Anda di halaman 1dari 24

Oleh:

Yessie Elin Santoso


122011101032

Diare Kronik Pembimbing:


dr. Sugeng Budi S. PD

Fakultas Kedokteran Universitas Jember


SMF/LAB ILMU PENYAKIT DALAM
RSD dr. Soebandi Jember
DEFINISI
Diare secara luas didefinisikan sebagai
pasase abnormal dari cairan atau
feses yang tidak berbentuk dengan
frekuensi yang meningkat.
Untuk dewasa, feses dengan berat
lebih dari 200 g/hari termasuk diare.
Diare disebut akut apabila durasinya
<2 minggu, persisten jika 2-4 minggu,
kronik >4 minggu
Etiologi
Biasanya bukan disebabkan infeksi
Etiologi diare kronik dapat diklasifikasikan
menjadi tujuh berdasarkan patofisiologi
Diare Sekretorik
Peningkatan sekresi usus atau penurunan
absorpsi menyebabkan diare dengan volume
feses yang banyak (>1 liter/hari) dengan
osmotic gap yang normal.
Perubahan tidak terlalu berarti jika berpuasa,
dehidrasi dan gangguan elektrolit mungkin
terjadi.
Penyebabnya termasuk tumor endokrin
(stimulasi usus atau sekresi
pankreas), malabsorpsi garam empedu,
infeksi bakteri (persisten) dan laxative abuse
2. Diare secretory
Enterotoxin

activates adenylate cyclase

mengubah ATP jadi cAMP

sekresi aktif air, Na, Cl, K, HCO3 ke lumen usus

diare
Diare Osmotik
Disebabkan oleh ingesti atau malabsorpsi dari
bahan yang bersifat osmotik aktif
Penyebab yang paling sering adalah
defisiensi disakaridase (laktase) dan laxative
abuse
Diare osmotik membaik dengan puasa.
Diare osmotik yang disebabkan oleh
malabsorpsi karbohidrat ditandai dengan
distensi abdomen, kembung, dan flatus
karena peningkatan gas dalam usus
Diare osmotik yang disebabkan oleh
malabsorpsi lemak ditandai dengan
lemak dalam feses > 7 g/hari
Antara gejala yang menyeertai
malabsorpsi lemak adalah penurunan
berat badan dan kekurangan nutrisi
Patophysiology
1. Osmotik diarrhea
- Disebabkan karena adanya nonabsorbable solutes di GI tract

tek. osmotik pada lumen usus

menarik cairan dari intrasel ke lumen usus

watery diare

- Monosakarida = diabsorpsi baik oleh usus secara pasif/transport


aktif Na
Disakarida = harus dihidrolisis oleh enzim disakaridase yang
dihasilkan oleh sel mukosa
Defisiensi enzim disakaridase

Tidak dapat absorpsi disakarida difermentasikan oleh flora
usus

osmotik overload asam laktat gas hidrogen

diare osmotik pH feses perut kembung,
breath
hidrogen test (+)
perianal rash
Perbedaan diare omosis dan
sekretoris
Indikator Diare Osmosis Diare
Sekretoris
Volume Usus <200 mL/hari >200
mL/hari
Respon terhadap Diare berhenti Diare terus
puasa
Na+ Feses Positif Negatif
pH Feses <5 >6
Diare Inflamatorik
Diare pada sebagian besar pasien
dengan radang usus (inlammatory bowel
disease) seperti kolitis ulserativa, penyakit
Chron
Gejala bervariasi termasuk nyeri perut,
demam, berat badan menurun, dan
hematochezia
Pada pemeriksaan feses boleh terdapat
lekosit
Gangguan Motilitas
Motilitas abnormal usus sekunder dari
penyakit sistemik atau pembedahan
dapat menyebabkan diare karena waktu
transit yang sebentar atau stasis dari isi
usus menyebabkan malabsorpsi.
Penyebab yang paling sering untuk diare
kronik adalah Irritabe Bowel Syndrome
Diare Factitious
Diare ini terjadi pada pasien yang diduga
memiliki riwayat penyakit psikiatrik atau tanpa
riwayat penyakit diare sebelumnya.
Penyebabnya dapat berupa infeksi
intestinal,penggunaan yang salah terhadap
laksatif.
Pasien ini umumnya wanita dengan diare
kronik berat, nyeri abdomen, berat badan
menurun, oedem perifer dan hipokalemia.
Kejadian ini terjadi pada sekitar 15 % pasien
diare kronik
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
Pendekatan diagnostik diare kronik,
anamnesa dan pemeriksaan fisik yang teliti
dapat mendasari kategori patofisiologi yang
menuntun diagnosa kerja.
Penilaian awal harus menilai karakteristik
diare, termasuk volume, lendir, darah, flatus,
kram, tenesmus, durasi,frekuensi, efek puasa,
stress, dan efek makanan tertentu (seperti
produk susu, gandum,laksatif, buah)
Terdapat empat fase evaluasi pasien dengan
diare kronik.
Fase I Anamnesa termasuk jumlah makanan yang
dimakan perhari
Pemeriksaan fisik termasuk status nutrisi
Pemeriksaan feses (pH, substansi perduksi, smear
WBC, lemak, ova, dan parasit)
Kultur feses
Lab Darah (Hitung darah lengkap, LED, elektrolit,
BUN, dan kreatinin.

