Anda di halaman 1dari 60

TETANUS

Dr.Rahmat Nasution DTM&H


MSc
SpParK
DEFINISI:
Suatu penyakit infeksi akut yang
disebabkan
exotoxin Clostridium tetani,
karakteristik di
tandai dengan nyeri umum dan
kejang spasme
dari otot skeletal.
PATOLOGI &PENYEBAB
-.Clostridium tetani: anaerobic, motile dan Gram
positif
-.Basil biasanya dijumpai ditanah, feces binatang
ternak,manusia. Pada tanah yang kering spora
bbtk drum stick dpt bertahan bbrp thn, spora
sgt resistance thdp antiseptik
-.Menghasilkan 2 jenis exotoxin:
1. Tetanospasmin ---- gejala tetanus
2. Tetanolysin
-.Toxin bekerja pd spinal cord & otak,menyebar
sepan-
jang syaraf motorik tulang belakang sampai ke
spinal
cord.
Tempat masuk C.tetani
Luka tusuk
Luka gores
Luka tabrakan
Luka-luka kecil/ringan/lesi pada
mata/tonsil/OMP
Gigitan hewan & manusia
Luka pada jalan lahir/Abortus
GEJALA & TANDA
* Gejala umum berupa nyeri dan kekakuan
otot
rahang ( trismus atau lockjaw ), perut,
punggung
dan sulit untuk menelan dan kaku leher
* Pada kasus ringan dijumpai trismus,kejang
umum/lokal yang ringan
* Pada kasus moderate,kaku yg bersifat umum,
trismus, dysphagia, otot muka kejang dan
kaku
(risus sardonicus)
* Pada kasus berat reflex meninggi (hyperreflexi
dan hypertoni), opisthotonus yg dpt menim-
bulkan fractur vertebrae, spasme otot larynx,
diapraghma dan otot intercostalis yang meng-
hambat pernafasan ---- cyanosis
* Sering terjadi gangguan system autonomic yg

dpt menimbulkan kematian trtm pd drug


addict
misalnya hypertensi yg berubah ubah,
tachycar-
cardia, hyperhidrosis, vasoconstricsi,hyperpy-
rexia dan cardiac arrest.
* Dijumpai tempat masuknya organisme berupa
luka tusuk, luka yg kotor, Otitis media,
absces
gigi dsb
* Kesadaran tetap baik sampai terjadi hypoxia
atau sampai timbul pengaruh obat yg
diberikan
* Komplikasi
- Pneumonia (penyebab kematian terbanyak)
- Ulcus decubitus
- Thrombophlebitis
- Fractur vertebrae
Menurut keganasan
penyakit,pdrt
digolongkan
TETANUS RINGAN: atas :
- Inkubasi > 14 hari
- Onset ( gejala pertama hingga timbul
spasme)
> 6 hari
- Trismus ringan
- Kesulitan minum/makan ok trismus
bukan ok
dysphagia
TETANUS SEDANG
- Inkubasi 10 14 hari
- Onset 3 6 hari
- Trismus jelas terlihat
- Spasme reflex jelas dan sering
terjadi
- Terjadi dysphagia
TETANUS BERAT
- Inkubasi < 10 hari
- Onset < 3 hari
- Trismus dan dysphagia jelas
- Gangguan pernafasan,spasme
seluruh tubuh
lebih berat dan lebih sering
DIAGNOSA BANDING
Drug reaction ( gol; Phenothiazine )
Meningitis
Subarachnoid hemorrhage
Peritonsilar absces
Epilepsi
Hypocalcemic tetany
Strychnine poisoning
Hysterical tetanus
TREATMENT
Pencegahan pada luka baru :
-Wound toilet: dg perhydrol
(H2O2),Betadine dsb
-Memperlebar luka pada luka tusuk
-Tetanus anti toxin (T.A.T) 1500 I.U
intra muscu
lar atau Toxoid vaccine
Pada penderita tetanus
I. Pengobatan konservatif
-. Penderita dirawat diruang isolasi
diusahakan
setenang mungkin serta agak gelap
-. Diberikan;
- Toxin anti tetanus (TAT) 50 000 iu IV dan
50 000 iu IM atau
Human tetanus immunoglobulin (TIG,H)
3000 6000 iu IM
- Anti biotik:
- Penicilline 1000 000 iu/hari IM slm 10
hari
atau
- Tetracycline 500 mg/6 jam IM
- Cefuroxime
- Erythromycine
- Aticonvulsant/sedative;
- Diazepam 10 mg/6 jam IV/IM dikombina-
sikan dengan
Chloralhydrate 1 gram/6 jam perrectal
atau
Chlorpromazine 100 200 mg/hari IM
- Bila keadaan telah mengizinkan obat parentral
diganti secara oral
- Pada kasus sedang dan berat kalau perlu dilaku
kan; tracheostomy dan nasogastric feeding
- Pada kasus symphathetic overactivity dapat
diberikan Beta blocker;
- Propanolol 40 mg/8 jam
- Labetolol 100 mg/6 jam
- Debridement,eksisi luka dan jaringan nekrotik
II. Curarisasi dan pernafasan buatan dengan
Intermitten positif pressurte respiration
Penyebab kematian:
Komplikasi pernafasan
Spasme otot pernafasan
Kejang glottis
Medullary effect toxin tetanus------
kegagalan
pernafasan
Hyperaktivitas sympatic
( Hypertensi,tachicardia
arythmia,Pyrexia)
Toxic myocarditis
Kerentanan dan
kekebalan
Semua orang rentan thdp tetanus
Immunisasi aktif tetanus toxoid ( TT)-----
kekebalan selama 10 thn ( Immunisasi
Lengkap)
Kekebalan pasif---- sementara stlh pemberian
Tetanus immuno globulin(TIG) atau tetanus
toxin ( serum kuda)
Ibu yg telah mendapat immunisasi TT
lengkap
bayinya terhindar dari tetanus neonatorum.
Cara-cara pembrantasan
1. Penyuluhan mamfaat TT lengkap. Jelaskan ttg
bahaya luka tertutup perlu profilaksis aktif
maupun pasif.
2. Stlh immunisasi dasar lengkap stlh bbrp wkt
diberikan dosis booster sekali---- titer anti
bodi naik cukup tinggi.
3. Tetanus Toxoid diberikan bersama-sama dg
Diptheria Toxoid dan vaksin pertusis (DPT
atau DaPT ).
Pengawasan pdrt,kontak
dan lingkungan terdekat
Lapor ke Dinas Kesehatan setempat.
Tindakan isolasi : Tidak ada.
Tindakan disinfeksi segera : Tidak
ada.
Tindakan karantina : Tidak ada.
Immunisasi thdp kontak : Tidak ada.
Lakukan investigasi kasus utk
mengetahui derajat dan asal luka
TETANUS
NEONATORUM
Dr.Rahmat Nasution DTM&H
MSc SpParK
Masalah serius dimana cakupan pelayanan
kesehatan antenatal dan immunisasi TT kpd ibu
hamil rendah.
WHO masih mencatat 500.000 kematian
tetanus neonatorum di negara-negara
berkembang, trtm lahir dari ibu tidak pernah
mdpt immunisasi TT dan ditolong dukun
beranak diluar RS.
Spora tetanus masuk melalui puntung tali
pusat yg dipotong dg alat yg tidak steril.
Pembalut yg tidk steril dan diberi
ramuan-ramuan yg terkontaminasi
dg spora tetanus.
Gejala dan tanda.
Bayi tidak bisa minum susu.
Pada awal lahir bayi menangis keras dan
mengisap susu dg kuat, namun bbrp hari
kemudian tidak bisa mengisap susu lagi ok
-. Trismus.
-. Kaku otot dan kejang seluruh tubuh.
-. Risus sardonicus (mulut mencucu spt mulut
ikan.
