INTUSSUSEPSI
Rizki Wikantyasning
KU/2012/15227
SKDI
CONTOH LAPORAN KASUS
Seorang bayi laki-laki, usia 11 bulan datang ke UGD RS dengan
keluhan utama. Dari anamnesis didapatkan, pasien sejak dua hari
SMRS, diare bercampur darah dan seperti agar-agar, sebanyak 2
kali, disertai muntah, isinya apa yang dimakan dan diminum, setiap
kali masuk makanan/minuman. Anak dikeluhkan menjadi lebih rewel,
dan kadang-kadang menangis tiba-tiba. Keluhan ini juga disertai
dengan demam, suhu antara 37,5 39 derajat Celcius. Oleh orang
tua, pasien dibawa berobat ke bidan. 1 hari SMRS, keluhan tidak
berkurang, BAB bercampur lendir dan darah, muntah positif,
demam positif, dan ditambah dengan perut kembung. Ibu mengaku,
saat demam tinggi, anak tiba-tiba kejang seluruh tubuh, lebih kurang
5 menit, saat sadar, anak menangis.
Rujuk...
5. Laparotomy eksplorasi
Keberhasilan tatalaksana invaginasi ditentukan oleh cepatnya
pertolongan yang diberikan, jika pertolongan kurang dari 24 jam
dari serangan pertama, maka prognosa akan lebih baik.
INTUSSUSEPSI
Tatalaksana
Penatalaksanaan kasus invaginasi pada bayi dan anak sejak dulu mencakup dua
tindakan
1. Reduksi Hidrostatik
Metode ini dengan cara memasukkan barium melalui anus dengan
menggunakan kateter dengan tekanan tertentu. Pertama kali keberhasilannya
dikemukkan oleh Ladd tahun 1913 dan diulang keberhasilannya oleh
Hirscprung tahun 1976.
2. Reduksi Manual (Milking) dan reseksi anus
Pasien dengan keadaan tidak stabil, dengan peningkatan suhu, AL meningkat,
gejala berkepanjangan, atau ditemukan sudah lanjut ditandai dengan distensi
abdomen, feses berdarah, gangguan sisterna usus, hingga timbul shock dan
peritonitis, harus segera dipersiapankan untuk suatu operasi. Tindakan reposisi
manual dengan milking harus dilakukan halus dan sabar. Reseksi usus dilakukan
apabila pada kasus yang tidak berhasil direduksi dengan cara manual, bila
viabilitas usus diragukan, atau ditemukan kelainan patologis sebagai penyebab
invaginasi.