Anda di halaman 1dari 32

DR.

RISKA ARISTA YULIANTI


TIM KESELAMATAN PASIEN
RS MH THAMRIN CILEUNGSI
PENGERTIAN
1. Keselamatan Pasien / Patient Safety
UU 44/2009 ttg RS pasal 43
Yang dimaksud dengan keselamatan pasien (patient
safety) adalah proses dalam suatu Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan pasien yang lebih aman.
Termasuk di dalamnya asesmen risiko, identifikasi, dan
manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti
insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta
meminimalisir timbulnya risiko.
Pasien bebas dari harm /cedera yang tidak seharusnya
terjadi atau bebas dari harm yang potensial akan terjadi
(penyakit, cedera fisik / sosial / psikologis, cacat, kematian
dll), terkait dengan pelayanan kesehatan.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011
TENTANG
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu


sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
3. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) / Patient Safety
Incident
Setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan harm / cedera yang tidak
seharusnya terjadi.

JENIS IKP : KPC,KNC,KTC,KTD


4. Kejadian Sentinel (Sentinel Event) :
Suatu KTD yg mengakibatkan kematian atau cedera yg serius;
biasanya dipakai utk kejadian yg sangat tdk diharapkan atau
tidak dapat diterima seperti : operasi pada bagian tubuh yg
salah.

Pemilihan kata sentinel terkait dgn keseriusan cedera yg


terjadi (mis. Amputasi pd kaki yg salah, dsb) shg pecarian
fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya
masalah yg serious pd kebijakan & prosedur yg berlaku.(KKP-
RS)
RATIONALE FOR REPORTING IN
HEALTHCARE
When things go wrong in health care,
it is essential to understand:
What happened?
Why did it happen?
What were the consequences?
What can be done to mitigate the
harm caused by it?
And, what can be done to avoid
this from happening again?

However, there are no common


standards for monitoring,
reporting,classifying, analyzing and
interpreting patient safety incident
data
MEMBANGUN
SISTEM PELAPORAN IKP
DASAR
UU. No 44 th 2009 Tentang Rumah Sakit

Pasal 43 :

1. RS wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien


2. Standar Keselamatan Pasien dilaksanakan melalui pelaporan
insiden, menganalisa & menetapkan pemecahan masalah
dlm rangka menurunkan angka KTD
3. RS melaporkan kegiatan ayat 2 kepada komite yang
membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan Menteri
4. Pelaporan IKP pd ayat 2 dibuat secara anonim & ditujukan
utk mengkoreksi sistem dlm rangka meningkatkan
keselamatan pasien
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai keselamatan pasien ayat 1
& ayat 2 Peraturan Menteri
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT,
Pasal 6 :

(1). Setiap rumah sakit wajib membentuk Tim


Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS) yang
ditetapkan oleh kepala rumah sakit sebagai
pelaksana kegiatan keselamatan pasien.

(2). TKPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


bertanggung jawab kepada kepala rumah sakit.

(3). Keanggotaan TKPRS sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) terdiri dari manajemen rumah sakit dan
unsur dari profesi kesehatan di rumah sakit
TUJUAN PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

a. Tujuan Umum :

1) Menurunnya Insiden Keselamatan Pasien (KTD,


KNC, KTC dan KPC)
2) Meningkatnya mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.
b. Tujuan Khusus :
1) Rumah Sakit (Internal)
a) Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden
keselamatan pasien di rumah sakit .
b) Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai
pada akar masalah
c) Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan
kepada pasien agar dapat mencegah kejadian yang
sama dikemudian hari.

2) KKP-RS (Eksternal)
a) Diperolehnya data / peta nasional angka insiden
keselamatan pasien (KTD, KNC, KTC)
b) Diperolehnya pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien bagi rumah sakit
lain.
c) Ditetapkannya langkah-langkah praktis Keselamatan
Pasien untuk rumah sakit di Indonesia.
JENIS IKP
1- KONDISI POTENSIAL CIDERA KPC (A reportable circumstance / SITUASI ATAU KONDISI
YANG PERLU DILAPORKAN ) :
ADALAH SUATU SITUASI / KONDISI YANG SANGAT BERPOTENSI UNTUK MENIMBULKAN
CIDERA, TETAPI BELUM TERJADI INSIDEN
CONTOH :
- ICU YANG SANGAT SIBUK TETAPI JUMLAH PERSONIL SELALU KURANG / UNDERSTAFFED
- PENEMPATAN DEFIBRILLATOR DI IGD TERNYATA DIKETAHUI BAHWA ALAT TERSEBUT
RUSAK, WALAUPUN BELUM DIPERLUKAN.

2 KEJADIAN NYARIS CIDERA KNC ( A near miss ) :


ADALAH TERJADINYA INSIDEN YANG BELUM SAMPAI TERPAPAR / TERKENA PASIEN.
CONTOH :
- UNIT TRANSFUSI DARAH SUDAH TERPASANG PADA PASIEN YANG SALAH, TETAPI
KESALAHAN TERSEBUT SEGERA DIKETAHUI SEBELUM TRANSFUSI DIMULAI.

3 KEJADIAN TIDAK CIDERA KTC (A no harm incident ) :


ADALAH SUATU INSIDEN YANG SUDAH TERPAPAR KE PASIEN TETAPI TIDAK TIMBUL CIDERA.
CONTOH :
- DARAH TRANSFUSI YANG SALAH SUDAH DIALIRKAN TETAPI TIDAK TIMBUL GEJALA
INKOMPATIBILITAS.

4 KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( A harmful incident / adverse event) :


ADALAH INSIDEN YANG MENGAKIBATKAN CIDERA PADA PASIEN.
CONTOH :
TRANSFUSI YANG SALAH MENGAKIBATKAN PASIEN MENINGGAL KARENA REAKSI
HEMOLYSIS.
Pasien
tidak terpapar Near Miss (NM)
(KNC=Kejadian NYARIS CIDERA)
- ERROR, diket, dibatalkan (prevention)

Proses of Care
Error
Tidak
cidera No Harm Event
-Kesalahan proses
-Dpt dicegah
-Pelaks Plan action (KTC=Kejadian TIDAK CIDERA)
tdk komplit Pasien - Dpt obat c.i., tdk timbul (chance)
-Pakai Plan action yg - Dpt obat c.i., diket, beri anti-nya
terpapar (mitigation)
salah
-Krn berbuat :
commission Pasien
-Krn tidak berbuat : Adverse Event (AE)
cidera
omission

(KTD=Kejadian TIDAK DIHARAPKAN)


Faktor Kontributor
Adalah keadaan, tindakan, atau faktor yang mempengaruhi
dan berperan dalam mengembangkan dan atau
meningkatkan risiko suatu kejadian (misalnya pembagian
tugas yang tidak sesuai kebutuhan).

Contoh :
a. Faktor kontributor di luar organisasi (eksternal)
b. Faktor kontributor dalam organisasi (internal) misal tidak
adanya prosedur
c. Faktor kontributor yang berhubungan dengan petugas
(kognitif atau perilaku petugas yang kurang, lemahnya
supervisi, kurangnya team work atau komunikasi)
d. Faktor kontributor yang berhubungan dengan keadaan
pasien.
PELAPORAN INSIDEN
Mengapa pelaporan insiden penting?
Karena pelaporan akan menjadi awal proses
pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama terulang
kembali.

Bagaimana memulainya ?
Dibuat suatu sistem pelaporan insiden di rumah sakit
meliputi kebijakan, alur pelaporan, formulir pelaporan dan
prosedur pelaporan yang harus disosialisasikan pada seluruh
karyawan.

Apa yang harus dilaporkan ?


Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah
terjadi, potensial terjadi ataupun yang nyaris terjadi.
Siapa yang membuat Laporan Insiden ?
Siapa saja atau semua staf RS yang pertama menemukan
kejadian/insiden
Siapa saja atau semua staf yang terlibat dalam
kejadian/insiden

Bagaimana cara membuat Laporan Insiden (Incident Report) ?


Karyawan diberikan pelatihan mengenai sistem pelaporan
insiden mulai dari maksud, tujuan dan manfaat laporan, alur
pelaporan, bagaimana cara mengisi formulir laporan insiden,
kapan harus melaporkan, pengertian-pengertian yang
digunakan dalam sistem pelaporan dan cara menganalisa
laporan.
ALUR PELAPORAN

1. ALUR PELAPORAN INSIDEN KE TIM KP di RS (Internal)

a. Apabila terjadi suatu insiden (baik IKP maupun


insiden lainnya) di rumah sakit, wajib segera ditindak lanjuti
(ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat yang
tidak diharapkan.
b. Setelah ditindaklanjuti, segera dilaporkan kepada
Atasan langsung pada kesempatan pertama.
(Paling lambat dalam 1 jam); jangan menunda laporan.
c. Atasan langsung pelapor akan menentukan
apakah insiden/kecelakaan yang dilaporkan termasuk
IKP.kecelakaan K3,masalah keamanan atau insiden yang
lainnya. (Atasan langsung disepakati sesuai
keputusan Manajemen : Super- visor / Kepala
Bagian / Instalasi/ Departemen / Unit).
d. Apabila insiden yang dilaporkan termasuk IKP, Atasan langsung
akan menganalisa laporan dengan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan tsb.

e.Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa


yang akan dilakukan sebagai berikut :
Grade biru : Investigasi sederhana oleh Atasan langsung, waktu
maksimal 1 minggu.
Grade hijau : Investigasi sederhana oleh Atasan langsung, waktu
maksimal 2 minggu
Grade kuning : Investigasi komprehensif / Analisis akar masalah /
RCA oleh Tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari
Grade merah : Investigasi komprehensif / Analisis akar masalah /
RCA oleh Tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari.

f. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil


investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke Tim KP di RS .
g. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil
Investigasi dan Laporan insiden untuk menentukan
apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA)
dengan melakukan Regrading.

h. Untuk grade Kuning / Merah, Tim KP di RS akan


melakukan Analisis akar masalah / Root Cause
Analysis (RCA)

i. Setelah melakukan RCA, Tim KP di RS akan


membuat laporan dan Rekomendasi untuk
perbaikan serta "Pembelajaran" berupa : Petunjuk /
"Safety alert" untuk mencegah kejadian yang sama
terulang kembali.
j. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja
dilaporkan kepada Direksi

k. Rekomendasi untuk "Perbaikan dan Pembelajaran"


diberikan umpan balik kepada unit kerja terkait
serta sosialisasi kepada seluruh unit di Rumah Sakit

l. Unit Kerja membuat analisa dan trend kejadian di


satuan kerjanya masing masing

m. Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Tim KP di


RS.
1 : Lengkapi laporan ditempat Kejadian
ALUR
INVESTIGASI Reporting
INSIDEN 2 : Ka Bgn membuat Grading Awal

3a Low 3b Moderate 3c High 3d Extreme


Ka Bgn / Unit
4a 4b Tim
Investigasi Investigasi 4c
Sederhana Sederhana Investigasi Investigasi
1 minggu 2 minggu Komprehensif / AAM & Analisa
(RCA)
Max : 45 hari (1,5 bln)
5 Tim Keselamatan Pasien RS
Menganalisa Grading / Regrading REDESIGN
SYSTEM

6 Membuat Materi Lap Berkala Feedback bulanan ke Unit


untuk Ke Komite terkait
Pembelajaran Medik (Insiden yg sdh diupdate untuk
membuat Trend Analisis

Semua unit pelayanan / Instalasi


ANALISIS
MATRIKS GRADING RISIKO
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa
kualitatif untuk menentukan derajat risiko suatu
insiden berdasarkan Dampak dan Probabilitasnya.

a. Dampak (Consequences)
Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah
seberapa berat akibat yang dialami pasien
mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal

b. Probabilitas / Frekuensi / /Likelihood


Penilaian tingkat probabilitas / frekuensi risiko
adalah seberapa seringnya insiden tersebut
terjadi
PENILAIAN DAMPAK KLINIS / KONSEKUENSI / SEVERITY

Tingkat
Deskripsi Dampak
Risiko

1 Tidak signifikan Tidak ada cedera

Cedera ringan mis. Luka lecet


2 Minor
Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,

Cedera sedang mis. Luka robek


Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau intelektual
3 Moderat (reversibel), tidak berhubungan dengan penyakit.
Setiap kasus yang memperpanjang perawatan

Cedera luas / berat mis. Cacad, lumpuh


4 Mayor Kehilangan fungsi motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(irreversibel), tidak berhubungan dengan penyakit.

5 Katastropik Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit


PENILAIAN PROBABILITAS / FREKUENSI

TINGKAT
RISIKO DESKRIPSI

1 Sangat jarang / Rare (>5 thn/kali)

2 Jarang / Unlikely (>2-5 thn/kali)

3 Mungkin / Possible (1-2 thn/kali)

4 Sering / Likely (Bebrp kali /thn)

5 Sangat sering / Almost certain (Tiap minggu /bulan)


MATRIX ASSESSMENT
Potencial Concequences / Impact
Likelihood /
Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Probability
1 2 3 4 5

Almost certain Moderate Moderate High Extreme Extreme


(Tiap mgg /bln)
5
Likely (Bebrp x /thn) Moderate Moderate High Extreme Extreme
4
Posible (1-2 thn/x) Low Moderate High Extreme Extreme
3
Unlikely (2-5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme
2
Rare (>5 thn/x) Low Low Moderate high Extreme
1

ACTION :
Can be manage Clinical Manager / Lead Detailed review & Immediate review
by procedure Clinician should assess urgent treatment & action required
the consequences should be undertaken at Board level.
againts cost of treating by senior Director must be
the risk management informed
TINDAKAN SESUAI TINGKAT DAN BANDS RISIKO
Level / Bands Tindakan

Risiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari membutuhkan tindakan


Extreme (sangat tinggi)
segera, perhatian sampai ke Direktur,

Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari Kaji dengan detil & perlu tindakan
High (tinggi)
segera serta membutuhkan perhatian top manajemen,

Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu. Manajer /


Moderate (sedang)
Pimpinan Klinis sebaiknya menilai dampak terhadap biaya dan kelola risiko

Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan


Low (rendah)
dengan prosedur rutin
KEBERHASILAN PELAPORAN
IKP
BARIER PELAPORAN

Sense of Failure
Fear of Blame
Report being used out of the contex
Fear of increase medico legal risk
Benefits of reporting are unclear
Lack of resources
Not my job
Lack of clear definitions
Difficulty in reporting
DO & DONT

JANGAN melaporkan incident lebih dari 48 jam


JANGAN menunda incident report dengan alasan
di follow up atau ditanda tangani
JANGAN menambah catatan medis pasien bila
telah tercatat dalam incident report
JANGAN meletakkan incident report sebagai
bagian dari rekam medik pasien
JANGAN membuat copy incident report untuk
alasan apapun
CATATLAH keadaan yang tidak diantisipasi

Anda mungkin juga menyukai