Anda di halaman 1dari 39

CASE

HEMOPTISIS PADA PENDERITA


TUBERKULOSIS PARU

ARMY SETIA KUSUMA


FK TRISAKTI
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. N
Tanggal lahir/Usia : 01/11/1997 (19 tahun)
Alamat : Jl. H. Nawawi 3, RT. 7/RW. 3
Kel. Jaticempaka, Kec. Pondok
Gede
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Pelajar SMA
Jenis kelamin : Perempuan
Status Pernikahan : Belum Menikah
No. RM : 09.77.61.36
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Batuk berdarah 1 minggu SMRS

Keluhan Tambahan
Demam
Keringat malam hari
nyeri di tenggorokan saat batuk
mual
penurunan berat badan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

2 bulan SMRS
batuk berdahak berwarna
1 minggu SMRS
putih
batuk darah 1 tutup botol
IGD
Demam aqua
Keringat malam batuk darah berkurang
nyeri retrosternal bercampur dahak encer putih
Berat badan menurun mual
50kg42kg Demam
Keringat malam hari
nyeri di tenggorokan saat
batuk
mual
penurunan berat badan
Riwayat Riw. TB paru 10 hari yang lalu
Penyakit Riw. batuk darah sebelumnya disangkal
Riw. Atopi dan penyakit kongenital (-)
Dahulu

Riwayat Riw. Ayah pasien pernah mengidap TB 6 tahun yang lalu (+)
Keluarga

Riwayat . Riwayat merokok (-), konsumsi jamu-jamuan (-) dan jarang olahraga
Kebiasaan

Riwayat Riwayat konsumsi obat TB (RHZE) selama1 minggu


Pengobatan
Keadaan Umum :
Kesadaran : Compos mentis
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
BB : 42 kg
TB : 156 cm
BMI : 17,262 (underweight)

PEMERIKSAAN FISIK

Tanda-tanda Vital :
TD : 100/80 mmHg
N : 91 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,7oC
STATUS GENERALIS
Kepala
Normocephali, rambut hitam distribusi merata dan tidak mudah dicabut

Mata
CA (-/-), SI (-/-), pupil bulat isokor, RCL (+/+), RCTL (+/+), gerak bola mata baik ke segala arah, eksofthalmos (-),
mata cowong (-)

Hidung
Deformitas (-), krepitasi (-), hipertrofi (-), sekret (-), epistaksis (-),

Telinga
Normotia, liang telinga lapang (+), serumen (-), sekret (-)

Mulut
Sianosis (-), bibir pucat (-), bibir dan mukosa mulut kering (-) ,oral hygiene baik, uvula letak di tengah, tidak hiperemis,
arkus faring tidak hiperemis dan tidak tampak detritus.

Leher
KGB tidak membesar, kelenjar tiroid membesar, permukaan licin tidak berbenjol-benjol, mobile, ikut turun dengan
gerakan menelan.
JVP 5+2 cm h20
THORAKS

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

S1S2 reg,
Simetris statis dan Batas jantung murmur (-),
dinamis, pernafasan Ictus cordis kiri: dari sonor gallop (-), suara
thorakoabdominal, teraba di ICS 5, ke redup di ICS jantung
retraksi otot 1 cm medial 5, 1 cm medial tambahan (-)
pernafasan (-) linea linea
midklavikula kiri midklavikula kiri

SNV (+/+),
ronkhi (+/+) di
Ictus cordis tidak apex paru,
terlihat wheezing (-/-)
Vocal fremitus Sonor di kedua
sama kuat kanan lapang paru
dan kiri
ABDOMEN

Inspeksi
Datar, kulit sawo matang, smiling umbilicus (-), venektasi (-)

Auskultasi
BU (+), 2x/menit, bruit (-), venous hum (-)

Palpasi
Supel (+), rigiditas (-), nyeri tekan abdomen(-), undulasi (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi
Timpani pada 4 kuadran, shifting dullness (-)
EKSTREMITAS

Superior Inferior
Akral Akral
hangat (+/+) hangat (+/+)

Pitting Pitting
oedem(-/-) oedem(-/-)

CRT<2detik CRT<2detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab 27/7/2016

