Anda di halaman 1dari 36

PAJAK PENGHASILAN

FINAL PASAL 4 AYAT (2)

6 August 2017
PPh Psl 4 (2)
MENGATUR PEMOTONGAN PAJAK ATAS

1. BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN LAIN


2. PENGHASILAN DARI HADIAH UNDIAN
3. PENGH. DARI TRANSAKSI SAHAM DAN
SEKURITAS LAINNYA DI BURSA EFEK
4. PENGH. DARI PENGALIHAN HARTA
BERUPA TANAH DAN ATAU BANGUNAN
5. PENGHASILAN TERTENTU LAINNYA.

PENGENAAN PAJAKNYA DIATUR DENGAN


PERATURAN PEMERINTAH
PP 131 Th. 2000

MENGATUR PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN


BERUPA BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN

Bunga Deposito,
Bunga Tabungan, dan
Diskonto Sertifikat BI
TERMASUK BUNGA DARI DEPOSITO/TABUNGAN YANG
DITEMPATKAN DI LUAR NEGERI MELALUI BANK YANG
DIDIRIKAN ATAU BERTEMPAT KEDUDUKAN DI INDONESIA
ATAU CABANG BANK LUAR NEGERI DI INDONESIA.

DIKENAKAN PPH FINAL


20% DARI JUMLAH BRUTO/
Tarif Sesuai TaxTreaty
Subjek pemotongan
a. WPDN
b. BUT
c. WPLN

Pemotong Pajak
a. Bank dan Bank Indonesia
b. Dana Pensiun yang pendiriannya telah
disahkan Menkeu, atas penjualan SBI
kepada pihak lain yang bukan Dana
Pensiun yang pendiriannya telah disahkan
Menkeu dan bukan bank
6 August 2017
Pengecualian

a. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto, sepanjang


jumlah deposito/tabungan/SBI tidak melebihi Rp.
7.500.000,- dan bukan jumlah yang dipecah-pecah
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank
yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri
diIndonesia
c. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh Dana
Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menkeu
sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan
sebagaimana dimaksud dalam UU Dana Pensiun
d. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam
rangka pemilikan RS dan RSS, kaveling siap bangun untuk
RS dan RSS, atau rumah susun sederhana, untuk dihuni
sendiri
6 August 2017
Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian

PP No. 132 tahun 2000 tanggal 15 Desember 2000


Objek pemotongan:
hadiah undian, dengan nama dan dalam
bentuk apapun
Tarif pemotongan 25% dari jumlah bruto
Sifat pemotongan Final

6 August 2017
HADIAH

Lomba, Penghargaan,
Undian
Pekerjaan, Jasa, dan
Kegiatan

PPh Final WP BADAN WPLN WPOP


= 25% Bruto

PPh Psl 23 PPh Psl 26 PPh Psl 21


= 15% Bruto = 20 % Bruto = Psl 17 x Bruto
PPh Sewa Tanah/Bangunan

PP 29 Th. 1996 jo PP 05 Th. 2002

PP 29/1996 jo PP 5/2002
120/KMK.03/2002
Dasar Hukum KEP-227/PJ/2002

Sewa tanah dan atau bangunan:


tanah, rumah, rusun, apartemen, kondominium,
Objek Gd perkantoran, pertokoan, gedung
pertemuan dan sebagiannya, rumah kantor,
toko, rumah toko, gudang dan bangunan industri

Tarif 10 % Final

Jumlah Bruto:
DPP semua jumlah yang dibayar atau terutang dengan nama
dan dalam bentuk apapun
Dlm perjanjian terpisah atau disatukan
Jumlah Bruto

Pengertian:
semua jumlah yang dibayarkan atau
terutang oleh penyewa dengan nama dan
dalam bentuk apapun juga yang berkaitan
dengan tanah dan/atau bangunan yang
disewa termasuk biaya perawatan, biaya
pemeliharaan, biaya keamanan, biaya
fasilitas lainnya dan "service charge" baik
yang perjanjiannya dibuat secara terpisah
maupun yang disatukan.
Pajak Penghasilan atas penghasilan dari
persewaan tanah dan/atau bangunan
PP No. 5 Tahun 2002 juncto Keputusan Dirjen Pajak
No. KEP-227/PJ./2002

