Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN SEBAB AKIBAT

(KAUSALITAS)
1. TEORI EKIVALENSI
2. TEORI INDIVIDUALISASI
3. TEORI GENERALISASI
4. TEORI YANG DIGUNAKAN DALAM
YURISPRUDENSI (Adequate)
5. KAUSALITAS DALAM HAL TIDAK BERBUAT:
A. TEORI BERBUAT LAIN
B. TEORI BERBUAT SEBELUMNYA
C. TEORI KEWAJIBAN HUKUM UNTUK
BERBUAT
SIFAT MELAWAN HUKUM
1. SIFAT MELAWAN HUKUM FORMIL
2. SIFAT MELAWAN HUKUM MATERIEL
Hukum pidana

HUKUM YANG MENGATUR


SYARAT-SYARAT/ASAS PEMIDANAAN

ORANG YANG
MELAKUKAN TUJUAN
TINDAK PIDANA (DADER) PIDANA
DAAD UNSUR SUBJEKTIF
(UNSUR OBJEKTIF)

PERAN
KORBAN
(VIKTIM)
KESALAHAN,
Tiada Pidana Tanpa kesalahan,
Geen staf zonder schuld

UNTUK MENJATUHKAN PIDANA, SELAIN MELIHAT


PERBUATAN JUGA MELIHAT ORANG YANG
MELAKUKAN PERBUATAN ITU, DIMANA ORANG
TERSEBUT HARUS BERSALAH ATAU
MEMPUNYAI KESALAHAN.

ADANYA ADANYA TIDAK ADA


KEMAMPUAN KESENGAJAAN, ALASAN
BERTANGGUNG KEALPAAN PEMAAF
JAWAB Dolus, culpa
PENGERTIAN KESALAHAN
PENGERTIAN KESALAHAN PENGERTIAN KESALAHAN
SECARA PSIKOLOGIS: SECARA NORMATIF
Yaitu kesalahan hanya Yaitu untuk menentukan
dipandang sebagai hubungan kesalahan seseorang tidak
psikologis (batin) antara hanya berdasar sikap batin
pembuat dan perbuatannya. tetapi harus ada unsur
Maka kesalahan disini bisa penilaian normatif.
berupa kesengajaan atau Penilaian normatif yaitu
kealpaan. penilaian dari luar dengan
Kesengajaan berarti memakai ukuran-ukuran yang
menghendaki perbuatannya terdapat dalam masyarakat,
dan segala akibatnya, sedang ialah apa yang seharusnya
pada kealpaan tidak diperbuat oleh masyarakat.
menghendaki akibatnya. Jadi kesalahan berada dalam
ukuran-ukuran pemikiran
orang lain.
Berbagai pengertian kesalahan
menurut doktrin / sarjana
1. Mezger : kesalahan adalah keseluruhan syarat yang memberi
dasar untuk adanya pencelaan pribadi terhadap si pembuat tindak
pidana.
2. Simons : kesalahan sebagai dasar untuk pertanggung jawaban
dalam hukum pidana ia berupa keadaan psikhis dari si pembuat
dan hubungannya terhadap perbuatannya, jadi keadaan jiwanya
dapat dicelakan kepada si pembuat.
3. Pompe : sifat melawan hukum adalah segi luar dari pelanggaran
norma, dan kesalahan adalah segi dalam dari pelanggaran norma.
Kesalahan berarti akibatnya dapat dicelakan
4. Sudarto : bersalah dalam arti patut dicela menurut hukum, tidak
secara etis.
5. Moeljatno: adanya kesalahan terdakwa harus: melakukan
perbuatan pidana (s.m.h); mampu bertanggung jawab, adanya
kesengajaan atau kealpaan, tidak ada alasan pemaaf.
KEMAMPUAN BERTANGGUNG
JAWAB
PENGERTIAN

1. Simons : kemampuan bertanggung jawab dapat diartikan sebagai


suatu keadaan psikhis sedemikian yang membenarkan adanya
penerapan suatu upaya pemidanaan, dilihat dari sudut umum
maupun dari orangnya. Dan jika jiwanya sehat yaitu: mampu
mengetahui atau menyadari bahwa perbuatannya bertentangan
dengan hukum, dan dapat menentukan kehendaknya sesuai
dengan kesadaran tersebut.
2. Van hamel: suatu keadaan normalitas psichis dan kematangan
(kecerdasan) yang membawa 3 kemampuan: ia mampu mengerti
nilai dari akibat-akibat perbuatannya sendiri; mampu menyadari,
bahwa perbuatannya tidak diperbolehkan; mampu untuk
menentukan kehendak sesuai dengan kesadaran tersebut.
3. MvT: tidak ada kemampuan apabila: tidak ada kebebasan
memilih antara berbuat dan tidak berbuat; tidak dapat
menginsyafi bahwa perbuatannnya bertentangan dengan hukum
dan tidak dapat menentukan akibat perbuatannya.
4. Moeljatno: adanya kemampuan bertanggung jawab harus ada:
a. kemampuan untuk membeda-bedakan antara perbuatan yang baikdan yang
buruk, yang sesuai dengan hukum dan yang melawan hukum
b. kemampuan untuk menentukan kehendaknya menurut keinsyafan tentang
baik buruknya perbuatan tadi.

Ketentuan kemampuan
Bertanggung jawab
Dalam KUHP

1. Diatur dalam Pasal 44 KUHP: Barangsiapa melakukan


perbuatan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
kepadanya, karena jiwanya cacat dalam tumbuhnya atau
terganggu karena penyakit, tidak dipidana.
2. Isi Pasal 44 KUHP: penentuan keadaan jiwa si pembuat oleh
psikhiater,dan penentuan hubungan kausal antara keadaan jiwa
dengan perbuatannya oleh hakim.
3. Pasal 44 bersifat Deskriptif Normatif.
kekurang mampuan
Bertanggung jawab
sebagian

1. Kleptomanie, ialah penyakit jiwa yang berujud doronga kuat dan


tak tertahan untuk mengambil barang milik orang lain., tetapi tak
sadar bahwa perbuatannya dilarang.
2. Pyromanie, penyakit jiwa yang berupa kesukaan membakar tanpa
ada alasan yang jelas sama sekali.
3. Claustrophobie, penyakit jiwa ketakutan untuk berada di ruang
sempit, maka ia akan memecah barang-barang didekatnya.
4. Penyakit yang merasa dikejar-kejar oleh musuhnya.

Keadaan Mabok ?
1. Dibuat mabok oleh orang lain;
2. Mabok sendiri.
3. Di Indonesia, meminum minuman keras / alkohol bukan sebagai
kebiasaan yang dapat diterima.
Apabila ada keragu-raguan
Tentang
Kemampuan bertanggung jawab

Ada dua pendapat:

Si pembuat tetap dapat dipidana, dengan dasar pemikiran bahwa


kemampuan bertanggung jawab adalah dianggap ada selama tidak
dibuktikan sebaliknya;

Si pembuat tidak dipidana, dasar pemikiran dalam hal adanya


keragu-raguan maka harus diambil keputusan yang
menguntungkan tersangka. (In dubiu pro reo).

Tidak mudah untuk menentukan batas yang tegas antara mampu dan
tak mampu bertanggung jawab. Orang yang dinyatakan sakit
maka diputus untuk dimasukkan RS jiwa., untuk diobati.

Anda mungkin juga menyukai