Anda di halaman 1dari 25

OLEH KELOMPOK VI :

1. DIDIK SUPRIYANTO
2. GRIESTANTI DEVI OKTAVIA
3. SETYO ADI WIBOWO
4. SUMARGONO
5. UMI HANIK
6. VIVI MARINA
Definisi Ca serviks.
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel abnormal
pada daerah batas antara epitel yang melapisi
ektoserviks (porsio) dan endoserviks kanalis
serviksalis yang disebut squamo-columnar junction
(SCJ). Wiknjosastro, Hanifa. 2005.
Klasifikasi.
Berdasarkan stadium (menurut FIGO 1978)
sumber : Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1)

STADIUM
KRITERIA
0
Karsinoma in situ atau karsinoma intra epitel
I
Proses terbatas pada serviks dan uterus
Ia
Karsinoma serviks preklinis, hanya dapat didiagnosis secara mikroskopik, lesi
tidak lebih dari 3 mm, atau secara mikroskopik kedalamannya > 3 5 mm dari
epitel basal dan memanjang tidak lebih dari 7 mm.
Ib
Lesi invasif > 5 mm, dibagi atas lesi 4 cm dan > 4 cm.
II
Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar ke
2/3 bagian atas vagina dan atau ke parametrium, tetapi
tidak sampai ke dinding panggul.
Iia
Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari
infiltrat tumor.
Iib
Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral, tetapi belum
sampai ke dinding panggul.
III
Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau parametrium
sampai dinding panggul.
IIIa
Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, namun tidak sampai ke
dinding panggul.
IIIb
Penyebaran sampai ke dinding panggul, tidak ditemukan
daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding
panggul, atau proses pada tingkat I atau II, tetapi sudah
ada gangguan faal ginjal atau hidronefrosis.
IV
Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan
melibatkan mukosa rektum dan atau vesika urinaria
(dibuktikan secara histologi) atau telah bermetastasis
keluar panggul atau ke tempat yang jauh.
Iva
Telah bermetastasis ke organ sekitar
Ivb
Telah bermetastasis jauh
Etiologi.
Penyebab langsung kanker serviks belum diketahui.
Faktor ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan
insiden karsinoma serviks, antara lain infeksi Human
Papilloma Virus (HPV) dan spermatozoa. Karsinoma
serviks timbul di sambungan skuamokolumner
serviks. Faktor resiko yang berhubungan dengan
karsinoma serviks ialah perilaku seksual berupa mitra
seks multipel, multi paritas, nutrisi, rokok
faktor yang dapat meningkatkan
resiko terjadinya kanker
1. Hubungan seks pada usia muda atau
pernikahan pada usia muda
2. Berganti-ganti pasangan seksual
3. Faktor genetik
4. Kebiasaan merokok
5. Defisiensi zat gizi (vitamin A dan C)
6. Multiparitas
7. Gangguan sistem kekebalan
Manifestasi klinis.
Pada fase prakanker (tahap displasia), sering tidak ada
gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun, kadang
bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.
Getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan
berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
2. Perdarahan setelah senggama (post coital bleeding)
yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang
abnormal.
3. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna
kekuning-kuningan dan berbau busuk.
4. Bisa terjadi hematuria karena infiltrasi kanker pada
traktus urinarius.
5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan
kronis.
6. Kelemahan pada ekstremitas bawah
7. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian
bawah bila ada radang panggul. Bila nyeri terjadi di
daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi
infiltrasi kanker pada serabut saraf lumbosakral.
8. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering
karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi
kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah
(rektum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau
rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat
metastasis jauh.
Patofisiologi.
Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat,
diawali adanya perubahan displasia yang perlahan-lahan
menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul bila ada
aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat
trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri
dan gangguan keseimbangan hormon. Dalam jangka
waktu 7 10 tahun perkembangan tersebut menjadi
bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif pada
stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan
lesi di serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan
yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks.
Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks,
parametria dan akhirnya dapat menginvasi ke rektum
dan atau vesika urinaria. Virus DNA ini menyerang
epitel permukaan serviks pada sel basal zona
transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain
mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital
yang tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan
sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga
terjadi keganasan (Suryohudoyo, 1998; Debbie, 1998).
komplikasi
1. Pendarahan
2. Kematian janin
3. Infertil
4. Obstruksi ureter
5. Hidronefrosis
6. Gagal ginjal
7. Pembentukan fistula
8. Anemia
9. Infeksi sistemik
10. Trombositopenia
PENANGANAN
Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien
kanker serviks, tergantung pada stadiumnya.
penatalaksanaan medis terbagi
menjadi tiga cara yaitu: histerektomi, radiasi dan
kemoterapi.
Pemeriksaan Medis.
a. Pemeriksaan Sitologi Pap Smear
b. Kolposkopi
c. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
d. Serviksografi
e. Gineskopi
f. Pemeriksaan Penanda Tumor (PT), CEA
(Carcino Embryonic Antigen) dan HCG (Human
Chorionic Gonadotropin). Kadar CEA abnormal adalah
> 5 L/ml, sedangkan kadar HCG abnormal adalah >
5g/ml.
g. Pemeriksaan darah lengkap
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
Biodata
Identitas Ibu
1.Initial : Ny, JJ
2.Umur : 54 tahun
3.Suku : Jawa
4.Agama : Islam
5.Pendidikan : SMP
6.Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga
7.Lamanya menikah : 37 Tahun
8.Alamat : Mojoduwur
Tgl. MRS : 03 Maret 2014
Tgl Pengkajian : 03 Maret 2014
Diagnosa medis : ca serviks
DATA BIOLOGIS.
1. Keluhan Utama :Klien mengatakan nyeri daerah pinggang
menjalar ke bokong
2. Riwayat Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri dirasakan
sejak bulan oktober 2013, nyeri timbul terus menerus daerah
pinggang menjalar ke bokong, pengeluaran darah sedikit
sedikit, nafsu makan kurang, badan terasa panas
3.Riwayat Kesehatan Lalu :Klien mengatakan tidak pernah sakit
sepeti ini sebelumnya
4.Riwayat Keluarga :Klien mengatakan keluarga tidak ada yang
pernah sakit seperti ini
5.Riwayat Reproduksi :
Riwayat Haid
a.Menarche : 17 tahun
5.Riwayat Reproduksi :
Riwayat Haid
a.Menarche : 17 tahun
b.Siklus haid : 28 30 hari
c.Durasi Haid : 5 7 hari.
d.Haid terakhir 05 Oktober 2013
Riwayat Obstetric
a.Kehamilan, persalinan dan nifas lalu
ANALISA DATA

DS :
Klien mengatakan nyeri daerah pinggang menjalar ke bokong
DO :
- Ekspresi wajah meringis.
- TD140/100 mmHg
- RR 28 x/ menit
- Nadi 92 x/menit
- Suhu 38 0c
- Skala nyeri : 7
- Keadaan dinding vagina : teraba benjolan keras dan berdarah.
- Keadaan serviks : teraba benjolan dan rapuh.
DS :
Klien mengatakan badan terasa panas
DO :
- TD140/100 mmHg
- RR 28 x/ menit
- Nadi 92 x/menit
- Suhu 38 0c
- Dx 1 : Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada serviks akibat
penyakit kanker serviks
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24
jam, diharapkan nyeri pasien berkurang atau terkontrol
Kriteria hasil :
1. Pasien mengatakan skala nyeri yang dialaminya menurun
2. Pasien melaporkan nyeri yang sudah terkontrol maksimal
dengan pengaruh / efek samping minimal
3. TTV pasien dalam batas normal, meliputi :
- Nadi normal ( 60 - 100 x / menit)
- Pernapasan normal ( 16 - 24 x / menit)
- Tekanan darah normal ( 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)
- Suhu normal (36,5oC - 37,5oC)
4. Ekspresi wajah pasien tidak meringis
5. Pasien tampak tenang (tidak gelisah)
6. Pasien dapat melakukan teknik relaksasi dan distraksi dengan
tepat sesuai indikasi untuk mengontrol nyeri.
INTERVENSI
INTERVENSI
RASIONALISASI
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif [catat
keluhan, lokasinyeri, frekuensi, durasi, dan
intensitas (skala 0-10) dan tindakan penghilangan nyeri
yang dilakukan]
R/Membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan
informasi tentang kemajuan atau perbaikan penyakit,
terjadinya komplikasi dan keefektifan intervensi.
Pantau tanda - tanda vital
R/Peningkatan nyeri akan mempengaruhi perubahan
pada tanda - tanda vital
Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri
seperti teknik relaksasi dan teknik distraksi,
misalnya dengan mendengarkan musik, membaca
buku, dan sentuhan terapeutik.
R/Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara
aktif untuk mengontrol rasa nyeri yang dialami, serta
dapatmeningkatkan koping pasien
Berikan posisi yang nyaman sesuai kebutuhan pasien
R/Memberikan rasa nyaman pada pasien, meningkatkan
relaksasi, dan membantu pasien untuk memfokuskan
kembali perhatiannya.
Dorong pengungkapan perasaanpasien
R/Dapat mengurangi ansietas dan rasa takut, sehingga
mengurangi persepsi pasienakan intensitas rasa sakit.
Dx 2 Hipertermi b/d penyakit kanker serviks dan
peningkatan aktivitas metabolik
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama ... x 24 jam, diharapkan keseimbangan suhu
tubuh pasien kembali normal.
Kriteria Hasil :
1. Suhu tubuh dalam batas normal ( 36,5oC - 37,5oC)
2. Denyut nadi dalam batas normal ( 60 - 100x /
menit)
3. Frekuensi pernapasan dalam batas normal (16-
24x/ menit)
4. Kulit tidak tampak memerah
5. Pasien tidak mengalami kejang
INTERVENSI
Pantau derajat dan pola perubahan suhu pasien
R/Peningkatan suhu hingga 38,9oC-41,1 oC menunjukkan adanya proses
penyakit infeksius. Pola peningkatan suhu dapat membantu dalam
identifikasi diagnosis dini.
Pantau suhu lingkungan, atur jumlah linen tempat tidur sesuai
indikasi
R/Suhu ruangan dan jumlah selimut harus diatur untuk
mempertahankan suhu tubuh pasien agar mendekati suhu normal
Berikan kompres hangat
R/Membantu mengurangi peningkatan suhu tubuh pasien

Kolaborasi :Berikan antipiretik


R/Dapat digunakan untuk mengurangi demam dengan bereaksi pada
termoregulasi sentral tubuh di hipotalamus.
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai