Anda di halaman 1dari 19

Etil Maltol

Tujuan Penambahan :

Digunakan dalam sediaan farmasetika dan produk


makanan sebagai zat perasa atau penambah rasa
Digunakan dalam pembuatan sirup oral, dan pembuatan
parfum
Etil Maltol

Pada studi kasus hewan, etil maltol


menunjukkan adanya toleransi yang baik
dengan toksis yang tidak merugikan, efek
reproduksi atau embriogenik. Meskipun ADI
(Acceptable Daily Intake) untuk etil maltol
belum ditentukan, WHO telah menentukan
jumlah kebutuhan per hari dari maltol yaitu
di atas 1mg/kg BB.
Etil Vanilin

Tidak seperti vanilin, etil vanilin tidak dihasilkan


secara alami. Etil vanilin dapat disiapkan secara
sintetik dengan metode yang sama dengan vanilin
menggunakan guethol selain guaiacol sebagai
bahan awal.
Batas maksimum penggunaannya adalah 70
mg/kg BB
Etil Vanilin

Tujuan Penambahan
Digunakan sebagai pengganti
dari vanilin sebagai zat
pengaroma dalam makanan,
minuman, pabrik pembuatan
permen, dan sediaan farmasi.
Juga digunakan dalam
pembuatan parfum.
Asam Fumarat

Dihasilkan dari beberapa tanaman, yaitu dari Fumaria


officinalis L. (Fumariaceae), Boleutus scaber Bull
(Boletaceae), dan Forues igniarius (Polyporaceae).

Tujuan Penambahan:
Sebagai bahan pengaroma pada sediaan
farmaseutika cair.
Asam Fumarat

Dampak negatif :
Pada terapi menggunakan asam
fumarat dan turunannya dapat
menyebabkan penyakit ginjal akut
dan reaksi merugikan lainnya.
Adanya gangguan fungsi hati, efek
pada saluran cerna, dan flushing
pada terapi oral.
Asam Malonat

O H HO
HOCCCCOH
OH H

Asam malonat dihasilkan dari sari mapel, apel dan


banyak buah yang lainnya, dibuat secara sintetik
dengan hidrasi dari asam maloat yang dihasilkan
dari katalis uap oksidasi benzen.
Asam Malonat

Tujuan Penambahan
Asam malonat memiliki sedikit aroma
apel dan digunakan sebagai zat
pengaroma untuk menutupi rasa
manis dan menghasilkan rasa pahit.
Asam Malonat
KHP larutan stock dilarutkan dengan campuran
1 mL dari larutan stock sebagian dengan 1 mL D2O.
Setelah pencampuran, tambahkan 100 mL dari
larutan KHP yang dilarutkan ke dalam 900 mL sari
buah apel (dicatat ketepatan dan ketelitian yang
baik dicapai jika suatu 1 mL gelas/pipet digunakan
sebagai ganti suatu pipet). Ph dari solusi
disesuaikan sekitar 1,35 menggunakan HCL. Suatu
600 mL alikuot dari larutan ini dimasukkan ke suatu
tabung NMR dan daerah spektrum pada frekwensi
599.923 MHZ. Spektrum diukur pada 2 detik waktu
yang didapat dan tambahan waktu peluruhan 35
detik.
Vanilin

Diperoleh secara alamiah dalam vanila,


dalam benzoat Siam, dan sebagainya,
dibuat secara sintetik dari eugenol atau
guaiacol, juga dari sisa industri bubuk kayu
(lignin).
Vanilin
Tujuan Penambahan
Digunakan sebagai pengaroma
dalam sediaan farmasi, makanan
minuman, dan pada pembuatan
permen dimana memiliki
karakteristik bau dan warna yang
sama dengan vanilla alami.
Digunakan dalam pembuatan
parfum.
Menutupi rasa tidak enak dan
bau dari beberapa formula
(tablet, larutan, sirup, dan
serbuk).
Vanilin

Dampak Negatif
Beberapa telah dilaporkan efek buruk dari
vanilin, meskipun ada spekulasi bahwa
persilangan kepekaan dengan molekul lain
dengan struktur yang sama, seperti asam
benzoat dapat terjadi.
Efek buruk telah dilaporkan termasuk adanya
kontak dermatitis.
Bronkospasme disebabkan oleh hipersensitivitas.
Vanilin
Metode Spektrofotometri
1. Penyiapan Sampel
Larutkan 0,1 gram vanilin dalam 5 ml alkohol dan encerkan
dengan air sampai 100 ml. Ambil 15 : 10; dan 5 ml dan
masukkan dalam labu 250 ml. Tambahkan air dan kocok,
(larutan x). Pipet 10 ml larutan x, masukkan dalam labu
takar 100 ml. Ukur konsentrasi pada 348 nm dan buat
kurva standar.
2. Cara penentuan
Jika sampel mengandung > 0,3 gram vanilin/100 ml,
encerkan dengan alkohol 35%. Pipet 10 ml sampel,
masukkan ke dalam labu 100 ml, tambahkan air dan kocok.
Pipet masing-masing 2 ml sampel dan masukkan ke dalam
2 labu 100 ml dan tambahkan air. 1 ml 0,02N, KAsO2 =
0,46 mg gliserol, 1 ml 0,02 N NaOH = 1,84 gliserol
Monosodium Glutamat (MSG)
RB:
COONaCH2CH2CHNH2

Merupakan garam natrium dari asam glutamat


asam amino non esensial yang digunakan
sebagai bahan tambahan makanan dan
biasanya dipasarkan sebagai penguat rasa.
Dihasilkan dari fermentasi karbohidrat dari
bakteri genera seperti Brevibacterium,
Arthrobacter, Microbacterium, dan
Corynebacterium.
Monosodium Glutamat (MSG)
Pengujian mutu menurut standar SII (Standar Industri
Indonesia)
1. Uji Kualitatif dengan Kromatografi Kertas
Pereaksi:
Larutan contoh: 0,5 0,05 gram contoh, dilarutkan dalam
air hingga 1L
Larutan standar
0,39 0,001 gram asam glutamat (99,5%) dinetralkan
dengan NaOH p.a. dan diencerkan
Pelarut
Campuran butanol : asam sulfat : air = 4:2:1
Pembangkit warna
Larutan 0,2% nihidrin dalam alkohol 95% (v/v)
Kertas kromatografi
Digunakan kertas Whatman no.1 atau kertas lain yang
sesuai dengan ukuran 259 x 250 mm
Monosodium Glutamat (MSG)
Cara Kerja:
Isikan pelarut ke dalam wadahnya dalam bak kromatografi dan
dibiarkan 12 jam. Pada kertas kromatografi dibuat garis pada jarak 25 mm
dari tepi dengan pensil. Dengan hati-hati diteteskan 0,025 ml contoh dan
larutan standar pada garis tersebut dengan jarak masing-masing 10 mm dan
25 mm, dan biarkan hingga kering. Kromatografi dilakukan dengan cara
descending, yaitu pelarut dibiarkan bergerak dari bawah ke atas. Tepi yang
diletakkan di bagian bawah dan ujungnya dicelupkan ke dalam larutan (10
mm), selama 8 jam. Kertas kemudian diangkat dan digantung sehingga
semua pelarut menguap. Seluruh kertas kemudian disemprot dengan larutan
nihidrasin dan setelah beberapa menit dikeringkan dalam oven 105-110C
selama 5 menit. Pada kertas akan tampak adanya spot/noda biru dan tampak
pula batas akhir pelarut. Pada pusat tiap spot diberi tanda jarak antara titik
awal dengan pusat spot dan dengan batas akhir pelarut diukur dengan teliti.
Harus hanya ada satu noda biru dari larutan contoh dan nilai Rf contoh harus
sma dengan Rf standar.
Rf = Jarak titik awal ke pusat noda
Jarak titik awal ke batas akhir larutan
Monosodium Glutamat (MSG)
2. Kadar MSG
0,4 gram contoh MSG dipanasi dlam labu Kjeldahl dengan 0,5
gram Cu-sulfat, 4,5 gram kalium sulfat dan 20 ml H2SO4 (p)
sampai cairan menjadi jernih. Pemanasan dilanjutkan hingga 3
jam, lalu didinginkan. Larutan dipindahkan ke dalam labu
destilasi, cuci dengan air suling dan encerkan hingga volume
200 ml, tambahkan 80 ml NaOH 30%, kemudian amonia yang
terdestilasi ditampung dalam 25 ml H2SO4 0,1N dan indikator
merah metil. Bila 2/3 volume larutan telah terdestilasi, titer
kelebihan H2SO4 dengan NaOH 0,1N.
Perhitungan:
Kemurnian MSG (%) =
[(25 x N H2SO4) (V NaOH x N NaOH)] x 0,1 x 0,187 x 100%
Berat MSG (mg)
DAFTAR PUSTAKA
Kibbe,Arthur H.,2000, Handbook of
Pharmaceutical Excipients, 3rd
ed.,APhA Press; USA.
Cahyadi, Wisnu, 2005, Analisis dan
Aspek Kesehatan Bahan Tambahan
Pangan, Bumi Aksara;Bandung.

Anda mungkin juga menyukai