ULAR
Jenis Ular Berbisa
Diklasifikasikan menjadi 4 kelompok :
Di Indonesia :
Trimeresurus albolaris ( ular hijau)
racun : hematotoxic
Ankistrodon rhodostoma (ular rattle)
racun : hematotoxic
Bungarus fasciatus (ular welang/weling)
racun : neurotoxic
Naya Sputatrix ( Cobra )
racun : neurotoxic
Luka Gigitan Ular
Polypeptida
Postsinaps neurotoxin : -bungarotoxin & cobrotoxin
I +/- + 3-12cm/12 -
hrs
II + +++ >12- +,
25cm/12hrs neurotoxic,n
ausea,
dizziness
III ++ +++ >25cm/12hrs ++, ptechiae,
shock,
ecchymosis
1. Pertolongan Pertama
2. Kirim ke RS
3. Nilai gejala klinis dan resusitasi
4. Penilaian klinis secara rinci dan diagnosis spesies
5. Investigasi/ tes laboratorium
6. Pengobatan dengan Serum Anti Bisa Ular
7. Observasi setelah pemberian Serum Anti Bisa Ular
8. Pengobatan suportif
9. Perawatan pada luka yang digigit
10. Rehabilitasi
11. Perawatan jika terjadi komplikasi kronik
Pertolongan pertama
Luka dicuci dengan air bersih atau dengan
larutan kalium permanganat untuk
menghilangkan atau menetralisir bisa ular
yang belum terabsorpsi.
Imobilisasi ekstremitas yang digigit
dengan bidai.
Hindari infeksi dan peningkatan
perdarahan lokal.
Nilai Gejala Klinis Dan Resusitasi
ABC harus diperiksa segera.
Tingkat kesadaran harus dinilai.
Resusitasi :
Hipotensiberat dan shock akibat efek
kardiovaskular langsung dari racun
Gagal napas akibat neurotoksik yang telah
menyebabkan kelumpuhan otot-otot
pernapasan
Riwayat Gigitan Ular
Memperoleh gambaran tentang ular yang
mengigit.
Menilai waktu kejadian dan timbulnya
gejala
Riwayat alergi terhadap obat-obatan
Penggunaan obat (misalnya, aspirin,
antikoagulan)
Gejala yang timbul setelah gigitan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah : rutin, urea-N, creatinine, electrolyte,
BT, CT, PT, APTT, thrombocyte , Liver
Function Tests.
Urinalysis : hematuria, glycosuria &
proteinuria.
ECG
Radiology : Chest - X-ray
Farmakoterapi
Tujuan dari farmakoterapi adalah untuk
menetralisir racun, mengurangi morbiditas
dan mencegah komplikasi.
Antibiotik.
Profilaksis tetanus direkomendasikan jika
pasien tidak diimunisasi.
Antivenin.
Antivenin
Antivenin (SABU)
Serum Anti Bisa Ular : polyvalene, & 1 ml dosis
mengandung :
10 - 50 LD50 Bisa Ankystrodon ,
Pemberian :
2 vials (@ 5 ml) i.v. In 500 cc NaCl 0,9% / Dextrose 5%
Pemberian perinfus : 40 - 80 tetes/menit.
Infiltrasi lokal tidak dianjurkan
Penanganan
Indikasi :
Gejala dari bahaya bisa secara sistemik.
Perdarahan, neurotoxic, shock, dll.
Secara lokal
Bengkak >48 jam, bengak cepat membesar, kel. Limpa
membesar
Prinsip penanganan :
Derajat 0 & I : antivenin tidak dianjurkan, observasi selama 12
jam, jaka bertambah berat berikan antivenin
Derajat II : 3-4 vials antivenin
Derajat III : 5 - 15 vials antivenin
Derajat IV : tambahkan 6-8 vials jika masih memungkinkan.
Penanganan
Terapi profilaksis
Broad spectrum antibiotics :
Umumnya kuman yang berkembang biak :