Pemotong pajak:
Penyewa, dalam hal penyewa adalah:
Badan Pemerintah,
subjek pajak badan dalam negeri,
penyelenggara kegiatan,
bentuk usaha tetap,
kerjasama operasi,
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya,
dan orang pribadi yang ditetapkan oleh Dirjen
Pajak.
6 August 2017
SEWA HARTA

TANAH-BANGUNAN KENDARAAN HARTA LAINNYA


ANGK DARAT

PPh Final PPh Psl 23 PPh Psl 23


10% x Bruto 2% x Bruto 2% x Bruto
PP 14 Th. 1997
KEPMENKEU NO. 558/KMK.04/2000

PENGH. DARI TRANSAKSI PENJUALAN


SAHAM DI BURSA DIPUNGUT PPh
BERSIFAT FINAL

1. BESARNYA PPH FINAL 0.1% DARI NILAI TRANSAKSI PENJUALAN


2. PEMILIK SAHAM PENDIRI DIKENAKAN TAMBAHAN PPH

A. SEBESAR 0,5% DARI:

- NILAI SAHAM PADA SAAT PENUTUPAN BURSA AKHIR TAHUN 1996


- NILAI PADA SAAT PENAWARAN UMUM UNTUK SAHAM YANG
DIPERDAGANGKAN SETELAH 1 JANUARI 1997

PPH FINAL 0,5% DISETOR SENDIRI

ATAU

B. DIKENAKAN TARIF UMUM ATAS CAPITAL GAIN

Pemotong pajak: Penyelenggara bursa efek


PP 48 Th. 1994 diubah terakhir dgn PP 71 Th.2008
Pengalihan Hak Atas Tanah / Bangunan

Ruang Lingkup :

penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan


hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah,
atau cara lain yang disepakati dengan pihak lain
selain pemerintah

penjualan, tukar-menukar, pelepasan hak,


penyerahan hak, atau cara lain yang disepakati
dengan pemerintah guna pelaksanaan pembangunan
PP 48 Th. 1994 diubah terakhir dgn PP 71 Th.2008
Pengalihan Hak Atas Tanah / Bangunan

Tarif :

5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas


tanah dan/atau bangunan

1% dari jumlah bruto nilai pengalihan atas


pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah
Susun Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak
yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan

Sifat PPh : Final


PP 48 Th. 1994 diubah terakhir dgn PP 71 Th.2008
Pengalihan Hak Atas Tanah / Bangunan

Nilai Pengalihan :

nilai yang tertinggi antara nilai berdasarkan Akta


Pengalihan Hak dengan Nilai Jual Objek Pajak tanah
dan/atau bangunan

Pengalihan kepada pemerintah : nilai berdasarkan


keputusan pejabat yang bersangkutan

Pengalihan hak sesuai dengan peraturan lelang :


nilai menurut risalah lelang
PP 71 TAHUN 2008
Perubahan Terakhir PPh Tanah & Bangunan

atas pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun


Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya
melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan
Pajak Penghasilan sebesar 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan

RUMAH SEDERHANA TERDIRI ATAS :


1. RUMAH SEDERHANA SEHAT
2. RUMAH INTI TUMBUH
YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN

RUMAH SUSUN SEDERHANA ADALAH :

bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang


dipergunakan sebagai tempat hunian yang dilengkapi dengan KM/WC dan dapur
baik bersatu dengan unit hunian maupun terpisah dengan penggunaan komunal
termasuk Rumah Susun Sederhana Milik.

YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN


PP 71 TAHUN 2008
Perubahan Terakhir PPh Tanah & Bangunan

Dalam hal pembayaran dilakukan dengan jalan angsuran

PPh dihitung berdasarkan jumlah setiap pembayaran angsuran termasuk :


1. Uang Muka
2. Bunga
3. Pungutan
4. Tambahan Pembayan Lain Yg dipenuhi Pembeli
PP 48 Th. 1994 diubah terakhir dgn PP 71 Th.2008
Pengalihan Hak Atas Tanah / Bangunan

Dikecualikan dari Pemotongan :


WP ORANG PRIBADI YANG PENGHASILANNYA DIBAWAH PTKP
DAN JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DARI PENGALIHAN HAK
ATAS TANAHNYA KURANG DARI RP. 60.000.000
ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG MENERIMA ATAU
MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS
TANAH DAN/ATAU BANGUNAN KEPADA PEMERINTAH GUNA
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
YANG MEMERLUKAN PERSYARATAN KHUSUS.
SEHUBUNGAN DENGAN HIBAH YANG DIBERIKAN KEPADA
KELUARGA SEDARAH DALAM GARIS KETURUNAN LURUS SATU
DERAJAT, DAN BADAN KEAGAMAAN ATAU BADAN SOSIAL ATAU
PENGUSAHA KECIL TERMASUK KOPERASI YANG DITETAPKAN
OLEH MENTERI KEUANGAN SEPANJANG TIDAK ADA
HUBUNGAN DENGAN USAHA, PEKERJAAN, KEPEMILIKAN,
ATAU PENGUASAAN PIHAK-PIHAK YANG BERSANGKUTAN.
SEHUBUNGAN DENGAN WARISAN
PP 16 Th. 2009
PPh Bunga Obligasi

Definisi :

Obligasi adalah surat utang dan surat utang negara,


yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas)
bulan

Bunga Obligasi adalah imbalan yang diterima


dan/atau diperoleh pemegang Obligasi dalam
bentuk bunga dan/atau diskonto.

Dikenakan PPh Bersifat Final


PP 16 Th. 2009
PPh Bunga Obligasi

Obligasi Dengan Kupon


Interest Bearing Debt Securities

Tarif Bunga :

15% (lima belas persen) bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap

20% (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan
penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha
tetap.

dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan Obligasi (Holding Period)

Tarif Diskonto :

15% (lima belas persen) bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap

20% (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan
penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha
tetap.

dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi,
tidak termasuk bunga berjalan
PP 16 Th. 2009
PPh Bunga Obligasi

Obligasi Tanpa Bunga


Non Interest Bearing Debt Securities

Tarif Diskonto :

15% (lima belas persen) bagi Wajib Pajak dalam


negeri dan bentuk usaha tetap

20% (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarif


berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda
bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap.

dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas


harga perolehan Obligasi,
PP 16 Th. 2009
PPh Bunga Obligasi

Bunga / Diskonto Obligasi Yang Diterima Perusahaan Reksadana


yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

0% (nol persen) untuk tahun 2009 sampai dengan


tahun 2010;

5% (lima persen) untuk tahun 2011 sampai dengan


tahun 2013; dan

15% (lima belas persen) untuk tahun 2014 dan


seterusnya
PP 16 Th. 2009
PPh Bunga Obligasi

Pemotong PPh

penerbit Obligasi atau kustodian selaku agen


pembayaran yang ditunjuk

perusahaan efek, dealer, atau bank, selaku pedagang


perantara dan/atau pembeli
PP 16 Th. 2009
PPh Bunga Obligasi

TIDAK DILAKUKAN PEMOTONGAN

ATAS BUNGA & DISKONTO OBLIGASI


YANG DITERIMA OLEH :

1. BANK WPDN DAN CABANG BANK WPLN


SEBAGAI BUT

2. DANA PENSIUN YANG TELAH DISYAHKAN


MENKEU
PP 17 Th. 2009
PPh Atas Penghasilan dari Transaksi Derivatif Berupa
Kontrak Berjangka Yg Diperdagangkan Di Bursa

Definisi :

transaksi derivatif adalah transaksi yang didasari pada


kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya
merupakan turunan dari nilai instrumen yang mendasari
seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi, ekuiti, dan
indeks, baik yang diikuti dengan pergerakan maupun tanpa
pergerakan dana atau instrumen

kontrak berjangka adalah suatu perjanjian termasuk


kontrak standar untuk membeli atau menjual sejumlah
efek atau komoditi yang jumlah, mutu, jenis, tempat, dan
waktu penyerahan di kemudian hari telah ditetapkan

bursa adalah bursa efek dan bursa berjangka di Indonesia


yang menyelenggarakan transaksi kontrak berjangka
PP 17 Th. 2009
PPh Atas Penghasilan dari Transaksi Derivatif Berupa
Kontrak Berjangka Yang Diperdagangkan Di Bursa

Tarif : 2,5% dari margin awal


Bersifat Final dipungut oleh Lembaga Kliring & Penjamin

Margin awal adalah sejumlah uang atau surat berharga yang


harus ditempatkan oleh pialang berjangka atau anggota bursa pada
lembaga kliring dan penjamin untuk menjamin pelaksanaan
transaksi kontrak berjangka

Lembaga kliring dan penjamin adalah badan usaha yang


menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk
pelaksanaan kliring dan penjaminan transaksi di bursa, termasuk
lembaga kliring dan penjamin berjangka
PP 4 Th. 1995

PENGH. DARI TRANSAKSI PENJUALAN


SAHAM ATAU PENGALIHAN PENYERTAAN MODAL
PERUSAAHAAN MODAL VENTURA PADA PERUSAHAAN PASANGAN USAHANYA

TARIF PPh FINAL = 0,1% X NILAI TRANSAKSI PENJUALAN/PENGALIHAN

KRITERIA PERUSAHAAN PASANGAN USAHA :


1. PERUSAHAAN KECIL, MENENGAH ATAU YG MELAKUKAN USAHA DI SEKTOR
YANG DITETAPKAN MENKEU (KMK 250/KMK.04/1995)
2. SAHAMNYA TIDAK DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK

JIKA PASANGAN USAHA TIDAK MEMENUHI KRITERIA DIATAS, MAKA


DIKENAKAN TARIF UMUM

JIKA TRANSAKSI DILAKUKAN DI BURSA EFEK, MAKA MENGIKUTI


KETENTUAN PP 14 TAHUN 1997
PMK 79/PMK.03/2008
REVALUASI AKTIVA TETAP

TARIF PPh FINAL = 10% X SELISIH LEBIH PENILAIAN KEMBALI

SUBYEK REVALUASI :

WP BADAN DN TERMASUK BUT, YG PEMBUKUANNYA TIDAK DALAM


BAHASA INGGRIS DAN MATA UANG DOLLAR

OBYEK REVALUASI :

1. SELURUH AKTIVA TETAP BERWUJUD TERMASUK TANAH HAK MILIK / HGB


2. SELURUH AKTIVA TETAP BERWAJUD TIDAK TERMASUK TANAH

JIKA AKTIVA TETAP YG TELAH DIREVALUASI DIALIHKAN SEBELUM


BATAS WAKTU YANG DITENTUKAN,

DIKENAKAN TAMBAHAN PPH :

TARIF TERTINGGI WP BADAN PADA SAAT REVALUASI DIKURANGI 10%


PP 27 TAHUN 2008
PENGHASILAN DISKONTO
SURAT PERBENDAHAAN NEGARA
TARIF PPh FINAL =
- WP DALAM NEGERI = 20% X DISKONTO
- WP LUAR NEGERI = 20% ATAU TARI P3B X DISKONTO

DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN :

1. BANK YANG DIDIRIKAN DI INDONESIA ATAU CABANG BANK LN DI INDONESIA


2. DANA PENSIUN YANG DISAHKAN MENKEU
3. REKSADANA SELAMA 5 TAHUN PERTAMA SEJAK PENDIRIAN / IJIN USAHA

PEMOTONGAN DILAKUKAN OLEH :

1. Penerbit SPN / kustodian yang ditunjuk selaku agen pembayar, atas


Diskonto yang diterima pemegang SPN saat jatuh tempo;
2. Perusahaan efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara
(dealer), atas Diskonto yang diterima atau diperoleh penjual SPN pada saat
transaksi di Pasar Sekunder;
3. Perusahaan efek (broker), bank, dana pensiun, dan reksadana
selaku pembeli SPN tanpa melalui pedagang perantara, atas Diskonto yang
diterima atau diperoleh penjual SPN pada saat transaksi di Pasar Sekunder
PP 15 Th. 2009
PPh Atas Bunga Simpanan Koperasi
Kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi

Tarif :
- 0% untuk bunga simpanan s.d. Rp.240.000 per bulan
- 10% untuk bunga simpanan diatas Rp.240.000 per
bulan

Koperasi yang melakukan pembayaran bunga simpanan kepada


anggota koperasi orang pribadi, wajib memotong Pajak Penghasilan
yang bersifat final pada saat pembayaran
PAJAK PENGHASILAN ATAS
PENGHASILAN ATAS USAHA JASA KONSTRUKSI

DASAR HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51 TAHUN 2008

BERLAKU PER 1 JANUARI 2008


SUBJEK PAJAK
USAHA JASA KONSTRUKSI

SUBJEK PAJAK

WP Orang Pribadi WP Badan BUT

YANG BERGERAK DI BIDANG

- JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI


- JASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
- JASA PENGAWASAN KONSTRUKSI
TARIF DAN DASAR PENGENAAN PPh
USAHA JASA KONSTRUKSI
IMBALAN JASA
KONSTRUKSI

FINAL

JASA JASA
PERENCANAAN
PELAKSANAAN & PENGAWASAN

YG MEMILIKI YG TIDAK MEMILIKI YG MEMILIKI YG MEMILIKI YG TIDAK MEMILIKI


KUALIFIKASI KUALIFIKASI KUALIFIKASI USAHA KUALIFIKASI KUALIFIKASI
USAHA KECIL USAHA MENENGAH ATAU USAHA USAHA
KUALIFIKASI BESAR

2% 4% 3% 4% 6%

DARI JUMLAH PEMBAYARAN ATAU JUMLAH PENERIMAAN YG


MERUPAKAN BAGIAN NILAI KONTRAK TIDAK TERMASUK PPN
PELUNASAN PPh USAHA JASA KONSTRUKSI
PEMBERI HASIL

BADAN PEMERINTAH,
SUBJEK PAJAK BADAN DALAM
NEGERI,
PENYELENGGARA KEGIATAN
BUT ORANG PRIBADI
KERJASAMA OPERASI BUKAN SUBJEK PAJAK
PERWAKILAN PERUSAHAAN LUAR
NEGERI LAINNYA
ORANG PRIBADI YANG DITETAPKAN
OLEH
DIRJEN PAJAK

PELUNASAN PPh MELALUI

PEMOTONGAN OLEH PENYETORAN SENDIRI OLEH


PEMBERI HASIL PEMBERI JASA
TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN
PELAPORAN PPh OLEH PEMBERI HASIL
PEMBERI HASIL WAJIB :

MEMOTONG PPh PADA SAAT PEMBAYARAN UANG MUKA DAN TERMIN, DAN
MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL ATAU BUKTI POTONG PPh
PASAL23

MENYETORKAN PPh YG TELAH DIPOTONG DENGAN MENGGUNAKAN SSP PADA


BANK PERSEPSI / KANTOR POS , SELAMBAT-LAMBATNYA TANGGAL 10 BULAN
BERIKUTNYA SETELAH BULAN PEMBAYARAN IMBALAN

MELAPORKAN PEMOTONGAN/PENYETORAN KEPADA


KPP SETEMPAT, SELAMBAT-LAMBATNYA
TGL 20 BULAN BERIKUTNYA SETELAH BULAN
PEMBAYARAN IMBALAN
DENGAN

LAPORAN PEMOTONGAN/PENYETORAN PPh


ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA
KONSTRUKSI DENGAN DILAMPIRI :
- LEMBAR KE-3 SSP;
- LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN
TATA CARA PENYETORAN DAN
PELAPORAN PPh OLEH PEMBERI JASA

KEWAJIBAN PEMBERI JASA :

MENYETOR SENDIRI PPh TERUTANG KE BANK PERSEPSI/KANTOR


POS DENGAN SSP SELAMBAT-LAMBATNYA TANGGAL
15 BULAN BERIKUTNYA

MELAPORKAN PENYETORAN PPh KE KPP SELAMBAT-LAMBATNYA


TGL 20 BULAN BERIKUTNYA SETELAH BULAN DITERIMANYA
IMBALAN

LAPORAN BULANAN PPh BAGI


WP YANG BERGERAK DI BIDANG
USAHA JASA KONSTRUKSI
DILAMPIRI LEMBAR KE 3 SSP

Anda mungkin juga menyukai