Fase II Klorida keringat


Pengumpulan feses 72 jam untuk determinasi
lemak
Pemeriksaan Elektrolit feses, osmolaritas
Feses untuk phenolphthalein, magnesium sulfate,
dan fosfat.
Test Nafas H2
Fase III Endoskopi
Biopsi
Sigmoidoskopi atau kolonoskopi
Test barium
Fase IV Pemeriksaan hormon, Peptida vasokatif, gastrin,
dan sekretin.
Initial management based on accompanying symptoms or
features
Evaluation based on findings from a limited age appropriate screen for
organic disease. p.r., per rectum; bm, bowel movement; IBS, irritable
bowel syndrome; Hb, hemoglobin; Alb, albumin; MCV, mean corpuscular
volume; MCH, mean corpuscular hemoglobin; OSM, osmolality
PENGOBATAN
Pengobatan diare kronik ditujuan
terhadap penyakit yang mendasari.
Agen antidiare dapat digunakan pada
diare kronik.
Opiat mungkin dapat digunakan
dengan amanpada keadaan gejala
stabil.
1. Loperamid : 4 mg dosis awal, kemudian 2 mg
setiap mencret. Dosis maksimum 16mg/hari
2. Dhypenoxylat dengan atropin: diberikan 3-4 kali
per hari
3. Kodein,paregoric : Disebabkan memiliki potensi
additif, obat ini sebaiknya dihindari.Kecuali pada
keadaan diare yang intractable. Kodein dapat
diberikan dengan dosis 15-60 mg setiap 4 jam.
Paregoric diberikan 4-8 ml
4. Klonidin: -2 adrenergic agonis
yang menghambat sekresi elektrolit intestinal.Diber
ikan 0,1-0,2 mg/hari selama 7 hari. Bermanfaat
pada pasien dengan diare sekretori,
kriptospdidiosis dan diabetes
5. Octreotide: Suatu analog somatostatin yang
menstimulasi cairan instestinaldanabsorbsi elektrolit
dan menghambat sekresi melalui pelepasan
peptidagastrointestinal. Berguna pada
pengobatan diare sekretori yang disebabkan oleh
VIPoma dan tumor carcinoid dan pada beberapa
kasus diare kronik yang berkaitandengan AIDS.
Dosis efektif 50mg- 250mg sub kutan tiga kali sehari
6. Cholestiramin: Garam empedu yang
mengikat resin, berguna pada
pasiendiaresekunder karena garam
empedu akibat reseksi intestinal atau
penyakit ileum.Dosis 4 gr 1 s/d 3 kali
sehari.
Dehidrasi
Dehidrasi ringan ( hilang cairan 2-5%BB) :
turgor kurang, suara serak( vox cholerica)
Dehidrasi sedang ( hilang cairan 5-8%BB) :
turgor buruk, pasien jatuh dalam pre-
shock/shock, nadi cepat, nafas cepat dan
dalam
Dehidrasi berat ( hilang cairan 8-10%BB ) :
tanda dehidrasi sedang + kesadaran
menurun (apatis-koma), otot-otot kaku,
cyanosis
REHIDRASI
RL, NaCl, Oralit

Metode Pierce berdasarkan kriteria klinis:

- Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan 5% X KgBB


- Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan 8% X KgBB
- Dehidrasi berat, kebutuhan cairan 10% X KgBB

Anda mungkin juga menyukai