
Usia 4 bulan 8 bulan Pemberian ASI, pemberian susu formula 120 cc sebanyak 4 kali dalam sehari, pasien
juga mendapat bubur susu 1 mangkuk kecil sebanyak 3 kali sehari ditambah buah
pisang 2 kali sehari.

Usia 8 bulan sekarang Pemberian ASI, pemberian susu kental manis 1 bungkus 3 kali sehari. Pasien
diberikan bubur lunak berisi ati ayam, brokoli, dan wortel, makanan tersebut diberikan
3 kali sehari dengan durasi 30 menit dan diberi buah buahan 1 kali sehari.

Kesan: Riwayat kualitas dan kuantitas makanan pasien baik, tahapan makanan pasien baik sesuai dengan usia pasien.
RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Gigi pertama Usia : 6 bulan


Psikomotor Tengkurap : Usia 5 bulan Berjalan : Usia - bulan
Duduk : Usia 7 bulan Berbicara : Usia - bulan
Berdiri : Usia 9 bulan Membaca / menulis : Belum bias
membaca / menulis.
Kesan : Riwayat tumbuh kembang sesuai dengan usia.

STATUS IMUNISASI
Vaksin Usia Pemberian Tempat vaksinasi
BCG 2 bulan Puskesmas Kesan: Riwayat imunisasi dasar
DPT/DT 2,3,4 bulan Puskesmas pasien tidak lengkap sesuai
Polio 0,2,3,4 bulan Puskesmas dengan usia pasien berdasarkan

Campak 9 bulan Puskesmas Jadwal Imunisasi IDAI tahun 2013

Hepatitis B 0,2,3,4 bulan


RIWAYAT KEHIDUPAN SOSIAL

Ayah bekerja sebagai pegawai negri. Penghasilan kira-kira Rp. 3.000.000,- per bulan,
sedangkan ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Pasien tinggal di rumah kontrakan bersama ibu, ayah, 1 saudara pasien, dan nenek. Rumah
pasien berada di perkampungan padat penduduk. Ayah pasien bekerja setiap hari, sedangkan
ibu bekerja di rumah untuk mengurus anak-anak. Ibu pasien mengaku persiapan makanan serta
alat-alat makan dan minum pasien selalu dibersihkan sebelum dipakai. Air yang dipakai pasien
berasal dari sumber air sumur yang dipakai Bersama dan harus dimasak sampai matang
terlebih dahulu. Tempat pembuangan sampah akhir pasien berada di sekitar lingkungan
perumahan tersebut yang dipakai untuk bersama.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan pada tanggal 24 Juli 2017 pukul 18.30 WIB di IGD RSU UKI

Keadaan Umum :
Tampak Sakit Sedang ( keasadaran composmentis, gerakan tidak aktif, tampak lemas dan gelisah
tidak ada pernafasan cuping hidung ).
Tanda Vital :
Frekunesi Nadi : 138 kali / menit (Reguler, isi cukup, kuat angkat)
Frekuensi Nafas : 30 kali / menit (Reguler)
Suhu : 37,7 C (Axilla)
PEMERIKSAAN FISIK
Pengukuran Antropometri :
Berat Badan : 8,5 kg
Tinggi Badan : 70 cm
Lingkar kepala : 40 cm
Lingkar lengan atas : 12 cm
Penilaian Antropometri Berdasarkan Kurva Pertumbuhan WHO 2006 dan Penilaian Lingkar Kepala Sesuai Tabel Nellhaus:

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas


( Z score )
BB/ U -2 SD sampai dengan 0 SD Gizi baik
TB/ U -2 SD sampai dengan 1 SD Normal
BB/TB -2 SD sampai dengan 2 SD Normal
IMT / U -2 SD sampai dengan 1 SD Normal
Indeks Kategori Ambang Batas
Lingkar kepala sesuai usia Normocephali -2SD sampai dengan 2 SD
Kesan : Gizi baik, perawakan normal, normocephali
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Sistem :
Kepala :
Bentuk : Normocephali (Lingkar Kepala 40 cm)
Rambut dan Kulit Kepala : Rambut berwarna cokelat, pertumbuhan merata.
Mata : Mata cekung +/ + , Conjungtiva anemis - /-, Sklera ikterik - / -
Telinga : Liang telinga lapang / lapang, Sekret - / -, Serumen -/-
Hidung : Cavum nasi lapang / lapang, secret - / -
Mulut :
Bibir : Lembab (+), Sianosis sirkumural (-), Lagaden (-)
Gigi geligi : Lengkap
Lidah : Ditengah, coated tongue (-), tremor (-)
Tonsil : T1- T1, mukosa hiperemis (-) , detritus (-)
Faring : Mukosa faring hiperemis (-)

Leher : Simetris, tidak ada pembengkakan.


PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks :
Dinding thoraks : Normochest (Laterolateral > Anteroposterior)

Paru :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Stem fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Bunyi nafas dasar : Vesikuler/ Vesikuler, Bunyi nafas tambahan : Rhonki
- / -, Wheezing - / -

Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di garis midclavicularis sinistra intercostal V
Perkusi : Batas kanan jantung : linea parasternalis dextra Intercosta I
Batas kiri jantung: linea midclavicularis sinistra Intercostal V
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, Murmur (-), Gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen :
Inspeksi : Dinding perut tampak datar
Palpasi : Supel (+), Nyeri tekan (-) kuadran kanan atas dan ulu hati, hati dan limpa tidak
teraba membesar.
Perkusi : Timpani (+), Nyeri ketok (-)kuadran kanan atas, dan ulu hati
Auskultasi : Bising usus (+) 12 kali / menit

Anus dan Rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan


Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kiri Kanan
Anggota
Atas Gerak : sianosis (-), Capillary Refill
Akral hangat, Time <2 detik, Akral hangat, sianosis (-), Capillary Refill Time < 2 detik,
55555 55555

Bawah Akral hangat, sianosis (-), Capillary Refill Time < 2 detik, Akral hangat, sianosis (-), Capillary Refill time < 2 detik,
55555, edema 55555, edema
PEMERIKSAAN FISIK
Tulang Belakang : Lordosis (-), Kifosis (-), Skoliosis (-)
Kulit : Ruam kemerahan (-), Rumple Leed Test (-)
Kelenjar Getah Bening : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar di regio submandibula, regio submentalis,
regio colli anterior, dan regio colli posterior

Pemeriksaan Neurologis :
Nervus Cranialis : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Reflek :
Refleks Fisiologis : Tidak dilakukan
Refleks patologis : Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah H2TL pada tanggal 14 Mei 2017 :
Hemoglobin 12 g/dL Leukosit 7700 /uL
Hematokrit 38.0 % Trombosit 229.000/uL