-. Opisthotonus.
Pencegahan
Meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan antenatal dg pemberian
immunisasi TT kpd Wanita Usia Subur
(WUS).
Meningkatkan cakupan pertolongan
persalinan yg dilakukan tenaga profesional.
Perizinan dan pengawasan ketat thdp bidan
praktek
Supervisi yg ketat thdp peralatan dan
teknik asepsis dlm pertolongan persalinan.
DIFTERIA
Dr.Rahmat Nasution DTM&H
MSc SpParK
Penyebab penyakit
Corynebacterium diphtheria dri
biotipe gravis,mistis atau
intermedius.
Bakteri membuat toksin bila bakteri
terinfeksi oleh coryne bacteriophage
yg mengandung diphtheria toxin
gene tox.
Identifikasi
Difteria adlh penyakit bakteri akut terutama
menyerang tonsil,pharynx, larynx, hidung,
terkadang menyerang selaput lendir, kulit,
konjunctiva atau vagina.
Timbulnya lesi yg khas disbbkn cytotoxin
spesifik yg dilepas bakteri.
Lesi brp membrane asimetrik ke abu-abuan
yg diklilingi daerah inflamasi.
Tenggorokan terasa sakit, kelenjar limfe
membesar dan melunak.
Pd kasus sedang dan berat ditandai
pembengkakan dan oedema di leher dg
pbtkn membrane pd trachea secara
ekstensif dpt tjd obstruksi jalan nafas.
Toksin dpt menyebabkan myocarditis
dg heart block dan kegagalan jantung
kongestif yg progresif.
Bisa terjadi neuropati yg mirip Guillain
Barre Syndrom.
Diagnosa ditegakkan dg ditemukannya
membrane asimetris keabu-abuan
khususnya menyebar ke ovula dan
palatum molle pd pdrt
tonsilitis,pharingitis atau limadenopati
leher atau discharge seroanguinus dari
hidung.
Diagnosa difteria dikonfermasi dg
pemeriksaan bakteriologis thdp sediaan
yg diambil dari lesi.
Distribusi penyakit
Di negara subtropis muncul pada
bulan-bulan temp lbh dingin.
Di negara tropis variasi musim kurang
jelas, yg sering tjd infeksi subklinis
difteri kulit.
Terutama menyerang anak-anak dibwh
15 thn yg blm di immunisasi, sering
juga pada kelompok remaja yg blm
diimmunisasi.
Reservoir : Manusia.
Cara penularan :
Melalui kontak dg penderita atau carrier,
jarang melalui peralatan yg tercemar oleh
discharge dari lesi pdrt difteri. Susu yg tdk
dipasteurisasi dpt berperan sebagai media
penularan.
Masa inkubasi : 2 5 hari atau lebih lama.
Masa penularan : Masa penularan
beragam, ttp menular sampai tdk
ditemukan bakteri dari discharge atau lesi.
Kerentanan dan
kekebalan
Bayi yg lahir dari ibu yg immun biasanya
immun juga, perlindungan bersifat pasif
biasanya hilang sblm 6 bulan.
Imunitas seumur hidup mungkin terjadi
pd pdrt yang sembuh dari penyakit atau
dari infeksi subklinis
Immunisasi dg toxoid memberikan
kekekbalan cukup lama ttp tidak seumur
hidup.
Pembrantasan
Penyuluhan penting.
Pembrantasan yg efektif dg melakukan
immunisasi aktif massal dg Diftheria Toxoid
(DT) pd bayi dg pemberian immunisasi DTP
atau DTP-Hib.
Jadwal Immunisasi disesuaikan dg
kebijakan pemerintah setempat.
Immunisasi dasar utk vaksin DTaP atau
DTP-Hib 3 dosis pertama diberikan dg
interval 4-8 minggu.
Dosis I; bayi berumur 4-8 minggu. Dosis
ke IV;
setelah 6-12 bulan stlh dosis ke III. Dosis
ke V; pd usia 4-6 tahun ( sblm masuk
sekolah)
Untuk anak diatas 7 thn dosis booster
dipakai diptheria toxoid (dewasa) dg
kadar yg rendah.
Bagi mereka yg terpajan dg penderita spt
petugas kesehatan diberikan immunisasi
dasar lengkap setiap sepuluh tahun sekali.
Penanganan Penderita,
Kontak dan Lingkungan
Laporan kpd petugas kesehatan
setempat(wajib) sekitar
Isolasi ketat thdp pdrt difteria faringeal,difteria
kulit thdp kontak hingga 2 kultur dari sample
tenggorokan dan hidung(kulit) hasilnya negatif
tdk ditemukan basil. Jarak 2 kultur tdk kurang
24 jam setelah penghentian anti biotika.
Jika kultur tdk mungkin dilakukan tindakan
isolasi diakhiri 14 hari stlh pemberian AB yg
tepat.
Desinfeksi serentak,thdp alat dan barang-
barang yg tercemar.
Karantina; dilakukan thdp dewasa yg bekerja
pd pengolahan makanan ( susu), diistirahatkan
sampai pemeriksaan bakteriologis
menyatakan mereka bukan carrier.
Manajemen kontak; semua kontak dilakukan
kultur dari sample hidung dan
tenggorokan,diawasi sampai 7 hari. Diberikan
dosis tunggal Benzanthine Penicilline IM.
Investigasi kontak dan sumber infeksi.
Pengobatan spesifik;
Secara klinis seseorang diduga kuat
menderita difteri antitoksin hrs segera
diberikan tanpa menunggu hasil bakteriologis.
Diptheria antitoxin(DAT) dosis tunggal 20.000

100.000 unit IM tergantung berat ringan dan
luasnya penyakit.
Pemberian antibiotik tdk dapat menggantikan
antitoxin.Pemberian Procain Penillin G(IM)
dosis 25.000 50.000 unit/Kg BB tutk anak-
anak, 1,2 juta unit/Kg BB pada dewasa
perhari.
Erythromycin 40 -50 mg/Kg BB
perhari max 2 gr perhari parenteral
Jika pdrt sdh bisa menelan dg baik
Erythromycine dpt diberikan
peroral dibagi 4 dosis perhari, atau
Penicilline V 125 250 /6 jam per
oral selama 14 hari.
PERTUSSIS

Dr. Rahmat Nasution DTM&H


MSc SpParK
Identifikasi
Penyakit bakterial akut yg menyerang saluran
pernafasan disbbkan Bordetella pertussis.
Pertussis(Whooping Cough, Batuk rejan, Batuk
bangkong, batuk seratus hari, kinghus)
Stdm kataral ditandai dg serangan berupa
batuk irritatif, paroxismal berlangsung selama
1-2 minggu dan berakhir 1 2 bulan atau lebih.
Serangan paroxysmal ditandai dg batuk keras
beruntun, setiap seri batuk spt burung gagak
yg khas atau dg tarikan nafas yg keras dan
melengking.
Serangan paroxysmal diakhiri dg keluarnya
lendir jernih dan liat sering diikuti dg
muntah.
Pd kelompok masyarakat yg tdk
diimmunisasi dan kurang gizi dan infeksi
ganda pd saluran pencernaan dan
pernafasan, pertussis dpt menyebabkan
kematian pada bayi dan anak.
Pneumonia mrpkn sebab kematian yg paling
sering, Encephalopathy yg fatal,hypoxia,
muntah yg berulang dpt terjadi,atelektase,
hernia dan kejang sering dijumpai
Distribusi penyakit
Penykt endemis sering menyerang anak-
anak (usia dini), world-wide, tdk tergantung
etnis, cuaca atau lokasi geografis.
KLB terjadi periodik 3 4 thn.
Reservoir; manusia satu-satunya hospes
Penularan melalui kontak langsung dg
discharge selaput lendir saluran pernafasan
dari org terinfeksi melalui udara.
Masa inkubasi; 7 20 hari.
Masa penularan; Sgt menular pd
stdm kataral sblm stdm paroxysmal.
Selanjutnya tingkat penularannya
menurun secara bertahap dan dpt
diabaikan ssdh 3 minggu utk kontak
bukan serumah.
Bila diobati dg erythromycin,
clrithromycin, azithromycin masa
menular biasanya 5 hari atau kurang.
Kerentanan dan
Kekebalan
Anak-anak yg tdk diimmunisasi
umumnya rentan infeksi.
Immunitas transplacental tdk ada.
Incidence tertinggi pd anak umur
dibawah 5 thn.
Sekali serangan menimbulkan
kekebalan dlm waktu yg lama
walaupun dpt terjadi serangan ke 2
disebabkan B.parapertussis.
Pemberantasan
Penyuluhan kpd masyarakat khusunya
orang tua bayi ttg bahaya pertussis dan
mamfaat immunisasi mulai usia 2 bln.
Immunisasi dasar direkomendasikan 3
dosis vaksin, biasanya dikombinasikan
diptheria dan tetanus toxoid yang diserap
dlm garam aluminium
( vaksin absorbsi Diptheria dan tetanus
toxoid dan Pertusis, USP,DPT,DTwP atau
DTaP dan booster.
Pd kejadian luar biasa,
dipertimbangkan utk memberi
perlindungan kpd petugas kesehatan
yg terpajan dg kasus pertussis dg
memberikan erythromycin selama
14 hari. Sebagai alternatif dpt
diberikan Chlarithromycin dan
azithromycin yg cukup mahal.
Pengawasan
penderita,kontak dan
Laporan kpd instansi kesehatan
setempat.
lingkungan
Isolasi saluran pernafasan untuk kasus
yg sdh pasti. Utk tersangka tersangka
segera dipindahakan dari lingkungan
anak-anak kecil dan bayi.
Desinfeksi serentak dilakukan thdp
discharge dari hidung dan tenggorokan,
serta alat-alat yg dipakai pdrt.
Karantina ; lakukan karantina thdp kontak
yg tdk pernah diimmunisasi atau yg tidak
diimmunisasi lengkap. Tidak diizinkan
sekolah atau ketempat-tempat yg ramai.
Larangan berlaku samapi 21 hari sejak
terpajan dg penderita.
Perlindungan thdp kontak.
Penyelidikan thdp kontak dan sumber
infeksi.
Pengobatan spesifik dg erythromycine,
chlaritomycin atau azithromycin
memperpendek penularan.
PLAGUE( PES )
Essential of Diagnosis.
-. Kemungkinan besar dpt menginfeksi
orang yg tinggal di daerah endemik atau
wisatawan yang berkunjung ke daerah
endemik, ditandai dg demam akut, tubuh
merasa lemah dan sakit, tender adenopathy.
Yersenia pestis dpt ditemukan pada kultur
darah atau kultur yang berasal dari aspirasi
bubous atau sputum pdrt type pneumonic.
Pewarnaan Gram dri aspirasi bubo
atau sputum terlihat gambaran yg
khas brp bipolar safety pin
gram negatif microorganisme.
Y pestis tumbuh aerobik pada
sebagian besar media ssdh 48 72
jam.
Pathogenesis
Sesudah terjadi inokulasi oleh flea
( pinjal ) yg mengandung Y pestis
segera di phagocyte oleh leukocyte dan
macrophage, secara cepat mereplikasi
dan menghasilkan virulence antigens.
Mikroorganisme ini sgt resistant
( tahan ) daya bunuh intracellular,
memperbanyak diri pd lymphnode
regional dan memasuki darah dan organ
viscera dpt meninbulkan toxemia.
Plague toxin dpt menimbulkan
perdarahan berat ( Bleeding
diathesis ) oleh karena efeknya pada
dinding pembuluh darah shg terjadi
disseminated intravascular
coagulation ( DIC)
CHANCROID
Chancroid pd awalnya terjadi dlm bentuk
papula pada genitalia ssdh masa inkubasi 4-
7 hari. Papula yg terjadi dikelilingi
erythema dan ssdh 2 3 hari tbtk pustula,
secara spontan akan rupture membentuk
ulcus yg bbtk bulat. Ulcus
ditandai dg nyeri tekan cenderung mudah
berdarah. Daerah sekitar hampir tdk
terlihat adanya tanda-tanda inflamasi.
Lymphnode inguinal terinfeksi 50%
dan bisaterjadi fluctuasi dan rupture
spontan.
Terkadang chancroid berupa
multiple ulcer yang menyatu.
Ulcus timbul dan dapat hilang
spontan, dan inguinal adenitis dg
suppurative stlh 1- 3 minggu.
LABORATORIUM
Seperti juga pd ; meningitis,
epiglottitis,pnemo-
nia, pyogenic arthritis atau cellulitis dlm
banyak kasus disebabkan oleh infasiv H
influenza type-b.
Kultur darah biasanya positif.
H influenza dpt dikultur dari sample yg
berasal, pleural fluid, joint fluid,
pericardail fluid yg diambil dari penderita.

Anda mungkin juga menyukai