0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan24 halaman
Dokumen tersebut membahas definisi, etiologi, patofisiologi, pendekatan diagnostik, dan pengobatan diare kronik. Diare kronik dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, gangguan motilitas usus, atau faktor psikologis. Evaluasi awal meliputi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium untuk menentukan penyebabnya."
Dokumen tersebut membahas definisi, etiologi, patofisiologi, pendekatan diagnostik, dan pengobatan diare kronik. Diare kronik dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, gangguan motilitas usus, atau faktor psikologis. Evaluasi awal meliputi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium untuk menentukan penyebabnya."
Dokumen tersebut membahas definisi, etiologi, patofisiologi, pendekatan diagnostik, dan pengobatan diare kronik. Diare kronik dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, gangguan motilitas usus, atau faktor psikologis. Evaluasi awal meliputi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium untuk menentukan penyebabnya."
SMF/LAB ILMU PENYAKIT DALAM RSD dr. Soebandi Jember DEFINISI Diare secara luas didefinisikan sebagai pasase abnormal dari cairan atau feses yang tidak berbentuk dengan frekuensi yang meningkat. Untuk dewasa, feses dengan berat lebih dari 200 g/hari termasuk diare. Diare disebut akut apabila durasinya <2 minggu, persisten jika 2-4 minggu, kronik >4 minggu Etiologi Biasanya bukan disebabkan infeksi Etiologi diare kronik dapat diklasifikasikan menjadi tujuh berdasarkan patofisiologi Diare Sekretorik Peningkatan sekresi usus atau penurunan absorpsi menyebabkan diare dengan volume feses yang banyak (>1 liter/hari) dengan osmotic gap yang normal. Perubahan tidak terlalu berarti jika berpuasa, dehidrasi dan gangguan elektrolit mungkin terjadi. Penyebabnya termasuk tumor endokrin (stimulasi usus atau sekresi pankreas), malabsorpsi garam empedu, infeksi bakteri (persisten) dan laxative abuse 2. Diare secretory Enterotoxin
activates adenylate cyclase
mengubah ATP jadi cAMP
sekresi aktif air, Na, Cl, K, HCO3 ke lumen usus
diare Diare Osmotik Disebabkan oleh ingesti atau malabsorpsi dari bahan yang bersifat osmotik aktif Penyebab yang paling sering adalah defisiensi disakaridase (laktase) dan laxative abuse Diare osmotik membaik dengan puasa. Diare osmotik yang disebabkan oleh malabsorpsi karbohidrat ditandai dengan distensi abdomen, kembung, dan flatus karena peningkatan gas dalam usus Diare osmotik yang disebabkan oleh malabsorpsi lemak ditandai dengan lemak dalam feses > 7 g/hari Antara gejala yang menyeertai malabsorpsi lemak adalah penurunan berat badan dan kekurangan nutrisi Patophysiology 1. Osmotik diarrhea - Disebabkan karena adanya nonabsorbable solutes di GI tract
tek. osmotik pada lumen usus
menarik cairan dari intrasel ke lumen usus
watery diare
- Monosakarida = diabsorpsi baik oleh usus secara pasif/transport
aktif Na Disakarida = harus dihidrolisis oleh enzim disakaridase yang dihasilkan oleh sel mukosa Defisiensi enzim disakaridase
Tidak dapat absorpsi disakarida difermentasikan oleh flora usus
osmotik overload asam laktat gas hidrogen
diare osmotik pH feses perut kembung, breath hidrogen test (+) perianal rash Perbedaan diare omosis dan sekretoris Indikator Diare Osmosis Diare Sekretoris Volume Usus <200 mL/hari >200 mL/hari Respon terhadap Diare berhenti Diare terus puasa Na+ Feses Positif Negatif pH Feses <5 >6 Diare Inflamatorik Diare pada sebagian besar pasien dengan radang usus (inlammatory bowel disease) seperti kolitis ulserativa, penyakit Chron Gejala bervariasi termasuk nyeri perut, demam, berat badan menurun, dan hematochezia Pada pemeriksaan feses boleh terdapat lekosit Gangguan Motilitas Motilitas abnormal usus sekunder dari penyakit sistemik atau pembedahan dapat menyebabkan diare karena waktu transit yang sebentar atau stasis dari isi usus menyebabkan malabsorpsi. Penyebab yang paling sering untuk diare kronik adalah Irritabe Bowel Syndrome Diare Factitious Diare ini terjadi pada pasien yang diduga memiliki riwayat penyakit psikiatrik atau tanpa riwayat penyakit diare sebelumnya. Penyebabnya dapat berupa infeksi intestinal,penggunaan yang salah terhadap laksatif. Pasien ini umumnya wanita dengan diare kronik berat, nyeri abdomen, berat badan menurun, oedem perifer dan hipokalemia. Kejadian ini terjadi pada sekitar 15 % pasien diare kronik PENDEKATAN DIAGNOSTIK Pendekatan diagnostik diare kronik, anamnesa dan pemeriksaan fisik yang teliti dapat mendasari kategori patofisiologi yang menuntun diagnosa kerja. Penilaian awal harus menilai karakteristik diare, termasuk volume, lendir, darah, flatus, kram, tenesmus, durasi,frekuensi, efek puasa, stress, dan efek makanan tertentu (seperti produk susu, gandum,laksatif, buah) Terdapat empat fase evaluasi pasien dengan diare kronik. Fase I Anamnesa termasuk jumlah makanan yang dimakan perhari Pemeriksaan fisik termasuk status nutrisi Pemeriksaan feses (pH, substansi perduksi, smear WBC, lemak, ova, dan parasit) Kultur feses Lab Darah (Hitung darah lengkap, LED, elektrolit, BUN, dan kreatinin.
Fase II Klorida keringat
Pengumpulan feses 72 jam untuk determinasi lemak Pemeriksaan Elektrolit feses, osmolaritas Feses untuk phenolphthalein, magnesium sulfate, dan fosfat. Test Nafas H2 Fase III Endoskopi Biopsi Sigmoidoskopi atau kolonoskopi Test barium Fase IV Pemeriksaan hormon, Peptida vasokatif, gastrin, dan sekretin. Initial management based on accompanying symptoms or features Evaluation based on findings from a limited age appropriate screen for organic disease. p.r., per rectum; bm, bowel movement; IBS, irritable bowel syndrome; Hb, hemoglobin; Alb, albumin; MCV, mean corpuscular volume; MCH, mean corpuscular hemoglobin; OSM, osmolality PENGOBATAN Pengobatan diare kronik ditujuan terhadap penyakit yang mendasari. Agen antidiare dapat digunakan pada diare kronik. Opiat mungkin dapat digunakan dengan amanpada keadaan gejala stabil. 1. Loperamid : 4 mg dosis awal, kemudian 2 mg setiap mencret. Dosis maksimum 16mg/hari 2. Dhypenoxylat dengan atropin: diberikan 3-4 kali per hari 3. Kodein,paregoric : Disebabkan memiliki potensi additif, obat ini sebaiknya dihindari.Kecuali pada keadaan diare yang intractable. Kodein dapat diberikan dengan dosis 15-60 mg setiap 4 jam. Paregoric diberikan 4-8 ml 4. Klonidin: -2 adrenergic agonis yang menghambat sekresi elektrolit intestinal.Diber ikan 0,1-0,2 mg/hari selama 7 hari. Bermanfaat pada pasien dengan diare sekretori, kriptospdidiosis dan diabetes 5. Octreotide: Suatu analog somatostatin yang menstimulasi cairan instestinaldanabsorbsi elektrolit dan menghambat sekresi melalui pelepasan peptidagastrointestinal. Berguna pada pengobatan diare sekretori yang disebabkan oleh VIPoma dan tumor carcinoid dan pada beberapa kasus diare kronik yang berkaitandengan AIDS. Dosis efektif 50mg- 250mg sub kutan tiga kali sehari 6. Cholestiramin: Garam empedu yang mengikat resin, berguna pada pasiendiaresekunder karena garam empedu akibat reseksi intestinal atau penyakit ileum.Dosis 4 gr 1 s/d 3 kali sehari. Dehidrasi Dehidrasi ringan ( hilang cairan 2-5%BB) : turgor kurang, suara serak( vox cholerica) Dehidrasi sedang ( hilang cairan 5-8%BB) : turgor buruk, pasien jatuh dalam pre- shock/shock, nadi cepat, nafas cepat dan dalam Dehidrasi berat ( hilang cairan 8-10%BB ) : tanda dehidrasi sedang + kesadaran menurun (apatis-koma), otot-otot kaku, cyanosis REHIDRASI RL, NaCl, Oralit
Metode Pierce berdasarkan kriteria klinis:
- Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan 5% X KgBB
- Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan 8% X KgBB - Dehidrasi berat, kebutuhan cairan 10% X KgBB