DIAGNOSA KERJA

Fever et causa viral infection


Dispepsia
PENATALAKSANAAN IGD

Rawat Inap
IVFD : KAEN 3A 8 tpm (makro)
Medikamentosa : Ceftriaxone 2 x 400 mg (injeksi )
Acran 2 x 10 mg ( injeksi )
Ondancentron 2 x 1 mg (injeksi)
Sanmol drop 3 x 1 ml (oral)
Nymico drop 3 x 10.8 ml (oral)
Zinkid 2 x 1 Cth (oral)
Lacto-D 2 x 1 (oral)
Pemeriksaan Faces lengkap
FOLLOW UP PASIEN SELAMA DI RAWAT
ANALISA KASUS
Telah di rawat pasien An. AL usia 11 bulan jenis kelamin laki-laki pada tanggal 24 Juli
2017 di bangsal Anggrek RSU UKI. Pada hari pertama datang ke IGD RSU UKI pasien
didiagnosa dengan Diare akut dehidrasi ringan sedang dan anemia. Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang ditemukan pada tanggal 24 Juli 2017 :
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Buang air besar cair sejak 1 hari SMRS. Frekuensi cair Keadaan umum tampak sakit sedang
9 kali, ampas (+), lendir (+), darah (-) Frekuensi nadi 138 x/ menit
Muntah 10 kali sejak 2 hari sebelum masuk rumah Frekuensi nafas 30 x / menit
sakit. Muntah susu banyaknya kurang lebih satu gelas Suhu 37.7C
aqua, muntah diawali dengan mual. Berat badan : 8,5 kg
Nafsu makan berkurang Tinggi badan : 70 cm
Minum banyak, sering haus Kepala : coated tongue (-), lidah tremor (-), mata
cekung +/+
Abdomen : dinding perut tampak datar,supel (+), nyeri
tekan (-) kuadran kanan atas, hati dan limpa tidak
teraba membesar, timpani (+), nyeri ketok (+) kuadran
kanan atas dan ulu hati. BU 12x/menit
Pada pemeriksaan kulit tidak didapatkan turgor
menurun
MANIFESTASI DIARE AKUT

Manifestasi Klinis Diare Akut


a. Gejala gastrointestinal berupa:
Diare, kram perut dan muntah. Sedangkan manifestasi sistemik
bervariasi tergantung pada penyebabnya.
b. Gejala neurologic dari infeksi usus bisa berupa:
Paresthesia (akibat makan ikan, kerang, monosodium glutamate),
hipotoni dan kelemahan otot
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah H2TL pada tanggal 14 Mei 2017 :
Hemoglobin 7,4 g/dL Leukosit 9430 /uL
Hematokrit 28,5 % Trombosit 471.000/uL
Natrium 143 mmol/L Kalium 4.0 mmol/L Clorida 109 mmol/L

Berdasarakan buku ajar gastroenterology-hepatologi merngenai diare akut, pada pemeriksaan


laboratorium diare akut ditemukan kadar Hb turun (anemia)

DIAGNOSA KERJA :
SUSPECT DIARE AKUT
PENATALAKSANAAN IGD
Rabu, 26 Juli 2017 PH : 2 PP :4
Pemeriksaan Faeces lengkap
Warna: kuning
Konsistensi: lembek
Lendir: -
Darah: - TEORI :
E.Histolytica: - Kultur feses: patogen yang sering ditemukan pada diare
E.Coli: - persisten adalah E. coli (EPEC), Salmonella,
Kista: - enteroaggregative E. Coli (EAEC), Klebsiella, Aeromonas,
Leukosit:0-1 Amebiasis, Campylobacter, Shigella, Giardiasis dan
Eritrosit:0-1 Cryptosporidium (antigen testing), Rotavirus (Elisa).
Cacing: -
Telur cacing: -
Amylum: -
Lemak: -
Sisa sayuran: -
Serabut otot
Kamis, 27 Juli PH : 3 PP :5

KASUS :

Morfologi darah tepi


Eritrosit: mikrositik hipokrom,
anisopoikilositosis, sel pencil (+), tear
TEORI :
drop cell (+)
Leukosit: kesan jumlah cukup, morfologi Anemia dapat menyebabkan diare
normal, hitung jenis: basofil 0%, eosinofil
0%, neutrofil batang 8%, neutrofil
segmen 29%, limfosit 59%, monosit 4%
Trombosit: kesan jumlah cukup, morfologi
normal
Jumat, 28 Juli 2017 PH : 4 PP : 6
DAFTAR PUSTAKA

1. Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H et all. Buku Ajar Gastroenterologi-


Hepatologi. Jilid I. IDAI: 2012; 87-120
2. World Heath Organization. Clinical management of acute diarrhoea.
Geneva: WHO Press; 2004
3. World Heath Organization. Diarrhoea: Why children are still dying and
what can be done. Geneva: WHO Press; 2009
4. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S et all. Pedoman Pelayanan Medis.
IDAI: 2009; 58-61

Anda mungkin juga menyukai