Pemeriksaan Fl Hasil Unit Nilai Indeks eritrosit


ag rujukan MCV 70,4 fL 82~92
HEMATOLOGI MCH 21,4 Pg 27~32

Darah lengkap MCHC 30,4 % 32~37

Laju endap darah 120 mm 0~15 Trombosit 514 ribu/uL 150~400


KIMIA KLINIK
Leukosit 7,5 ribu/uL 5~10
FUNGSI HATI
HITUNG JENIS/
SGOT (AST) 18 U/L <37
DIFF
SGPT (ALT) 16 U/L <41
Basofil 0 % 0-1
FUNGSI GINJAL
Eosinofil 0 % 1-3
Ureum 23 mg/dL 20~40
Batang 2 % 2-6
Kreatinin 0,58 mg/dL 0.5~1.5
Segmen 73 % 50-70 DIABETES
Limfosit 20 % 20-40 Gula darah 97 mg/dL 60~110
sewaktu
Monosit 5 % 2-8
ELEKTROLIT
Eritrosit 4,87 juta/uL 4~6
Natrium (Na) 139 mmol/L 135~145
Hemoglobin 10,4 g/dL 13~17.5
Kalium (K) 4.4 mmol/L 3.5~5.0
Hematokrit 34,3 % 40~54 Clorida (Cl) 93 mmol/L 94~111
THORAX PA (27/7/2016)
Cor Sinuses normal
Pulmo Infiltrat di kedua lap tengah dan atas kanan

Kesan: Tb duplex aktif


FOLLOW UP
28/06/2016 29/07/2016 30/07/16

S: Mual (+), Muntah (+), Lemas (+), Batuk S: Mual (+), Muntah (+), Lemas (+), Nyeri S: Nafsu makan menurun (+), Batuk
berdahak (-), Demam (-), Sesak (-) tenggorokan (+), Nafsu makan menurun kering (+), Mual (-), Muntah (-), Lemas
(+), Batuk kering (+) (-), Nyeri tenggorokan (-)
O: Kesadaran: Compos mentis O: O:
Kesan Sakit: Tampak Sakit Ringan Kesadaran: Compos mentis Kesadaran: Compos mentis
Kesan Sakit: Tampak Sakit Ringan Kesan Sakit: Tampak Sakit Ringan
Tanda vital:
TD: 110/80 mmHg TD: 90/60 mmHg TD: 110/80 mmHg
HR: 91x/mnt HR: 74x/mnt HR: 97x/mnt
S: 36,5 C S: 36,5 C S: 36,3 C
RR: 20x/mnt RR: 18x/mnt RR: 20x/mnt

St. Generalis: Mata: CA -/-, SI -/- Mata: CA -/-, SI -/-


Mata: CA -/-, SI -/- Thorax: SNV +/+, Rh +/+, wh -/-, S1- Thorax: SNV +/+, Rh +/+, wh -/-,
Thorax: SNV +/+, Rh +/+, wh -/-, S1- S2 reg, G-, M- S1-S2 reg, G-, M-
S2 reg, G-, M- Abdomen: datar, supel, BU +, NT Abdomen: datar, supel, BU (+), NT
Abdomen: datar, supel, BU (+), NT hipokondriaka dekstra, (-)
hipokondriaka sinistra dan iliaka epigastrium (+) Ekstremitas: AH + +/+ +, OE - -/- -
sinistra (+) Ekstremitas: AH + +/+ +, OE - -/- -
Ekstremitas: AH + +/+ +, OE - -/- -
Lab Hb 10,4, LED 120mm
Lab Hb 10,4, LED 120mm Rontgen: TB paru duplek aktif
Lab Hb 10,4, LED 120mm
Rontgen: TB paru duplek aktif
Rontgen: TB paru duplek aktif

A: TB paru duplek aktif A: TB paru duplek aktif A: TB paru duplek aktif


TERAPI
28/7/2016 29/7/2017 30/7/2016
Rifampicin 1x1 tab oral Rifampicin 1x1 tab oral Rifampicin 1x1 tab oral
INH 1x1 tab oral
INH 1x1 tab oral INH 1x1 tab oral
Etambutol 1x1 tab oral
Etambutol 1x1 tab oral Etambutol 1x1 tab oral
OBH 3x1syr oral
OBH 3x1syr oral OBH 3x1syr oral
OMZ 1x1 tab oral
OMZ 1x1 tab oral OMZ 1x1 tab oral
CTM 2x1 tab oral
CTM 2x1 tab oral CTM 2x1 tab oral
Antasid 3x1 tab oral
Antasid 3x1 tab oral Antasid 3x1 tab oral
Cetirizine 1x1 tab oral
Novorapid 3x4 u sc Cetirizine 1x1 tab oral

Ondansentron 3x4mg iv Novorapid 3x4 u sc

Ondansentron 3x4mg iv
MASALAH KLINIS

Tampak sakit sedang


Kesan Gizi Kurang
Batuk darah Rh +/+ di apex paru
Demam NT abdomen
Keringat malam hipokondriaka sinistra, Hb 10,4
Nyeri epigastrium LED120mm
tenggorokan ,hipokondriaka dekstra, Rontgen: TB paru
Mual iliaka sinistra, (+) duplek aktif
Penurunan
berat badan
ASSESMENT

TB paru duplex aktif Diagnosis:

Diagnosis Pneumonia
Banding:
Planning
Terapi farmakologis:
-INH
Terapi Non Farmakologis:
Pemeriksaan Penunjang: -Rifampicin
Sputum BTA -Etambutol
- Perbaikan gizi
- -Pirazinamid
- Edukasi cara melakukan
batuk efektif -OBH
-Omeprazol
RESUME
Ny. N, Perempuan, berusia 19 tahun, datang dengan keluhan batuk darah sebanyak 1 tutup botol
aqua sejak 1 minggu SMRS. Disertai keluhan Nyeri retrosternal dan Nausea
2 bulan SMRS mengeluh batuk berdahak berwarna putih, demam, mudah berkeringat waktu malam
hari dan terjadi penurunan berat badan (50kg42kg).
Riw. TB paru 10 hari yang lalu, Riw. Ayah pasien pernah mengidap TB 6 tahun yang lalu (+),
Riwayat konsumsi obat TB (RHZE) selama1 minggu Tampak sakit sedang
Pemeriksaan fisik: Tampak sakit sedang, kesan gizi kurang, Auskultasi Paru Rh +/+
di apex paru, Palpasi abdomen NT abdomen hipokondriaka sinistra, epigastrium,
hipokondriaka dekstra, iliaka sinistra (+)
Pemeriksaan Lab: Anemia mikrositik hipokrom, LED meningkat dan hasil
pemeriksaan rontgen: TB paru duplek aktif
Diagnosa: Tb paru duplek aktif dengan dd: Pneumonia
Pemeriksaan penunjang tambahan: Sputum BTA
Rencana terapi nonfarmakologis: perbaiki gizi dan edukasi batuk efektif
terapi farmakologis 2RHZE/4RH, OBH, Omeprazol
TUBERCULOSIS
DEFINISI
infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
EPIDEMIOLOGI
MORFOLOGI M. TUBERCULOSIS
FAKTOR PREDISPOSISI
Malnutrisi,
HIV/AIDS,
mengkonsumsi alkohol
diabetes militus
penyakit ginjal kronik
dialisis
post gatrectomy
transplantasi organ
kehamilan
post partum
keganasan
penggunaan obat-obat imunosupresi.
PATOGENESIS TB PRIMER

Droplet nuklei terhisap

Menempel di saluran napas / jaringan paru

Berkembang biak di sitoplasma makrogfag

Menyebar dan membentuk sarang = sarang primer / fokus ghon

Limfadenitis regional dan limfangitis regional


Afek primer +
limfangitis+ limfadenitis
regional membentuk
kompleks primer

Sembuh dengan
Sembuh sama sekali
Komplikasi dan meninggalkan bekas
tanpa meninggalkan
menyebar garis garis fibrotik,
cacat
kalsifikasi di hilus.

Secara limfogen dan


Kontinuitatum : Bronkogen : menyebar hematogen ke jaringan
menyebar ke sekitarnya ke paru sebelahnya tubuh lainnya
membentuk TB MILIER
PATOGENESIS TB SEKUNDER

MALNUTRISI,
ALKOHOL,
IMUNITAS GAGAL KUMAN
MENURUN, GINJAL, HIV AIDS AKTIF
DM penggunaan KEMBALI
imunosupresif,
keganasana
PATOGENESIS TB SEKUNDER
MEMBENTUK
TB TERAKTIVASI
SARANG DINI DI
KEMBALI
REGIO ATAS PARU

PROSES SELANJUTNYA:
Direabsorbsi kembali dan sembuh
SARANG DINI tanpa meninggalkan cacat.
AWALNYA SARANG Sembuh dalam bentuk perkapuran.
Sarang meluas dan membentuk
PNEUMONIA KECIL jaringan keju jika dibatukkan
keluar muncul caviti.

Sarang perkembangan tuberkulosis post primer dan


perjalanan penyembuhan
KLASIFIKASI
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ALUR DIAGNOSIS TB
TERAPI
PENCEGAHAN
EDUKASI
PROGNOSIS
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai